INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan. Tujuan ANC menurut Manuaba (2009) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan bagi pada masa perinatal. Hal ini ditandai oleh

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN

PERANAN DOKTER KELUARGA DALAM KESEHATAN MATERNAL

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam

Transkripsi:

KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN Oleh : Anik Sulistiyanti 1, Sunarti 2 AKBID Citra Medika Surakarta Email : anick_yo@ymail.com ABSTRAK Komplikasi kehamilan seperti perdarahan, preeklampsia/eklampsia dan aborsi merupakan penyebab utama dari 80% angka kematian ibu (AKI). Berdasarkan kondisi data derajat kesehatan di Indonesia tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 228 per 100.000 kelahiran Antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil selama kehamilan hingga saat melahirkan (Yelvira, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pelayanan Antenatal Care oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen Jenis penelitian : penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh bidan praktik yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen.data primer dengan menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data dengan Analisis Univariat. Luaran dari Penelitian ini adalah publikasi ilmiah dalam jurnal lokal yang mempunyai ISSN. Hasil penelitian : standar 1 sampai 6 yaitu pemeriksaan ukur tinggi badan, timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT dan pemberian tablet Zat Besi (Fe) sudah dilaksanakan 100% oleh bidan. Standar 7 tes terhadap PMS yang melaksanakan hanya 3%, yang tidak melaksanakan 97%. Standar 8 tentang temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan sudah dilaksanakan 100%. Standar 9 tentang tes protein urine 95% yang melaksanakan sedangkan 5% tidak melaksanakan. Standar 10 tes urine glukosa 17% melaksanakan, sedangkan 83% tidak melaksanakan. Standar 11 tes Hb 100 %. Standar 12 senam hamil 83% melaksanakan sedangkan 17% tidak melaksanakan. Standar 13 pemberian obat malaria dan standar 14 pemberian obat gondok 100% tidak melaksanakan. Kata kunci: Antenatal Care, Bidan PENDAHULUAN Komplikasi kehamilan seperti perdarahan, preeklampsia/eklampsia dan aborsi merupakan penyebab utama dari 80% angka kematian ibu (AKI). Berdasarkan kondisi data derajat kesehatan di Indonesia tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup.departemen Kesehatan menargetkan penurunan AKI berdasarkan target nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2014 mencapai 118 per 100.000 kelahiran hidup. Target AKI di Indonesia ini masih sangat jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk mengurangi AKI tersebut pemerintah Indonesia telah melaksanakan program Safe motherhood. Safe mother hood mempunyai 4 pilar. Salah satu pilar safe motherhood tersebut adalah antenatal care. Antenatal care merupakan cara Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 42

penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil selama kehamilan hingga saat melahirkan (Yelvira, 2012) Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi pada ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Untuk itu bidan harus mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang ditetapkan khususnya bidan desa sebagai ujung tombak, dengan peran serta yang proaktif dari petugas supervise sebagai penyelia untuk bidan di desa diharapkan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta meningkatkan cakupan : kunjungan pertama ibu hamil (K1), kunjungan ke empat ibu hamil (K4), dan semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kerja terlatih, semua komplikasi obstetri mendapat pelayanan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia reproduksi mendapat akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Linda, 2007). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penatalaksanaan pelayanan Antenatal Care oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen TINJAUAN PUSTAKA Antenatal Care Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan pada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya (Depkes RI, 2003). Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2007). Menurut Saifudin (2002), bahwa tujuan Antenatal Care adalah: 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social, dan bayi. 3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara normal. Tujuan dari Antenatal Care seperti dikutip dalam Manuaba (2007), adalah : 1. Mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas. 2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan nifas. 3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. 4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta perinatal. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 43

Untuk melakukan Antenatal Care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti : dokter spesialis ginekologi, dokter perawat, bidan maupun tenaga terlatih seperti dukun bersalin terlatih. Pelayanan Antenatal care dapat diakses di Posyandu, Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek swasta (Depkes RI, 2003). Kegiatan dalam pemeriksaan dan pengawasan kehamilan meliputi (Depkes RI, 200) : 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan laboratorium 3. Intervensi dasar 4. Intervensi khusus sesuai kondisi 5. Memberikan konseling atau pengetahuan 6. Motivasi ibu hamil agar dapat merawat diri selama hamil. Menurut Kusmiyati (2009), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal perawatan Antenatal Care yang disebut 14 T, yaitu : 1. Tinggi badan 2. Timbang berat badan 3. Ukur tekanan darah 4. Ukur tinggi fundus uteri 5. Pemberian imunisasi TT lengkap 6. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil 7. Tes terhadap penyakit seksual menular 8. Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan. 9. Tes protein urine 10. Tes urine glukosa 11. Tes Hb 12. Senam hamil 13. Pemberian obat malaria 14. Pemberian obat gondok Kunjungan ibu hamil adalah kontak antar ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumah. Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu di pantau jika terjadi penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya. Menurut Manuaba (2007), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. 2. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan. 3. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan. 4. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah (1) Trimester I dan II setiap bulan sekali, dan (2) Trimester III setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 44

Menurut Prawirohardjo (2005), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7-9) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut : Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II, pada kunjungan ini dilakukan : 1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstetric dan ginekologi 2. Pemeriksaan fisik ; tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain. 3. Pemeriksaan obstetric ; usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar. 4. Pemeriksaan laboratorium ; urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, diff, Golongan darah, Rhesus, dan gula darah). 5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). 6. Penilaian resiko kehamilan.. 7. KIE pada ibu hamil tentang kebersihan diri dan gizi ibu hamil. 8. Pemberian imunisasi TT 1. Kunjungan III, 28-32 minggu, pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin, kelainan cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Anamnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu. 2. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan lagi). 3. Pemeriksaan dengan USG, Biometri janin. (besar dan usia kehamilan), aktifitas janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta. 4. Penilaian resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium. 5. KIE tentang perawatan payudara. 6. Pemberian imunisasi. Kunjungan IV kehamilan 34 minggu. Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium ulang. Kegiatan adalah : 1. Anamnese keluhan dan gerakan janin. 2. Pengamatan gerak janin 3. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pemeriksaan panggul dalam bagi kehamilan pertama). 4. Penilaian resiko kehamilan. 5. Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah. 6. Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi. Kunjungan V (36 minggu), kunjungan VI (38 minggu), kunjungan VII (40 minggu) (2 minggu 1 kali). Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan yang secara klinis : 1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan. 2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah). 3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik. 4. Penilaian resiko kehamilan. 5. USG ulang pada kunjungan IV 6. KIE tentang senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan persalinan. 7. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester III 8. Penyuluhan diet sehat 5 sempurna. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 45

Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali). Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain. 2. Pengamatan gerak janin. 3. Pemeriksaan fisik dan obstetric. 4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin sehubungan dengan timbulnya kontraksi. 5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan rencana untuk melahirkan. 6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur kehamilan harus semakin sering memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilannya semakin tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya. Bidan Dalam jurnal penelitian, Uliyah (2008) dalam (Nazriah, 2009) pengertian Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia atau IBI (2006) adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktek, Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan peraturan Menkes RI.Nomor 900/Menkes ISK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan. Federation of International Gynaecologist and Obstetritian atau FIGO (1991) dan World Health Organization atau WHO (1992) mendefinisikan bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. (Depkes RI, 2007) Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan baik bagi wanita sebagai pusat keluarga maupun masyarakat pada umumnya, tugas ini meliputi antenatal, intranatal, postnatal, asuhan bayi baru lahir, persiapan menjadi orangtua, gangguan kehamilan dan reproduksi serta keluarga keluarga berencana. Bidan juga dapat melakukan praktek kebidanan pada Puskesmas, Rumah sakit, klinik bersalin dan unit-unit kesehatan lainnya di masyarakat. (Nazriah, 2009) METODE PENELITIAN Tahap penelitian ini dimulai dari perijinan. Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen dengan waktu penelitian Bulan April sampai dengan September 2015. Rancangan Penelitian dalam penelitian ini yaitu jenis Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 46

penelitian deskriptif dengan desain penelitian pendekatan cross sectional ( Notoadmodjo,2005 ). Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen berjumlah 60 orang dengan penentuan sampel menggunakan Total Sampling. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah dengan menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data dengan Analisis Univariat. Proses penelitian diawali dengan tahap perijinan. Pada tahapan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari survei, pengambilan data dan penelitian terhadap bidan di lapangan. Selanjutnya pada tahap kedua, peneliti menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Bidan yang berdinas di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen. Tahap ketiga, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan instrumen yang telah ditetapkan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Setelah data terkumpul, masuk ke tahap ke empat yaitu memasukkan data ke komputer untuk dianalisis. Dari hasil analisis tersebut ditarik kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Masaran dari segi umur dan pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Umur responden No Umur Jumlah Persentase 1 20 45 tahun 56 93 % 2 45 60 tahun 4 7 % Jumlah 60 100 % Berdasarkan tabel 5.1 bahwa usia responden/bidan di wilayah kerja Puskesmas Masaran sebanyak 93% adalah dewasa awal dan dewasa menengah sebanyak 7%. Tabel 2. Pendidikan responden No Pendidikan Jumlah Persentase 1 DI Kebidanan 2 3 % 2 DIII Kebidanan 48 80 % 3 DIV Kebidanan 10 17 % Jumlah 60 100% Berdasarkan tabel 5.2 bahwa pendidikan responden/bidan di wilayah kerja Puskesmas Masaran sebanyak 80% adalah DIII Kebidanan, 17% DIV kebidaan dan 3% DI Kebidanan. Tabel 3 Hasil Penelitian pelayanan Antenatal Care oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen No Standar ANC 14 T Frekuensi Ya % Tidak % 1 Ukur tinggi badan 60 100% 0 0% 2 Timbang berat badan 60 100% 0 0% 3 Ukur tekanan darah 60 100% 0 0% 4 Ukur tinggi fundus uteri 60 100% 0 0% 5 Pemberian imunisasi TT 60 100% 0 0% 6 Pemberian tablet zat besi 60 100% 0 0% minimal 90 tablet selama hamil Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 47

7 Tes terhadap penyakit menular 2 3% 58 97% seksual (PMS) 8 Temu wicara dan konseling 60 100% 0 0% dalam rangka rujukan 9 Tes protein urine 57 95% 3 5% 10 Tes urine glukosa 10 17% 50 83% 11 Tes Hb 60 100% 0 0% 12 Senam hamil 50 83% 10 17% 13 Pemberian obat malaria 0 0% 60 100% 14 Pemberian obat gondok 0 0% 60 100% Sumber : Data Primer, 2015 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan memperoleh data primer tentang pelaksanaan pelayanan Antenatal Care oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Masaran Sragen sebagai berikut : standar 1 sampai 6 yaitu pemeriksaan ukur tinggi badan, timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT dan pemberian tablet Zat Besi (Fe) sudah dilaksanakan 100% oleh bidan. Standar 7 tes terhadap PMS yang melaksanakan hanya 3%, yang tidak melaksanakan 97%. Standar 8 tentang temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan sudah dilaksanakan 100%. Standar 9 tentang tes protein urine 95% yang melaksanakan sedangkan 5% tidak melaksanakan. Standar 10 tes urine glukosa 17% melaksanakan, sedangkan 83% tidak melaksanakan. Standar 11 tes Hb 100 %. Standar 12 senam hamil 83% melaksanakan sedangkan 17% tidak melaksanakan. Standar 13 pemberian obat malaria dan standar 14 pemberian obat gondok 100% tidak melaksanakan. Menurut Depkes RI tahun 2003 kegiatan dalam pemeriksaan dan pengawasan kehamilan meliputi : 1. Anamnesa; 2. pemeriksaan laboratorium; 3. intervensi dasar; 4. intervensi khusus sesuai kondisi; 5. memberikan konseling atau pengetahuan; 6. Motivasi ibu hamil agar dapat merawat diri selama hamil. Menurut Kusmiyati (2009), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal perawatan Antenatal Care yang disebut 14 T, yaitu : 1. Tinggi badan; 2. Timbang berat badan; 3. Ukur tekanan darah; 4. Ukur tinggi fundus uteri; 5. Pemberian imunisasi TT lengkap; 6. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil; 7. Tes terhadap penyakit seksual menular; 8. Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan; 9. Tes protein urine; 10. Tes urine glukosa ; 11. Tes Hb; 12. Senam hamil; 13. Pemberian obat malaria ; 14. Pemberian obat gondok. Pemeriksaan ANC berdasarkan standar minimal 14T oleh bidan di Puskesmas Masaran hanya mampu dilaksanakan secara maksimal 100% adalah 7 standar minimal yang meliputi ukur tinggi badan, timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan. Standar mengenai pemeriksaan laboratorium seperti protein urine dan urine glukosa dilaksanakan jika atas indikasi pasien jika ditemui adanya tanda dan gejala yang mengarah ke penyakit. Tes terhadap PMS sangat jarang dilaksanakan oleh bidan karena jika ada tanda dan gejala pada pasien langsung rujuk ke rumah sakit. Untuk standar pemberian obat gondok dan malaria tidak diberikan atau tidak dilaksanakan oleh bidan berdasarkan standar Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 48

minimal 14T karena di Wilayah Puskesmas Masaran abukan daerah endemik, bila ada penyakit gondok maka pasien tersebut akan dirujuk ke bagian gizi yang ada di Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan lanjut. Dari berbagai macam alasan yang diungkapkan oleh bidan, mereka tidak dapat melaksanakan pelaksanaan ANC berdasarkan standar minimal 14T yang seharusnya dalam teori menurut Kusmiyati (2009) standar minimal pelaksanaan ANC minimal 14T. KESIMPULAN Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kajian pelaksanaan ANC oleh bidan di Puskesmas Masaran adalah sebagai berikut : Pelaksanaan ANC oleh bidan di Wilayah Kerja Puskesmas hanya melaksanakan standar minimal sampai 7T yaitu ukur tinggi badan, timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, dan temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan. Sedangkan 7 standar yang lainnya dilaksanakan oleh bidan bila ada indikasi saja atau merujuk ke Puskesmas atau rumah Sakit. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Puskesmas Masaran Sragen untuk dapat melengkapi sarana prasarana dalam pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan penunjang dan membuat program pemeriksaan laboratorium khusus ibu hamil agar mampu mendeteksi dini kelainan/komplikasi yang mungkin bisa di alami oleh ibu hamil sesuai usia kehamilan dan tenaga kesehatan khususnya Bidan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan ANC secara komprehensif sehingga apabila terjadi resiko tinggi ibu hamil dapat ditangani dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (2003).Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, Depkes RI, Jakarta. Depkes RI. 2007. Angka Kematian Ibu dan Balita. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI, 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI.Nomor 900/Menkes ISK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan Estiwidani, D, dkk, 2008. Konsep Kebidanan, Yogyakarta : Penerbit Fitramaya. Febri, Nalisanti. 2012. Gambaran pelaksanaan pelayanan anc (antenatal Care) oleh bidan di wilayah kerja puskesmas Baitussalam kabupaten aceh besar. Jurnal Kesehatan Masyarakat. http://lppm.stikesubudiyah.ac.id. diaskes tanggal 1 November 2013 Ikatan Bidan Indonesia, 2006. Lima Puluh Tahun IBI- Bidan Menyongsong Masa Depan, Jakarta, PP IBI Kusmiyati, Y., Wahyuningsi, H. P., Sujiyatini., (2008). Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya, Yogyakarta. Linda. 2007. Pengaruh pengetahuan, sikap, perilaku tentang pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas Muara Fajar Kota Pekanbaru. http://repository.unri.ac.id. diaskes tanggal 1 November 2013 Manuaba. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG Manuaba, I.B.G. (2009). Buku Ajar Patologi Obstetri, EGC, Jakarta. Nazriah, 2009. Konsep Dasar Kebidanan, Banda Aceh : Yayasan Pena. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 49

Prawirohardjo, S. & Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Saifudin. 2005. Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : ECG SDKI. 2007. Kondisi Angka Kematian Ibu di Indonesia. www.scribd.com/doc/49660295/sdki-2007 Yelvira, Devita. 2012. Pengetahuan dan sikap ibu-ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Fajar tentang pentingnya Antenatal Care sebelum dan sesudah penyuluhan.http://repository.unri.ac.id. diaskes tanggal 1 November 2013 Uliyah, M. (2008). Pengetahuan, ketrampilan dan sikap bidan dalam manajemen asfiksia.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30984/3/.20. Jurnal penelitian. Universitas Sumatera Utara diaskes tanggal 2 November 2013 Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 50