POTENSI SUMBER DAYA LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN INTEGRASI SAPI SAWIT DI KALIMANTAN TIMUR HERIANSYAH, AGUs HERU WIDOW dan SRIWULAN P.R Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur Jl. Pangeran M. Noor PO Box 1237Sempaja-Samarinda ABSTRAK Provinsi Kalimantan Timur mempunyai potensi sumber daya lahan yang dapat memberi kontribusi besar pada pembangunan pertanian dalam arti luas. Namun demikian masih ada permasalahan yang harus dipecahkan seperti di sektor peternakan yaitu ketersediaan lahan untuk penyediaan pakan temak ruminansia secara berkesinambungan sulit dilakukan. Untuk menjawab permasalahan tersebut salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan pendekatan Zonasi Agroekologi yang disinkronkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Peta zona agroekologi yang telah dihasilkan disusun dengan mengacu pada konsep sistem pakar (expert system) yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Informasi yang dihasilkan dapat dijadikan acuan untuk malihat potensi sumber daya lahan yang dapat dikembangkan. Hasil analisis potensi sumber daya lahan untuk pengembangan integrasi sapi sawit di Kalimantan Timur diarahkan pada lahan dengan zona II (Tanaman Tahunan). Potensi lahan yang dapat dapat dimanfaatkan pada masing-masing kabupaten/kota adalah : Kabupaten Pasir seluas 106.500,3 Ha, Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan seluas 86.669,0 Ha, Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang seluas 321.644,0 Ha, Kutai Timur seluas 347.170,9 Ha, Kutai Barat seluas 268.992,0 Ha, Berau seluas 199.882,5 Ha, Bulungan seluas 112.513,5 Ha, Malinau seluas 69.513,9 Ha dan Nunukan seluas 121.098,0 Ha. Jika diasumsikan bahwa potensi lahan untuk tanaman tahunan di Kalimantan Timur seluas 1.615.380 Ha 50% ditanami kelapa sawit, maka luas perkebunan kelapa sawit yang ada adalah 807.690 Ha. Jika diasumsikan satu Ha kebun sawit dapat menampung 4 ekor sapi maka sapi yang dapat ditampung sebanyak 3,2 juta ekor. Kata kunci : Sumber daya lahan, integrasi, sapi, sawit PENDAHULUAN Pasokan bahan baku pakan dapat berasal dari hasil samping industri perkebunan kelapa sawit sehingga produktivitas sapi potong dan Latar belakang produktivitas lahan dapat ditingkatkan. Luas areal kebun sawit di Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur mempunyai mencapai 225.337 Ha dengan produksi sawit potensi sumber daya lahan yang dapat memberi 1.268 juta ton TBS per tahun (KALIMANTAN kontribusi besar pada pembangunan pertanian TIMUR POST, 17 Juli 2007). Dalam I Ha lahan dalam arti luas. Potensi lahan yang tersedia kelapa sawit diperlukan 4 ekor sapi maka masih sedikit yang dimanfaatkan, dan masih populasi sapi yang dapat ditampung adalah ada permasalahan yang harus dipecahkan 901.348 ekor. seperti di sektor peternakan yaitu ketersediaan Sistem integrasi sapi sawit sudah cukup lahan untuk penyediaan pakan ternak lama dilaksanakan oleh petani peternak di ruminansia yang berkesinambungan baik Kalimantan Timur, contohnya di Kabupaten dalam kuantitas yang cukup maupun kualitas Pasir dengan menggembalakan sapi di areal yang baik. Perluasan padang penggembalaan perkebunan kelapa sawit. Namun demikian ternak makin sulit karena terjadinya alih fungsi untuk memproyeksi potensi ternak yang dapat lahan pertanian untuk pemukiman,. jalan raya dikembangkan di masa mendatang diperlukan dan industri. Perlu pendekatan alternatif yaitu data dan informasi potensi sumber daya lahan mengintegrasikan peternakan dengan pertanian untuk pengembangan perkebunan sawit. (perkebunan). Untuk menjawab permasalahan tersebut salah satu alternatif pemecahannya adalah 152
Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak dengan pendekatan Zonasi Agroekologi (ZAE) yang disinkronkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Konsep ZAE menurut AMIEN (1995) adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik Iingkungan yang sama, dimana keadaan jenis tanaman dan hewan diharapkan tidak berbeda secara nyata. Dari data dan informasi yang tersedia, serta dengan menggunakan sistem pakar, wilayah Kabupaten Pasir dipilah-pilah dalam zona agroekologi berdasarkan iklim, terrain dan tanah. Peta ZAE ini berisi penyebaran, sifat dan ciri tanah, evaluasi potensi sumber daya lahan, serta pemanfaatannya untuk komoditas unggulan pertanian pada masing-masing wilayah. Guna melihat potensi pengembangan perkebunan maka peta tersebut di-cropping berdasarkan zona perkebunan saja dan peta tersebut perlu disinkronkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah disyahkan. Sinkronisasi kedua informasi menghasilkan potensi sumber daya lahan untuk pengembangan perkebunan. Tujuan 1. Menyajikan informasi sumber daya lahan untuk pengembangan tanaman tahunan 2. Sebagai bahan masukan, petunjuk dan pengarahan dalam proses pengambilan keputusan tentang penggunaan lahan perkebunan, khususnya untuk pengembangan integrasi sapi sawit, sehingga sumber daya lahan dan lingkungan dapat ditempatkan pada penggunaan yang paling menguntungkan dan efisien. Bahan dan alat MATERI DAN METODE Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta potensi lahan tanaman tahunan adalah : Peta Zona Agroekologi Provinsi Kalimantan Timur skala 1 : 250.000, BPTP Kalimantan Timur Tahun 2000, peta- peta Regional physical planning programe for transmigration (RePPProt) skala 1 :250.000, peta Geologi, peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur, BAPPEDA Kalimantan Timur tahun 1999 dan Peta tanah eksplorasi skala 1 : 1.000.000 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan. Alat-alat yang dipergunakan adalah : seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak Arcview, Arc Info dan ErMapper serta alat tulis menulis. Metodologi Penyusunan peta potensi lahan tanaman tahunan yang berpotensi untuk pengembangan integrasi sapi sawit dilakukan dengan menumpangsusunkan antara peta zona agroekologi dan peta rencana tata ruang wilayah Provmsi Kalimantan Timur tahun 1999. Peta tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan untuk pengembangan integrasi sapi sawit, dimana wilayah yang akan dijadikan lahan perkebunan hanya yang berada pada Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK). Peta zona agroekologi yang telah dihasilkan disusun dengan mengacu pada konsep sistem pakar (expert system) yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (AMIEN, 1995). Pada dasarnya prinsip metode tersebut adalah pencocokkan (matching) antara karakteristik sumber daya lahan dan iklim dengan persyaratan tipe penggunaan lahan atau kelompok komoditas tanaman tertentu. Selengkapnya alur kerja analisis peta tata ruang pertanian disajikan pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Arahan tata ruang pertanian Provinsi Kalimantan Timur meliputi : kawasan lindung yang terdiri terdiri dari : cagar alam seluas 1.567.355,0 Ha (8,1%), hutan lindung seluas 2.631.947,8 Ha (13,7%), taman nasional seluas 220.096,8 Ha (1,1%), hutan pendidikan dan penelitian seluas 25.190,4 Ha (0,1%), taman hutan raya seluas 70.407,7 Ha (0,4%) dan hutan wisata suaka alam seluas 103,4 Ha (0.0%). 1 5 3
Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapq Sawit dan Industri 0lahannya sebagat Pakan Ternak PETA ZONA AGROEKOLGI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Skala I : 250.000) PETA RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 1999 OVERLAY PETA-PETA PENDUKUNG : Peta geologi Peta penggunaan lahan Peta tanah eksplorasi skala 1 : 1.000.000 PETA ARAHAN TATA RUANG PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR : (Skala 1 : 250.000) o Kawasan lindung o Zona tata ruang pertanian o Kehutanan o Tanaman tahunan o Tanaman semusim lahan kering o Tanaman semusim lahan basah o Wanatani o Lahan gambut o Pesisir ANALISIS SPASIAL (Croping peta dan penghitungan luas) Peta potensi lahan tanaman tahunan Kalimantan Timur Sumber : MASTUR, et al., (2006) Gambar 1. Alur kerja analisis peta potensi lahan tanaman tahunan 1 54
Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa, Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak - TmmTdwuaC4WruiR,u,hB~ NmBaeahL- 161.',.M11,6MeMM%) TrwmwnT.h. Mb- Pv.)&. kiim8 8.h Luu18.NL.SH.A111%) Gambar 2. Peta potensi lahan tanaman tahunan Kalimantan Timur yang berpotensi 1 5 5
Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapp Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak Tabel 1. Sebaran potensi lahan untuk pengembangan integrasi sapi sawit di Kalimantan Timur Kabupaten/kota flax Luas (Ha) 1 Pasir 106.500,3 2 Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan 86.669,0 3 Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang 321.644,0 4 Kutai Timur 347.170,9 5 Kutai Barat 261.640,0 7.352,0 6 Berau 199.882,5 7 Bulungan 1 12.513,5 8 Malinau 62.182,1 7.331,8 Nunukan 117.178,3 3.919,7 Jumlah 1.615.380,6 18.603,5 IIbx Hasil analisis potensi sumber daya lahan untuk pengembangan integrasi sapi sawit di Kalimantan Timur diarahkan pada lahan dengan zona II (Tanaman Tahunan). Zona tersebut merupakan wilayah dataran perbukitan dengan lereng dominan 15-40%, dengan ketinggian <700 clan > 700 m dpl. Jenis tanah dominan pada wilayah tersebut adalah Hapludults dengan relief bervariasi mulai datar, berombak dan berbukit (PUSLtTTANAK, 2000). Pada umumnya kandungan hara rendah, mudah tererosi, ph rendah. Zona tersebut terbagi menjadi dua sub zona yaitu Sub zona Ilax (Tanaman Tahunan Dataran Rendah Beriklim Basah). Sub zona ini merupakan perbukitan dataran rendah pada ketinggian < 700 m dpl. Tipe pemanfaatan lahan pada zona flax secara umum untuk budidaya tanaman tahunan, seperti kopi, kakao, kelapa, kelapa sawit, karet dan buah-buahan. Luas sub zona ini sekitar 1.615.380,6 Ha. Sub zona IIbx (Tanaman Tahunan Dataran Tinggi Beriklim Basah). Sub zona ini merupakan bagian puncak dari perbukitan dengan ketinggian > 700 m dpl. Pemanfaatan lahan pada zona IIbx untuk tanaman tahunan dengan kendala wilayahnya berbukit. Luas sub zona ini 18.603,5 Ha. Penyebaran potensi lahan masing-masing kabupaten/kota selengkapnya disajikan pada Tabel I dan secara spasial disajikan pada Gambar 2. Jika diasumsikan bahwa potensi lahan untuk tanaman tahunan dataran rendah beriklim basah seluas 1.615.380 Ha, dimana 50% ditanami kelapa sawit, maka luas perkebunan kelapa sawit yang ada adalah 807.690 Ha. Dan jika satu Ha kebun sawit dapat menampung 4 ekor sapi maka sapi yang dapat ditampung sebanyak 3,2 juta ekor. Dengan demikian pemanfaatan sumber daya lahan secara optimal, perencanaan yang tepat dan konsisten maka permasalahan di sektor perkebunan dan peternakan dapat diatasi. KESIMPULAN 1. Kawasan lindung di Kalimantan Timur terdiri dari : cagar alam seluas 1.567.355,0 Ha (8,1%), hutan lindung seluas 2.631.947,8 Ha (13,7%), taman nasional seluas 220.096,8 Ha (1,1%), hutan pendidikan dan penelitian seluas 25.190,4 Ha (0,1%), taman hutan raya seluas 70.407,7 Ha (0,4%) dan hutan wisata suaka alam seluas 103,4 Ha (0,0%). 2. Potensi lahan untuk tanaman tahunan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan integrasi sapi sawit pada masing-masing kabupaten/kota adalah : Kabupaten Pasir seluas 106.500,3 Ha, Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan seluas 86.669,0 Ha, Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang seluas 321.644,0 Ha, Kutai Timur seluas 347.170,9 Ha, Kutai Barat seluas 268.992,0 Ha, Berau seluas 199.882,5 Ha, Bulungan seluas 112.513,5 Ha, 1 5 6
Seminar Oplimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Olahannya sebagai Pakan Ternak Malinau seluas 69.513,9 Ha dan Nunukan seluas 121.098,0 Ha. 3. Jika diasumsikan bahwa potensi lahan untuk tanaman tahunan di Kalimantan Timur seluas 1.615.380 Ha, dimana 50% ditanami kelapa sawit, maka luas perkebunan kelapa sawit yang ada adalah 807.690 Ha. Dan jika satu Ha kebun sawit dapat menampung 4 ekor sapi maka sapi yang dapat ditampung sebanyak 3,2 juta ekor. DAFTAR PUSTAKA AMIEN, 1. 1995. Karakterisasi dan zone agroekologi. Pembahasan menetapkan karakterisasi Zone agroekologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agro Klimat dan Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengambangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. HERIANSYAH, R. SINTAWATI, T. MUNAWAROH, N. R. AHMADI. 2000. Zona agoekologi Provinsi Kalimatan Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. MASTUR, HERIANSYAH dan A. H. WIDODO. 2006. Peta tata ruang pertanian Provinsi Kalimantan Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. LAS, I., A.K. MAKARIM, A. HIDAYAT, A.S. KARAMA dan IRAWAN. 1991. Peta agroekologi utama tanaman pangan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. PUSAT PENELITIAN TANAH dan AGROKLIMAT. 2000. Atlas Sumber daya Tanah Eksplorasi Indonesia Skala 1. 1.000.000. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. SOIL SURVEY STAFF. 1994. Keys to soil taxonomy. 8' h ed. USDA Natural Resources Conservation Service. Washington DC. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. 1999. Rencana tata ruang wilayah Provinsi Kalimantan Timur. 1 5 7