BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) menyatakan anggaran sektor publik terutama pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyusunannya berupa pendekatan penganggaran terpadu (Unified Budget),

KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA BADAN LAYANAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. No. 25/2004 yang telah mensyaratkan adanya konsistensi perencanaan anggaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. dibidang keuangan negara, yaitu undang-undang No. 17 tahun tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

KESIAPAN BALAI PEMANTAPAN KAWASAN JAWA-MADURA DALAM MENERAPKAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. publik, anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik,

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, serta untuk meningkatkan

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan secara holistik terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 menjadi tonggak sejarah dalam pengelolaan Keuangan Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Teknologi selalu mengalami perkembangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan mulai tahun anggaran 2005 dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan pemerintahan yang berorientasi proses menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia yang diawali dengan keluarnya Undang-Undang No.17 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi Keuangan Negara yang ditandai dengan lahirnya paket Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

whv -1 NIP J

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa bentuk dan isi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MENGAPA ANGGARAN KINERJA?

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. pagu anggaran yang dapat direalisasikan dapat mencerminkan berjalannya fungsi-fungsi

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) PENYUSUNAN STANDAR BIAYA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ESELON PROGRAM : : :

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran merupakan suatu perencanaan dan pengendalian terpadu yang

pembangunan. Oleh sebab itu, untuk mengelola keuangan yang baik maka dibutuhkan pemahaman dan praktek yang baik dalam melaksanakan peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesungguhnya. Seperti dikemukakan oleh Menteri Keuangan Boediono (Sidik et

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Paradigma manajemen keuangan pemerintahan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

PENDAHULUAN. Indonesia sejak orde lama sampai sekarang telah menerapkan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan primer sekaligus menjaga kesinambungan fiskal. Prioritas

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi sistem penganggaran telah berjalan sejak disahkan paket. undang-undang keuangan negara yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 17

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

ANALISIS EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNGTERHADAP ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA KANTOR KECAMATAN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada ketersediaan anggaran. Kinerjalah yang diubah-ubah sesuai

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

No.860, 2014 BAPPENAS. Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga Penelaahan. Penyusunan. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

BAB I PENDAHULUAN. program yang dapat melahirkan mahasiswa mahasiswa yang terampil,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB I JADWAL PELAKSANAAN PENERAPAN... 1 BAB II PENUTUP Daftar Isi i

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Roda pembangunan nasional dapat terus bergerak dan perekonomian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. tergambar tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, dan miskin kreativitas.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Bersih dan Bebas dari KKN. (Meidyah Indreswari, 2011). Salah satu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

PERAN PARLEMEN DALAM TRANSPARANSI ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Selama lebih dari dua dekade, pengukuran kinerja (performance measurement)

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Aturan-aturan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Setiap tahun pemerintah menghimpun dan membelanjakan dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Oleh karena itu, proses penyusunan anggaran negara merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan banyak pihak, termasuk semua departemen/lembaga dan DPR. Mardiasmo (2004) menyatakan anggaran sektor publik terutama pemerintah penting karena : (1) Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi menjamin kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat ; (2) Adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak terbatas dan terus berkembang sedangkan sumbernya yang ada terbatas; (3) Untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat. Reformasi di bidang perencanaaan dan penganggaran dimulai pada tahun anggaran 2005 dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sebagai tindak lanjut terhadap pelaksanaan peraturan perundangan tersebut, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 yang menegaskan bahwa rencana kerja dan anggaran yang disusun menggunakan tiga pendekatan, yaitu: (1) anggaran terpadu (unified budget); (2) kerangka 1

2 pengeluaran jangka menengah biasa disebut KPJM (medium term expenditure framework); dan (3) penganggaran berbasis kinerja biasa disebut PBK (performance based budget). Dalam pelaksanaan sistem penganggaran di Indonesia dinyatakan ketiga pendekatan tersebut telah diadopsi dan telah dilaksanakan, namun dalam pelaksanaannya ditemui berbagai macam kendala yang masih sangat sulit untuk dipecahkan. Penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah telah diadopsi dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga meskipun masih belum sempurna begitu juga penerapan unified budget (penyatuan anggaran rutin dengan anggaran pembangunan) juga telah diterapkan dan senantiasa terus dipertegas dan dipertajam. Penerapan prinsip anggaran berbasis kinerja merupakan hal yang paling sulit untuk diimplementasikan meskipun secara formal telah dinyatakan berlaku namun semua pihak masih mengakui bahwa penerapan prinsip tesebut masih jauh dari yang diharapkan. Penerapan kinerja reformasi di bidang penganggaran merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Hal ini diharapkan mengurangi tingkat kebocoran keuangan negara. Hasilnya sekarang ini belum dapat dirasakan, bahkan sebaliknya yaitu terjadi banyak resistensi. Banyak kegiatan yang terlambat bahkan berhenti karena prosedurnya sangat ketat dan pengawasan yang berlapis (Abimanyu, 2005)

3 Sebelum berlakunya sistem Penganggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal. Dalam perkembangannya, munculah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumbersumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan. Anggaran berbasis kerja merupakan sistem perencanaan anggaran yang mengaitkan antara anggaran dengan hasil yang ingin dicapai. Penerapannya dimulai dari perencanaan kinerja pada tingkat instansi (pusat dan daerah). Pada tahun 2009, sudah ada 6 Kementerian/Lembaga yang dijadikan Pilot Project (tidak termasuk Departemen Kehutanan). Sedangkan Kementerian/Lembaga secara keseluruhan dijadwalkan pada tahun 2011. Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Jawa-Madura merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan. Pada tahun 2011, Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Jawa-Madura akan menerapkan sistem Penganggaran Berbasisi Kinerja pada Tahun 2011. Secara teoritis ada tahapan-

4 tahapan yang harus dilalui ketika suatu instansi akan melaksanakan penganggaran berbasis kinerja. Prakondisi yang tercipta sebelum pelaksanaan pengganggaran berbasis kinerja akan menentukan keberhasilan pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja tersebut. Untuk itu penelitian ini akan menilai sejauh mana Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Jawa-Madura telah mempersiapkan diri bagi terlaksananya penganggaran berbasis kinerja secara optimal. I.2.Rumusan Masalah 1. Apakah Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura telah siap dalam menerapkan sistem Penganggaran Berbasis Kinerja pada tahun 2011? 2. Apa kendala yang dihadapi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam persiapan penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja pada tahun 2011? I.3.Batasan Masalah Dalam penelitian ini akan diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Jawa-Madura yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

5 2. Kesiapan dalam menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja dilihat dari : a. Upaya Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Jawa- Madura berdasarkan kesiapan aspek sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan serta regulasi yang digunakan. b. Upaya Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI Jawa- Madura dalam melakukan penyesuaian penyusunan anggaran dari metoda tradisional atau item line budget ke sistem penganggaran berbasis kinerja. I.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui persiapan dan upaya yang dilakukan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam menerapkan Sistem Penganggaran Berbasis Kinerja di tahun 2011. b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja di tahun 2011. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti sendiri adalah sebagai salah satu sarana untuk menerapkan berbagai teori yang telah didapat di bangku kuliah ke dalam praktek sesungguhnya. b. Bagi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa-Madura adalah sebagai referensi dan pertimbangan dalam mengambil

6 kebijakan yang terkait dengan persiapan penerapan sistem Penganggaran Berbasis Kinerja. c. Bagi pembaca dan peneliti lain, hasil penelitian nanti dapat dijadikan bahan referensi serta sumbangan pemikiran untuk mengembangkan wacana yang ada. I.5.Metode Penelitian 1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura yang beralamatkan di Jalan Ngeksigondo Nomor 58 Kotagede Yogyakarta. 2. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data yang diperoleh dari wawancara dengan setiap staf Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura yang terkait. b. Data yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang akan diolah lebih lanjut. c. Regulasi yang dipakai dalam penyusunan anggaran. d. Data Sekunder berupa dokumen Rencana Strategis Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura, Rencana Kerja Tahun 2010, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2008 dan 2009.

7 3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara, yaitu dengan berdialog langsung dengan setiap staf Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura yang terkait mengenai sejauh mana upaya dan kendala yang dialamai Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam usahanya untuk menerapkan Sistem Penganggaran Berbasis Kinerja. b. Dokumentasi, yaitu semua data yang diperoleh dan diperlukan dalam penelitian ini. c. Kuesioner, yaitu membuat dan menyusun daftar pertanyaan untuk mendapatkan jawaban atau data untuk diolah lebih lanjut. d. Obeservasi, yaitu dengan melihat langsung dan menganalisa catatancatatan dan anggaran yang ada pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura. 4. Metode Analisis Data Berdasarkan rumusan masalah diatas, untuk mengetahui upaya yang dilakukan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura maka langkah-langkah dalam melakukan penelitian adalah : a. Identifikasi regulasi penyusunan anggaran yang digunakan. Untuk melakukan identifkasi regulasi penyusunan anggaran yang digunakan, akan digunakan point-point sebagai berikut : a. Regulasi yang digunakan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam menyusun anggaran. b. Alasan yang mendasari regulasi tersebut digunakan.

8 b. Identifikasi kesiapan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam menerapkan Sistem Penganggaran Berbasis Kinerja. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya persiapan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja dilakukan dalam beberapa aspek, maka akan digunakan point-point sebagai berikut : a. Upaya Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura melakukan penyesuaian tehadap regulasi dalam rangka penyusunan anggaran. b. Upaya Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam menerapkan Sistem penganggaran berbasis kinerja dilihat dari aspek sumber daya manusia. c. Upaya Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam menerapkan Sistem penganggaran berbasis kinerja dilihat dari aspek sarana dan prasarana. d. Upaya Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam menerapkan Sistem penganggaran berbasis kinerja dilihat dari aspek keuangan. c. Analisa faktor-faktor yang menjadi kendala dalam upaya penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja, akan digunakan point-point berikut : a. Kendala yang dihadapi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam upaya menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja. Identifikasi kendala yang dihadapi dilihat dari :

9 i. Kendala dalam rangka penerapan prinsip-prinsip Penganggaran Berbasis Kinerja ii. Kendala dalam aspek sumber daya manusia. iii. Kendala dalam aspek sarana dan prasarana iv. Kendala dalam aspek keuangan. b. Upaya pencegahan masalah atau solusi terhadap kendala yang dihadapai oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura dalam upaya menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja. I.6.Sistematika Penulisan Penulisan Skripsi ini terbagi dalam 5 bab dimana garis besarnya sebagai berikut : BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Bab ini berisi tentang teori dan regulasi yang berkaitan dengan sistem penganggaran berbasis kinerja antara lain : anggaran, konsep penganggaran berbasis kinerja, tata cara penerapan penganggaran berbasis kinerja, mekanisme transformasi di masa transisi, sumber daya manusia dan sistem informasi.

10 BAB III : Bab ini berisi tentang gambaran umum Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa Madura. Gambaran umum terdiri dari : sejarah, visi & misi, struktur organisasi, tupoksi, informasi kegiatan, sumber daya manusia dan sistem penyusunan anggaran. BAB IV : Bab ini berisi upaya persiapan dan kendala yang dihadapi Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa-Madura dalam menerapkan penganggaran berbasis kinerja pada tahun 2011. Antara lain ; analisa dalam aspek regulasi, analisa dalam aspek sumber daya manusia, analisa dalam aspek sarana & prasarana, analisa dalam aspek keuangan, analisa kendala dalam aspek regulasi, analisa kendala dalam aspek sumber daya manusia, analisa kendala dalam aspek sarana & prarasara, analisa kendala dalam aspek keuangan. BAB V : Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian