KERAGAAN KOMPONEN HASIL DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI SISTEM TANAM

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

KEUNTUNGAN DAN KELEBIHAN SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

KERAGAAN TANAMAN PADI BERDASARKAN POSISI TANAMAN TERHADAP KOMPONEN HASIL PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 ABSTRAK

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

Kata kunci : sistem tanam, produktivitas dan padi sawah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DI PESAWARAN DAN LAMPUNG SELATAN

III. BAHAN DAN METODE

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

Abstrak

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

DAYA HASIL TIGA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI KEBON AGUNG BANTUL THE POTENTIAL YIELD OF THREE NEW PADDY VARIETIES AT KEBON AGUNG BANTUL

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

Marthen P. Sirappa. Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Jl. Chr. Soplanit, Rumah Tiga, Ambon 97234

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

INOVASI TEKNOLOGI Menduku. Swasembada PADI, Jagung Dan Kedelai Di Provinsi Bengkulu

APLIKASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH APPLICATION OF JAJAR LEGOWO PLANTING SYSTEM TO INCREASE PADDY YIELD

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PENGARUH SISTEM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH VARIETAS IR-66 DI SUMATERA BARAT

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM LEGOWO DAN TEGEL DI KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG.

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

KAJIAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN MADIUN

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

TINJAUAN PUSTAKA. secara hayati. Mikroba penambat nitrogen hidup bebas pada tanah sawah

Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

ABSTRAK. Kata Kunci: Padi, Varietas Inpari 13, Pupuk, Jajar Legowo

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

IBM KELOMPOK TANI PADI RAKYAT (PENERAPAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA BARU DAN TEKNIK JAJAR LEGOWO)

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Peningkatan Produksi Padi dan Pendapatan Petani di Kabupaten Bangka

Pedoman Umum. PTT Padi Sawah

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

ANALISIS TINGKAT ADOPSI PETANI DENGAN PENDEKATAN PTT PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK ABSTRAK

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Transkripsi:

481 KERAGAAN KOMPONEN HASIL DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI SISTEM TANAM YIELD COMPONENT PERFORMANCE AND PRODUCTIVITY OF RICE INPARI 13 VARIETIES IN VARIOUS PLANTING SYSTEM Yuti Giamerti dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jln. Ciptayasa Km. 01 Ciruas Serang Banten Pos-el: bptpbanten@yahoo.com ABSTRACK The purpose of this research is to know yield components performance and productivity of Inpari 13 varieties s rice in planting systems of jajar legowo 2:1, legowo 4:1 and tegel. The rice was planted at 3 hectares of farmers rainfed area in Mauk regency of Tangerang district. This location was a demfarm of SLPTT Banten Assesment Institute for Agricultural Technology. This research was held from April to August 2011. Planting system of jajar legowo 2:1, Legowo 4:1 and tegel compared yield components variable and of Inpari 13 varieties s rice. The results showed that Inpari 13 varieties s rice growed more optimal and had high productivity with planting systems of legowo 2:1(6,57 ton/ha) then legowo 4:1 (5,57 ton/ha) and tegel (5,09 ton/ha). Keyword: Productivity of rice, jajar legowo, Inpari 13 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat keragaan komponen hasil dan produktivitas padi sawah varietas Inpari 13 pada sistem tanam legowo 2:1, legowo 4:1 dan tegel yang dilaksanakan pada lahan sawah tadah hujan milik petani seluas 3 ha di Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang dimana merupakan lokasi demfarm SLPTT Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten. Kegiatan dilaksanakan mulai bulan April sampai Agustus 2011. Sistem tanam legowo 2:1, legowo 4:1 dan tegel dibandingkan variable komponen hasil dan produktivitas padi sawah varietas Inpari 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi sawah varietas Inpari 13 memiliki pertumbuhan yang lebih optimal dan produktivitas yang tinggi pada sistem tanam jajar legowo 2:1 (6,57 ton/ha) dibandingkan legowo 4:1 (5,57 ton/ha) dan tegel (5,09 ton/ha). Kata kunci : Produktivitas padi sawah, jajar legowo, Inpari 13 PENDAHULUAN Dalam rangka pemenuhanan kebutuhan beras nasional, pemerintah telah menetapkan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan target tercapainya surplus sepuluh juta ton beras pada tahun 2014. Sasaran produksi padi tahun 2012 adalah 72.03 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 2,03% dibandingkan dengan sasaran produksi tahun sebelumnya. Sasaran tanam 14,02 juta ha, sasaran panen 13,54 juta ha, sasaran produktivitas 54,77 ku/ha. 1 Kebutuhan beras setiap tahun makin bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2002, penduduk Indonesia berjumlah 210 juta jiwa dan produksi padi mencapai 51,4 juta ton GKG. Dengan laju pertambahan penduduk rata-rata 1,7% per tahun dan kebutuhan per kapita sebanyak 134 kg, maka pada tahun 2025 Indonesia harus mampu menghasilkan padi

sebanyak 78 juta ton GKG untuk mencukupi kebutuhan beras nasional. Dengan cara budidaya dan menggunakan varietas unggul yang ada pada dewasa ini, maka pada tahun 2025 pemerintah harus mengimpor beras sebanyak 18 juta ton atau setara dengan 24 juta ton GKG. 2 Di lain pihak, laju peningkatan produktivitas padi di Indonesia telah melandai (levelling off). Pelandaian produktivitas lahan sawah dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain penurunan kandungan bahan organik tanah, penurunan penambatan N 2 udara pada tanah sawah, penurunan kecepatan penyediaan hara N, P dan K dalam tanah, penimbunan senyawasenyawa toksik bagi tanaman (gas H 2 S), asamasam organik, ketidak seimbangan penyediaan hara, kahat hara mikro (Cu, Zn), kahat Fe dan S, tanah terlalu reduktif, penyimpangan iklim, tekanan biotik dan varietas. 3 Ketahanan pangan di tingkat daerah merupakan landasan utama bagi terwujudnya ketahanan pangan nasional. Provinsi Banten dikenal sebagai lumbung beras nasional, dengan total luas areal sawah 197.914 ha terdiri atas lahan sawah irigasi 108.200 ha dan sawah tadah hujan 88.688 ha serta sawah pasang surut 1.026 ha. Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Banten tahun 2010 sebesar 2,05 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat sebesar 199,04 ribu ton (10,76%) dibandingkan produksi padi tahun 2009. Tahun 2011 produksi padi meningkat sebesar 16,49 ribu ton (0,80%) dibandingkan tahun 2010, yaitu mencapai 2,064 juta ton GKG. 4 Produktivitas itu masih relatif rendah dibandingkan dengan potensinya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah menghasilkan varietas unggul baru padi, yaitu varietas Inpari 13 dengan kelebihan sangat genjah didukung juga dengan produktivitas padi yang tinggi dengan rata-rata hasil panen sebesar 6,59 ton/ha atau setara dengan potensi hasil 8,0 ton/ha. 5 Selain itu, varietas Inpari 13 memiliki ketahanan terhadap hama Wereng Batang Cokelat (WBC) Biotipe 1, 2, dan 3 serta cocok ditanam di ekosistem sawah tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl. 6 Namun, petani di Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang sebagian besar belum mengenal varietas Inpari 13, selama ini petani menanam varietas Ciherang yang berasal dari benih bantuan pemerintah. Selain benih unggul dalam PTT juga diperkenalkan sistem tanam jajar legowo yang merupakan salah satu upaya perbaikan budidaya padi untuk meningkatkan produktivitas. Sistem tanam jajar legowo bisa meningkatkan produksi padi karena memanfaatkan efek tanaman pinggir di mana tanaman yang paling pinggir selalu memiliki hasil yang lebih banyak, selain itu perawatan lebih mudah dalam hal pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi (Subang, Jawa Barat) menunjukkan cara tanam jajar legowo meningkatkan hasil padi sawah 1,9% 29,0%. Kenaikan hasil tersebut disebabkan populasi tanaman pada jajar legowo lebih banyak dibandingkan cara tanam tegel (333.333 rumpun/ ha dibandingkan 250.000 rumpun/ha) 5. Penelitian juga telah dilakukan di dataran Waeapo Kabupaten Buru Provinsi Maluku dengan menggunakan varietas unggul Membramo, Mekongga, Cigeulis, Ciherang dan IR66 yang ditanam dengan sistem legowo rata-rata memberikan hasil gabah lebih tinggi (5,5 8,3 ton/ha). 7 Meskipun sistem tanam jajar legowo ini sudah disosialisasikan melalui program pendampingan, namun sebagian besar petani Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang masih menggunakan sistem tanam tegel dengan jarak tanam pada umumnya 25 cm x 25 cm yang menurutnya lebih praktis dibandingkan sistem tanam jajar legowo. Sebagian kecil petani telah ada yang mengadopsi sistem tanam jajar legowo, namun masih terdapat variasi yang cukup besar dari sistem tanam legowo tersebut seperti legowo 5:1 bahkan sampai lebih 10:1. Sistem tanam jajar legowo yang dianjurkan adalah legowo 2:1, legowo 3:1, dan legowo 4:1 karena semakin banyak barisan legowonya maka semakin sedikit lorong, maka kenaikan produktivitas tidak terlalu berbeda dari tanam tegel karena efek tanaman pinggir semakin sedikit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini menggunakan sistem tanam legowo 2:1 dan 4:1 dengan pembanding menggunakan sistem tanam tegel. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keragaan komponen hasil dan produktivitas padi 482 Widyariset, Vol. 16 No.3, Desember 2013: 481 488

sawah varietas Inpari 13 dengan berbagai cara sistem tanam, yaitu sistem tanam jajar legowo 2:1, legowo 4:1, dan tegel. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah tadah hujan di Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang yang merupakan lokasi demfarm SLPTT Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Agustus 2011 pada lahan petani dengan luas 3 ha. Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah benih padi varietas Inpari 13 kelas SS (Stock Seed), Handtractor dan cangkul untuk mengolah tanah, gasrok untuk penyiangan gulma, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, tongkat sepanjang 2,5 m untuk menentukan luas ubinan, sabit untuk panen, terpal dan gebotan untuk merontokan gabah dan timbangan. Sistem tanam jajar legowo merupakan sistem tanam berselang dengan satu baris dikosongkan. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Padi varietas Inpari 13 ditanam di lahan petani dengan tiga cara tanam, yaitu sistem tanam jajar legowo 2:1, legowo 4:1, dan tegel sebagai pembanding. Masing-masing sistem tanam dilakukan di lahan seluas 1 ha. Bibit yang ditanam tiap lubang tanam berjumlah 2 5 bibit per tanam dengan cara tandur. Cara menanam dengan menggunakan sistem legowo 2:1, yaitu setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun, jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan, yaitu 25 cm (jarak antarbarisan) x 12,5 cm (jarak dalam barisan) x 50 cm (jarak lorong). Cara menanam dengan menggunakan sistem legowo 4:1, yaitu setiap empat baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun, jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan dengan jarak tanam yang sama dengan legowo 2:1, sedangkan cara tanam tegel, yaitu tidak ada barisan yang dikosongkan dengan jarak tanam 25 cm x 25cm. Pemupukan menggunakan rekomendasi pemupukan berdasarkan Permentan No. 40 Tahun 2007 untuk Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang adalah Urea 250 kg/ha, SP-36 75 kg/ ha, KCl 50kg/ha, namun petani di Kecamatan Mauk menggunakan pupuk Phonska, maka rekomendasi pemupukan menjadi Phonska 180 kg/ha, Urea 191 kg/ha dan KCl 5 kg/ha. Pengendalian hama dan penyakit tergantung serangan (sesuai dengan kaidah PHT). Karakter yang diamati untuk melihat keragaan komponen hasil adalah tinggi tanaman pada fase vegetatif (25 Hari Setelah Tanam/HST) dan fase generatif (61 HST), Jumlah anakan pada fase vegetatif (34 HST) dan fase generatif (70 HST), Jumlah anakan produktif pada fase generatif (70 HST) dan jumlah butir bernas permalai. Setiap karakter diamati pada 10 rumpun tanaman padi tiap sistem tanam. Produktivitas ditentukan dari rata-rata ubinan dengan ukuran 2,5m x 2,5m dengan 5 kali ulangan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu membandingkan secara langsung setiap perlakuan untuk mengetahui keragaan kualitas hasil dan produktivitas padi sawah dengan menggunakan sistem legowo 2:1, legowo 4:1, dan sistem tanam tegel. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lahan Sawah Lahan sawah petani yang digunakan memiliki karakteristik berlumpur, sistem pengairan tadah hujan di mana akan kering pada musim kemarau dan akan menggenang pada saat musim hujan sehingga sulit untuk menerapkan sistem pengairan intermiten, yaitu pengairan berselang di mana air bisa diatur pada saat tanaman membutuhkan pengairan. Hama yang ditemukan pada saat pengamatan antara lain Nilavarvata lugens. (Wereng Batang Cokelat/WBC) sebanyak 5%, Leptocorisa oratorius (walang sangit) sebanyak 8%, Scotiniphara vermicula (kepinding tangan) sebanyak 5% dan Scirpophaga inotata (penggerek batang) sebanyak 1% dan tidak ditemukan penyakit pada tanaman padi yang diamati. Keragaan Komponen Hasil... Yuti Giamerti dan Zuraida Yursak 483

484 Widyariset, Vol. 16 No.3, Desember 2013: 481 488 Keragaan Komponen Hasil Padi Sawah Varietas Inpari 13 Sistem tanam jajar legowo merupakan sistem tanam berselang dengan satu baris dikosongkan, tanam jajar legowo yang dianjurkan adalah legowo 2:1, legowo 3:1 dan legowo 4:1 seperti dapat dilihat pada Gambar 1. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Cara tanam jajar legowo memberikan beberapa keuntungan di antaranya semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberikan hasil yang lebih tinggi (efek tanaman pinggir), pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah, terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, pengumpulan keong emas atau untuk mina padi dan penggunaan pupuk lebih efisien. 5 Komponen hasil menunjang tinggi rendahnya hasil atau produktivitas tanaman padi. Keragaan komponen hasil padi sawah varietas Inpari 13 di Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada sistem tanam legowo 2:1 setiap karakter komponen hasil yang diamati, yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, jumlah bulir bernas per malai menunjukkan angka yang tinggi dibandingkan dengan sistem tanam legowo 4:1 dan tegel. Hal ini berarti tanaman padi dapat tumbuh optimal jika ditanam dengan menggunakan sistem tanam legowo 2:1 karena pada Tabel 1. Keragaan Komponen Hasil Padi Sawah Varietas Inpari 13 pada Berbagai Cara Tanam Sistem Tanam Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan Jumlah Fase Vegeta f Fase Genera f Fase Vegeta f Fase Genera f Anakan Produk f Legowo 2:1 83,8 114,3 26 32 20 177 Legowo 4:1 61,1 103 22 25 18 175 Tegel 57,5 91,9 15 17 11 158 Sumber: Data yang Diolah Jumlah Bulir Bernas Per Malai (a) Gambar 1. Sistem tanam jajar legowo 2:1 (a) dan 4:1(b) (b)

sistem tanam legowo 2:1 lebih banyak lorong yang kosong yang berarti lebih banyak tanaman pinggir. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman barisan pinggir. Umumnya, tanaman pinggir menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik karena kurangnya persaingan tanaman antarbarisan. Menurut Suriapermana, 8 padi yang ditanam secara beraturan dalam bentuk tegel hasil tanaman bagian luar lebih tinggi 1,5 2 kali dibandingkan hasil tanaman yang berada di bagian dalam. Dengan diterapkannya sistem tanam legowo yang menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir (border effect), sinar matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis, intensitas cahaya yang cukup selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi, sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan komponen-komponen hasil dan pengisian gabah. 9 Efektivitas penyerapan hara lebih tinggi sehingga tanaman padi bisa tumbuh dengan optimal pada kondisi lahan tersebut. Pada lahan yang lebih terbuka karena adanya lorong pada baris tanaman, serangan hama dapat berkurang dan dengan terciptanya kelembapan lebih rendah, perkembangan penyakit juga dapat berkurang. Keragaan Produktivitas Padi Sawah Varietas Inpari 13 Tingginya produktivitas ditentukan oleh kondisi agroekologi, varietas, dan teknologi yang digunakan dalam teknik budidaya. Komponen teknologi PTT padi dirakit untuk menghasilkan produktivitas padi yang tinggi karena perakitan komponen teknologi budidaya dilakukan dengan cara penelusuran setiap alternatif komponen teknologi, jumlah yang memengaruhi dan dipengaruhi, maka antar komponen teknologi dan aspek lingkungan dapat disinergiskan. Sistem tanam legowo yang merupakan salah satu komponen PTT diharapkan mampu meningkatkan produktivitas padi di Indonesia. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa dengan sistem tanam legowo bisa meningkatkan produktivitas padi khususnya padi sawah di Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang dengan melihat keragaan produktivitas dari masingmasing sistem tanam tersebut. Hasil keragaan produktivitas Padi Sawah Varietas Inpari 13 disajikan pada Gambar 2. Gambar 1 menunjukkan bahwa produktivitas padi varietas Inpari 13 pada sistem tanam jajar legowo 2:1 memiliki produktivitas lebih tinggi (6,57 ton/ha) dibandingkan dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 (5,57 ton/ha) dan sistem tegel (5,09 ton/ha) di mana antara legowo 4:1 dengan Gambar 2. Keragaan Produktivitas Padi Sawah Varietas Inpari 13 pada sistem tanam legowo 2:1 (a), legowo 4:1 (b) dan tegel (c) Keragaan Komponen Hasil... Yuti Giamerti dan Zuraida Yursak 485

tegel perbedaan produktivitasnya tidak terlalu signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Marthen 7 menggunakan sistem legowo 2:1 dan legowo 4:1 pada varietas IR-66, menunjukkan bahwa pada sistem tanam legowo 2:1 produktivitasnya lebih tinggi (5,96 ton/ha) dibandingkan legowo 4:1 (5,47 ton/ha). Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo juga mendukung penelitian ini, di mana varietas yang digunakan adalah Inpari 1, Inpari 4, Inpari 10 Laeyla dan Inpari 3 menunjukkan rata-rata produktivitas 6,72 ton/ha dibandingkan dengan varietas eksisting Ciherang dan Ciliwung yang memiliki rata-rata produktivitas 6,69 ton/ha. 10 Sistem tanama jajar legowo menghasilkan rumpun tanaman yang optimal sehingga menghasilkan lebih banyak malai per satuan luas dan berpeluang memberikan hasil lebih tinggi. Selain itu, juga pertumbuhan tanaman yang sehat dan seragam mempercepat penutupan permukaan tanah sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Keuntungan sistem tanam legowo dengan memanfaatkan pengaruh tanaman pinggir (border effect) dapat memperluas jelajah perakaran tanaman sehingga memungkinkan tanaman menjadi lebih sehat dan bernas yang pada akhirnya memberikan hasil lebih tinggi. Sistem tanam legowo juga dapat meningkatkan populasi tanaman. Pengosongan satu baris tanaman bukan berarti membuang satu baris tanaman yang mengakibatkan berkurangnya populasi namun menambahkannya pada barisan pinggir dari legowo tersebut pada setengah jarak tanamnya. Varietas Inpari 13 memiliki rata-rata hasil 6,6 ton/ha dan potensi hasil 8,0 ton/ha 5 masih lebih tinggi dibandingkan dengan varietas ciherang yang ditanam sebagian besar petani di Kabupaten Tangerang, yaitu rata-rata hasil 6,0 ton/ha. Kelebihan lain dari varietas Inpari 13 ini adalah tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe 1,2 dan 3, tekstur nasi pulen dan umur tanaman yang relatif genjah yaitu 99 hari. 11 Namun, petani kurang menyenangi varietas ini dikarenakan tingkat kerontokan sedang sehingga menyulitkan pada saat perontokan gabah. Hasil penelitian ini menunjukkan varietas Inpari 13 dengan menggunakan sistem tanam legowo 2:1 dapat mencapai hasil rata-rata, namun masih rendah dari potensi hasilnya. Jenis padi unggul atau varietas unggul memberikan kontribusi yang sangat tinggi terhadap produksi karena dalam varietas terdapat potensi hasil yang tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta mutu produk yang baik. 12 A. Saryoko dalam Nugraha 13 menambahkan bahwa varietas unggul merupakan teknologi yang terbukti mampu meningkatkan produksi dan mutu produk. Upaya peningkatan produktivitas dengan penerapan komponen PTT, terutama sistem tanam legowo, sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dalam hal ini, merupakan upaya menjaga ketersediaan bahan pokok dan sumber energi karena ketahanan pangan merupakan inti dalam proses pembangunan. KESIMPULAN Padi sawah varietas Inpari 13 di Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang memiliki pertumbuhan yang lebih optimal dan produktivitas yang tinggi pada sistem tanam jajar legowo 2:1 (6,57 ton/ha) dibandingkan dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 (5,57 ton/ha) dan sistem tegel (5,09 ton/ha). UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Mewa Ariani, M.S. selaku penanggung jawab kegiatan SL-PTT dan kepada Ahmad Makmur atas asistensinya dalam melaksanakan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1 Kementerian Pertanian. 2012. Pedoman Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu. Jakarta. Kementan. 2 B. Abdullah. 2004. Pengenalan VUTB Fatmawati dan VUTB lainnya. Panduan Pelatihan Pemasyarakatan dan pengembangan padi varietas unggul tipe baru. Balitpa, Sukamandi, 31 Maret 3 April 2004. 3 Puslitbangtan. 2001. Pengelolaan Tanaman Terpadu.: Pendekatan Inovatif Sistem Produksi Padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 23 No. 2. 486 Widyariset, Vol. 16 No.3, Desember 2013: 481 488

4 Badan Pusat Statistik Banten. 20111. Banten dalam Angka. Banten: BPS 5 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2011. (http:// pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/ bpp10005.pdf). Diakses tanggal 20 Mei 2012). 6 Suprihatno, B. dkk. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang. 7 Marthen.P. S. 2011. Jurnal Budidaya Pertanian Vol. 7 (2) 2011. Hlm. 79 871. http://lenamaluku. wordpress.com/2012/01/17/kajian-perbaikanteknologi-budidaya-padi-melalui-penggunaanvarietas-unggul-dan-sistem-tanam-jajarlegowo-dalam-meningkatkan-produktivitas-padi-mendukung-swasembada-pangan/. Diakses tanggal 4 Juni 2012. 8 Suriapermana, I. Syamsul, dan A.M. Fagi. 1990. Laporan Pertama Penelitian Kerjasama Mina Padi antara Balittan Sukamandi-IDRC Kanada. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi. Subang: 9 Dewa M. A., Nengah S., Agustina. 2009. Kajian Beberapa Jarak Tanam Sistem Legowo dan Cara Pemupukan terhadap Hasil Padi. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana. 10 Zubair A., Jaka S., M. Yusuf A. 2012. Keragaan Varietas Unggul Baru Pada SL-PTT di Kabupaten Bone Bolango. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Padi 2011. Buku 2. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi: 611 616. 11 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2012. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Sukamandi. 12 Kardiyono, dkk. 2007. Perbanyakan Benih Unggul Komoditas Tanaman Pangan. Laporan Pengkajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten. Serang. 13 A. Saryoko. 2009. Kajian Pendekatan Penanda Padi (Rice Check) di Provinsi Banten. Widyariset 12(2): 43 51. Keragaan Komponen Hasil... Yuti Giamerti dan Zuraida Yursak 487

488 Widyariset, Vol. 16 No.3, Desember 2013: 481 488