Jakarta, Oktober Kepala BKKBN. DR. Dr. Sugiri Syarief, MPA

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR Kabupaten/Kota tertentu

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN

PEDOMAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KELUARGA BERENCANA TAHUN 2014

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

IV.B.15. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

KOORDINASI STRATEGIS PENYUSUNAN KEBIJAKAN, PERENCANAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KELUARGA BERENCANA

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR: 55/HK-010/B5/2010 TENTANG

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN KB DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 40 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI

KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

A. UMUM B. LANDASAN HUKUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

BAB. I TARGET SASARAN KINERJA PELAKSANAAN KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN AGUSTUS 2012

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN FEBRUARI 2013

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 49 TAHUN2016

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu,

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Sekretaris Utama, DR. Sudibyo Alimoeso, MA i

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

DAFTAR ISI B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Desember 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016

Standard Operating Procedure Database Profil KKB Desa DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii SOP PENGAKSESAN APLIKASI DATABASE PROFIL KKB DESA...

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Februari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jakarta, 2010

KATA PENGANTAR Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011, Program Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mempunyai peran penting dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia melalui pembangunan keluarga kecil berkualitas. Oleh karena itu keluarga berencana, setiap keluarga dapat merencanakan kehidupannya menjadi lebih berkualitas dan sejahtera. Pemantapan Revitalisasi Program Keluarga Berencana, diupayakan pengendalian laju pertumbuhan penduduk yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan pertambahan dan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat dihindarkan sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehidupannya menjadi lebih berkualitas dan sejahtera. Sejak tahun 1971 sampai dengan sekarang, keberhasilan Program Keluarga Berencana, diperkirakan telah lebih dari 80 juta kelahiran dapat tercegah. Selain itu, secara makro, Program Keluarga Berencana juga telah berhasil merubah kondisi piramida penduduk Indonesia dari penduduk muda menuju penduduk dewasa. Perkembangan ini telah menciptakan peluang ekonomis karena rasio beban ketergantungan terus menurun mencapai titik terendah (windows of opportunity). Tahun 2011 merupakan tahun ke empat Pemerintah mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi Program Keluarga Berencana, yang merupakan bantuan kepada Kabupaten/Kota tertentu untuk mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang sudah merupakan urusan wajib dan tanggung jawab pemerintah Kabupatan/Kota. Tujuan mengalokasikan DAK: bagi Program KB adalah untuk upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana melalui: (i) daya jangkau dan kualitas penyuluhan, penggerakan, dan pembinaan program KB tenaga lini lapangan (ii) pengolahan dan pelaporan data dan informasi program (iii) sarana kerja petugas lapangan KB (PPLKB/UPT KB dan PKB/PLKB) (iv) sarana dan prasarana fisik pelayanan KB (v) sarana dan prasarana fisik pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program KB serta (vi) sarana dan prasarana fisik pembinaan tumbuh kembang anak melalui ruang lingkup kegiatan yaitu pengadaan: (i) sepeda motor bagi PKB/PLKB dan PPLKB/UPT KB (ii) Laptop (iii) Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB keliling (iv) sarana pelayanan di Klinik KB (v) Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB (vi) pengadaan public address (vii) KIE Kit (viii) pengadaan bina keluarga balita (BKB) Kit (ix) Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi (Alokon) (x) Pembangunan Kantor PPLKB/UPT KB dan (xi) Sarana kerja petugas lapangan KB B (PPLKB/UPT KB dan PKB/PLKB). Untuk tahun 2011 jumlah penerima Dana Alokasi Khusus Bidang Keluarga Berencana adalah 377 Kabupaten/kota dengan total dana Rp. 368,1 Milyar. Mengingat keterbatasan keuangan pemerintah, kami mengharapkan pengelolaan dan penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencana Tahun 2011 akan lebih baik dari pelaksanaan tahun 2010 dengan mengoptimalkan alokasi anggaran sebaik-baiknya. Petunjuk Teknis ini agar dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Program KB dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencan Tahun 2011. i

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta memberikan petunjuk dan kekuatan lahir batin dalam pelaksanaan tugas kita untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Jakarta, Oktober 2010 Kepala BKKBN DR. Dr. Sugiri Syarief, MPA ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA iv NASIONAL... I. PENDAHULUAN... 1 II. TUJUAN DAN ARAH PEMANFAATAN... 3 III. SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA... 3 IV. KEBIJAKAN... 5 V. KEGIATAN PRIORITAS. 6 VI. PROGRAM, KEGIATAN DAN SASARAN... 7 VII. PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI... 15 A. Pelaporan... 15 B. Pemantauan... 81 C. Evaluasi... 81 VIII. PENUTUP... 82 LAMPIRAN iii

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : /HK-011/..2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2011 KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Menimbang : a. bahwa Pemantapan Revitalisasi Program Keluarga Berencana merupakan salah satu Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2011, sehingga perlu mendorong Pemerintahan Kabupaten/Kota melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan peningkatan akses dam kualitas pelayanan KB. b. bahwa untuk membantu Pemerintahan Kabupaten/Kota mewujudkan peningkatan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana kepada masyarakat, Pemerintah mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencana Tahun 2011. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355) 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400) 4. Undang Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) 5. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) 6. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang iv

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) 7. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080) 8. Undang-Undang Nomor... Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara...) 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575) 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578) 11. Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2006 Nomor 20, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82) 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) 14. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 15. Peraturan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2010 tentang Stuktur Organisasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(Lembaran Negara...) 16. Peraturan Presiden RI Nomor... Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011 (Lembaran Negara...) 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK 07/2009 tentang Pelaksanaan dan pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK)di daerah v

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor... tanggal..., tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2011. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2011. Pertama : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencana Tahun 2011 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan ini Kedua : Petunjuk Teknis dalam Peraturan ini digunakan sebagai pedoman bagi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Keluarga Berencana Tahun Anggaran 2011. Ketiga : Dalam Pengelolaan dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB Tahun 2011, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota wajib berpedoman kepada: a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di daerah. b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor... tanggal..., tentang Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011. c. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor :... tentang Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2011 dan Ketentuan-ketentuan lain sebagaimana tercantum dalam Peraturan ini. Keempat : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal :...2010 Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional DR. Dr. Sugiri Syarief, MPA vi

LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : TANGGAL : PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG KELUARGA BERENCANA TAHUN ANGGARAN 2011 I. PENDAHULUAN Pada hakekatnya pembangunan nasional ditujukan untuk meningkatkan kualitas penduduk yang merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat mendukung pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Oleh karena itu kebijakan dan program kependudukan, termasuk program KB tidak semata-mata hanya sebagai upaya mempengaruhi pola dan arah demografi tetapi juga untuk mencapai kesejahteraan masyarakat lahir dan batin bagi generasi sekarang dan generasi mendatang. Secara garis besar terdapat tiga aspek permasalahan kependudukan di Indonesia. Pertama berkaitan dengan kuantitas penduduk. Dalam permasalahan ini antara lain diwarnai dengan jumlah yang besar disertai dengan pertumbuhan yang tinggi, angka kelahiran yang tinggi, struktur umur muda. Kedua berkenaan dengan kualitas penduduk seperti angka kematian tinggi, pendidikan rendah, angka kemiskinan tinggi. Ketiga adalah persebaran penduduk antar wilayah yang yang sangat timpang, baik antarpulau maupun antara perkotaan dan perdesaan. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa dan merupakan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah yang besar ini kualitasnya relatif yang masih rendah. Diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan komposit dari Angka Harapan Hidup saat lahir, angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas, dan gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi dan Pendapatan Domestik Bruto per kapita yang dihitung berdasarkan paritas daya beli, tahun 2007/08 menempati peringkat 117 dari 177 negara. Di lingkungan 11 anggota ASEAN, IPM Indonesia menempati peringkat 7, di atas Laos, Kamboja, dan Myanmar (Human Development Report, 2007/2008). Kualitas penduduk Indonesia yang masih rendah ini terjadi hampir di seluruh wilayah, baik di daerah padat maupun di daerah jarang penduduk. Jika kelahiran penduduk tidak dikelola, maka akan semakin banyak lahir penduduk-penduduk baru dengan kualitas yang rendah. Daerah yang saat ini jarang penduduknya akan semakin diisi oleh penduduk baru yang rendah pula kualitasnya. Dampaknya adalah akan semakin sulit bagi pemerintah daerah untuk mengelola daerahnya masing-masing. Dalam konteks kualitas penduduk yang rendah, penting untuk digaris bawahi bahwa ada kaitan yang erat antara angka kelahiran dengan kemiskinan. Berbagai hasil survei menunjukkan bahwa TFR perempuan dengan indeks kesejahteraan terendah 1

(miskin) lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan dengan indeks kesejahteraan tinggi. Fenomena ini mempunyai implikasi yang mendasar bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia. Kalau program KB tidak berhasil, khususnya dalam hal memberikan pelayanan kontrasepsi bagi penduduk miskin, dapat dipastikan upaya untuk mengentaskan kemiskinan akan semakin sulit, karena pertumbuhan penduduk miskin ini akan jauh lebih cepat dari mereka yang tidak miskin sehingga jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia akan semakin besar. Dalam konteks ini pelaksanaan program KB dapat berfungsi sebagai pemutus «lingkaran setan» kemiskinan di Indonesia. Dewasa ini, belum semua Pemerintahan Kabupaten/Kota menaruh perhatian besar terhadap pembangunan berwawasan kependudukan termasuk program KB. Apabila kondisi ini terus berlangsung dikhawatirkan selain sasaran program tidak tercapai juga berbagai upaya mengatasi permasalahan yang masih dihadapi menjadi terhambat. Permasalahan yang dihadapi pembangunan bidang kependudukan dan keluarga berencana antara lain adalah: 1) masih besarnya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk 2) masih tingginya disparitas angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR), prevalensi pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/CPR), dan kebutuhan ber-kb yang tidak/belum terpenuhi (unmet need) antarprovinsi, antar daerah tempat tingggal (perdesaan dan perkotaan), antar tingkat pendidikan, dan antar tingkat kesejahteraan 3) masih rendah dan tidak signifikannya kenaikan pemakaian kontrasepsi 4) masih rendah dan kurang efektifnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, implant, dan MOP 5) masih rendahnya pria yang menggunakan kontrasepsi 6) masih tingginya unmet need 7) masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran remaja dan pasangan usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi belum optimalnya pembinaan dan kemandirian peserta KB 8) masih terbatasnya kapasitas kelembagaan Program KB 9) masih belum sinergisnya kebijakan pengendalian penduduk dan 10) masih terbatasnya ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan. Sekaitan dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, pada tahun 2011 salah satu fokus kebijakan pembangunan kependudukan dan keluarga berencana adalah Revitalisasi Program KB, yang diprioritaskan pada : 1) Mengembangkan dan melakukan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk 2) Melakukan pembinaan dan peningkatan kemandirian Keluarga Berencana 3) Melaksanakan promosi dan penggerakan masyarakat 4) Meningkatkan pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi 5) Meningkatkan kapasitas SDM, penelitian dan pengembangan program kependudukan dan KB 6) Meningkatkan kualitas manajemen dan kapasitas kelembagaan. Guna mendukung kegiatan RKP 2011 tersebut, program prioritas Dana Alokasi Khusus Bidang Keluarga Berencana Tahun 2011 (DAK KB 2011) adalah: 1) peningkatkan mobilitas dan kapasitas tenaga PKB/PLKB dan PPLKB dalam pembinaan dan penyuluhan KB 2) peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, terutama bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin) 3) intensifikasi Advokasi dan KIE dan 4) peningkatan sarana pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. Agar penggunaan DAK Bidang Keluarga Berencana Tahun 2011 sesuai kebijakan dan tujuan yang telah ditetapkan secara optimal dan akuntabel, dibakukan Petunjuk 2

Teknis Penggunaan DAK Bidang Keluarga Berencana Tahun 2011 untuk diacu oleh semua pemerintahan kabupaten/kota yang menerima. II. TUJUAN DAN ARAH PEMANFAATAN A. Tujuan 1. Umum Tercapainya sasaran prioritas pembangunan keluarga berencana dalam RKP 2011 dalam rangka mencapai NRR = 1 atau TFR 2,1 per wanita dan laju pertumbuhan penduduk 1,1 persen pada tahun 2014. 2. Khusus a. Meningkatnya mobilitas dan daya jangkau tenaga lini lapangan (PKB/PLKB dan PPLKB) dalam melaksanakan penyuluhan, penggerakan, dan pembinaan program KB b. Meningkatnya kesertaan ber-kb melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, terutama keluarga miskin dan rentan lainnya c. Meningkatnya advokasi dan KIE program KB, khsusnya di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau d. Meningkatnya pembinaan tumbuh kembang anak di bawah usia lima tahun dalam keluarga e. Meratanya pelaksanaan dan pencapaian program KB, baik antar wilayah maupun antar kelompok sosial ekonomi masyarakat. C. Arah Pemanfaatan DAK Bidang KB Tahun 2011 diarahkan kepada kabupaten/kota tertentu untuk mendanai kebutuhan prasarana dan sarana fisik Program KB Nasional, dengan prioritas pada kabupaten/kota yang mempunyai: 1. CPR (persentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur) relatif masih rendah. 2. Angka kelahiran (Child Woman Ratio/CWR = rasio anak di bawah usia lima tahun terhadap wanita usia subur) relatif masih tinggi. 3. Persentase keluarga dalam kategori Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin) relatif tinggi. 4. Jumlah keluarga relatif besar. 5. Jumlah dan kepadatan penduduk relatif besar. III. SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA DAK KB 2011 pada hakekatnya untuk mendukung upaya pencapaian sasaran prioritas yang telah ditetapkan dalam RKP 2011 dalam rangka pencapaian sasaran RPJMN 2014. Terkait dengan hal tersebut, sasaran dan indikator kinerja DAK KB adalah: 3

A. Indikator Outcome Jangka Menengah (Hasil Background Studi RPJMN Tahun 2011-2014) 1. Tingkat kesertaan ber-kb (prevalensi ber-kb) menjadi sekitar 65 persen (khusus cara modern) 2. Keinginan ber-kb tidak terlayani (unmet need) menjadi sekitar 5 persen 3. Usia kawin pertama perempuan menjadi sekitar 21 tahun 4. NRR = 1 atau TFR menjadi sekitar 2,1 per wanita usia subur 5. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sekitar 1,1 persen per tahun 6. Meningkatnya partisipasi keluarga (terutama peserta KB) dalam pembinaan tumbuh kembang anak. B. Indikator Outcome Tahun 2011 (Draft RKP Tahun 2011) 1. Terlayaninya peserta KB baru sekitar 7,2 juta peserta, 3,8 juta diantaranya miskin (KPS dan KS 1) dan rentan lainnya, 3,4 juta mandiri, dan 900 ribu menggunakan kontrasepsi jangka panjang (IUD, Implant, Medis Operatif) 2. Meningkatnya peserta KB aktif menjadi sekitar 27,5 juta peserta, 12,2 juta diantaranya miskin dan rentan lainnya, 13,6 juta mandiri, dan 6,9 juta menggunakan kontrasepsi jangka panjang 3. Meningkatkan pembinaan, kesertaan dan kemandirian ber-kb melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta dan tersediannya dukungan sarana dan prasarana bagi 4.700 klinik KB 4. Meningkatkan ketahanan keluarga dalam rangka peningkatan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber-kb bagi pasangan usia subur anggota kelompok kegiatan, meningkatnya keterampilan keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, pembinaan remaja, serta peningkatan kualitas hidup lansia 5. Tersedia dan meningkatnya sarana dan prasarana dan teknologi informasi komunikasi program kependudukan dan KB. C. Indikator Output 2011 1. Terpenuhinya 3.237 unit kendaraan bermotor roda dua, 5.023 set Sarana Kerja bagi PKB/PLKB dan PPLKB/Ka. UPT 2. Terpenuhinya 80 Mobil Unit Pelayanan KB Keliling (MUYAN KB KELILING) bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola KB (SKPD-KB) kabupaten/kota 3. Terpenuhinya 4.917 set IUD Kit, 6.176 set Implant Kit, 2.370 unit Obgyn Bed bagi Klinik KB, dan terbangunnya 216 unit Gudang Alat/Obat Kontrasepsi bagi SKPD-KB 4. Terpenuhinya 115 MUPEN KB bagi SKPD-KB kabupaten/kota, 2.255 unit Public Adress bagi PPLKB/Ka. UPT, 8.019 set KIE Kit bagi PKB/PLKB, dan terbangunnya 177 Balai Penyuluhan KB di kecamatan 5. Terpenuhinya 12.175 set BKB Kit bagi kelompok BKB di tingkat desa/kelurahan 6. Terpenuhinya sarana pengolahan data dan informasi berupa Laptop bagi PKB/PLKB. 4

IV. KEBIJAKAN A. ARAH KEBIJAKAN Kebijakan DAK KB tahun 2011 diarahkan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana, dengan meningkatkan: (i) daya jangkau dan kualitas penyuluhan, penggerakan, pembinaan program KB tenaga lini lapangan (ii) sarana dan prasarana fisik pelayanan KB (iii) sarana dan prasarana fisik pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program KB serta (iv) sarana dan prasarana fisik pembinaan tumbuh kembang anak. Adapun ruang lingkup kegiatannya adalah pengadaan sarana dan prasarana fisik. B. Umum Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana, dengan meningkatkan: (i) daya jangkau dan kualitas penyuluhan, penggerakan, dan pembinaan program KB tenaga lini lapangan (ii) sarana dan prasarana fisik pelayanan KB (iii) sarana dan prasarana fisik pelayanan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) Program KB serta (iv) sarana dan prasarana fisik pembinaan tumbuh kembang anak. Adapun ruang lingkup kegiatannya adalah pengadaan: (i) sepeda motor bagi PKB/PLKB dan PPLKB (ii) Mobil pelayanan KB keliling (iii) sarana pelayanan di Klinik KB (iv) Mobil unit penerangan (MUPEN) KB (v) pengadaan public address dan KIE Kit (vi) pengadaan sarana KIE Kit bagi PKB/PLKB, (vii) pengadaan sarana kerja bagi PKB/PLKB, pembangunan kantor penyuluhan KB di Tingkat Kecamatan serta (viii) pengadaan bina keluarga balita (BKB) Kit (ix) Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi (Alokon) dan (x) sarana pengolahan data dan informasi berupa Laptop bagi PKB/PLKB. C. Khusus 1. Bupati/Walikota penerima DAK Bidang KB Tahun 2011 mengikutsertakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengelola Program Keluarga Berencana (SKPD-KB) pada setiap tahap kegiatan. 2. Pada Kabupaten/Kota penerima DAK Bidang KB Tahun 2011 yang belum dibentuk SKPD-KB dan tidak ada SKPD yang mempunyai fungsi mengelola Program Keluarga Berencana, Bupati/Walikota wajib menunjuk dan menetapkan SKPD lain sebagai pelaksana. 3. Menjaga ketepatan perencanaan dengan menetapkan distribusi penggunaan DAK Bidang KB Tahun 2011 menurut program dan kegiatan di setiap kabupaten/kota. 4. Bupati/Walikota dapat merubah/menyesuaikan distribusi penggunaan DAK Bidang KB Tahun 2011 menurut kegiatan dengan kebutuhan nyata daerah dengan ketentuan masih dalam lingkup (menu) kegiatan yang telah ditetapkan dan menginformasikan perubahan dimaksud kepada Kepala BKKBN. 5. Perubahan/menyesuaian terhadap distribusi penggunaan DAK Bidang KB Tahun 2011 menurut kegiatan dilakukan melalui Surat Keputusan Bupati/Walikota 6. Pendistribusian alokasi anggaran DAK Bidang KB Tahun 2011 menurut jenis kegiatan ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas usulan SKPD-KB. 5

7. BKKBN Provinsi melakukan fasilitasi, koordinasi, pelaporan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang KB Tahun 2011. V. KEGIATAN PRIORITAS Kegiatan prioritas DAK KB 2011 telah dirancang dapat mendukung pencapaian sasaran prioritas pembangunan keluarga berencana jangka pendek yang ditetapkan dalam RKP 2011 dan jangka menengah dalam RPJMN 2011-2014, sebagai berikut: A. Penyediaan sarana kerja dan mobilitas bagi tenaga lini lapangan pada dasarnya untuk mendukung semua kegiatan prioritas RKP 2011, karena mereka merupakan tenaga pengelola KB di lini lapangan (desa/kelurahan dan kecamatan) yang mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab melakukan kegiatan penyuluhan, penggerakan, pelayanan, evaluasi, dan pengembangan program KB di wilayah kerjanya. B. Pemenuhan sarana pelayanan KB di Klinik KB (statis) dan sarana dan prasarana Pelayanan KB Keliling berupa IUD Kit, Obgyn bed, Implant Kit merupakan tindak lanjut penjabaran dari Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 khususnya penyediaan Implant Kit dan IUD Kit untuk Peningkatan Intensitas Pelayanan KB bagi Masyarakat berpendapatan rendah, serta pembangunan/renovasi Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dimaksudkan untuk mendukung kegiatan prioritas RKP 2010 dalam upaya 1) penyediaan pelayanan KB berkualitas, khususnya kontrasepsi gratis bagi peserta KB miskin 2) peningkatan jejaring pelayanan KB pemerintah dan swasta/non pemerintah dan 3) pembangunan/pengadaan/peningkatan sarana dan prasarana program KB. C. Penyediaan Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB, pengadaan Public Adress dan KIE Kit dimaksudkan untuk mendukung kegiatan prioritas Renstra Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana 2010 2014 dalam upaya 1) intensifikasi advokasi dan KIE, 2) penguatan jejaring operasional lini lapangan, dan 3) peningkatan akses informasi dan pelayanan program ketahanan dan pemberdayaan keluarga. D. Penyediaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit dimaksudkan untuk mendukung kegiatan prioritas Renstra Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana 2010 2014 dalam upaya peningkatan akses informasi dan pelayanan program ketahanan dan pemberdayaan keluarga. E. Penyediaan Sarana Pengolahan Data dan Informasi berupa Laptops dimaksudkan untuk mendukung kecepatan dan ketepatan pengelolaan data dan informasi program KB. F. Pembangunan Kantor PPLKB/UPT-KB/Koordinator KB Kecamatan dimaksudkan untuk mendukung kegiatan prioritas Renstra Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana 2010-2014 dalam upaya : 1) intensifikasi advokasi dan KIE, 2) penguatan jejaring operasional program KKB, 3) peningkatan akses informasi dan pelayanan program ketahanan dan pemberdayaan keluarga dan 4) pembinaan PKB/PLKB dan Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP). 6

VI. PROGRAM, KEGIATAN DAN SASARAN Program, kegiatan dan sasaran DAK Bidang KB Tahun 2011 mencakup: A. Program Peningkatan Daya Jangkau dan Kualitas penyuluhan serta kelengkapan sarana kerja, penggerakan dan pembinaan Program KB oleh tenaga lini lapangan, dengan kegiatan: 1. Pengadaan sepeda motor bagi PKB/PLKB dan PPLKB Pengadaan sepeda motor bagi petugas KB di lini lapangan (PKB/PLKB dan PPLKB) dimaksudkan untuk meningkatkan mobilitas dan daya jangkau dalam melaksanakan tugasnya. a. Pengertian 1) Penyuluh Keluarga Berencana/Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKB /PLKB) Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan atau tenaga honorer/ tenaga kontrak yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, penggerakan, pelayanan dan evaluasi program KB yang ditempatkan di desa/kelurahan atau setingkat dengan desa/kelurahan. 2) Pengendali Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) Pengendali Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota berkedudukan di Kecamatan, diberi tugas mengendalikan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan program KB di lapangan sekaligus berfungsi sebagai atasan PKB/PLKB. Di beberapa daerah PPLKB disebut juga dengan Kepala Cabang Dinas, Kepala Unit Pelaksana Teknis, Koordinator KB Kecamatan. b. Kriteria Sasaran 1) Status kepegawaian PKB/PLKB dan PPLKB adalah Pegawai Negeri Sipil atau Calon Pegawai Negeri Sipil. 2) Belum mendapatkan kendaraan bermotor roda dua dari pemerintah kabupaten/kota. 3) Belum mendapatkan kendaraan bermotor roda dua dari yang bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB sampai dengan tahun 2010. 4) Pernah mendapatkan kendaraan bermotor roda dua tetapi kondisinya sudah tidak laik jalan (rusak berat) dan tidak bisa diperbaiki. 5) Kendaraan bermotor roda dua dari DAK Bidang KB Tahun 2011 harus diserahkan kembali kepada SKPD-KB apabila PKB/PLKB dan PPLKB dialihtugaskan ke instansi lain dan/atau memasuki masa pensiun c. Spesifikasi Teknis Spesifikasi teknis Sepeda Motor disajikan pada lampiran data dan spesifikasi teknis. 7

2. Pengadaan Laptop PKB/PLKB Pengadaan sarana pengolahan dan pelaporan data/informasi bidang keluarga berencana berupa Laptop diperuntukkan bagi petugas KB di tingkat desa/kelurahan (PKB/PLKB) guna meningkatkan akurasi, kecepatan dan cakupan data dari lini lapangan ke pusat. a. Pengertian Laptop adalah komputer yang berukuran kecil dengan kapasitas dan kemampuan yang sama dengan personal computer dan bersifat mobile. b. Spesifikasi Umum 1) Status kepegawaian PKB/PLKB adalah Pegawai Negeri Sipil atau Calon Pegawai Negeri Sipil 2) Belum mendapatkan Laptop dari pemerintah kab/kota 3) Terampil mengoperasikan Laptop c. Spesifikasi Teknis Spesifikasi teknis Laptop disajikan pada lampiran data dan spesifikasi teknis. 3. Pengadaan Sarana kerja bagi PKB/PLKB Sarana Kerja PKB/PLKB diperuntukan bagi PKB/PLKB dalam meningkatkan kinerja PKB/PLKB melaksanakan operasional program Kependudukan dan KB ditingkat lini lapangan. a. Pengertian Sarana kerja PKB/PLKB adalah suatu unit alat penunjang kerja PKB/PLKB yang terdiri dari Tas Ransel, Jaket Rompi, Topi, Buku Visum, Jas Hujan, Payung Lipat, Senter Elektronik, Kalkulator, Sepatu Bot, Tape Recorder, Sepatu Kerja dan Baju Seragam Kerja, b. Kriteria Sasaran 1) Status kepegawaian PKB/PLKB adalah Pegawai Negeri Sipil atau Calon Pegawai Negeri Sipil 2) Belum mendapatkan sarana kerja PKB/PLKB. c. Spesifikasi Spesifikasi teknis sarana PKB/PLKB disajikan pada lampiran data dan spesifikasi teknis. B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan KB 1. Pengadaan sarana pelayanan Klinik KB terdiri dari IUD Kit, Implant Kit dan Obgyn Bed. 8

a. Pengertian 1) Klinik KB adalah tempat pelayanan kontrasepsi yang bersifat statis bagi pasangan usia subur 2) IUD Kit adalah suatu alat yang digunakan untuk memasang dan mencabut IUD 3) Implant Kit adalah suatu alat yang digunakan untuk memasang dan mencabut implant 4) Obgyn Bed adalah tempat tidur khusus yang digunakan untuk pemeriksaan kandungan dan pelayanan kebidanan lainnya, termasuk pemasangan dan pencabutan IUD. b. Kriteria Sasaran 1) Klinik KB yang sudah memiliki nomer kode klinik KB 2) Klinik KB yang belum memiliki IUD Kit atau sudah memiliki tetapi dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai 3) Klinik KB yang belum memiliki Implant Kit atau sudah memeliki tetapi dalam kondisi rusak atau tidak layak pakai 4) Klinik KB yang belum menerima IUD Kit dari yang bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB sampai dengan tahun 2010 5) Klinik KB yang belum menerima Implant Kit dari yang bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB sampai dengan tahun 2010 6) Klinik KB yang belum menerima Obgyn Bed dari yang bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB sampai dengan tahun 2010. c. Spesifikasi Teknis Spesifikasi teknis IUD Kit, Implant Kit dan Obgyn Bed disajikan dalam data dan spesifikasi teknis (terlampir) 2. Pembangunan Kantor PPLKB/UPT-KB Kecamatan Pembangunan Kantor PPLKB/UPT-KB Kecamatan untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi PPLKB/Ka.UPT-KB dalam Program Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana di Tingkat Kecamatan. a. Pengertian Bangunan Kantor PPLKB/UPT-KB Kecamatan adalah bangunan yang terletak di lingkungan Kecamatan, berfungsi sebagai tempat merencanakan, mengevaluasi, mengendalikan serta pembinaan kepada PLKB/PKB dan Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan dalam operasional Program Pembangunan Kependudukan dan KB tingkat Kecamatan. b. Kriteria Sasaran 1) Kecamatan yang telah memiliki PPLKB/Ka. UPT-KB Kecamatan 2) Kecamatan yang belum memiliki kantor PPLKB/UPT-KB Kecamatan. 3) Kecamatan yang telah menyediakan sebidang tanah untuk pembangunan kantor PPLKB/UPT-KB Kecamatan. 9

c. Spesifikasi Spesifikasi teknis Kantor PPLKB/UPT-KB Kecamatan disajikan pada lampiran data dan spesifikasi teknis. 3. Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB keliling Pengadaan MUYAN KB Keliling diperuntukkan bagi SKPD-KB kabupaten/kota guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB, khususnya bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin) dan masyarakat di daerah terpencil dan jauh dari fasilitas pelayanan KB statis (Klinik KB). a. Pengertian MUYAN KB Keliling adalah Kendaraan Roda empat yang berisi sarana pelayanan KB dan berfungsi sebagai Klinik KB Bergerak. b. Kriteria Sasaran 1) SKPD-KB belum mendapatkan MUYAN KB Keliling dari DAK BIDANG KB tahun 2009 dan Tahun 2010 2) SKPD-KB belum mendapatkan MUYAN KB Keliling dari pemerintah kabupaten/kota 3) Pernah mendapatkan MUYAN KB Keliling tetapi kondisinya sudah tidak laik jalan (rusak berat) dan tidak bisa diperbaiki. c. Spesifikasi Umum 1) MUYAN KB Keliling digunakan untuk pelayanan terutama di wilayah yang jauh dari klinik KB statis 2) MUYAN KB Keliling terdiri dari dua cabin, masing-masing untuk operator/crew dan untuk menyimpan peralatan/sarana pelayanan KB, termasuk untuk melakukan pemeriksaan dan tindakan. 3) MUYAN KB Keliling tidak difungsikan sebagai mobil penumpang dan dirancang khusus oleh BKKBN Pusat. 4) MUYAN KB Keliling didukung oleh suatu tim medis yang minimal terdiri dari dokter yang sudah dilatih untuk pelayanan insersi implant dan IUD, serta medis operatif pria (MOP) bidan yang sudah dilatih untuk pelayanan insersi implant dan IUD. d. Spesifikasi Teknis Spesifikasi teknis Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling beserta kelengkapannya disajikan dalam data dan spesifikasi teknis. d. Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi Gudang alat/obat kontrasepsi diperuntukkan bagi SKPD-KB kabupaten/kota guna meningkatkan kualitas penyimpanan dalam rangka menjamin ketersediaan alat/obat kontrasepsi yang dibutuhkan, khususnya bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin) dan masyarakat. 10

a. Pengertian Gudang alat/obat kontrasepsi adalah bangunan yang di khususkan untuk menyimpan alat/ obat kontrasepsi untuk program KB sesuai standar. b. Kriteria Sasaran 1) Pemerintahan Kabupaten/Kota dapat menyediakan tanah minimal berukuran 9 m x 11 m 2) Status tanah jelas/sertifikat Hak Milik (bukan hak pakai/hak guna bangunan), tidak dalam sengketa atau tidak dalam proses peradilan 3) Lokasi tanah bebas banjir dan dapat dijangkau kendaraan bermotor roda 4 c. Spesifikasi Umum 1) Luas bangunan gudang alat/obat kontrasepsi minimal 42 m 2 2) Gudang alat/obat kontrasepsi terdiri dari 3 (tiga ) ruangan: 1 ruangan untuk petugas administrasi Gudang, 1 ruangan ber AC untuk tempat penyimpanan kontrasepsi khusus Implant dan Suntikan (suhu 15 s.d 25 0 C) dan 1 ruangan untuk penyimpanan kontrasepsi lainnya. 3) Gudang alat/obat kontrasepsi hanya difungsikan untuk menyimpan kontrasepsi 4) Gudang alat/obat kontrasepsi di operasionalkan oleh petugas yang ditunjuk (Bendahara gudang) dan telah dilatih manajemen logistik. d. Spesifikasi Teknis Spesifikasi teknis gudang alat/obat kontrasepsi disajikan dalam data dan spseifikasi teknis C. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana fisik pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program KB, dengan kegiatan: 1. Pengadaan Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB Pengadaan MUPEN KB diperuntukkan atau dengan sasaran SKPD-KB kabupaten/kota guna meningkatkan permintaan (demand) masyarakat terhadap keluarga berencana. a. Pengertian MUPEN KB adalah Kendaraan Roda 4 (empat) yang berisi peralatan elektronik (Audio visual) dan berfungsi sebagai kendaraan operasional penyuluhan dan KIE dalam menunjang Program Keluarga Berencana Nasional. b. Kriteria Sasaran 1) SKPD-KB belum mendapatkan MUPEN KB dari yang bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB sampai dengan tahun 2010 11

2) SKPD-KB belum mendapatkan MUPEN KB dari pemerintah kabupaten/kota. 3) Pernah mendapatkan MUPEN KB tetapi kondisinya sudah tidak laik jalan (rusak berat) dan tidak bisa diperbaiki. c. Spesifikasi Umum 1) MUPEN KB terdiri dari dua cabin untuk operator/crew dan untuk menyimpan instrumen/sarana penerangan/ penyuluhan dan dilengkapi dengan bagasi atas (rack roof). 2) MUPEN KB tidak difungsikan sebagai mobil penumpang dan dirancang khusus oleh BKKBN Pusat. 3) MUPEN KB dioperasionalkan oleh petugas yang sudah dilatih secara khusus dalam mengoperasikan instrumen/ peralatan elektronik(audio visual) yang ada dalam MUPEN KB. d. Spesifikasi Teknis Peralatan yang harus ada dalam MUPEN KB : 1) Satu unit LCD Portable Projector 3000 lumens (type: PT-LB30EA) 2) Satu unit Laptop 3) Satu unit Replacement Lamp Unit (type: ET-LAB30) 4) Satu unit DVD Ram/DVD-Recorder/VCD/CD (type: LQ-DRM-200EN) 5) Satu unit VHS Player (type: NV-HV62) 6) Satu unit TV Receiver 20 + UHF Portable antena (type: TC-20Z88) 7) Satu unit Profesional Mixing Amplifier (type: BA-55) 8) Satu unit Speaker + Stand (type: BS-880) 9) Satu unit Fast Fold Screen 150 (type: Fast Fold Truss Deluxe) 10) Satu unit Mixing Amplifier (DC) (type: ZA-250S) 11) Dua unit Horn Speaker (type: ZH-611S) 12) Satu unit Generator 2 KVA (type: VG2200) 13) Satu unit Automatic Voltage Regulator 2 KVA (type: SVC-2000F) 14) Satu unit Publik Address (type: WX-220CN) 15) Satu unit Rechargeable Emergency Light (type: 2334-8) Spesifikasi teknis MUPEN KB dan masing-masing instrument/sarana disajikan pada lampiran data dan spesifikasi teknis. 2. Pengadaan KIE Kit Pengadaan KIE Kit diperuntukkan bagi PKB/PLKB sebagai pembina desa dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya. a. Pengertian KIE Kit adalah suatu unit alat peraga yang terdiri dari alat peraga anatomi alat reproduksi, lembar balik, contoh alat kontrasepsi, VCD animasi proses pembuahan dan VCD sosialisasi kontrasepsi. 12

b. Kriteria Sasaran 1) PLKB/PKB belum mendapatkan KIE Kit dari yang bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB sampai dengan tahun 2010 2) PLKB/PKB belum mendapatkan KIE Kit dari pemerintah kabupaten/kota. 3) Pernah mendapatkan KIE Kit tetapi kondisinya sudah tidak laik jalan (rusak berat) dan tidak bisa diperbaiki. c. Spesifikasi Umum 1) KIE Kit terdiri dari 1 Tas yang berisi alat peraga anatomi alat reproduksi, lembar balik, contoh alat kontrasepsi, VCD animasi proses pembuahan dan VCD sosialisasi kontrasepsi 2) KIE Kit berfungsi sebagai sarana pelengkap bagi pengelola KB di desa/kelurahan dalam melaksanakan penyuluhan KB dan konseling 3) KIE Kit dioperasionalkan oleh petugas yang sudah dilatih/orientasi secara khusus dalam memperagakan KIE Kit. d. Spesifikasi Teknis Agar dapat menjangkau pemahaman sasaran penyuluhan, maka diperlukan KIE Kit dengan spesifikasi teknis khusus. Spesifikasi teknis peralatan dalam KIE Kit disajikan pada lampiran data dan spesifikasi teknis. 3. Public Adress Pengadaan Public Adress diperuntukkan bagi Kecamatan yang mempunyai PPLKB/Ka UPT KB Kecamatan a. Pengertian Public Adress adalah alat pengeras suara yang mudah dibawa ke lokasi kegiatan dan digunakan sebagai sarana penyuluhan/kie dalam menunjang Program Pembangunan Kependudukan dan KB. b. Kriteria Sasaran 1) Kecamatan yang mempunyai PPLKB/Ka UPT KB 2) Kecamatan memiliki Public Adress tetapi kondisinya sudah tidak bisa dioperasionalkan (rusak berat) dan tidak bisa diperbaiki c. Spesifikasi Umum 1) Public Adress berupa 1 (satu) unit peralatan pengeras suara terdiri dari pengeras suara, amplifier, microfon 2) Public Adress berfungsi sebagai sarana pengeras suara bagi pengelola KB, baik dalam melaksanakan pertemuan maupun kegiatan penyuluhan KB 3) Public Adress dioperasionalkan dengan baik oleh petugas yang sudah ditunjuk. 13

d. Spesifikasi Teknis Spesifikasi teknis Public Adress disajikan pada lampiran data dan spesifikasi teknis. A. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Fisik Pembinaan Tumbuh Kembang Anak, dengan kegiatan : 1. Pengadaan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit Pengadaan materi dan media Bina Keluarga Balita (BKB) Kit diperuntukkan bagi kelompok BKB di desa/kelurahan guna meningkatkan upaya pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang anak. a. Pengertian BKB Kit adalah alat bantu berisi materi dan media untuk memberikan penyuluhan kepada keluarga yang memiliki balita atau usia pra sekolah dalam upaya meningkatkan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang anak. b. Kriteria Sasaran 1) Kelompok kegiatan BKB yang mempunyai kader menurut kelompok umur balita dan aktif melakukan pertemuan penyuluhan bulanan 2) Kelompok kegiatan BKB telah terdaftar dalam data potensi wilayah Kecamatan (K/0/Kec-Dal) 3) Kelompok BKB yang belum memiliki BKB Kit atau yang sudah memiliki tetapi dalam kondisi tidak lengkap dan tidak layak pakai 4) Kelompok BKB yang belum mendapatkan BKB Kit dari yang bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB sampai dengan tahun 2010. c. Spesifikasi Umum 1) Buku materi penyuluhan BKB terdiri: a) Kartu Kembang Anak (KKA) b) Buku Pedoman Kartu Kembang Anak (KKA) c) Buku Panduan Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) d) Media /simulasi penyuluhan BKB e) Media Lembar Balik untuk penyuluhan umur 0 6 tahun (6 macam). f) TAS BKB kit 2) Alat permainan edukatif (APE) terdiri: a) Kerincingan/giring giring b) Boneka kain berbentuk binatang c) Puzle (bongkar pasang) berbentuk binatang d) Paku palu e) Menara Gelang-gelang f) Papan pasak g) Lotto warna h) Kotak Bentuk i) Balok ukur 14

j) Tangga silinder k) Tangga kubus l) Kotak pola m) Permainan angka n) Kantong wasiat o) TAS APE p) PACKING d. Spesifikasi Teknis Data dan spesifikasi teknis disajikan pada lampiran VII. PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI A. Pelaporan Pelaporan dan pemantauan DAK Bidang KB Tahun 2011 dilakukan secara berjenjang menyangkut persiapan, pelaksanaan sampai dengan distribusi di masing-masing kabupaten/kota. Kepala SKPD-KB Kabupaten/Kota melaporkan perkembangan pelaksanaan DAK Bidang KB Tahun 2011 kepada Kepala BKKBN Provinsi dan ke BKKBN Pusat c.q. Sekretaris Utama. Berdasarkan laporan Kepala SKPD-KB, Kepala BKKBN Provinsi membuat rekapitulasi dan melaporkan ke BKKBN Pusat c.q. Sekretaris Utama. Untuk melihat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan DAK Bidang KB Tahun 2011 dilakukan pemantauan dan evaluasi oleh komponen terkait di masing-masing tingkatan wilayah. Agar pengelolaan DAK Bidang KB Tahun 2011 dapat sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan: 1. Sekretaris Utama BKKBN Pusat membentuk Tim Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi DAK Bidang KB Tahun 2011 Tingkat Pusat. 2. Kepala BKKBN Provinsi membentuk Tim Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi DAK Bidang KB Tahun 2011 Tingkat Provinsi. a. Penjelasan Umum 1) SKPD-KB Kabupaten/Kota melakukan pendataan sasaran penerima sarana dan prasarana program KB dari DAK Bidang KB tahun 2011 dan melaporkan hasilnya ke BKKBN Provinsi dengan menggunakan Formulir Catatan (C) meliputi: C/I/DES-DAK/11, C/II/DES-DAK/11, C/I/KKB-DAK/11, C/II/KKB-DAK/11, C/III/KKB-DAK/11, C/I/PLKB- DAK/11, C/II/PLKB-DAK/11, C/III/PLKB-DAK/11, C/I/PPLKB-DAK/11, C/I/KEC-DAK/11 dan C/II/KEC-DAK/11. 2) Pelaporan dari SKPD-KB Kabupaten/Kota ke BKKBN Provinsi dan ke BKKBN Pusat (c.q. Sekretaris Utama) dilakukan setiap triwulan sesuai perkembangan pengelolaan DAK Bidang KB Tahun 2011 di masingmasing Kabupaten/Kota, mulai dari tahap perencanaan, realisasi hingga distribusi hasil pengadaan barang dengan menggunakan 15

formulir F/I/Ren-DAK/11, F/I/REAL-DAK/11, F/I/DIS-DAK/11, F/II/REN- DAK/11 dan F/II/REAL-DAK/11. Khusus laporan tentang rencana pengadaan sarana dan prasarana program KB oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota harus dilaporkan paling lambat pada triwulan II dengan formulir F/I/Ren-DAK/11 dan F/II/Ren-DAK/11. 3) BKKBN Provinsi melakukan rekapitulasi laporan formulir F/I/Ren- DAK/11, F/I/REAL-DAK/11, F/I/DIS-DAK/11, F/II/REN-DAK/11 dan F/II/REAL-DAK/11 yang diterima dari SKPD-KB Kabupaten/Kota menggunakan formulir Rek/F/I/REN-DAK/11, Rek/F/II/REN-DAK/11, Rek/F/I/REAL-DAK/11, Rek/F/II/REAL-DAK/11 dan Rek/F/I/DIS- DAK/11 dan melaporkan ke BKKBN Pusat Cq. Sekretaris Utama dan Biro Perencanaan secara triwulanan. b. Penjelasan Formulir dan Kegunaannya 1) Daftar Nama PKB/PLKB Sasaran Penerima Sepeda Motor DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/I/PLKB-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan sepeda motor bagi PKB/PLKB dan sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan sepeda motor bagi PKB/PLKB (F/I/RENC-DAK/11) 2) Daftar Nama PKB/PLKB Sasaran Pengolahan Data dan Informasi DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/II/PLKB-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan Sarana Pengolahan Data dan Informasi bagi PKB/PLKB serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan Laptop bagi PKB/PLKB (F/I/RENC-DAK/11) 3) Daftar Nama PKB/PLKB Sasaran Penerima Sarana Kerja DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/III/PLKB-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan Sarana Kerja bagi PKB/PLKB (F/I/RENC-DAK/11) 4) Daftar Nama PPLKB/Ka. UPT KB Sasaran Penerima Sepeda Motor DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/I/PPLKB-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan sepeda motor bagi PPLKB/Ka. UPT KB serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan sepeda motor bagi PPLKB/Ka. UPT KB (F/I/RENC-DAK/11). 5) Daftar Nama Klinik KB Sasaran Penerima IUD Kit DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/I/KKB-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan IUD Kit bagi Klinik KB serta sebagai salah satu sumber 16

data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan IUD Kit bagi Klinik KB (F/I/RENC-DAK/11). 6) Daftar Nama Klinik KB Sasaran Penerima Implant Kit DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/II/KKB-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan Implant Kit bagi Klinik KB serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan Implant Kit bagi Klinik KB (F/I/RENC-DAK/11). 7) Daftar Nama Klinik KB Sasaran Penerima Obgyn Bed DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/III/KKB-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan Obgyn Bed bagi Klinik KB serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan Obgyn Bed bagi Klinik KB (F/I/RENC-DAK/11). 8) Daftar Nama Kecamatan Mempunyai Pengelola KB (PPLKB/UPT KB) Sasaran Penerima Public Adress DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/I/KEC-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan Public Adress bagi Kecamatan yang Mempunyai Pengelola KB (PPLKB/UPT KB) serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana pengadaan Public Adress bagi Kecamatan yang Mempunyai PPLKB/UPT KB (F/I/RENC-DAK/11). 9) Daftar Nama Kecamatan Mempunyai Pengelola KB (PPLKB/UPT KB) Sasaran Penerima Kantor PPLKB/UPT KB Kecamatan DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/II/KEC-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana Pembangunan Kantor PPLKB/UPT KB Kecamatan bagi Kecamatan yang mempunyai Pengelola KB (PPLKB/UPT KB) serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pembangunan Kantor PPLKB/UPT KB Kecamatan (F/I/RENC- DAK/11). 10) Daftar Nama Desa/Kelurahan Sasaran Penerima Bina Keluarga Balita (BKB) Kit DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/I/DES-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan BKB Kit bagi Desa/Kelurahan serta sebagai salah satu sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan BKB Kit bagi Desa/Kelurahan (F/I/RENC-DAK/11) 11) Daftar Nama Desa/Kelurahan Sasaran Penerima KIE-Kit dari DAK Bidang KB Tahun 2011 (C/II/DES-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk mencatat rencana pengadaan KIE Kit bagi Desa/Kelurahan serta sebagai salah satu 17

sumber data dan informasi untuk membuat Laporan Rencana Pengadaan KIE Kit bagi Desa/Kelurahan (F/I/RENC-DAK/11). 12) Laporan Rencana Pengadaan/Pembangunan Sarana dan Prasarana KB dari DAK Bidang KB Tahun 2011 Kabupaten/Kota (F/I/RENC-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk melaporkan rencana Pengadaan/Pembangunan Sarana dan Prasarana KB. Oleh BKKBN Provinsi digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Laporan Rencana Pengadaan Sarana dan Prasarana KB (Rek.F/I/RENC-DAK/11). 13) Laporan Rencana Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB dari DAK Bidang KB Tahun 2011 Kabupaten/Kota (F/II/RENC-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk melaporkan rencana Pengadaan Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB. Oleh BKKBN Provinsi digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Laporan Rencana Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB dari DAK Bidang KB Tahun 2011 Provinsi (Rek.F/II/RENC-DAK/11). 14) Laporan Realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana KB dari DAK Bidang KB Tahun 2011 Kabupaten/Kota (F/I/REAL-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk melaporkan realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana KB. Oleh BKKBN Provinsi digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Laporan Realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana KB (Rek.F/I/REAL-DAK/11). 15) Laporan Realisasi Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB dari DAK Bidang KB Tahun 2011 Kabupaten/Kota (F/II/REAL-DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk melaporkan realisasi Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB. Oleh BKKBN Provinsi digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Laporan Realisasi Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB Provinsi (Rek.F/II/REAL-DAK/11). 18

16) Laporan Distribusi Hasil Pengadaan Sarana dan Prasarana KB dari DAK Bidang KB Tahun 2011 Kabupaten/Kota (F//I/DIS- DAK/11) Digunakan oleh SKPD-KB Kabupaten/Kota untuk melaporkan distribusi hasil Pengadaan Sarana dan Prasarana KB. Oleh BKKBN Provinsi digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Laporan Distribusi Pengadaan Sarana dan Prasarana KB (Rek.F/I/DIS-DAK/11). 17) Rekapitulasi Laporan Rencana Pengadaan Sarana dan Prasarana KB dari DAK Bidang KB Tahun 2011 (Rek.F/I/RENC-DAK/11) Digunakan oleh BKKBN Provinsi untuk membuat rekapitulasi dan melaporkan rencana Pengadaan Sarana dan Prasarana KB. Oleh BKKBN Pusat digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Nasional Rencana Pengadaan Sarana dan Prasarana KB. 18) Rekapitulasi Laporan Rencana Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB Provinsi (Rek.F/II/REN-DAK/11) Digunakan oleh BKKBN Provinsi untuk membuat rekapitulasi dan melaporkan rencana Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB. Oleh BKKBN Pusat digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Nasional Rencana Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB. 19) Rekapitulasi Laporan Realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana KB DAK Bidang KB Tahun 2011 (Rek.F/I/REAL- DAK/11) Digunakan oleh BKKBN Provinsi untuk merekapitulasi dan melaporkan realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana KB. Oleh BKKBN Pusat digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk membuat Rekapitulasi Nasional Realisasi Pengadaan Sarana dan Prasarana KB. 20) Rekapitulasi Laporan Realisasi Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi dan Pengadaan Mobil Unit Pelayanan (MUYAN) KB Keliling serta Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB Provinsi (Rek.F/II/REAL-DAK/11) Digunakan oleh BKKBN Provinsi untuk membuat rekapitulasi dan melaporkan realisasi Pengadaan MUPEN KB dan atau MUYAN KB Keliling, serta Pembangunan Gudang Alat/Obat Kontrasepsi. 19