SKRIPSI. Disusun Oleh: Aditya Wisnu Broto J2E

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN MODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY SKRIPSI. Oleh : INA YULIANA J2A

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

PERBANDINGAN MODEL ARCH/GARCH MODEL ARIMA DENGAN MODEL FUNGSI TRANSFER

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia)

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT DENGAN ARCH-GARCH

Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH)

METODOLOGI PENELITIAN

PERAMALAN VOLATILITAS MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY IN MEAN (GARCH-M)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN) PADA DATA RETURN INDEKS HARGA SAHAM EURO 50

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN VALUE AT RISK HARGA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN VOLATILITAS ARCH-GARCH DALAM KELOMPOK SAHAM LQ 45 ABSTRACT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN KURS MATA UANG RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

IV. METODE PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang masalah. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

PADA PORTOFOLIO SAHAM

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

3 Kesimpulan. 4 Daftar Pustaka

PENENTUAN VALUE AT RISK

Seminar Hasil. Disusun oleh: Inayatus Sholichah. Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Dr. Suhartono, M.Sc

I. PENDAHULUAN. Investasi pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua golongan

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

BAB III METODE PENELITIAN

Wenty Yolanda Eliyawati R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

PEMODELAN GENERAL REGRESSION NEURAL NETWORK (GRNN) DENGAN PEUBAH INPUT DATA RETURN UNTUK PERAMALAN INDEKS HANGSENG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

ABSTRAK. Kunci : Return Saham, Pasar Efisien, ARIMA. Universitas Kristen Maranatha

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II LANDASAN TEORI. nonstasioneritas, Autocorrelation Function (ACF) dan Parsial Autocorrelation

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

Prosiding Statistika ISSN:

MODEL FUZZY RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Karena

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. paling parah dan paling lama tingkat pemulihannya akibat krisis keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. datang berdasarkan keadaan masa lalu dan sekarang yang diperlukan untuk

MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (EGARCH) DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA SAHAM

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus: KA Argo Muria)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

PEMODELAN DATA DERET WAKTU MENGGUNAKAN MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) SKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Unnes Journal of Mathematics

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Indosat Tbk. PT XL Axiata Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT. Bursa Efek Jakarta

Transkripsi:

vii PERBANDINGAN APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DENGAN METODE OPTIMAL BRAIN DAMAGE DAN ARCH - GARCH UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI Disusun Oleh: Aditya Wisnu Broto J2E 005 211 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG vii

viii 2010 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN I... iii HALAMAN PENGESAHAN II... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR SIMBOL... xix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 6 viii

ix 1.3. Pembatasan Masalah... 7 1.4. Tujuan Penelitian... 8 1.5. Manfaat Penelitian... 8 1.6. Sistematika Penulisan... 9 BAB II KONSEP DASAR 2.1. Konsep Dasar Analisis Runtun Waktu... 10 2.2. Stasioneritas dan Nonstasioneritas... 11 2.2.1. Definisi Stasioneritas... 11 2.2.2. Nonstasioner... 18 2.3. Fungsi Autokorelasi dan Fungsi Autokorelasi Parsial... 18 2.3.1. Fungsi Autokorelasi... 18 2.3.2. Fungsi Autokorelasi Parsial... 21 2.4. Proses White Noise... 23 2.5. Model Runtun Waktu Nonmusiman... 24 2.5.1. Model Autoregresif (AR) Orde p... 24 2.5.2. Model Moving Average (MA) Orde q... 25 2.5.2. Model Campuran Autoregresif dan Moving Average (ARMA(p,q)). 26 2.5.2. Autoregresif Integrated Moving Average (ARIMA(p,d,q))... 27 ix

x 2.6. Model Runtun Waktu Musiman... 27 2.7. Tahapan-tahapan Pemodelan Runtun Waktu... 28 2.7.1. Identifikasi Model... 28 2.7.2. Estimasi Parameter Runtun Waktu... 29 2.7.3. Pemeriksaan Diagnostik... 32 2.8. Heteroskedastisitas... 35 2.8.1. Sifat Dasar Heteroskedastisitas... 35 2.8.2. Heteroskedastisitas dalam Runtun Waktu... 36 2.9. Model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH)... 37 2.9.1. Proses ARCH... 37 2.9.2. ARCH (1)... 41 2.9.3. ARCH (q)... 43 2.9.4. Model Regresi ARCH... 44 2.9.5. Estimasi parameter model ARCH... 45 2.10. Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity... 48 2.10.1. Estimasi Parameter pada Model GARCH... 49 2.10.2. Identifikasi Proses ARCH-GARCH... 53 x

xi 2.10.3. Pengujian Parameter ARCH-GARCH... 55 2.10.4. Langkah Kerja ARCH-GARCH... 56 2.10.5. Flowchart ARCH-GARCH... 57 2.11. Jaringan Syaraf Tiruan... 58 2.11.1. Neuron... 60 2.11.1.1 Neuron pada Biologi... 60 2.11.1.2 Neuron pada Jaringan Syaraf Tiruan... 62 2.11.2. Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan... 63 2.11.3. Metode Penentuan Bobot Koneksi Antar Unit... 64 2.11.4. Fungsi Aktivasi... 65 2.11.5. Model Jaringan Syaraf Tiruan... 67 2.12. Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation... 68 2.12.1. Arsitektur Backpropagation... 68 2.12.2. Perancangan Model Backpropagation... 70 2.12.3. Normalisasi... 70 2.12.4. Inisialisasi Bobot Awal Secara Random... 70 2.12.5. Algoritma Pelatihan Standar Backpropagation... 71 xi

xii 2.12.6. Teknik Optimasi Nilai Bobot dengan Leverberg-Marquart... 76 2.12.7. Prunning Jaringan Syaraf Tiruan... 85 2.12.8. Flowchart ARCH-GARCH... 90 2.12.9. Lama Iterasi... 91 2.13. Kriteria Pemilihan Model Terbaik... 92 2.13.1. Akaike Information Criterion (AIC)... 92 2.13.1. Mean Squared Error (MSE)... 93 2.14. Prediksi... 93 2.15. Komparasi Hasil Prediksi... 94 2.16. Tinjauan Ekonomi... 94 BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1. Indeks Harga Saham Gabungan... 97 3.2. Data... 99 3.3. Perancangan dan Prediksi Sistem Jaringan Syaraf Tiruan... 99 3.3.1. Data Inputan... 99 3.3.2. Arsitektur Jaringan... 100 3.3.3. Pelatihan dan Pengujian Jaringan Syaraf Tiruan... 100 xii

xiii 3.4. Prediksi dengan Metode ARCH- GARCH... 119 3.4.1. Uji Stasioneritas... 120 3.4.1.1. Correlogram... 120 3.4.1.2. Uji Dickey-Fuller... 124 3.4.2. Pemodelan Data Indeks Harga Saham Gabungan... 125 3.4.2.1. Model ARIMA ([1 5 22], 1, 0)... 126 3.4.2.2. Model ARIMA (0, 1, [1 5])... 128 3.4.2.3. Model ARIMA ([1 2], 1, 1)... 131 3.4.3. Uji Kenormalan pada Residual Data IHSG... 134 3.4.4. Kriteria Pemilihan Model Mean ARIMA Terbaik... 134 3.4.5. Uji ARCH-LM... 135 3.4.6. Estimasi Parameter GARCH... 136 3.4.6.1. Model ARCH(1)... 137 3.4.6.2. Model ARCH(2)... 138 3.4.6.3. Model ARCH([1 5])... 139 3.4.6.4. Model GARCH(1,1)... 140 3.4.6.5. Model GARCH([1 5],1)... 141 xiii

xiv 3.4.6.6. Model GARCH (1,[1 5])... 142 3.4.7. Pemilihan Model Terbaik... 143 3.4. Hasil Prediksi... 144 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 146 4.1. Kesimpulan... 146 4.2. Saran... 147 DAFTAR PUSTAKA... 149 LAMPIRAN... 154 xiv

xv ABSTRAK X Dalam tugas akhir ini dibahas mengenai perbandingan aplikasi jaringan syaraf tiruan backpropagation metode Optimal Brain Damage dan ARCH-GARCH untuk memprediksi nilai harian Indeks Harga Saham Gabungan dalam bentuk Mean Square Error (MSE). Optimal Brain Damage merupakan metode tentang proses penyederhanaan arsitektur jaringan syaraf tiruan menuju kondisi optimal melalui penghapusan bobot/link yang mempunyai pengaruh minimum terhadap perubahan residual. Arsitektur NN yang digunakan adalah Backpropagation (BP) dengan metode pembelajaran Levenberg Marquardt. Pada model analisis runtun waktu, model yang mengasumsikan bahwa variansi residual tidak konstan adalah model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) - Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH). Model ini memperlakukan variansi dari residual sebagai proses Autoregressive (AR). Keberadaan proses ARCH dapat diuji dengan Lagrange Multiplier atau FAK residual kuadrat. Dari analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan mempunyai model mean: t 2 ( X t 1 0.1293X t 1 0.1114X t 5 0.11486X t 22 0.1293X t 2 0.11144X t 6 0.11486X t 23) Karena pengujian kuadrat residual ditemukan kasus heterokedastisitas, maka dilakukan pemodelan terhadap varian errornya sehingga diperoleh model GARCH(1,1) sebagai berikut: h t 2 0.013690 0.138800 t 1 0. 803460ht 1 Sedangkan pruning OBD untuk hidden node 1 sampai 10, lebih cocok digunakan pada arsitektur NN dengan hidden node 3. Hal ini ditandai dengan nilai MSE yang paling kecil. Dari hasil prediksi nilai harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tanggal 6-20 Januari 2009 dapat diketahui nilai MSE JST adalah 218.9089 sedangkan MSE GARCH(1,1) sebesar 378.5213 sehingga dapat disimpulkan bahwa jaringan syaraf tiruan backpropagation metode Optimal Brain Damage memiliki performa prediksi lebih baik dibandingkan metode GARCH (1,1). Kata kunci: Optimal Brain Damage, Levenberg Marquardt, ARCH-GARCH, IHSG xv

16 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Runtun waktu merupakan himpunan observasi berurut dalam waktu. Suatu runtun waktu dapat dipandang sebagai suatu realisasi dari suatu proses stokastik. Analisis runtun waktu secara umum bertujuan untuk mempelajari atau membuat mekanisme model stokastik yang memberikan reaksi runtun waktu yang diobservasi dan memprediksi nilai runtun waktu yang akan datang (meramalkan) didasarkan pada historis itu sendiri (Soejoeti, Z., 1987). Dalam analisa runtun waktu, terdapat bermacam-macam metode peramalan. Salah satunya dengan menggunakan metode jaringan syaraf tiruan (JST) atau dikenal dengan neural network. JST sederhana pertama kali diperkenalkan oleh McCulloch dan Pitts pada tahun 1943. Pada tahun 1958, Rosenblatt memperkenalkan dan mulai mengembangkan model jaringan yang disebut perceptron. Kemudian pada tahun 1960, Windrow dan Holf mengembangkan perceptron dengan memperkenalkan aturan pelatihan jaringan yang terkenal dengan aturan delta (Siang, 2005). Apa yang dilakukan peneliti terdahulu hanya menggunakan jaringan layer tunggal (single layer). Pada tahun 1986 Rumelhart mengembangkan perceptron menjadi backpropagation yang memungkinkan jaringan diproses melalui beberapa layer. Pada 16

17 tahun 1990an aplikasi model JST berkembang untuk menyelesaikan masalah dunia nyata (Siang, 2005). Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah sistem komputasi jaringan syaraf buatan yang bekerja seperti sistem jaringan syaraf biologi. JST telah banyak digunakan dalam berbagai hal terutama dalam pengenalan pola. Maksud dari istilah buatan adalah membuat model sistem komputasi yang menirukan cara kerja jaringan syaraf biologi, bukan mempunyai arti konotasi bahwa manusia membuat jaringan syaraf aslinya (Siang, 2005). Model Jaringan Syaraf Tiruan adalah nonparametrik dalam karakter dan telah disarankan bahwa seluruh proses secara lengkap dapat dikerjakan langsung oleh komputer (Antok dan Suhartono, 2000). Jaringan syaraf tiruan mempunyai kemampuan pembelajaran dan meramalkan data keluaran pada waktu mendatang berdasarkan hasil pembelajaran yang dihasilkan. Model jaringan syaraf tiruan yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan algoritma belajar backpropagation dimana output dari jaringan dibandingkan dengan target yang diharapkan sehingga diperoleh residual output. Kemudian residual ini dipropagasi balik untuk memperbarui bobot jaringan dalam rangka meminimalisasi residual. Untuk penyederhanaan arsitektur jaringan menuju kondisi optimal dengan cara pruning atau pemotongan link yang mempunyai pengaruh minimum terhadap perubahan residual (saliency). Terdapat beberapa metode pruning, diantaranya adalah Magnitude base pruning, Optimal Brain Surgeon, Optimal Brain Damage dan Neural Network Pruning with Penalty Function (N2P2F). Dari beberapa metode pruning tersebut, menurut Le Cun metode Optimal Brain Damage (OBD) mempunyai kelebihan yaitu sebagai prosedur otomatis dalam minimisasi jaringan dan sebagai alat interaktif 17

18 untuk menunjukkan arsitektur jaringan yang lebih baik. Metode ini menggunakan turunan kedua dari fungsi error terhadap bobot, dengan menggunakan elemen diagonal dari matrik Hessian. Karakteristik dari metode ini adalah setelah dilakukan pruning, perlu dilakukan pelatihan kembali terhadap jaringan sehingga diharapkan nilai prediksi dan pergerakannya dapat diadaptasi serta akan menghasilkan suatu peramalan yang lebih mendekati dari nilai yang sesungguhnya. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasarnya fungsi pasar modal sebagai wahana demokratisasi pemilikan saham yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya institusi dan individu yang memiliki saham perusahaan yang telah go public (Suad Husnan, 1994). Pasar modal merupakan salah satu indikator keadaan perekonomian suatu negara. Jika kondisi perekonomian sedang baik, maka langsung tercermin pada hargaharga sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal tersebut. Sebaliknya, apabila kondisi perekonomian memburuk, kinerja pasar yang dicerminkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan juga akan berpengaruh. Kinerja pasar modal secara umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi aktivitas bursa efek, yang berasal dari kinerja mikro ekonomi yang dihasilkan oleh kinerja yang mencatatkan pada suatu bursa efek, misal volume transaksi, kapitalisasi pasar dan jumlah perusahaan. Sedangkan faktor eksternal adalah variabel yang berasal dari luar seperti kondisi politik, ekonomi dan keamanan (Sri Handari dkk, 1996). 18

19 Perkembangan pasar modal tidak terlepas dari peran investor yang melakukan transaksi di pasar modal. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana, tertarik untuk berinvestasi di pasar modal karena peluang mendapatkan return lebih tinggi dibandingkan bentuk investasi finansial yang lain seperti deposito. Namun para investor tidak begitu saja melakukan pembelian saham sebelum melakukan penilaian dengan baik terhadap emiten. Dua hal yang akan dihadapi investor adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dan tingkat risiko. Risiko yang ada ditimbulkan oleh adanya unsur ketidakpastian. Risiko akan semakin besar apabila terjadi penyimpangan yang semakin besar terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan. Pada umumnya investor akan lebih memilih investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan tingkat risiko yang ditanggung sama, atau tingkat keuntungan sama tetapi dengan tingkat risiko yang ditanggung lebih kecil. Oleh karena itu, investor mesti berhati-hati dalam memilih instrumen keuangan yang diperdagangkan di bursa. Saham adalah salah satu instrumen yang paling banyak diminati investor. Untuk mendapatkan keuntungan dalam investasinya dan meminimalkan risiko, seorang investor dituntut untuk dapat memahami dan mengunakan data historis serta memberi penilaian yang logis agar mampu membuat rencana-rencana yang tepat untuk memenuhi permintaan pada masa yang akan datang. Ramalan-ramalan dibuat untuk membantu investor dalam menentukan strategi-strategi alternatif. Pertimbanganpertimbangan secara subyektif sangat penting dalam analisis runtun waktu, karena pendekatan probabilitas yang memadai untuk analisis seperti ini belum ditemukan. Jika data masa lampau digunakan untuk mendapatkan petunjuk keadaan di masa yang akan datang, harus diingat bahwa faktor-faktor penyebab (causal conditions) jarang sekali 19

20 konstan, terutama dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Faktor-faktor penyebab ini cenderung berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, hubungan antara keadaan di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang harus dievaluasi terus-menerus. Data finansial biasanya bersifat sangat acak (random) dan memiliki volatilitas yang tinggi. Data dengan volatilitas yang tinggi akan sulit untuk diprediksi secara tepat. Salah satu besaran yang mengukur volatilitas adalah varian. Varian mengukur harapan seberapa besar nilai suatu data acak berbeda terhadap rata-rata secara keseluruhan (Surya dan Hariadi, 2003). Investor yang spekulatif menyukai saham-saham yang mempunyai volatilitas tinggi, karena memungkinkan memperoleh keuntungan (gain) yang besar dalam jangka waktu yang singkat. Selain keuntungan besar, volatilitas yang tinggi dapat mengakibatkan kerugian (loss) yang besar pula. Untuk menghindari kerugian ini, dibutuhkan model yang dapat digunakan untuk memprediksi volatilitas saham. Volatilitas juga dipandang sebagai salah satu ukuran kecepatan pasar (speed of the market). Pasar yang bergerak lambat (move slowly) adalah pasar yang bervolalilitas rendah (low-volatility market), sedangkan pasar yang bergerak cepat (move quickly) adalah pasar yang bervolatilitas tinggi (high-volatility market). Beberapa metode telah dikembangkan untuk memodelkan data acak antara lain metode Autoregresif. Secara umum metode Autoregresif meramalkan data acak di waktu mendatang berdasarkan data acak periode sebelumnya. Metode Autoregresif yang berkembang saat ini dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu metode Autoregresif dengan asumsi varian konstan dan asumsi varian yang tidak konstan. 20

21 Model Autoregressive (AR), Autoregressive Moving Average (ARMA) dan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adalah metode Autoregresif dengan asumsi varian konstan. Sementara itu, Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) dan Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) adalah metode Autoregresif dengan asumsi varian tidak konstan. Pada penelitian ini ingin diketahui kelebihan dan kekurangan dari jaringan syaraf tiruan backpropagation metode Optimal Brain Damage bila dibandingkan dengan metode ARCH - GARCH dalam bentuk Mean Square Error (MSE). II. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pergerakan saham mengalami fenomena heteroskedastisitas (time varying volatility)? 2. Bagaimana memodelkan nilai harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation metode Optimal Brain Damage dan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) - Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastisity (GARCH). 3. Bagaimana memprediksi nilai harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk periode berikutnya menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation dengan metode Optimal Brain Damage dan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) - Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastisity (GARCH). 21

22 4. Membandingkan hasil prediksi nilai harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropagation dengan metode Optimal Brain Damage dan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) - Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastisity (GARCH) dalam bentuk Mean Square Error (MSE). III. Pembatasan Masalah berikut: Dalam pembahasan ini, yang menjadi batasan permasalahan adalah sebagai 1. Pembahasan hanya dilakukan pada pemilihan arsitektur optimal dalam JST arsitektur backpropagation dengan satu lapisan tersembunyi dan pada lapisan output terdiri dari satu unit output. 2. Pada lapisan tersembunyi menggunakan fungsi aktivasi sigmoid sedangkan pada lapisan output fungsi aktivasi identitas. 3. Penyederhanaan arsitektur jaringan yang dilakukan meliputi jumlah link melalui proses pruning (pemotongan link) terhadap bobot/link yang mempunyai pengaruh kecil terhadap jaringan. 4. Metode optimalisasi bobot yang digunakan adalah Levenberg Marquardt dan metode pruning yang digunakan adalah Optimal Brain Damage (OBD). 5. Penentuan jumlah node pada lapisan tersembunyi (hidden layer) antara 1 sampai 10 node. 22

23 6. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai 31 Juli 2007 sampai dengan 6 Mei 2009. IV. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah memilih dan membandingkan aplikasi model jaringan syaraf tiruan backpropagation dengan metode Optimal Brain Damage dan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) - Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastisity (GARCH) dalam bentuk Mean Square Error (MSE) untuk memprediksi nilai harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sehingga diperoleh pemodelan runtun waktu yang efektif dan dapat menentukan pada kondisi yang bagaimana model runtun waktu tersebut menyediakan perkembangan akurasi prediksi terbaik. V. Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan mengenai signifikansi model Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 2. Memberikan informasi prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dikemudian hari yang bisa menjadi acuan para investor dalam penanaman modal. 3. Pada bidang akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut dan juga dapat menambah 23

24 khasanah pustaka bagi yang berminat mendalami pengetahuan dalam bidang pasar modal. VI. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada Tugas Akhir dengan judul Perbandingan Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dengan Metode Optimal Brain Damage dan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) - Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastisity (GARCH) untuk Memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meliputi empat bab. Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir. Bab II Konsep Dasar, menjelaskan konsep dasar yang terdiri dari model-model deret waktu, jaringan syaraf tiruan backpropagation metode Optimal Brain Damage (OBD) dan ARCH-GARCH yang merupakan tinjauan secara statistik. Sedangkan, untuk tinjauan nonstatistik akan dibahas penjelasan mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bab IV Analisis dan Pembahasan, menjelaskan hasil dan analisis yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, dengan membandingkan hasil prediksi nilai harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari aplikasi model jaringan syaraf tiruan backpropagation dengan metode Optimal Brain Damage dan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) - Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastisity (GARCH) dalam bentuk Mean Square Error (MSE). BAB IV berisi 24

25 Kesimpulan dan Saran, yaitu diberikan beberapa kesimpulan dan saran dari keseluruhan penulisan tugas akhir. 25