SNI Standar Nasional Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB III BAHAN DAN METODE

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Pupuk kalium sulfat SNI

Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens

Pupuk amonium sulfat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

Pupuk SP-36 SNI

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORBEN CANGKANG GONGGONG

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Pupuk tripel super fosfat

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Pupuk super fosfat tunggal

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Pupuk dolomit SNI

ANALISIS KADAR TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) DALAM AIR MINUM ISI ULANG KEMASAN GALON DI KECAMATAN LIMA KAUM KABUPATEN TANAH DATAR.

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

II. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Cara uji... 2 4.1 Prinsip... 2 4.2 Bahan... 2 4.3 Peralatan... 2 4.4 Persiapan dan pengawetan contoh uji... 2 4.5 Persiapan pengujian... 2 4.6 Prosedur dan pembuatan kalibrasi... 3 4.7 Perhitungan... 3 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 3 5.1 Jaminan mutu... 3 5.2 Pengendalian mutu... 4 6 Rekomendasi... 4 Lampiran A Pelaporan... 5 i

Prakata Dalam rangka menyeragamkan teknik pengujian kualitas air dan air limbah sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian parameter-parameter kualitas air dan air limbah sebagaimana yang tercantum didalam Keputusan Menteri tersebut. Metode ini merupakan hasil kaji ulang dari SNI yang telah kadaluarsa dan menggunakan referensi dari metode standar internasional JIS. Metode ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian Balai Besar Kimia dan Kemasan, Balitbang Indag-Deperindag, Jakarta dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta di konsensuskan oleh Panitia Teknis (Pantek) 207-S Bidang Manajemen Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup Sub Pantek Kualitas Air dengan para pihak terkait sesuai dengan Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2000 tentang Penulisan Standar Nasional Indonesia. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 30 Januari 2004 di Serpong, Tangerang Banten. Metode ini berjudul Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala yang merupakan revisi dari SNI 06-2466-1991 dengan judul Metode pengujian kadar kadmium dalam air dengan alat spektrofotometer serapan atom secara langsung. ii

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala 1 Ruang lingkup Metode ini digunakan untuk penentuan logam kadmium (Cd) dalam air dan air limbah secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) - nyala pada kisaran kadar Cd 0,05 mg/l sampai dengan 2,0 mg/l dan panjang gelombang 228,8 nm. 2 Acuan normatif JIS. K.0102.55.1.2002, Testing methods for industrial wastewater. 3 Istilah dan definisi 3.1 larutan induk kadmium larutan yang mempunyai kadar logam kadmium, Cd 1000 mg/l yang digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah 3.2 larutan baku logam kadmium larutan induk logam kadmium, Cd yang diencerkan dengan air suling sampai kadar tertentu 3.3 larutan kerja logam kadmium larutan baku logam kadmium, Cd yang diencerkan, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi dan mempunyai kisaran kadar Cd 0,0 mg/l; 0,05 mg/l; 0,1 mg/l; 0,2 mg/l; 0,5 mg/l; 1,0 mg/l dan 2,0 mg/l 3.4 larutan blanko air suling yang diasamkan atau perlakuannya sama dengan contoh uji 3.5 larutan pengencer larutan yang digunakan untuk mengencerkan larutan kerja, yang dibuat dengan cara menambahkan asam nitrat pekat ke dalam air suling sampai ph 2 3.6 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan kerja dengan hasil pembacaan absorbansi masuk yang merupakan garis lurus 1 dari 5

4 Cara uji 4.1 Prinsip Penambahan asam nitrat bertujuan untuk melarutkan analit logam dan menghilangkan zatzat pengganggu yang terdapat dalam contoh uji air dan air limbah dengan bantuan pemanas listrik, kemudian diukur dengan SSA menggunakan gas asetilen, C 2 H 2. 4.2 Bahan a) air suling; b) asam nitrat, HNO 3 ; c) larutan standar kadmium, Cd; dan d) gas asetilen, C 2 H 2. 4.3 Peralatan a) SSA; b) lampu holow katoda Cd; c) gelas piala 250 ml; d) pipet ukur 5 ml; 10 ml dan 20 ml; e) labu ukur 100 ml; f) corong gelas; g) pemanas listrik; h) kertas saring whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 µm; dan i) labu semprot. 4.4 Persiapan dan pengawetan contoh uji Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisa, maka contoh uji diawetkan dengan penambahan HNO 3 p sampai ph kurang dari 2 dengan waktu simpan maksimal 6 bulan. 4.5 Persiapan pengujian 4.5.1 Persiapan contoh uji a) Masukkan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas piala. b) Tambahkan 5 ml asam nitrat. c) Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh uji hampir kering. d) Ditambahkan 50 ml air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 ml melalui kertas saring dan ditepatkan 100 ml dengan air suling. 4.5.2 Pembuatan larutan baku logam kadmium, Cd 100 mg/l a) Pipet 10 ml larutan induk logam kadmium, Cd 1000 mg/l ke dalam labu ukur 100 ml. b) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera. 2 dari 5

4.5.3 Pembuatan larutan baku logam kadmium, Cd 10 mg/l a) Pipet 50 ml larutan standar kadmium, Cd 100 mg/l ke dalam labu ukur 500 ml. b) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera. 4.5.4 Pembuatan larutan kerja logam kadmium, Cd a) Pipet 0,0 ml; 0,5 ml; 1 ml; 2 ml; 5 ml; 10 ml dan 20 ml larutan baku kadmium, Cd 10 mg/l masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml. b) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam besi 0,0 mg/l; 0,05 mg/l; 0,5 mg/l; 0,1 mg/l; dan 0,2 mg/l. 4.6 Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi a) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat. b) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang 228,8 nm. c) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi. d) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di persiapkan. 4.7 Perhitungan Konsentrasi logam kadmium, Cd dihitung sebagai berikut: dengan pengertian: Cd (mg/l) = C x fp C fp adalah konsentrasi yang didapat hasil pengukuran (mg/l); adalah faktor pengenceran. Persen temu balik (% recovery, %) % R = A B x 100 % C dengan pengertian: A adalah kadar contoh uji yang di spike; B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike; C adalah kadar standar yang diperoleh (target value). 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu 5.1 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia berkualitas murni (pa). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. e) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum. 3 dari 5

5.2 Pengendalian mutu a) Koefisien korelasi (r) lebih besar sama dengan 0,95 dengan intersepsi lebih kecil sama dengan batas deteksi. b) Lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi. c) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis. d) Jika koefisien variasi/standar deviasi relatif hasil pengukuran lebih besar sama dengan 10% maka dilakukan pengukuran ketiga. 6 Rekomendasi Kontrol akurasi a) Analisis blind sample. b) Untuk kontrol gangguan matriks lakukan analisis spike matrix kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115%. c) Buat kurva kendali (control chart) untuk akurasi analisis. 4 dari 5

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1). Parameter yang dianalisis. 2). Nama analis dan tanda tangan. 3). Tanggal analisis. 4). Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya. 5). Rekaman kurva kalibrasi atau kromatografi. 6). Nomor contoh uji. 7). Tanggal penerimaan contoh uji. 8). Batas deteksi. 9). Rekaman hasil perhitungan. 10). Hasil pengukuran persen spike matrix dan CRM atau blind sample (bila dilakukan). 11). Kadar analit dalam contoh uji. 5 dari 5