a. Tahap Pra-konvensional (umur 9-11 tahun); pada tahap ini anak umumnya berpikir lakukan atau tidak lakukan.

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Kenakalan Remaja, sanksi pidana. Pendahuluan. Perkembangan Teknologi yang semakin pesat ternyata tidak saja memberikan dampak positif

FAKTOR KRIMINOGEN KENAKALAN REMAJA DAN AKIBAT HUKUMNYA Oleh I Nyoman Gede Remaja 1

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. 1. Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB & SOLUSINYA. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

situasi bencana memberikan pendampingan hukum dan pelayanan (UUPA Pasal 3; Perda Kab. Sleman No.18 Tahun 2013, Pasal 3)

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NYAWA DAN TUBUH ORANG

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEDOFILIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

Wawancara bersama penyidik Unit Pelayanan Perempuan Dan Anak

MEKANISME PERLINDUNGAN DAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK. Grasia Kurniati, S.H, M.H, Wulansari, S.H, M.H. Tim Abdimas Pusat Studi Gender

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

SOSIALISASI KENAKALAN REMAJA SMP N 2 NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang besar. Perubahan tersebut membawa dampak, yaitu munculnya problema-problema terutama dalam lingkungan pada

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA ANAK TURUT SERTA DENGAN SENGAJA MEMBUJUK ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

KATA PENGANTAR. Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 46/PUU-XIV/2016 Perbuatan Perzinaan, Perkosaan, dan Pencabulan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa batasan umur sebagai pengertian mengenai anak menurut peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban diperlakukan seolah. barang dagangan yang dapat dibeli dan dijual kembali.

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK KANDUNG

KENAKALAN REMAJA DAN SOLUSINYA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1 angka 11 Bab 1 tentang Ketentuan Umum Kitab Undang-Undang Hukum

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR. A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

KENAKALAN REMAJA DAN PENANGANANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB II LANDASAN TEORI. oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

PENGADILAN TINGGI MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengatur tetntang pengertian anak berdasarkan umur. Batasan umur seseorang

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

PENGATURAN DELIK KESUSILAAN DALAM KUHP DAN RUU KUHP

Bab VI : Pelanggaran Kesusilaan

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

P U T U S A N. Nomor : 20/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. para pekerja seks mendapatkan cap buruk (stigma) sebagai orang yang kotor,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang cukup menyita waktu, khususnya persoalan pribadi yang

BAB III PERANAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK SABAGAI DASAR HUKUM DALAM PENANGGULANGAN KEKERASAN ANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sesuatu yang bersifat biologis dan fisik, tetapi semata juga merupakan suatu

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya. Melalui definisi ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

I. PENDAHULUAN. dan undang-undang yang berlaku. Meskipun menganut sistem hukum positif,

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Repulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang

[

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1981 TENTANG METROLOGI LEGAL [LN 1981/11, TLN 3193]

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 46/PUU-XIV/2016 Perbuatan Perzinaan, Perkosaan, dan Pencabulan

RASA BERSALAH PADA REMAJA NAKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the trouble teens). Hal inilah

P U T U S A N NOMOR : 09/PID/2013/PT.KT.SMDA

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

P U T U S A N Nomor : 103/Pid.Sus/2013/PT.Bdg.

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembedaan antara bidang ilmu yang satu dengan yang lain adalah kedudukan

BAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No.

Nomor 9/Pid.Sus- Anak/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PROSTITUSI MELALUI MEDIA ONLINE

I. PENDAHULUAN. mempunyai ciri dan sifat khusus, karena anak merupakan titipan dari Tuhan yang

PENGADILAN TINGGI MEDAN

Pemutusan Hubungan Kerja

BAB II TINJAUAN TEORITIS

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

BAB II KAJIAN TEORI. mengontrol tingkah laku, tidak peduli apapun bentuk keyakinan yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

PERKARA PIDANA DI PENGADILAN AGAMA. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Bagi sebagian orang judul di atas terasa aneh, atau bahkan

BAB III ZINA LAJANG DALAM PERSPEKTIF RKUHP (RKUHP) Tahun 2012 Bagian Keempat tentang Zina dan Perbuatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

KEBIJAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP ORANG TUA YANG TIDAK MELAKSANAKAN PENETAPAN UANG NAFKAH ANAK OLEH PENGADILAN PASCA PERCERAIAN

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

Transkripsi:

PENDAHULUAN Kenakalan remaja adalah gejala alami yang dimiliki setiap manusia, hal ini disebabkan karena manusia memiliki sifat hendonisme yaitu suka pada kesenangan. Senada dengan pendapatnya Huizinga (1990:34) yang mengatakan bahwa pada hakekatnya manusia adalah homo ludes (mahkluk bermain) dan homo esparans (mahkluk yang selalu berharap). Hakekat dan sifat dasar manusia itu kalau tidak diimbangi dengan aturan main (ketaatan hukum) dan pemahaman nilai-nilai agama yang baik maka akan cenderung menjadi perilaku yang negatif (nakal). Kenakalan tersebut akan lebih mudah dilakukan oleh anak-anak dan remaja, hal ini disebabkan karena tahap perkembangan pikiran mereka/nalar mereka umumnya masih rendah. Dalam ilmu kriminolgi ada teori perkembangan moral manusia yang disebut Moral Development Theory (Topo Santoso dan Eva Achjani, 2003: 53), teori ini menggambarkan tentang tahap-tahap perkembangan pikiran/nalar manusia, yaitu: a. Tahap Pra-konvensional (umur 9-11 tahun); pada tahap ini anak umumnya berpikir lakukan atau tidak lakukan. b. Tahap Konvensional (umur 12-20 tahun); pada tahap ini remaja umumnya mulai mencari jati diri, mereka sudah mulai mengadopsi nilai-nilai dan aturan-aturan yang ada disekelilingnya. c. Tahap Postconventional (umur 20 tahun); pada tahap ini manusia umumnya sudah kritis menguji kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang dianggap tidak sesuai, tingkat kematangan emosi sudah stabil, sudah mampu mengolah/mengatur pikiran, perkataan dan perbuatannya. Dari teori tersebut tergambar bahwa tingkat kerawanan manusia untuk berperilaku menyimpang adalah pada tahap Pra-konvensional dan tahap konvensional, yang dalam diskusi ini akan 1 / 12

difokuskan pada tahap konvensional, yaitu usia remaja. PENGERTIAN DAN JENIS KENAKALAN REMAJA Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile delinguency. Juvenile berasal dari bahasa Latin enilis yang artinya anak-anak, anak muda, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian menjadi perbuatan yang menyimpang/kejahatan. Juv Kenakalan Remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh Remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa yang dikatakan usia remaja adalah 13-18 tahun. Jenis-jenis Kenakalan Remaja 1. Penyalahgunaan Narkoba Narkoba adalah obat atau bahan yang berbahaya bagi tubuh, zat adiktif yang terkandung dalam narkoba, dapat mempengaruhi perasaan, mood dan emosi bagi yang mengkonsumsinya. 2 / 12

Mengapa orang mengkonsumsi narkoba: - Untuk merasakan kesenangan. - Meningkatkan kinerja tubuh - Rasa ingin tahu Beberapa efek atau pengaruh narkoba bagi tubuh kita: - Stimulant obat yang dapat mempercepat sistem saraf pusat. Ini meningkatkan aktivitas otak anda, membuat anda bersemangat dan energik, seperti: Tembakau, kokain, dll - Depressant; obat dapat memperlambat sistem syaraf pusat, obat ini bisa membuat orangg merasa santai, kurang tegang dan kurang menyadari peristiwa sekelilingnya; seperti: Alkohol, heroin dll - Hallucinogenics; obat yang dapat membuat halusinasi, seperti marijuana, ecstasy 2. Seks Bebas; perbuatan seks/perbuatan layaknya suami istri yang dilakukan diluar perkawinan/sebelum perkawinan. Dampak negatif seks bebas, diantaranya: 3 / 12

- Dapat kena berbagai macam penyakit; HIV/Aids, Sepilis dan penyakit kelamin lainnya - Hamil diluar nikah: usia yang belum memadai untuk hamil, orang tersebut belum siap untuk menikah, tidak mau diakui oleh laki-lakinya, tidak mendapat persetujuan orang tua dan lain-lain. 3. Tawuran dll PENYEBAB KENAKALAN REMAJA DAN MENGATASINYA Dalam Teori Pembelajaran Sosial (Topo Santoso dan Eva Achjani, 2003:54) dikatakan bahwa manusia melakukan sesuatu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1. Pengalaman 2. Pengamatan Pengalaman dapat berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, sedangkan pengamatan ditimbulkan oleh sesuatu yang berasal dari luar. Keduanya akan berpengaruh kepada pola perilaku manusia dalam menjalani kehidupannya, hal baik yang dialami maupun yang diamati seseorang akan berpengaruhi positif pada pola perilakunya, demikian sebaliknya hal buruk yang dialami atau diamati seseorang umumnya berpengaruh negatif pula pada perilakunya. Faktor penyebab kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 4 / 12

a. Faktor Internal 1. Krisis Identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2. Kontrol Diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Contoh penyebab control diri lemah adalah orang yang selalu memendam masalah dalam dirinya/tidak terbuka. b. Faktor Eksternal 1. Keluarga Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, terlalu keras terhadap anak, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan dari orang tua, tidak memberikan pendidikan agama, bisa menyebabkan terjadinya kenakalan remaja 2. Pengaruh teman sepermainan; pergaulan dengan teman yang tidak sebaya atau tidak selep el, ber 5 / 12

teman dengan anak nakal, dll 3. Pengaruh lingkungan yang kurang baik; dampak negatif IPTEK, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja 1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin pigur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. 2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama 3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja 4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul. Teman yang baik adalah mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan membantu sanak keluarga kita. 5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan. 6 / 12

DAMPAK HUKUM KENAKALAN REMAJA 1. Penyalahgunaan Narkoba Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan bahwa (1) Setiap Penyalah guna: a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 2. Seks Bebas Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, seperti: a. Melanggar kesusilaan didepan umum 7 / 12

Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah: Ke-1 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum; Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain yang hadir tidak dengan kemauannya sendiri b. Tindak Pidana Perkosaan Pasal 285 KUHP menyatakan bahwa Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun. c. Berzina Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan: 8 / 12

Ke-1 a. laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kita Undang-Undang Hukum Perdata berlaku baginya; b perempuan yang bersuami yang berzina; Ke-2 a. laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang turut bersalah itu bersuami; b perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu d. Menggugurkan kandungan Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya emapat tahun Pasal 348 KUHP menyatakan (1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan (2) Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun. 9 / 12

e. Membunuh anak yang baru dilahirkan Pasal 341 KUHP menyatakan Seorang ibu yang karena takut akan diketahui ia sudah melahirkan anak, pada ketika anak itu dilahirkan atau tiada berapa lama sesudah dilahirkan, dengan sengaja menghilangkan nyawa anak itu dipidana karena bersalah melakukan pembunuhan anak, dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun f. Tindak Pidana yang berkaitan dengan Perlindungan Anak - Pasal 81 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 menyatakan Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun dan denda paling banyak 300 juta dan paling sedikit 60 juta. - Pasal 82 UU Nomor 23 Tahun 2002 menyatakan Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan paling singkat 3 tahun dan denda paling banyak 300 juta dan paling sedikit 60 juta. 3. Tawuran Pasal 358 KUHP menyatakan bahwa Barangsiapa dengan sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian yang dilakukan oleh beberapa orang, maka selain dari tanggungannya masing-masing atas perbuatan yang 10 / 12

istimewa dilakukannya dipidana: Ke-1; dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan, jika penyerangan atau perkelahian itu hanya berakibat ada orang luka berat; Ke-2; dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun, jika penyerangan itu berakibat ada orang mati. DAFTAR PUSTAKA 11 / 12

Huizinga J. 1990. Homo Ludens Fungsi dan Hakekat Permainan dalam Budaya (Hasan Basari sebagai penerjemah). Jakarta: LP3ES Topo Santoso dan Eva Achajani. 2003. Kriminologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak AnneAhira. Com. Kenakalan Remaja. [1] Disampaikan pada Penyuluhan Hukum dalam Rangka Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Panjisakti di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada pada Hari Kamis, tanggal 30 Juni 2011 12 / 12