IX. Manajemen Kas dan Surat Berharga 1.Pendahuluan 1.1. Motif Memegang Kas a. Motif transaksi. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transaksi. b. Motif berjaga-jaga. Kas diperlukan untuk berjaga-jaga menghadapi ketidakpastian di masa mendatang. c. Kebutuhan di masa mendatang. Kebutuhan kas bisa meningkat pada saat ada kejadian-kejadian tertentu di masa mendatang. d. Saldo kas minimal (compensating balances). Bank sering mensyaratkan saldo minimal di rekening perusahaan di bank. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 186
1.2. Manajemen Kas Ada tiga hal ketika mengelola kas: a. Mempercepat pemasukan kas. b. Memperlambat pengeluaran kas. c. Memelihara saldo kas yang optimal. Dengan mempercepat pemasukan kas, dan memperlambat pengeluaran kas diharapkan cash availability (ketersediaan kas) akan meningkat. Semakin besar ketersediaan kas (atau kas yang bisa dipegang oleh perusahaan), semakin baik untuk perusahaan, karena siklus kas (cash conversion cycle) yang kecil akan menurunkan investasi pada modal kerja. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 187
2. Mempercepat Pemasukan Kas dan Memperlambat Pengeluaran Kas 2.1. Mempercepat Pemasukan Kas a. Penjualan tunai. Cara ini tentunya merupakan cara yang paling langsung. Dengan penjualan tunai (tanpa piutang) akan segera memperoleh kas. b. Potongan kas (Cash discount). Potongan kas ditujukan untuk mempercepat pembayaran piutang oleh pembeli/pelanggan perusahaan. c. Desentralisasi pusat penerimaan pembayaran. Misal pelanggan tersebar secara geografis, dan pelanggan mempunyai kebiasaan menggunakan pos-wesel sebagai alat pembayaran, atau cek pribadi pada negara maju. Untuk mempercepat perjalanan uang tersebut, perusahaan bisa menyebarkan pusat penerimaan. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 188
2.2. Memperlambat Pengeluaran Kas a. Pembelian dengan kredit. Pembelian dengan kredit berarti supplier mendanai lebih dulu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan mempunyai kesempatan menunda pengeluaran kas. b. Memanfaatkan float. Float merupakan selisih perbedaan saldo bank dengan saldo kas perusahaan. c. Menggunakan draft. Draft merupakan tanda bayar yang harus diotorisasi oleh pihak perusahaan untuk kemudian dibayarkan. Istilah kas bon sering digunakan. d. Pembayaran Secara Sentral. Dalam cara ini, setiap tagihan yang datang ke cabang perusahaan akan diserahkan ke pusat untuk dimintakan otorisasi. Setelah pusat memberikan otorisasi, baru kemudian diserahkan lagi ke cabang dan kemudian bisa dibayarkan. e. Cek dibayar pada hari tertentu. Cek bisa dipakai untuk memperlambat pembayaran kas. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 189
2.3. Analisis Manfatat dan Biaya untuk Mempercpat atau memperlambat Aliran Kas Analisis manfaat-biaya bisa digunakan untuk memutuskan apakah alternatif mempercepat atau memperlambat aliran kas sebaiknya dilakukan atau tidak. Alternatif akan dilakukan jika manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan biayanya. Manfaat bisa dihitung sebagai biaya bunga yang bisa diperoleh jika perusahaan memegang kas. 3. Menentukan Saldo Kas Optimal Perusahaan diharapkan memegang saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas yang bisa menjaga likuiditas perusahaan, tetapi juga bisa menjaga produktivitas perusahaan. C = 2bT i Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 190
C = Saldo kas optimal yang akan kita cari i = Tingkat bunga T = Total kebutuhan kas dalam satu periode b = Biaya order kas 3.1. Model Persediaan Kas (Model Baumol) Untuk menghitung saldo kas optimal, kita perlu mengetahui biaya yang berkaitan dengan penyimpanan kas. Setelah itu kita bisa meminimalkan biaya tersebut. Dengan kata lain, tujuan dari model ini adalah menghitung saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas yang bisa meminimalkan total biaya transaksi. Total biaya transaksi terdiri dari dua item: a. Biaya simpan: merupakan biaya kesempatan (opportunity cost) yang muncul karena perusahaan memegang kas (bukan surat berharga) atau biaya kesempatan adalah pendapatan bunga yang tidak bisa diperoleh karena perusahaan memegang kas. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 191
b. Biaya transaksi: biaya transaksi dihitung dari biaya yang harus dikeluarkan ketika manajer keuangan menjual surat berharga atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kas. Biaya total (TC) = TC = C 2 i + T C b C = Saldo kas optimal yang akan kita cari i = Tingkat bunga T = Total kebutuhan kas dalam satu periode b = Biaya order kas Jika saldo kas optimal besar biaya simpan akan lebih tinggi biaya transaksi akan lebih kecil. Jika saldo kas optimal kecil perusahaan akan semakin sering mengisi kas semakin tinggi biaya transaksi pengadaan kas, tetapi biaya simpan semakin kecil, karena rata-rata persediaan menjadi lebih kecil. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 192
Contoh Perusahaan Panca Warna meperkirakan pengeluaran kas secara keseluruhan untuk tahun yang akan datang sebesar Rp5.400.000,-. Untuk memenuhi kebutuhan kas tersebut perusahaan akan menjual surat berharga secara periodik. Return yang diperoleh dari surat berharga 12% per tahun dan biaya transaki sebesar Rp.40,- per transaksi. Hitunglah: a. Transaski yang optimal dengan menggunakan model persediaan (model Baumol). b. Rata-rata cash balance c. Frekuensi transaksi dalam satu tahun Penyelesaian a. Transaksi yang optimal Kebutuhan kas (T) = 5.400.000 Biaya transaksi (b) = 40 Return (i) = 12% = 0,12 Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 193
C = 2bT i C = [ (2 x 40 x 5.400.000) / (0,12) ] (1/2) = 60.000 Jadi transaksi yang optimal = Rp60.000,- b. Rata-rata cash balance = [60.000] / 2 = Rp30.000,- c. Frekuensi transaksi dalam satu tahun = [5.400.000] /[60.000] = 90 kali 3.2. Model Random Aluran Kas Jika ketidakpastian aliran kas cukup besar, maka model persediaan kas (model Baumol) tidak bisa digunakan lagi. Untuk itu digunakan model Miller-Orr, mengasumsikan saldo aliran kas harian yang bersifat random, tidak konstan seperti pada model Baumol. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 194
Z = 3 3b δ 2 4 i H = 3Z C = ( 4Z) 3 z = Batas bawah kas H = Batas atas kas b = Biaya transaksi merubah kas/surat berharga δ 2 = Varians aliran kas bersih harian i = Tingkat bunga harian pada surat berharga C = Saldo kas optimal yang akan kita cari Langkah-langkah menghitung saldo kas dengan menggunakan model Miller-Orr: a. Menentukan batas minimal, apakah 0 atau jumlah tertentu yang menjadi jumlah minimal yang aman (minimum safety). Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 195
b. Menghitung standar deviasi aliran kas harian. Standar deviasi bisa dihitung dengan menggunakan data historis aliran kas bersih harian. c. Menentukan tingkat bunga harian. d. Memperkirakan biaya transaksi pembelian/ penjualan surat berharga. Contoh Marjuki seorang pengusaha mebel mengamati ternyata pengeluaran kas setiap hari bersifat acak. Deviasi standar kas harian ditaksir Rp5.000.000,-. Kas yang tidak dipergunakan dapat diinvestasikan pada saham dengan return per bulan 1,1%. Biaya transaksi untuk menjual obligasi ditaksir sebesar Rp100.000,- per transaksi. Perusahaan menetapkan batas minimal kas sebesar Rp5.000.000,-. Manajer tersebut ingin menerapkan model Miller-Orr untuk pengelolaan kas perusahaan. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 196
Hitunglah: a. Berapa jumlah obligasi yang harus dijual pada saat saldo kas mencapai Rp5.000.000,- b. Batas maksimal saldo kas perusahaan c. Berapakah rata-rata saldo kas peruahaan. Penyelesaian: a. Jumlah obligasi yang harus dijual (Z) Biaya transaksi per transaksi (b) = Rp100.000,- Deviasi standar (δ) = Rp5.000.000,- Return (i) = 0,011 per bulan per hari = [ 0,011 / 30 ] = 0,0003667 Z = 3 3b δ 2 4 i Z = 3 3x100.000 x5.000.000 4 x0,0003667 2 Z = Rp17.227.800,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 197
b. Batas maksimal saldo kas perusahaan (H) H = 3Z + Saldo minimal H = [3 x 17.227.800] + 5.000.000 = Rp56.683.400,- c. Saldo kas rata-rata (C) ( 4Z) C = + Saldo minimal 3 C = [ (4x17.227.800) / 3 ] + 5.000.000 = Rp27.970.400,- 3.3. Sinkronisasi Pengeluaran dan Pemasukan Kas melalui Anggaran Kas Optimalisasi saldo kas bisa dilakukan dengan menggunakan anggaran kas. Dalam anggaran kas, manajer keuangan akan memperkirakan kas masuk dan kas keluar di masa mendatang. Kemudian saldo kas akan diperoleh dengan Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 198
mengurangkan kas keluar terhadap kas masuk. Jika saldo kas yang diperoleh lebih besar dari target saldo kas, maka perusahaan sudah harus bersiap-siap mencari alternatif investasi kelebihan kas tersebut. Sebaliknya, jika saldo kas yang diperoleh ternyata lebih kecil dari target saldo kas, maka perusahaan harus bersiap-siap mencari alternatif untuk memperoleh kas tambahan, misal dari pinjaman jangka pendek. Contoh Soal 1 PT Merah Delima mengamati tentang pengeluaran kas setiap hari perussahaan dia bekerja relatif konstan. Pengeluaran per bulan rata-rata Rp.600.000.000,- kalau kas tersebut dibelikan obligasi setiap bulan akan memperoleh keuntungan 1%. Biaya transaksi setiap kali transaksi Rp.40.000,-. Hitunglah: a. Jumlah obligasi yang seharusnya dijual kalau menggunakan model persediaan. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 199
b. Rata-rata cash balance jika saldo kas minimal Rp20.000.000,- c. Jika ada perobahan kebijakan saldo kas minimal menjadi Rp50.000.000,-, apakah perobahan kebijakan tersebut benar. Penyelesaian: a. Jumlah obligasi yang seharusnya dijual (C) Kebutuhan kas per bulan (T) = Rp.600.000.000,- Biaya transaksi per transaksi (b) = Rp.40.000,- Return (i) = 1% per bulan = 0,01 C = 2bT i C = [ (2 x 40.000 x 600.000.000) / (0,01) ] (1/2) = 69.282.000 Jadi transaksi yang optimal = Rp69.282.000,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 200
b. Rata-rata cash balance = (69.282.000 + 20.000.000) / 2 = Rp44.641.000,- c. Jika ada perobahan kebijakan kas minimal menjadi Rp50.000.000,- b. Saldo kas minimal Rp20.000.000,- Biaya saldo kas minimal = (0,01) x (20.000.000) Biaya transaksi = [ (600.000.000) / (69.282.000) ] x (40.000) Biaya penyimpanan = [ (69.282.000) / (2) ] x (0,01) Jumlah c. Saldo kas minimal Rp.50.000.000 Biaya saldo kas minimal = (0,01) x (50.000.000) Biaya transaksi = [ (600.000.000) / (69.282.000) ] x (40.000) Biaya penyimpanan = [ (69.282.000) / (2) ] x (0,01) Rp200.000,- Rp346.410,- Rp346.410,- Rp892.820,- Rp500.000,- Rp346.410,- Rp346.410,- Jumlah Rp1.192.820,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 201
Contoh Soal 2 PT Intan Gemerlap memiliki pola pengeluaran kas setiap hari bersifat acak. Deviasi standar kas harian ditaksir Rp12.000.000,-. Kas yang tidak dipergunakan dapat diinvestasikan pada saham dengan return per tahun 11%. Biaya transaksi untuk menjual obligasi ditaksir sebesar Rp.240.000,- per transaksi. Perusahaan menetapkan batas minimal kas = Rp.10.000.000,-. Manajer tersebut ingin menerapkan model Miller-Orr untuk pengelolaan kas perusahaan. Asumsi 1 tahun = 360 hari. Hitunglah: a. Berapa jumlah obligasi yang harus dijual pada saat saldo kas mencapai Rp.8.000.000,-. b. Batas maksimal saldo kas perusahaan. c. Berapakah rata-rata saldo kas peruahaan. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 202
Penyelesaian: a. Jumlah obligasi yang harus dijual (Z). Biaya transaksi per transaksi (b) = Rp240.000,- Deviasi standar (δ) = Rp12.000.000,- Return (i) = 0,11 per tahun per hari = 0,0003056 Z = 3 3b δ 2 4 i Z = 3 3x240.000 x12.000.000 4 x0,0003056 2 Z = Rp.24.510.550,- b. Batas maksimal saldo kas perusahaan (H) H = 3Z + Saldo kas minimal H = [3 x 17.227.800] + 5.000.000 = Rp81.531.650,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 203
c. Saldo kas rata-rata (C) ( 4Z) C = + Saldo kas minimal 3 C = [ (4x24.510.550) / 3 ] + 8.000.000 = Rp40.680.733,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 204
Daftar Pustaka Brigham, Eugene F. dan Philip R. Davis (2004), 8 th Edition, Intermediate Financial Management, Thompson South Western, USA. Hanafi, Mamduh M. (2008), Edisi 1, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Husnan, Suad (1998), Edisi 4, Kumpulan Soal dan Penyelesaiannya Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, BPFE, Yogyakarta. Sartono, Agus R. (2000), Edisi 3, Ringkasan Teori Manajemen Keuangan Soal dan Penyelesaiannya, BPFE, Yogyakarta. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Kas & Surat Berharga 205