Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak dengan pendekatan Zonasi Agroekologi (ZAE) yang

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERDASARKAN AGROEKOLOGI ZONE (AEZ) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

POTENSI, PELUANG DAN ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI-KELAPA SAWIT DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATANI KELAPA DI SUMATERA BARAT BERDASARKAN PETA ZONA AGRO-EKOLOGI SKALA 1:

Karakteristik Lahan dan Arahan Komoditas Berdasarkan Agroekologi Zone untuk Pengembangan Pertanian di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Penggunaan Lahan Pertanian dan Arah Pengembangan ke Depan

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

PENDAHULUAN Latar Belakang

REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

III. METODE PENELITIAN

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

KERAGAAN SUMBERDAYA LAHAN, PEMANFAATAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN BERBAGAI DAERAH DI SULAWESI SELATAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal sebagai sektor penting karena berperan antara lain sebagai sumber

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

KALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROSPEK PENGEMBANGAN INTEGRASI PETERNAKAN DALAM PERKEBUNAN DI KABUPATEN PASER

BAHAN DAN METODE Kerangka Konsep Penelitian Variabel Penelitian Pelaku kebijakan

Rumah Pemotongan Hewan yang Higienis di Balikpapan BAB I PENDAHULUAN

Sumber Daya Lahan untuk Kedelai di Indonesia

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Kalimantan Timur. Lembuswana

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

BAHAN DAN METODE. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

PENDAHULUAN Latar Belakang

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI BENGKULU DALAM MENDUKUNG AGRIBISNIS YANG BERDAYA SAING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

POTENSI LAHAN BASAH UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH BERDASARKAN ZONA AGROEKOLOGI DI KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PERLUASAN AREAL PERTANAMAN JAGUNG DI KALIMANTAN TIMUR

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT PADA LAHAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TIMUR

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. meningkat, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih sangat

Pengembangan dan pembangunan Ketenagalistrikan. Pembangunan PLTMH. Program Inumerasi Energi. Pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN III TAHUN 2016

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

IPB International Convention Center, Bogor, September 2011

Workshop Monitoring Teknologi Mitigasi dan Adaptasi Terkait Perubahan Iklim. Surakarta, 8 Desember 2011

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PERKEBUNAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut. Suryana (2005: 6)

Transkripsi:

POTENSI SUMBER DAYA LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN INTEGRASI SAPI SAWIT DI KALIMANTAN TIMUR HERIANSYAH, AGUs HERU WIDOW dan SRIWULAN P.R Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur Jl. Pangeran M. Noor PO Box 1237Sempaja-Samarinda ABSTRAK Provinsi Kalimantan Timur mempunyai potensi sumber daya lahan yang dapat memberi kontribusi besar pada pembangunan pertanian dalam arti luas. Namun demikian masih ada permasalahan yang harus dipecahkan seperti di sektor peternakan yaitu ketersediaan lahan untuk penyediaan pakan temak ruminansia secara berkesinambungan sulit dilakukan. Untuk menjawab permasalahan tersebut salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan pendekatan Zonasi Agroekologi yang disinkronkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Peta zona agroekologi yang telah dihasilkan disusun dengan mengacu pada konsep sistem pakar (expert system) yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Informasi yang dihasilkan dapat dijadikan acuan untuk malihat potensi sumber daya lahan yang dapat dikembangkan. Hasil analisis potensi sumber daya lahan untuk pengembangan integrasi sapi sawit di Kalimantan Timur diarahkan pada lahan dengan zona II (Tanaman Tahunan). Potensi lahan yang dapat dapat dimanfaatkan pada masing-masing kabupaten/kota adalah : Kabupaten Pasir seluas 106.500,3 Ha, Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan seluas 86.669,0 Ha, Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang seluas 321.644,0 Ha, Kutai Timur seluas 347.170,9 Ha, Kutai Barat seluas 268.992,0 Ha, Berau seluas 199.882,5 Ha, Bulungan seluas 112.513,5 Ha, Malinau seluas 69.513,9 Ha dan Nunukan seluas 121.098,0 Ha. Jika diasumsikan bahwa potensi lahan untuk tanaman tahunan di Kalimantan Timur seluas 1.615.380 Ha 50% ditanami kelapa sawit, maka luas perkebunan kelapa sawit yang ada adalah 807.690 Ha. Jika diasumsikan satu Ha kebun sawit dapat menampung 4 ekor sapi maka sapi yang dapat ditampung sebanyak 3,2 juta ekor. Kata kunci : Sumber daya lahan, integrasi, sapi, sawit PENDAHULUAN Pasokan bahan baku pakan dapat berasal dari hasil samping industri perkebunan kelapa sawit sehingga produktivitas sapi potong dan Latar belakang produktivitas lahan dapat ditingkatkan. Luas areal kebun sawit di Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur mempunyai mencapai 225.337 Ha dengan produksi sawit potensi sumber daya lahan yang dapat memberi 1.268 juta ton TBS per tahun (KALIMANTAN kontribusi besar pada pembangunan pertanian TIMUR POST, 17 Juli 2007). Dalam I Ha lahan dalam arti luas. Potensi lahan yang tersedia kelapa sawit diperlukan 4 ekor sapi maka masih sedikit yang dimanfaatkan, dan masih populasi sapi yang dapat ditampung adalah ada permasalahan yang harus dipecahkan 901.348 ekor. seperti di sektor peternakan yaitu ketersediaan Sistem integrasi sapi sawit sudah cukup lahan untuk penyediaan pakan ternak lama dilaksanakan oleh petani peternak di ruminansia yang berkesinambungan baik Kalimantan Timur, contohnya di Kabupaten dalam kuantitas yang cukup maupun kualitas Pasir dengan menggembalakan sapi di areal yang baik. Perluasan padang penggembalaan perkebunan kelapa sawit. Namun demikian ternak makin sulit karena terjadinya alih fungsi untuk memproyeksi potensi ternak yang dapat lahan pertanian untuk pemukiman,. jalan raya dikembangkan di masa mendatang diperlukan dan industri. Perlu pendekatan alternatif yaitu data dan informasi potensi sumber daya lahan mengintegrasikan peternakan dengan pertanian untuk pengembangan perkebunan sawit. (perkebunan). Untuk menjawab permasalahan tersebut salah satu alternatif pemecahannya adalah 152

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak dengan pendekatan Zonasi Agroekologi (ZAE) yang disinkronkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Konsep ZAE menurut AMIEN (1995) adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik Iingkungan yang sama, dimana keadaan jenis tanaman dan hewan diharapkan tidak berbeda secara nyata. Dari data dan informasi yang tersedia, serta dengan menggunakan sistem pakar, wilayah Kabupaten Pasir dipilah-pilah dalam zona agroekologi berdasarkan iklim, terrain dan tanah. Peta ZAE ini berisi penyebaran, sifat dan ciri tanah, evaluasi potensi sumber daya lahan, serta pemanfaatannya untuk komoditas unggulan pertanian pada masing-masing wilayah. Guna melihat potensi pengembangan perkebunan maka peta tersebut di-cropping berdasarkan zona perkebunan saja dan peta tersebut perlu disinkronkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah disyahkan. Sinkronisasi kedua informasi menghasilkan potensi sumber daya lahan untuk pengembangan perkebunan. Tujuan 1. Menyajikan informasi sumber daya lahan untuk pengembangan tanaman tahunan 2. Sebagai bahan masukan, petunjuk dan pengarahan dalam proses pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan perkebunan, khususnya untuk pengembangan integrasi sapi sawit, sehingga sumber daya lahan dan lingkungan dapat ditempatkan pada penggunaan yang paling menguntungkan dan efisien. Bahan dan alat MATERI DAN METODE Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta potensi lahan tanaman tahunan adalah : Peta Zona Agroekologi Provinsi Kalimantan Timur skala 1 : 250.000, BPTP Kalimantan Timur Tahun 2000, peta- peta Regional physical planning programe for transmigration (RePPProt) skala 1 :250.000, peta Geologi, peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur, BAPPEDA Kalimantan Timur tahun 1999 dan Peta tanah eksplorasi skala 1 : 1.000.000 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan. Alat-alat yang dipergunakan adalah : seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak Arcview, Arc Info dan ErMapper serta alat tulis menulis. Metodologi Penyusunan peta potensi lahan tanaman tahunan yang berpotensi untuk pengembangan integrasi sapi sawit dilakukan dengan menumpangsusunkan antara peta zona agroekologi dan peta rencana tata ruang wilayah Provmsi Kalimantan Timur tahun 1999. Peta tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan untuk pengembangan integrasi sapi sawit, dimana wilayah yang akan dijadikan lahan perkebunan hanya yang berada pada Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK). Peta zona agroekologi yang telah dihasilkan disusun dengan mengacu pada konsep sistem pakar (expert system) yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (AMIEN, 1995). Pada dasarnya prinsip metode tersebut adalah pencocokkan (matching) antara karakteristik sumber daya lahan dan iklim dengan persyaratan tipe penggunaan lahan atau kelompok komoditas tanaman tertentu. Selengkapnya alur kerja analisis peta tata ruang pertanian disajikan pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Arahan tata ruang pertanian Provinsi Kalimantan Timur meliputi : kawasan lindung yang terdiri terdiri dari : cagar alam seluas 1.567.355,0 Ha (8,1%), hutan lindung seluas 2.631.947,8 Ha (13,7%), taman nasional seluas 220.096,8 Ha (1,1%), hutan pendidikan dan penelitian seluas 25.190,4 Ha (0,1%), taman hutan raya seluas 70.407,7 Ha (0,4%) dan hutan wisata suaka alam seluas 103,4 Ha (0.0%). 1 5 3

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapq Sawit dan Industri 0lahannya sebagat Pakan Ternak PETA ZONA AGROEKOLGI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Skala I : 250.000) PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 1999 OVERLAY PETA-PETA PENDUKUNG : Peta geologi Peta penggunaan lahan Peta tanah eksplorasi skala 1 : 1.000.000 PETA ARAHAN TATA RUANG PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR : (Skala 1 : 250.000) o Kawasan lindung o Zona tata ruang pertanian o Kehutanan o Tanaman tahunan o Tanaman semusim lahan kering o Tanaman semusim lahan basah o Wanatani o Lahan gambut o Pesisir ANALISIS SPASIAL (Croping peta dan penghitungan luas) Peta potensi lahan tanaman tahunan Kalimantan Timur Sumber : MASTUR, et al., (2006) Gambar 1. Alur kerja analisis peta potensi lahan tanaman tahunan 1 54

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa, Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak - TmmTdwuaC4WruiR,u,hB~ NmBaeahL- 161.',.M11,6MeMM%) TrwmwnT.h. Mb- Pv.)&. kiim8 8.h Luu18.NL.SH.A111%) Gambar 2. Peta potensi lahan tanaman tahunan Kalimantan Timur yang berpotensi 1 5 5

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapp Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak Tabel 1. Sebaran potensi lahan untuk pengembangan integrasi sapi sawit di Kalimantan Timur Kabupaten/kota flax Luas (Ha) 1 Pasir 106.500,3 2 Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan 86.669,0 3 Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang 321.644,0 4 Kutai Timur 347.170,9 5 Kutai Barat 261.640,0 7.352,0 6 Berau 199.882,5 7 Bulungan 1 12.513,5 8 Malinau 62.182,1 7.331,8 Nunukan 117.178,3 3.919,7 Jumlah 1.615.380,6 18.603,5 IIbx Hasil analisis potensi sumber daya lahan untuk pengembangan integrasi sapi sawit di Kalimantan Timur diarahkan pada lahan dengan zona II (Tanaman Tahunan). Zona tersebut merupakan wilayah dataran perbukitan dengan lereng dominan 15-40%, dengan ketinggian <700 clan > 700 m dpl. Jenis tanah dominan pada wilayah tersebut adalah Hapludults dengan relief bervariasi mulai datar, berombak dan berbukit (PUSLtTTANAK, 2000). Pada umumnya kandungan hara rendah, mudah tererosi, ph rendah. Zona tersebut terbagi menjadi dua sub zona yaitu Sub zona Ilax (Tanaman Tahunan Dataran Rendah Beriklim Basah). Sub zona ini merupakan perbukitan dataran rendah pada ketinggian < 700 m dpl. Tipe pemanfaatan lahan pada zona flax secara umum untuk budidaya tanaman tahunan, seperti kopi, kakao, kelapa, kelapa sawit, karet dan buah-buahan. Luas sub zona ini sekitar 1.615.380,6 Ha. Sub zona IIbx (Tanaman Tahunan Dataran Tinggi Beriklim Basah). Sub zona ini merupakan bagian puncak dari perbukitan dengan ketinggian > 700 m dpl. Pemanfaatan lahan pada zona IIbx untuk tanaman tahunan dengan kendala wilayahnya berbukit. Luas sub zona ini 18.603,5 Ha. Penyebaran potensi lahan masing-masing kabupaten/kota selengkapnya disajikan pada Tabel I dan secara spasial disajikan pada Gambar 2. Jika diasumsikan bahwa potensi lahan untuk tanaman tahunan dataran rendah beriklim basah seluas 1.615.380 Ha, dimana 50% ditanami kelapa sawit, maka luas perkebunan kelapa sawit yang ada adalah 807.690 Ha. Dan jika satu Ha kebun sawit dapat menampung 4 ekor sapi maka sapi yang dapat ditampung sebanyak 3,2 juta ekor. Dengan demikian pemanfaatan sumber daya lahan secara optimal, perencanaan yang tepat dan konsisten maka permasalahan di sektor perkebunan dan peternakan dapat diatasi. KESIMPULAN 1. Kawasan lindung di Kalimantan Timur terdiri dari : cagar alam seluas 1.567.355,0 Ha (8,1%), hutan lindung seluas 2.631.947,8 Ha (13,7%), taman nasional seluas 220.096,8 Ha (1,1%), hutan pendidikan dan penelitian seluas 25.190,4 Ha (0,1%), taman hutan raya seluas 70.407,7 Ha (0,4%) dan hutan wisata suaka alam seluas 103,4 Ha (0,0%). 2. Potensi lahan untuk tanaman tahunan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan integrasi sapi sawit pada masing-masing kabupaten/kota adalah : Kabupaten Pasir seluas 106.500,3 Ha, Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan seluas 86.669,0 Ha, Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang seluas 321.644,0 Ha, Kutai Timur seluas 347.170,9 Ha, Kutai Barat seluas 268.992,0 Ha, Berau seluas 199.882,5 Ha, Bulungan seluas 112.513,5 Ha, 1 5 6

Seminar Oplimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak Malinau seluas 69.513,9 Ha dan Nunukan seluas 121.098,0 Ha. 3. Jika diasumsikan bahwa potensi lahan untuk tanaman tahunan di Kalimantan Timur seluas 1.615.380 Ha, dimana 50% ditanami kelapa sawit, maka luas perkebunan kelapa sawit yang ada adalah 807.690 Ha. Dan jika satu Ha kebun sawit dapat menampung 4 ekor sapi maka sapi yang dapat ditampung sebanyak 3,2 juta ekor. DAFTAR PUSTAKA AMIEN, 1. 1995. Karakterisasi dan zone agroekologi. Pembahasan menetapkan karakterisasi Zone agroekologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agro Klimat dan Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengambangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. HERIANSYAH, R. SINTAWATI, T. MUNAWAROH, N. R. AHMADI. 2000. Zona agoekologi Provinsi Kalimatan Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. MASTUR, HERIANSYAH dan A. H. WIDODO. 2006. Peta tata ruang pertanian Provinsi Kalimantan Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. LAS, I., A.K. MAKARIM, A. HIDAYAT, A.S. KARAMA dan IRAWAN. 1991. Peta agroekologi utama tanaman pangan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. PUSAT PENELITIAN TANAH dan AGROKLIMAT. 2000. Atlas Sumber daya Tanah Eksplorasi Indonesia Skala 1. 1.000.000. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. SOIL SURVEY STAFF. 1994. Keys to soil taxonomy. 8' h ed. USDA Natural Resources Conservation Service. Washington DC. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. 1999. Rencana tata ruang wilayah Provinsi Kalimantan Timur. 1 5 7