PELAKSANAAN AKAD TABUNGAN HAJI PADA BANK RIAU KEPRI SYARI AH CABANG PEKANBARU. Diajukan Oleh : DEKKY ADITYA K. PUTRA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Syari ah, pasca diterbitkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.

BAB II PROFIL BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TABUNGAN IMPIAN BRI SYARIAH ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat PT. Bank Riau Kepri Cabang Bagan Siapi-Api Rokan Hilir

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha. Hal ini yang akan menimbulkan dunia perbankan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PRINSIP AKAD DALAM DANA SETORAN AWAL CALON JAMAAH HAJI DAFTAR TUNGGU (WAITING LIST) (Studi Kasus di Kementerian Agama Kota Probolinggo)

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Motivasi Nasabah Menggunakan Produk Tabungan

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK RIAU KEPRI SYARIAH CABANG PEMBANTU TELUK KUANTAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis bagi pendorong

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

SUMBER SUMBER DANA BANK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal. sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK DI BANK NAGARI SYARIAH CABANG PADANG PANJANG

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. konvensional dan bank syari ah. Bank syari ah adalah bank yang aktivitasnya

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sektor perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

PT. : : : ABSTRAK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya PT.Bank Riau Kepri Cabang Pembantu Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh : AISYAH YUNITA SARI NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Republik Indonesia Nomor BUM tanggal 12 Agustus 1961.

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB II. Gambaran Umum Bank Syariah Mega Indonesia. Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA AKAD MURABAHAH DI BANK NAGARI SYARIAH PADANG. SKRIPSI No. Reg : 234/PKII/X/2011

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. mengangkat perekonomian rakyat secara adil. melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. keuangan serta memiliki fungsi menjadi jembatan keuangan diantara

Transkripsi:

PELAKSANAAN AKAD TABUNGAN HAJI PADA BANK RIAU KEPRI SYARI AH CABANG PEKANBARU Diajukan Oleh : DEKKY ADITYA K. PUTRA 07 140 062 PROGRAM KEKHUSUSAN: HUKUM BISNIS (PK II) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

PELAKSANAAN AKAD TABUNGAN HAJI PADA BANK RIAU KEPPRI SYARI AH CABANG PEKANBARU Dekky Aditya K. Putra. 07140062. Fakultas Hukum Universitas Andalas, PK II (Hukum Bisnis). 64 Halaman. Tahun 2011 ABSTRAK Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dan strategis dalam perekonomian suatu negara, yaitu dalam lalu lintas pembayaran dan penyedianaan dana untuk pembiayaan pembangunan. Bank sebagai penghimpun dan penyalur dana pada masyarakat ini dapat ditemukan dalam rumusan defenisi bank yang dimuat dalam Pasal 1 angka (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 yang telah di ubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Sebagai salah satu BPS BPIH Bank Riau Kepri Syari ah berhak untuk memberikan pelayanan penerimaan setoran BPIH dengan mengeluarkan produk perbankan berupa tabungan ib Dhuha disetiap cabangnya seperti di Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru. Sehubungan dengan itu timbul beberapa permasalahan : (1) apa syarat dan prosedur penutupan akad tabungan haji di Bank Riau Kepri Syariah Cabang Pekanbaru (2) Bagaimana pelaksanaan akad pada Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru. (3)Apa saja kendala yang dihadapi oleh para pihak dalam pelaksanaan akad tabungan haji dan bagaimana cara penyelesaiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis sosiologis, yaitu pendekatan yang menekankan pada aspek hukum berkenaan dengan rumusan permasalahan yang dibahas dan dikaitkan dengan prakteknya dilapangan Dari hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan yaitu: (1) Syarat dan prosedur penutupan tabungan haji ib Dhuha pada Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru adalah dengan melengkapi syarat yang ditetapkan pihak bank yaitu fotocopy identitas, setoran awal minimal Rp. 50.000,-, dan setoran selanjutnya minimal Rp. 20.000,- untuk Dhuha Bebas atau dengan rencana waktu pemberangkatan (Dhuha Terencana). Selain syarat yang ditetapkan bank tersebut tentunya calon nasabah harus cakap hukum dan pihak yang akan berangkat hajilah yang harus medaftar. Setelah syarat dilengkapi, maka nasabah harus mengikuti prosedur yang ditetapkan pihak bank. (2) Pelaksanaan akad tabungan haji yang dikeluarkan oleh pihak bank harus dipatuhi oleh pihak bank dan pihak nasabah. Pada pelaksanaannya pihak nasabah lebih banyak dirugikan karena ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak bank, contohnya tidak adanya bagi hasil kepada nasabah pada skim wadi ah, tetapi nasabahnya harus membayar bunga /rate of return jika menggunakan dana talangan untuk melunasi biaya hajinya dan ini juga berlaku pada nasabah skim mudharabah jika menggunakan dana talangan. Keadaan ini sama sekali tidak menggambarkan prinsip keberpihakan kepada nasabah. Yang dianut bank dalam pengelolaan dana haji.(3) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan akad tabungan haji di Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru beragam bentuknya, biasanya terjadi karena kurangnya komunikasi antara para pihak sehingga terjadi kesalahpahaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dan strategis dalam perekonomian suatu negara, yaitu dalam lalu lintas pembayaran dan penyediaan dana untuk pembiayaan pembangunan. Secara tradisional dinyatakan bahwa kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit. Bank sebagai penghimpun dan penyalur dana pada masyarakat ini dapat ditemukan dalam rumusan defenisi bank yang dimuat dalam Pasal 1 angka (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 yang telah di ubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang selanjutnya disebut dengan UU Perbankan yang menyatakan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam menjalankan usaha pokoknya berupa menghimpun dana yang (sementara) tidak diperlukan untuk kemudian menyalurkan dana itu kembali kepada masyarakat sudah tentu bank harus mengenal sumber-sumber dana yang terdapat dalam berbagai lapisan masyarakat dalam bentuk yang berbeda-beda pula. Secara umum ada tiga macam sumber dana dari sebuah bank, yaitu: 1 a. Dana yang berasal dari bank itu sendiri, yaitu berbentuk modal setor yang berasal dari pemegang saham dan cadangan-cadangan serta keuntungan bank yang belum dibagikan kepada para pemegang saham 1 Artikel tentang Bank Perbankan Indonesia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/bank

b. Dana yang berasal dari masyarakat, yaitu dana yang berasal dari simpanan masyarakat yang berbentuk giro, deposito, dan tabungan c. Dana yang berasal dari lembaga keuangan, baik berbentuk bank maupun yang bukan bank. Dana ini umumnya diperoleh bank dalam bentuk pinjaman, misalnya Kredit Likuiditas Bank Indonesia 2. Simpanan sebagaimana yang diuraikan dalam Pasal 1 angka 5 UU Perbankan diartikan sebagai dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, tabungan dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dari perumusan Pasal 1 angka 5 UU Perbankan tersebut, bisa diketahui bahwa salah satu bentuk simpanan masyarakat adalah tabungan. Pengertian tabungan dalam Pasal 1 angka 9 UU Perbankan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Pihak nasabah akan diberikan atau menerima buku tabungan sebagai bukti telah menyimpan dananya dalam bentuk tabungan. Ketentuan yang mengatur hubungan hukum antara nasabah dengan bank biasanya tercantum pada buku tabungan tersebut. Dewasa ini dunia perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, bisa dilihat dengan semakin banyaknya bermunculan bank-bank baru termasuk bank yang dibentuk oleh suatu pemerintah daerah. Kondisi ini sudah tentu akan menimbulkan persaingan ketat dalam dunia perbankan. Dalam persaingan yang ketat ini ada beberapa bank yang mendapat kepercayaan sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH), salah satunya 2 Thomas Suyatno,dkk,2005, Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia, Jakarta, hlm 33

adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Riau (Bank Riau Kepri Syari ah). Sebagai salah satu BPS BPIH Bank Riau Kepri Syari ah berhak untuk memberikan pelayanan penerimaan setoran BPIH dengan mengeluarkan produk perbankan berupa tabungan ib Dhuha disetiap cabangnya seperti di Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru. Dalam UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dinyatakan bahwa penyelenggaran ibadah haji merupakan tugas nasional karena disamping menyangkut kesejahteraan lahir bathin juga menyangkut nama baik dan martabat Indonesia di dunia Internasional, khususnya Arab Saudi yang merupan negara tujuan haji. Karena hal tersebutlah dibutuhkan suatu manajemen penyelenggaraan haji yang baik agar penyelenggaraan haji bisa tertib, aman, dan lancar. Dalam hal itu, maka dalam penyelenggaraan haji butuh melibatkan berbagai instansi pemerintah, diantaranya Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Keuangan, Departemen Hukum dan HAM, dan Departemen Pertahanan dan Keuangan. Keterlibatan Departemen Keuangan dalam penyelenggaraan ibadah haji dapat dilihat dalam keterlibatan beberapa bank dalam pengelolaan dana ibadah haji yaitu sebagai BPS BPIH. BPS BPIH yang telah ditunjuk oleh pemerintah berhak menerima penyetoran BPIH dengan menyelenggarakan layanan perbankan berupa tabungan haji. Hal ini merujuk ketentuan UU No. 17 Tahun 1999 Pasal 10 (ayat) 1 yang menyatakan bahwa Pembayaran BPIH dilakukan kepada rekening Menteri melalui bank-bank pemerintah dan atau swasta yang ditunjuk oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan Gubernur Bank Indonesia. Selanjutnya bank-bank yang

ditunjuk menjadi BPS BPIH akan menandatangani surat perjanjian kerjasama antara Departemen Agama dengan BPS BPIH dalam menerima setoran BPIH. Dalam rangka memudahkan nasabah dalam melakukan penyetoran BPIH sekaligus membantu kelancaran penyelenggaraan ibadah haji, Bank Riau Kepri Syari ah membuka layanan tabungan haji ib Dhuha di setiap kantor cabang Bank Riau Kepri Syari ah di Indonesia, termasuk di Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru. Tabungan ib Dhuha ini memberikan banyak manfaat kepada nasabah, diantaranya nasabah bebas menentukan jumlah setoran tabungan minimal Rp. 20.000,- untuk Dhuha Bebas, sedangkan untuk Dhuha Terencana nasabah bebas menentukan jangka waktu menabung minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun. Disamping itu include dalam produk Tabungan ib Dhuha berupa perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan sampai jumlah tabungan tertentu, serta mendapatkan free member program santunan duka. Tabungan ib Dhuha Bank Riau Kepri Syari ah adalah bentuk pembaharuan dari produk tabungan haji sebelumnya yang dirancang khusus untuk membantu nasabah merencanakan ibadah Haji Reguler (melalui Sistem Komputer Haji Terpadu atau SISKOHAT), Haji Plus dan Umrah. Sebelumnya, Tabungan ib Dhuha yang ada baru dalam bentuk skim wadi'ah, kini produk tabungan haji/umrah tersebut telah dikembangkan dalam skim baru yaitu mudharabah. Sehingga Tabungan Tabungan ib Dhuha kini hadir dalam dua skim syari ah, wadi'ah dan mudharabah. Karakteristik produk ini terbentuk dari dua akad tersebut di atas, dimana untuk akad wadi ah disebut Dhuha Bebas, yaitu simpanan nasabah yang bersifat titipan sehingga nasabah bebas kapan saja merencanakan waktu keberangkatan

haji/umrah serta bebas menentukan nominal setoran berdasarkan kemampuan. Sementara akad mudharabah digunakan untuk Dhuha Terencana, simpanan dengan kontrak bagi hasil antara Bank dan nasabah dimana nasabah akan memperoleh porsi (nisbah) bagi hasil dari keuntungan usaha Bank, namun untuk waktu keberangkatan serta jumlah setoran perbulannya telah direncanakan sesuai keinginan. Dalam menjalankan pengelolaan dana haji dalam bentuk tabungan haji, maka pasti dibuat sebuah perjanjian yang dibuat oleh pihak bank dengan pihak nasabah. Perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak tersebut memiliki prestasi yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak untuk tercapainya maksud dari perjanjian tersebut. Prestasi yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut dalam prakteknya kemungkinan akan mengalami kendala-kendala yang bisa saja kendala tersebut disebakan oleh pihak bank maupun dari pihak nasabah ataupun karena kesalahan kedua belah pihak. Kesalahan dari pihak bank misalnya bisa berbentuk kesalahan entry data nasabahnya, kendala pihak nasabah bisa berbentuk ketidakpahaman akan produk tabungan haji yang dikeluarkan oleh bank karena kurangnya sosialisasi dari pihak bank. Setiap kendala yang timbul harus diselesaikan dengan cara yang telah disepakati oleh pihak yang terlibat perjanjian tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan sebagai skripsi yang berjudul PELAKASANAAN AKAD TABUNGAN HAJI PADA BANK RIAU KEPRI SYARI AH CABANG PEKANBARU.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang diuraikan di atas, maka dirumuskan beberapa pokok masalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Apa saja syarat dan bagaimana prosedur penutupan akad tabungan haji di Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru. 2. Bagaimana pelaksanaan akad pada Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru. 3. Apa saja kendala yang dihadapi oleh para pihak dalam pelaksanaan akad tabungan haji dan bagaimana cara penyelesaiannya. C. Tujuan Penulisan Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui syarat dan prosedur penutupan tabungan haji pada Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru 2. Untuk mengetahui cara pelaksanaan akad tabungan haji pada Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan cara penyelesaian kendala-kendala yang dihadapi oleh para pihak dalam melaksanakan akad dana tabungan haji

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Syarat dan prosedur penutupan tabungan haji ib Dhuha pada Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru adalah dengan melengkapi syarat yang ditetapkan pihak bank yaitu fotocopy identitas, setoran awal minimal Rp. 50.000,-, dan setoran selanjutnya minimal Rp. 20.000,- untuk Dhuha Bebas atau dengan rencana waktu pemberangkatan (Dhuha Terencana). Selain syarat yang ditetapkan bank tersebut tentunya calon nasabah harus cakap hukum dan pihak yang akan berangkat hajilah yang harus medaftar. Setelah syarat dilengkapi, maka nasabah harus mengikuti prosedur yang ditetapkan pihak bank, seperti mengisi dan menandatangai Formulir Aplikasi Pembukaan Rekening yang berisi identitas lengkap serta klausula pada surat akad. 2. Dalam pelaksanaan akad tabungan haji pada Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru ada dua macamtabungan haji, yaitu : 1. Skim Wadi ah (bebas), dan 2. Skim Mudharabah (terencana). Tabungan haji dengan skim wadi ah dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2010 nasabahnya berjumlah 17328 orang, tabungan ini tidak menerapkan sistem bagi hasil. Tabungan haji dengan skim mudharabah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 nasbahnya berjumlah 23 orang, tabungan ini menerapkan sistem bagi hasil. Ada kalanya tabungan haji dilunasi agar mendapat porsi haji dan berangkat secepatnya, dan ada kalanya nasabah mendapat dana talangan dari pihak bank untuk membantu pelunasan biaya

ibadah haji. Dana talangan ini tentunya harus dibayar oleh pihak nasabah dalam jangka waktu tertentu dan pihak bank berhak mendapat keuntungan. Untuk keluarnya buku tabungan maka para pihak membuat perjanjian dengan menyetujui surat akad, dimana dalam surat akad tersebut dicantumkan hak dan kewajiban pihak nasabah dan pihak bank. 3. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan akad tabungan haji di Bank Riau Kepri Syari ah Cabang Pekanbaru beragam bentuknya, misalnya kesalahan entry data yang dilakukan oleh pihak bank atau banyaknya nasabah yang tidak mengerti dengan produk tabungan haji yang dikeluarkan oleh pihak bank sehingga setelah perjanjian terjadi nasabah tidak mengerti kewajiban dan haknya. Kesalahan terjadi bukan hanya berasal dari pihak bank, tetapi juga dari pihak nasabah. Masalah timbul karena kurangnya informasi yang diberikan oleh masing-masing pihak. Kendala-kendala yang ada diselesaikan dengan cara musyawarah oleh pihak yang terlibat, jika musyawarah tidak menemukan penyelesaian maka barulah dibawa kejalur hukum, yaitu melalui Peradilan Agama.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku-buku Ali Zainuddin, 2007, Hukum Perbankan Syari ah, Sinar Grafika, Jakarta. Badrul Zaman, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Heri Sudarsono, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah Deskripsi & Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta. Hirsanuddin, 2008, Hukum Perbankan Syari ah di Indonesia (Pembiayaan Bisnis dengan Prinsip Kemitraan), Genta Press, Yogyakarta M. Syafi i, 2001, Bank Syari ah Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Muhammad Djumhara, 2006, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Munir Fuadi, 2002, Pengantar Hukum Bisnis: Menata Bisnis Modern di Era Global, Senarai Pustaka, Jakarta. R. Setiawan, 2005, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung. Rahardjo, Satjipto, 1996, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Salim HS, 2006, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta. Soerjono Soekanto, 1942, Pengantar Penelitian Hukum, UI press, Jakarta. Thomas, Suyatno dkk, 2005, Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia, Jakarta. Peraturan Peundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, selanjutnya disebut Undang-Undang Perbankan Undang-Undang No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, selanjutnya disebut Undang-Undang Penyelenggaraan Haji Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari ah, se;anjutnya disebut Undang-Undang Perbankan Syari ah.

Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji No. D / 163 / 2004 tentang Sistem Pendaftaran Haji, selanjutnya disebut Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji tentang sistem Pendaftaran Haji Peraturan Bank Indonesia No. 7 / 6 / 2004 tentang Transparansi Informasi dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, selanjutnya disebut PBI tentang Transparansi Informasi dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Internet http://hendrakholid.net/blog/2010/06/13/tabung-haji/, Lembaga Keuangan Syariah Non Bank TABUNG HAJI, 14 Desember 2010, diunduh pada 12/12/2011 http://id.m.wikipedia.org/bank, Perbankan Indonesia, 7 Agustus 2011, diunduh pada 08/08/11 http://www.google.com, Artikel tentang Perbankan Syari ah, Prinsip Dasar Operasional Perbankan Syari'ah, 12 April 2008, di unduh pada 07/04/2011