PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERMUATAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY (SETS) POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS UNTUK SISWA SMA/MA KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

PF-38: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Koballa dan Chiappetta (2010: 105), mendefinisikan IPA sebagai a way of

BAB III METODE PENELITIAN

Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto 2, Sugiyanto 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC. Norma Dewi Shalikhah

FLUIDA STATIS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) Alfiah Indriastuti

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA BERBASIS INQUIRY TRAINING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA

I. PENDAHULUAN. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) dalam pembelajaran merupakan ciri khas


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI MATRIKS KELAS XI SMA

Pengaruh Model Learning Start With A Question Berbasis Eksperimen Sederhana terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X Man 2 Model Palu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN ALAT-ALAT PERAGA FISIKA MATERI FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA/MA

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANDROID DENGAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA MATERI FLUIDA STATIS UNTUK SISWA KELAS X SMA IPA

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Malang. Dosen Fisika Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

Yuni Permata Sari*, Rini**, Rasmiwetti*** No. Hp:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SMP/MTs KELAS VII

Kata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESESUAIAN BUKU SISWA KELAS V TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK DAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUTASI GEN PADA MATAKULIAH GENETIKA

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS POTENSI LOKAL KERAJINAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (Research and Development).

Novita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

Pengembangan Media Pembelajaran Animated Video pada Materi Fluida SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

Iwan Arisanto 1, Agus Suyudi 2, Lia Yuliati 3

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERMUATAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY (SETS) POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS UNTUK SISWA SMA/MA KELAS X Zul Farida Arini, Sutarman, dan Kadim Masjkur Universitas Negeri Malang E-mail: zulfa.affanesa@gmail.com ABSTRAK: Berdasarkan pengamatan bahan ajar serta pengisian angket oleh 98 siswa SMA/MA menunjukkan bahwa pada pokok bahasan fluida statis, bahan ajar yang ada belum sepenuhnya mendukung pembelajaran fisika dengan muatan SETS yang sesuai scientific approach. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan 5 langkah R&D Borg and Gall. Hasil penelitian dan pengembangan berupa buku siswa dan buku panduan guru. Berdasarkan hasil validasi buku siswa memenuhi kriteria valid/layak digunakan dengan nilai rata-rata 3,71. Buku panduan guru memenuhi kriteria valid/layak digunakan dengan nilai rata-rata 3,83. Hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa buku siswa memenuhi kriteria mudah digunakan dengan nilai rata-rata 3,61. Kata kunci: bahan ajar fisika, SETS, fluida statis Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh perangkat pembelajaran yang baik. Salah satu perangkat pembelajaran pendukung terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif adalah bahan ajar. Asmirani (2013) menyatakan bahwa melalui bahan ajar guru dapat lebih mudah melaksanakan pembelajaran. Bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai kompetensi secara utuh dan terpadu (Depdiknas, 2008:6). Penyiapan bahan ajar harus diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum agar bahan ajar tersebut memberikan makna bagi siswa yang mempelajari (Depdiknas, 2008: 19). Dalam Kurikulum 2013, bahan ajar fisika disesuaikan dengan karakterisitik pembelajaran yang menerapkan scientific approach. Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Kurikulum 2013 menghendaki proses pembelajaran yang 1

2 mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sesuai dengan penjabaran dalam Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014, scientific approach diterapkan pada pembelajaran fisika karena fisika sebagai bagian dari sains memiliki karakteristik yang menekankan adanya keterampilan proses. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Trowbridge, Bybee, Sund (1973:40) yang menyatakan bahwa sains merupakan suatu tubuh pengetahuan dan proses penemuan. Sains merupakan produk dan proses. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum. Proses sains meliputi cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan, cara berpikir, memecahkan masalah, dan cara bersikap. Di sisi lain, fisika mempunyai peranan penting dalam kehidupan karena terdapat kaitan erat antara sains (science), lingkungan (environment), teknologi (technology), dan masyarakat (society). Berdasarkan pendapat Trijayanti dan Noortjahja (2012), fisika mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Selain dapat menjelaskan berbagai peristiwa alamiah, fisika menjadi ilmu dasar yang harus dikuasai dalam menciptakan teknologi. Dengan kata lain, fisika mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan IPTEK (Asmirani, 2013). Science, Environment, Technology, Society (SETS) saling berkaitan erat dalam pokok bahasan fisika. Trijayanti dan Noortjahja (2012) mengungkapkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, guru maupun siswa sebenarnya merasakan kaitan antar komponen SETS dalam fenomena fisika namun seringkali tidak dibahas dalam kegiatan belajar. Rusilowati, dkk (2012) berpendapat bahwa visi SETS perlu ditekankan agar mendorong keingintahuan dan memperkuat inisiatif siswa dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan di beberapa sekolah di kota Malang meliputi SMAN 1 Malang, SMAN 3 Malang, SMAN 4 Malang, SMAN 8 Malang, dan SMAN 9 Malang. Berdasarkan pengamatan tersebut diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan adalah buku teks pelajaran sesuai Permendikbud Nomor 65 Tahun 2014. Berdasarkan pengamatan tersebut diketahui karakteristik buku teks pelajaran yang digunakan yaitu: (1) terdapat urutan materi yang terbolak-balik, (2) terdapat beberapa kegiatan percobaan yang disajikan setelah penjabaran materi, (3) terdapat penjabaran materi tanpa disertai dengan gambar atau ilustrasi, (4)

3 terdapat kegiatan awal yang mendorong siswa untuk berpikir namun pada tidak disertai pembahasan atau penguatan sebagai konfirmasi dari gagasan yang kemungkinan siswa pikirkan, (5) beberapa fenomena dalam kehidupan sehari-hari disajikan dalam bentuk narasi, (6) terdapat beberapa kegiatan yang mendorong siswa untuk membaca materi kemudian menjelaskan kembali materi yang telah dibaca, (7) terdapat kegiatan proyek dengan instruksi yang bersifat umum, (8) secara umum tampilan bahan ajar berwarna hitam putih dengan tulisan yang rapat. Pengamatan dilakukan di 4 toko buku di kota Malang untuk mengetahui buku pelajaran yang tersedia di pasaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa sudah terlihat ada upaya dari para penulis untuk menyusun buku pelajaran yang memenuhi tuntutan Kurikulum 2013. Pengamatan dilakukan terhadap 3 buku pelajaran pada pokok bahasan fluida statis. Buku pertama yang diamati menyajikan pokok bahasan fluida statis dengan menjabarkan materi dan rumus yang panjang dengan tulisan kecil dan rapat. Buku kedua terdiri dari rangkuman materi dan rumus-rumus, uji kompetensi berupa pilihan ganda dan esai, serta 1 kegiatan praktikum. Sementara itu, buku ketiga menampilkan beberapa gambar di awal bab untuk diamati oleh siswa. Pada buku pelajaran ini disajikan beberapa kegiatan percobaan meskipun tidak mencakup seluruh kompetensi pada pokok bahasan fluida statis. Dalam buku pelajaran ini terdapat kolom penilaian berupa sikap, keterampilan, maupun pengetahuan meskipun tidak disertai dengan rubrik penilaian yang rinci. Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh 98 siswa SMA Brawijaya Smart School Malang dan MAN 1 Malang menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan berupa buku paket, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), handout, atau perpaduan dari ketiga jenis bahan ajar tersebut. Sebanyak 69% siswa menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan pada pokok bahasan fluida statis cenderung berupa penjabaran materi dan hanya 29% siswa yang merasa senang menggunakan bahan ajar tersebut. Siswa yang menyatakan terfasilitasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan scientific approach tidak lebih dari 38%. Sebanyak 61% siswa menginginkan bahan ajar yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari yaitu memfasilitasi siswa untuk mengaitkan antara Science, Environment, Technology, Society (SETS). Guna

4 memenuhi ketersediaan bahan ajar sekaligus menjawab kebutuhan siswa maka perlu dikembangkan bahan ajar sesuai karakteristik pembelajaran fisika dan scientific approach pada Kurikulum 2013 yaitu bahan ajar bermuatan SETS. METODE Pengembangan bahan ajar fisika bermuatan SETS menggunakan 5 dari 10 langkah Research and Development (R&D) yang dikemukakan oleh Borg and Gall (1983:775). Langkah pengembangan yang dilakukan yaitu: (1) research and information collecting meliputi studi pustaka dan studi lapangan, (2) planning meliputi penyusunan indikator pencapaian kompetensi, peta konsep, dan outline bahan ajar, (3) develop preliminary form of product yaitu penyusunan isi buku siswa dan buku panduan guru, (4) preliminary field testing meliputi validasi dan uji coba terbatas pada pengguna bahan ajar, (5) main product revision yaitu revisi akhir bahan ajar. asi bahan ajar dilakukan oleh 3 orang guru mata pelajaran fisika dari MAN 1 Malang, MA Bilingual Batu, dan SMAN 9 Malang. Bahan ajar diuji cobakan secara terbatas kepada 25 siswa kelas X MIA SMA Brawijaya Smart School Malang. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket validasi dan angket uji coba terbatas pada siswa. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa penilaian menggunakan skala Likert dengan skor 1, 2, 3, 4 sedangkan data kualitatif berupa saran dan komentar. Data kualitatif digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan produk pengembangan bahan ajar. Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis kualitatif model Miles and Huberman meliputi data reduction, data display, conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2008:246). Teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik perhitungan nilai rata-rata (Arikunto, 2006:242): = : nilai rata-rata : jumlah nilai jawaban penilaian : jumlah validator

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Produk pengembangan bahan ajar fisika terdiri dari buku siswa dan buku panduan guru. Bagian awal buku siswa terdiri dari halaman sampul (cover), kata pengantar, petunjuk penggunaan buku, dan daftar isi. Bagian inti terdiri dari pendahuluan bab dan sub bab, kegiatan siswa meliputi mengamati dan menanya, melakukan percobaan (mengumpulkan informasi), menalar dan mengomunikasikan, penjabaran materi dengan muatan Science, Environment, Technology, Society (SETS), contoh soal, latihan soal, refleksi diri, rangkuman materi, dan uji kompetensi akhir. Bagian pendukung meliputi Ayo Klik!, Semangat Fisika, Tantangan!, Review, Tokoh Fisika, dan Tahukah Kamu?. Bagian akhir meliputi peta konsep, daftar pustaka, glosarium, dan apendiks. Buku siswa terdiri dari sub bab tekanan hidrostatis, hukum utama hidrostatis, hukum Pascal, hukum Archimedes, tegangan permukaan, kapilaritas, viskositas dan hukum Stokes. Gambar 1. Sampul Buku Siswa dan Buku Panduan Guru Buku panduan guru terdiri dari halaman sampul (cover), kata pengantar, daftar isi, peta konsep, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, indikator pencapaian kompetensi, silabus, muatan SETS (Sciece, Environment, Technology, Society), kegiatan pembelajaran, penilaian, pembahasan soal dan kunci jawaban. Aspek penilaian dalam validasi bahan ajar meliputi kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafisan. Jika hasil validasi dari 3 validator menunjukkan rata-rata 3,26-4,00 maka bahan ajar dinyatakan valid/layak digunakan. Nilai rata-rata keseluruhan aspek penilaian

6 buku siswa adalah 3,71 sehingga dinyatakan memenuhi kriteria valid/layak digunakan. Tabel 1 Kriteria Kelayakan Buku Siswa No. Aspek Penilaian Rata-rata Kriteria 1 Kelayakan isi Cakupan materi 3,89 Keakuratan materi 3,87 Muatan SETS 3,53 Komponen buku siswa 3,81 2 Kelayakan kebahasaan 3 Kelayakan penyajian 4 Kelayakan kegrafisan Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa Komunikatif Kohesi dan koherensi Keseuaian dengan kaidah bahasa Indonesia Penggunaan istilah dan tanda baca Teknik penyajian buku siswa Kejelasan tujuan Berbasis scientific approach Penggunaan font Tata letak (layout) Ilustrasi, gambar, atau foto 3,33 3,50 3,84 3,66 4,00 3,53 3,89 Beberapa perbaikan yang dilakukan berdasarkan saran dan komentar validator terhadap buku siswa adalah: (1) memilih gambar sesuai dengan gagasan yang disampaikan, (2) memberi keterangan atau tanda pada gambar supaya makna gambar mudah dipahami, (3) memperbaiki ukuran gambar atau penomoran halaman pada bagian tertentu buku siswa, (4) memperbaiki beberapa kalimat kurang efektif, (5) menelaah kembali soal-soal pada uji kompetensi akhir, (6) seminimal mungkin menggunakan kata dalam bahasa asing, (7) memperbaiki apendiks sesuai dengan penggunaannya dalam buku siswa, (8) memberi petunjuk pada beberapa kegiatan siswa. Nilai rata-rata keseluruhan aspek penilaian buku panduan guru adalah 3,83 sehingga dinyatakan memenuhi kriteria valid/layak digunakan. Beberapa perbaikan yang dilakukan berdasarkan saran dan komentar validator terhadap buku panduan guru adalah: (1) melengkapi soal pilihan ganda dengan pembahasan soal, (2) memperbaiki deskripsi nilai agar sesuai dengan aspek penilaian yang diinginkan, (3) memberi keterangan gambar dan penomoran halaman pada bagian tertentu buku panduan guru, (4) memperbaiki petunjuk kegiatan pembelajaran pada tahap menanya.

7 Tabel 2 Kriteria Kelayakan Buku Panduan Guru No. Aspek Penilaian Rata-rata Kriteria 1 Kelayakan isi Komponen buku panduan guru 3,92 Metode pembelajaran 4,00 2 Kelayakan Kesesuaian dengan pengguna bahan 4,00 kebahasaan ajar 3 Kelayakan penyajian 4 Kelayakan kegrafisan Komunikatif 4,00 Kohesi dan koherensi Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia Penggunaan istilah dan tanda baca 3,84 4,00 Teknik penyajian buku panduan guru Kejelasan tujuan Berbasis scientific approach Penggunaan font Tata letak (layout) Ilustrasi, gambar, atau foto 4,00 3,74 valid Bahan ajar fisika bermuatan SETS diuji cobakan secara terbatas kepada 25 siswa kelas X MIA SMA Brawijaya Smart School Malang yang sedang mempelajari pokok bahasan fluida statis. Tujuan uji coba terbatas adalah untuk mengetahui kriteria mudah atau tidaknya bahan ajar digunakan oleh siswa. Nilai rata-rata keseluruhan aspek buku siswa adalah 3,61 sehingga dinyatakan memenuhi kriteria mudah digunakan. Perbaikan yang dilakukan berdasarkan saran dan komentar siswa adalah memberi petunjuk masalah yang akan dipelajari siswa dalam kegiatan pembelajaran pada tahap menanya. Tabel 3 Kriteria Penggunaan Buku Siswa Berdasarkan Hasil Uji Coba Terbatas No. Aspek yang Dinilai Rata-rata Kriteria 1 Halaman sampul (cover) 3,72 Mudah digunakan 2 Kata pengantar 3,48 Mudah digunakan 3 Petunjuk penggunaan buku 3,52 Mudah digunakan 4 Daftar isi 3,68 Mudah digunakan 5 Peta konsep 3,68 Mudah digunakan 6 Pendahuluan bab 3,52 Mudah digunakan 7 Penjabaran materi 3,72 Mudah digunakan 8 Materi dikaitkan SETS 3,68 Mudah digunakan 9 Kegiatan menarik 3,64 Mudah digunakan 10 Kegiatan mengamati 3,60 Mudah digunakan 11 Kegiatan menanya 3,56 Mudah digunakan 12 Kegiatan mengumpulkan informasi 3,72 Mudah digunakan 13 Kegiatan menalar 3,72 Mudah digunakan 14 Kegiatan mengomunikasikan 3,52 Mudah digunakan 15 Contoh soal 3,36 Mudah digunakan 16 Latihan soal dan uji kompetensi akhir 3,56 Mudah digunakan 17 Rangkuman materi 3,60 Mudah digunakan 18 Refleksi diri 3,56 Mudah digunakan 19 Daftar pustaka, apendiks, glosarium 3,56 Mudah digunakan

8 Lanjutan Tabel 3 Kriteria Penggunaan Buku Siswa Berdasarkan Hasil Uji Coba Terbatas No. Aspek yang Dinilai Rata-rata Kriteria 20 Layout 3,64 Mudah digunakan 21 Gambar dan ilustrasi 3,68 Mudah digunakan 22 Penggunaan bahasa 3,64 Mudah digunakan Dalam uji coba terbatas siswa mempelajari sub bab hukum Archimedes. Sesuai dengan scientific approach, kegiatan inti pembelajaran terdiri dari kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi (experimenting), menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Pada kegiatan mengamati dan menanya, guru membimbing siswa untuk terlibat aktif dalam demonstrasi prinsip kerja kapal selam menggunakan kapal selam mainan. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan terkait mekanisme terapung dan tenggelamnya kapal selam mainan. Gambar 2 Siswa Terlibat Aktif dalam Kegiatan Demonstrasi Pada langkah berikutnya, guru membimbing siswa mengumpulkan informasi terkait hukum Archimedes melalui percobaan. Tujuan percobaan adalah agar siswa dapat menjelaskan gaya angkat fluida. Pada saat melakukan percobaan, siswa ditekankan untuk bekerjasama dengan teman satu kelompok dan bekerja secara teliti. Gambar 3 Siswa Melakukan Percobaan Dibimbing oleh Guru

9 Setelah memperoleh data percobaan, siswa dibimbing untuk berdiskusi menjawab beberapa pertanyaan. Pada kegiatan ini, siswa melakukan proses menalar. Siswa menganalisis data hasil percobaan dan guru mengarahkan siswa hingga siswa dapat memahami bahwa: (1) berat benda di udara lebih besar daripada berat benda dalam zat cair, (2) berat zat cair yang tumpah sama dengan selisih berat benda di udara dan di dalam zat cair. Pemahaman tersebut akan membawa siswa untuk dapat menjelaskan hukum Archimedes bahwa sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya angkat sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda itu. Dalam kegiatan diskusi, siswa ditekankan untuk memiliki sikap santun dan saling menghargai. Usai berdiskusi, siswa mengomunikasikan hasil percobaan dan diskusi dengan presentasi. Dengan kegiatan ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab terhadap pembelajaran yang diikuti. Gambar 4 Siswa Melakukan Diskusi Dalam proses pembelajaran, guru memberi penguatan tentang prinsip kerja kapal selam sejalan dengan kegiatan pada tahap mengamati dan menanya. Guru mengaitkan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Siswa diarahkan pada pemahaman bahwa teknologi kapal selam dari waktu ke waktu semakin berkembang. Sebagai contoh, kini telah dikembangkan kapal selam nuklir yang lebih efisien dan canggih. Namun pada suatu ketika terjadi ledakan kapal selam nuklir K-19 Rusia. Dengan informasi tersebut siswa didorong untuk memikirkan bahwa perkembangan kapal selam dapat memiliki dampak terhadap lingkungan.

10 PENUTUP Kesimpulan Produk akhir dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah bahan ajar fisika bermuatan SETS sesuai dengan scientific approach terdiri dari buku siswa dan buku panduan guru. Berdasarkan hasil validasi buku siswa memenuhi kriteria valid/layak digunakan dengan nilai rata-rata 3,71. Buku panduan guru memenuhi kriteria valid/layak digunakan dengan nilai rata-rata 3,83. Hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa buku siswa memenuhi kriteria mudah digunakan dengan nilai rata-rata 3,61. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil pengembangan bahan ajar, bahan ajar fisika bermuatan SETS dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar yang menunjang pelaksanaan pembelajaran sesuai Kurikulum 2013. Bahan ajar ini disarankan untuk diuji coba lebih luas dengan menggunakan seluruh langkah R&D Borg and Gall. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Asmirani, U. 2013. Pengaruh LKS Berbasis Sains Teknologi Masyarakat terhadap Kompetensi Siswa dalam Pembelajaran IPA Fisika di Kelas VIII SMPN 1 Kubung Kabupaten Solok. Pillar of Physics Education, 1: 85-90. (Online), (http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pfis/article/viewfile/495/284) diakses tanggal 19 Januari 2015. Borg, W. R., Gall, M. D. 1983. Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Kemdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemdikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

11 Rusilowati, A. dkk. 2012. Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Bervisi Science Environment Technology and Society. Jurnal Pendidikan Fisika, Indonesia. 8: 51-60. (Online), (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=135431&val=5648) diakses tanggal 21 Januari 2015. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trijayanti, E., Noortjahja, A. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Strategi Pendekatan SETS Pada Materi Pemantulan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Wringinanom. Inovasi Pendidikan Fisika, 1 (1): 128-133. (Online), (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inovasi-pendidikanfisika/article/viewfile/374/294) diakses tanggal 29 Januari 2015. Trowbridge, L. W., Bybee, R. W., Sund, R. B. 1973. Becoming a Secondary School Science Teacher. London: Merill Publishing Company.