C. MATRIKS RENCANA TINDAK VII 22. Nasional (PROPENAS) Depdiknas, Depag, Depdagri, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB III RENCANA STRATEGIS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

Bagian Kedua Kepala Dinas

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN DAN SEKOLAH DASAR

BAB 26 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 26 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN YANG LEBIH BERKUALITAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERLUASAN DAN PEMERATAAN AKSES PAUD BERMUTU DAN BERKESETARAAN GENDER DI SEMUA PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SINKRONISASI PRIORITAS NASIONAL DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KUMPULAN UU DAN PERATURAN BIMBINGAN DAN KONSELING & PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

LAMPIRAN. Biaya Satuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

[TT2] (MDGs), Education For All (EFA), dan Education for. sasaran-sasaran Millenium Development Goals. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Dengan Persetujuan Bersama:

KATA PENGANTAR. menengah.

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

NOMOR 21 TAHUN 2008 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

C. MATRIKS RENCANA TINDAK No. 1. Program Pendidikan Dasar dan Prasekolah Peningkatan Sistem dan Pengelolaan Pendidikan Pusat/Provinsi 1. Menyempurnakan konsep manajemen berbasis sekolah dan masyarakat; 2. Melanjutkan sosialisasi, diseminasi, perintisan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat; 3. Merumuskan beberapa alternatif upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan fasilitas pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 4. Melanjutkan upaya peningkatan kapasitas pengelola pendidikan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 5. Membentuk jaringan komunikasi antar guru tingkat provinsi, nasional dan internasional sebagai wahana tukar menukar informasi mengenai praktikpraktik terbaik proses pembelajaran; 6. Melanjutkan reorganisasi dan restrukturisasi sistem penyelenggaraan sekolah luar biasa jenjang pendidikan dasar; 7. Melakukan advokasi dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk dalam penyediaan fasilitas pelayanan pendidikan; 8. Menyiapkan naskah akademik dalam rangka penyusunan peraturan perundang-undangan pendidikan dasar dan prasekolah untuk pelaksanaan UU SPN; 9. Merumuskan peraturan perundangan yang memudahkan dan meningkatkan efisiensi pembiayaan pembangunan pendidikan yang melibatkan peran serta masyarakat; 1. Ditetapkannya pedoman manajemen berbasis sekolah dan masyarakat yang telah diperbaharui; 2. Jumlah sekolah/madrasah yang melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat; 3. Tersusunnya pedoman peningkatan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 4. Terlaksananya upaya peningkatan kapasitas pengelola pendidikan dalam menyusun rencana dan melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan; 5. Terselenggaranya forum-forum komunikasi; 6. Tersedianya pedoman tentang organisasi dan struktur sistem penyelenggaraan sekolah luar biasa jenjang pendidikan dasar; 7. Terlaksananya advokasi dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk dalam penyediaan fasilitas pelayanan pendidikan; 8. Tersusunnya naskah akademik dalam rangka penyusunan peraturan perundang-undangan pendidikan dasar dan prasekolah untuk pelaksanaan UU SPN; 9. Ditetapkannya peraturan mengenai mekanisme pembiayaan pembangunan pendidikan yang melibatkan partisipasi masyarakat; Depdiknas, Depag, Depdagri, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota Pendidikan Dasar dan Prasekolah VII 22

10. Menyusun sistem pembiayaan pendidikan yang berkeadilan pada jenjang pendidikan dasar & prasekolah dengan menerapkan sistem penghargaan dengan mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah dan kinerja bidang pendidikan; 11. Penyempurnaan konsep monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana perbantuan untuk kabupaten/kota; 12. Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah. 10. Tersusunnya pedoman sistem pembiayaan pendidikan yang berkeadilan pada jenjang pendidikan dasar & prasekolah dengan menerapkan sistem penghargaan yang mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah dan kinerja bidang pendidikan 11. Ditetapkannya pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana perbantuan untuk kabupaten/kota; 12. Jumlah kab/kota yang melaksanakan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. Kabupaten/Kota: 1. Mengembangkan organisasi pendidikan yang terintegrasi di Kabupaten/Kota untuk memperkuat partisipasi masyarakat serta kerjasama dan koordinasi antar jenis dan jalur pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 2. Memperluas pelaksanaan manajemen berbasis sekolah/masyarakat untuk jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 3. Melanjutkan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan dasar dan prasekolah di tingkat kabupaten/kota melalui kegiatan advokasi dan bentukbentuk kerjasama lainnya; 4. Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja sekolah/madrasah dan lembaga pendidikan di tingkat kabupaten/kota; 5. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 1. a. Jumlah Kabupaten/kota yang memiliki Dewan Pendidikan yang telah menyusun rencana kerja pengembangan pendidikan dasar dan prasekolah; 1. b. Jumlah satuan pendidikan yang memiliki komite sekolah; 2. Jumlah sekolah/madrasah yang melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat; 3. a. Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan dasar dan prasekolah di tingkat kabupaten/kota; 3. b. Jumlah sekolah/madrasah swasta; 3. c. Proporsi siswa sekolah/madrasah swasta; 4. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan rencana dengan peraturan yang berlaku; 5. a. Jumlah sekolah/madrasah yang digabung; 5. b. Rasio sekolah : guru pada sekolah/madrasah yang digabung; 5. c. Rasio sekolah : murid pada sekolah/madrasah yang digabung; VII 23

6. Menyusun sistem pembiayaan pendidikan dasar dan prasekolah yang terpadu di tingkat kabupaten/kota dengan mempertimbangkan keragaman antar wilayah; 7. Melaksanakan kegiatan sesuai peraturan yang berlaku untuk peningkatan sistem pengelolaan pendidikan dasar dan prasekolah diluar wewenang Pusat dan Provinsi. 6. Tersusunnya sistem pembiayaan pendidikan dasar dan prasekolah yang terpadu di tingkat kabupaten/kota dengan mempertimbangkan keragaman antar wilayah; 7. Indikator yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan. Perluasan dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan Pusat/Provinsi : 1. Memberikan dana perbantuan berbentuk hibah (block grant) kepada Kabupaten/Kota yang ditujukan untuk meningkatkan partisipasi pendidikan baik penduduk laki-laki maupun perempuan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas bantuan yang diberikan untuk peningkatan partisipasi pendidikan baik di tingkat kabupaten/kota, maupun provinsi dan nasional; 1. a. Angka partisipasi pendidikan; 1. b. Indeks paritas gender; 2. Terlaksananya monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas bantuan yang diberikan untuk peningkatan partisipasi pendidikan baik di tingkat kabupaten/kota, maupun provinsi dan nasional; Depdiknas, Depag, Depdagri, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota Pe ndidikan Dasar dan Prasekolah Kabupaten/Kota: 1. Menambah ruang kelas baru dan unit sekolah/madrasah baru baik negeri maupun swasta termasuk penyediaan guru secara selektif terutama di daerah-daerah dengan jumlah penduduk usia jenjang pendidikan dasar dan prasekolah yang masih banyak belum tertampung; 2. Memperbaiki, merehabilitasi, dan merevitalisasi fasilitas pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 3. Melaksanakan penjaringan anak usia sekolah baik yang belum pernah sekolah maupun yang putus sekolah untuk masuk ke dalam sistem pendidikan; 1. Angka partisipasi pendidikan tingkat kabupaten/kota; 2. Proporsi fasilitas pendidikan yang memenuhi standar yang berlaku; 3. Angka partisipasi pendidikan; VII 24

4. Menyelenggarakan pendidikan layanan khusus bagi peserta didik di daerah terpencil dan/atau mengalami bencana alam dan bencana sosial melalui SD Kecil, SD Satu Guru, SD Multi-kelas, SLTP-MTs Terbuka, SLTP-MTs Kelas Jauh/Guru Kunjung, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah; 5. Menyelenggarakan pendidikan khusus bagi anak-anak yang memiliki keunggulan dan yang memiliki tingkat kesulitan dalam proses pembelajaran khususnya yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan/atau intelektual; 6. Melanjutkan program beasiswa bagi anakanak dari keluarga tidak mampu termasuk beasiswa untuk menarik anak usia jenjang pendidikan dasar yang berada di luar sistem sekolah baik yang belum bersekolah maupun yang putus sekolah dengan tetap memberi perhatian pada keadilan dan kesetaraan gender; 7. Melakukan advokasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menyelesaikan pendidikan sampai jenjang SLTP/MTs; 8. Melanjutkan pemberian dana imbal swadaya bagi sekolah/madrasah negeri dan swasta agar mampu berkembang dan mandiri; 9. Melaksanakan kegiatan lainnya sesuai peraturan yang berlaku untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah diluar wewenang Pusat dan Provinsi. 4. Angka partisipasi pendidikan; 5. a. Angka partisipasi pendidikan; 5. b. Angka mengulang kelas; 5. c. Angka putus sekolah; 5. d. Indeks paritas gender; 6. a. Angka partisipasi pendidikan khususnya untuk penduduk miskin; 6. b. Indeks paritas gender; 6. c. Angka putus sekolah; 6. d. Proporsi siswa penerima beasiswa; 7. Meningkatnya intensitas pelaksanaan advokasi dan sosialisasi; 8. Jumlah fasilitas yang ditambahkan/diperbaiki pada sekolah/madrasah penerima imbal swadaya; 9. Indikator yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan. Peningkatan Kualitas Pendidikan Pusat/Provinsi : 1. Menata pelaksanaan kurikulum nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan prasekolah yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional; 2. Melaksanakan sosialisasi, asistensi dan evaluasi pelaksanaan kurikulum; 1. Tertatanya pelaksanaan kurikulum pendidikan nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 2. Terlaksananya sosialisasi, asistensi dan evaluasi pelaksanaan kurikulum; Depdiknas, Depag, Depdagri, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota Pe ndidikan Dasar dan Prasekolah VII 25

3. Melanjutkan penyempurnaan pedoman pembelajaran moral, keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, bahasa, sastra dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat; 4. Menyempurnakan konsep pendidikan kecakapan hidup pada jenjang TK, SD- MI, dan SLTP-MTs yang disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang anak dan kebutuhan siswa dalam menjalani hidup bermasyarakat; 5. Melaksanakan pembinaan teknis sekolah rujukan nasional; 6. Melaksanakan bimbingan teknis penyusunan standar pelayanan minimal jenjang pendidikan dasar dan prasekolah untuk tingkat kabupaten/kota; 7. Menyempurnakan sistem penilaian hasil akhir belajar siswa; 8. Menyempurnakan standar kompetensi dasar setiap mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar; 9. Menyempurnakan standar kompetensi tenaga kependidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 10. Melanjutkan penyusunan sistem sertifikasi guru; 11. Melanjutkan penyusunan sistem penghargaan guru; 12. Menyelenggarakan pelatihan guru jenjang pendidikan dasar dan prasekolah di provinsi; 13. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi tenaga kependidikan non guru untuk bidang-bidang manajemen dan kepemimpinan; 14. Melaksanakan promosi minat keilmuan serta meningkatkan kreativitas dan inovasi guru melalui pelaksanaan berbagai simposium, workshop, lomba dan pelatihan guru; 3. Tersedianya pedoman pembelajaran moral, keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, sastra dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat; 4. Tersedianya pedoman pendidikan kecakapan hidup pada jenjang TK, SD- MI, dan SLTP-MTs yang telah disesuaikan dengan masa tumbuh kembang anak dan kebutuhan siswa dalam menjalani hidup bermasyarakat; 5. Terlaksananya pembinaan teknis sekolah rujukan nasional; 6. Proporsi kabupaten/kota yang memiliki standar pelayanan minimal jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 7. Tersedianya pedoman penilaian hasil belajar siswa; 8. Tersedianya standar kompetensi dasar setiap mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar; 9. Tersedianya standar kompetensi tenaga kependidikan pada jenjang pendidikan dasar dan prasekolah 10. Tersedianya sistem sertifikasi guru; 11. Tersedianya sistem penghargaan guru; 12. Jumlah guru yang terlatih jenjang pendidikan dasar dan prasekolah; 13. a. Jumlah tenaga kependidikan non guru yang terlatih untuk bidang-bidang manajemen dan kepemimpinan; 13. b. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki rencana pengembangan pendidikan di tingkat kabupaten/kota; 13. c. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki rencana pengembangan sekolah/madrasah; 14. a. Jumlah guru yang mengikuti simposium, workshop, lomba dan pelatihan; 14. b. Jumlah inovasi pembelajaran yang diciptakan; VII 26

15. Menumbuhkan minat siswa pada ilmu pengetahuan dan kreativitas melalui berbagai lomba; 16. Menyempurnakan penyusunan sistem penilaian kinerja sekolah/madrasah; 17. Memberikan dana perbantuan dalam bentuk hibah (block grant) yang ditujukan untuk peningkatan mutu pendidikan jenjang pendidikan dasar dan prasekolah, dan pelaksanaannya diutamakan dalam bentuk imbal swadaya; 18. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan di atas berdasar indikator-indikator kualitas pendidikan; 15. a. Terlaksananya berbagai lomba bidang studi dan kreativitas siswa; 15. b. Jumlah siswa yang mengikuti lomba; 16. Tersedianya Pedoman penilaian kinerja sekolah/madrasah; 17. Jumlah sekolah yang melaksanakan peningkatan manajemen mutu; 18. Laporan tentang keberhasilan dan masalah mutu pendidikan; Kabupaten/Kota: 1. Melakukan penambahan fasilitas fungsional seperti ruang perpustakaan, ruang olahraga, dan ruang laboratorium dan pusat sumber belajar yang dilengkapi dengan sarana/peralatan pendukungnya; 2. Menyediakan buku pelajaran pokok dan alat peraga belajar secara memadai; 3. Melanjutkan program beasiswa bagi anak berprestasi 4. Meningkatkan mutu dan kualifikasi guru melalui pendidikan dan latihan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar; 5. Melakukan rekruitmen guru sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan; 6. Memfasilitasi sekolah/madrasah untuk melaksanakan pendidikan kecakapan hidup melalui berbagai pelatihan bagi guru dan fasilitas lainnya yang diperlukan; 7. Memfasilitasi sekolah/madrasah untuk mengintegrasikan pendidikan moral, iman dan taqwa, budi pekerti, bahasa, sastra, dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat; 1. a. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki perpustakaan; 1. b. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki ruang laboratorium; 1. c. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki fasilitas olahraga; 1. d. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki pusat sumber belajar; 2. a. Rasio buku per siswa; 2. b. Rasio alat peraga per guru; 3. Jumlah siswa yang menerima beasiswa prestasi; 4. a. Rasio guru yang memiliki kualifikasi sesuai standar; 4. b. Hasil evaluasi belajar siswa; 5. a. Jumlah guru yang dikaryakan; 5. b. Rasio guru yang memiliki kualifikasi sesuai standar; 6. Jumlah pelatihan dan fasilitas pendidikan kecakapan hidup; 7. Jumlah sekolah/madrasah yang melaksanakan integrasi pendidikan moral, iman dan taqwa, budi pekerti, bahasa, sastra, dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat; VII 27

8. Menyediakan dana operasional sekolah/madrasah untuk mendukung proses belajar mengajar yang berkualitas; 9. Melaksanakan kegiatan lainnya sesuai peraturan yang berlaku untuk meningkatkan kualitas pendidikan di luar wewenang Pusat dan Provinsi. 8. a. Jumlah dana operasional sekolah/madrasah yang disediakan kabupaten/kota; 8. b. Jumlah sekolah/madrasah yang menerima dana operasional dari pemerintah kabupaten/kota; 9. Indikator yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. 2. Program Pendidikan Menengah Peningkatan Sistem dan Pengelolaan Pendidikan Pusat/Provinsi: 1. Menyempurnakan konsep manajemen berbasis sekolah dan masyarakat; 2. Melanjutkan sosialisasi, diseminasi, perintisan manajemen berbasis sekolah dan pendidikan berbasis masyarakat; 3. Merumuskan beberapa alternatif upaya peningkatan efisiensi pemanfaatan fasilitas pendidikan pada jenjang pendidikan menengah; 4. Melanjutkan upaya peningkatan kapasitas pengelola pendidikan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 5. Membentuk jaringan komunikasi antar guru tingkat provinsi, nasional dan internasional sebagai wahana tukar menukar informasi mengenai praktikpraktik terbaik proses pembelajaran; 6. Melanjutkan reorganisasi dan restrukturisasi sistem penyelenggaraan sekolah luar biasa jenjang pendidikan menengah; 7. Melakukan advokasi dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk dalam penyediaan fasilitas pelayanan pendidikan; 8. Menyiapkan naskah akademik dalam rangka penyusunan peraturan perundangundangan pendidikan menengah untuk pelaksanaan UUSPN; 1. Ditetapkannya pedoman manajemen berbasis sekolah dan masyarakat yang telah diperbaharui; 2. Jumlah sekolah yang melaksanakan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan pendidikan berbasis masyarakat; 3. Tersusunnya pedoman peningkatan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pendidikan pada jenjang pendidikan menengah; 4. Terlaksananya upaya peningkatan kapasitas pengelola pendidikan dalam menyusun rencana dan melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan; 5. Terselenggaranya forum-forum komunikasi; 6. Tersedianya pedoman tentang organisasi dan struktur sistem penyelenggaraan sekolah luar biasa jenjang pendidikan menengah; 7. Terlaksananya advokasi dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk dalam penyediaan fasilitas pelayanan pendidikan; 8. Tersusunnya naskah akademik dalam rangka penyusunan peraturan perundangundangan pendidikan menengah untuk pelaksanaan UU SPN; Depdiknas, Depag, Depdagri, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota Pe ndidikan Menengah VII 28

9. Merumuskan peraturan perundangan yang memudahkan dan meningkatkan efisiensi pembiayaan pembangunan pendidikan yang melibatkan peran serta masyarakat; 10. Menyusun sistem pembiayaan pendidikan yang berkeadilan pada jenjang pendidikan menengah dengan menerapkan sistem penghargaan dengan mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah dan kinerja bidang pendidikan; 11. Penyempurnaan konsep monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana perbantuan untuk kabupaten/kota; 12. Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah; 9. Ditetapkannya peraturan mengenai mekanisme pembiayaan pembangunan pendidikan yang melibatkan partisipasi masyarakat; 10. Tersusunnya pedoman sistem pembiayaan pendidikan yang berkeadilan pada jenjang pendidikan menengah dengan menerapkan sistem penghargaan yang mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah dan kinerja bidang pendidikan 11. Ditetapkannya pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan dana perbantuan untuk kabupaten/kota; 12. Jumlah kab/kota yang melaksanakan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku; Kabupaten/Kota: 1. Mengembangkan organisasi pendidikan yang terintegrasi di Kabupaten/Kota untuk memperkuat partisipasi masyarakat serta kerjasama dan koordinasi antar jenis dan jalur pendidikan pada jenjang pendidikan menengah; 2. Memperluas pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan pendidikan berbasis masyarakat untuk jenjang pendidikan menengah; 3. Melanjutkan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan menengah di tingkat kabupaten/kota melalui kegiatan advokasi dan bentuk-bentuk kerjasama lainnya; 4. Meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja sekolah/madrasah dan lembaga pendidikan di tingkat kabupaten/kota; 5. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pada jenjang pendidikan menengah; 1. a. Jumlah Kabupaten/kota yang memiliki Dewan Pendidikan yang telah menyusun rencana kerja pengembangan pendidikan menengah; 1. b. Jumlah satuan pendidikan yang memiliki komite sekolah; 4. Jumlah sekolah/madrasah yang melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan pendidikan berbasis masyarakat; 3. a. Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan menengah di tingkat kabupaten/kota; 3. b. Jumlah sekolah/madrasah swasta; 3. c. Proporsi siswa sekolah/madrasah swasta; 4. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan rencana dengan peraturan yang berlaku; 5. Rasio pemanfaatan fasilitas (use factor); VII 29

6. Menyusun sistem pembiayaan pendidikan menengah yang terpadu di tingkat kabupaten/kota dengan mempertimbangkan keragaman antar wilayah; 7. Melaksanakan kegiatan sesuai peraturan yang berlaku untuk peningkatan sistem pengelolaan pendidikan menengah diluar wewenang Pusat dan Provinsi; 6. Tersusunnya sistem pembiayaan pendidikan menengah yang terpadu di tingkat kabupaten/kota dengan mempertimbangkan keragaman antar wilayah; 7. Indikator yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan. Perluasan dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan Pusat/Provinsi : 1. Memberikan dana perbantuan berbentuk hibah (block grant) kepada Kabupaten/Kota yang ditujukan untuk meningkatkan partisipasi pendidikan baik penduduk laki-laki maupun perempuan pada jenjang pendidikan menengah; 2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas bantuan yang diberikan untuk peningkatan partisipasi pendidikan baik di tingkat kabupaten/kota, maupun provinsi dan nasional; 1. a. Angka partisipasi pendidikan; 1. b. Indeks paritas gender; 2. Terlaksananya monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas bantuan yang diberikan untuk peningkatan partisipasi pendidikan baik di tingkat kabupaten/kota, maupun provinsi dan nasional; Depdiknas, Depag, Depdagri, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota Pe ndidikan Menengah Kabupaten/Kota: 1. Menambah ruang kelas baru dan unit sekolah/madrasah baru baik negeri maupun swasta termasuk penyediaan guru secara selektif terutama di daerah-daerah dengan jumlah penduduk usia jenjang pendidikan menengah yang masih banyak yang belum tertampung; 2. Memperbaiki, merehabilitasi, dan merevitalisasi fasilitas pendidikan pada jenjang pendidikan menengah; 3. Menyelenggarakan pendidikan layanan khusus bagi peserta didik di daerah terpencil dan/atau mengalami bencana alam dan bencana sosial sesuai dengan kondisi dan situasi daerah; 1. Angka partisipasi pendidikan tingkat kabupaten/kota; 2. Proporsi fasilitas pendidikan yang memenuhi standar yang berlaku; 3. Angka partisipasi pendidikan; VII 30

4. Menyelenggarakan pendidikan khusus bagi anak-anak yang memiliki keunggulan dan yang memiliki tingkat kesulitan dalam proses pembelajaran khususnya yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan/atau intelektual; 5. Melanjutkan program beasiswa bagi anakanak dari keluarga tidak mampu termasuk beasiswa untuk menarik anak usia jenjang pendidikan menengah yang berada di luar sistem sekolah baik yang belum bersekolah maupun yang putus sekolah dengan tetap memberi perhatian pada keadilan dan kesetaraan gender; 6. Melakukan advokasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan menengah; 7. Melanjutkan pemberian dana imbal swadaya bagi sekolah-sekolah negeri dan swasta agar mampu berkembang dan mandiri; 8. Melaksanakan kegiatan lainnya sesuai peraturan yang berlaku untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah diluar wewenang Pusat dan Provinsi. 4. a. Angka partisipasi pendidikan; 4. b. Angka mengulang kelas; 4. c. Angka putus sekolah; 4. d. Indeks paritas gender; 5. a. Angka partisipasi pendidikan khususnya untuk penduduk miskin; 5. b. Indeks paritas gender; 5. c. Angka putus sekolah; 5. d. Proporsi siswa penerima beasiswa; 6. Meningkatnya intensitas pelaksanaan advokasi dan sosialisasi; 7. Jumlah fasilitas yang ditambahkan/diperbaiki pada sekolah penerima imbal swadaya; 8. Indikator lain sesuai sesuai kegiatan yang dilaksanakan. Peningkatan Kualitas Pendidikan Depdiknas, Depag, Depdagri, Pe ndidikan Menengah Pusat/Provinsi : Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota 1. Menata pelaksanaan kurikulum nasional pendidikan menengah yang sesuai dengan kebutuhan nasional; 2. Melaksanakan sosialisasi, asistensi dan evaluasi pelaksanaan kurikulum; 3. Melanjutkan penyusunan standar kompetensi nasional berdasarkan bidang keahlian; 4. Penyempurnaan konsep reengineering pendidikan kejuruan; 5. Melanjutkan penyempurnaan konsep pembelajaran moral, keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, bahasa sastra dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat 1. Tertatanya pelaksanaan kurikulum nasional pendidikan menengah; 2. Terlaksananya sosialisasi, asistensi dan evaluasi pelaksanaan kurikulum; 3. Tersusunnya standar kompetensi nasional berdasarkan bidang keahlian; 4. Tersedianya pedoman reengineering pendidikan kejuruan yang diperbaharui; 5. Tersedianya pedoman pembelajaran moral, keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, bahasa sastra dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat yang terbaharui; VII 31

6. Melaksanakan bimbingan teknis penyusunan standar pelayanan minimal jenjang pendidikan menengah untuk tingkat kabupaten/kota; 7. Menyempurnakan sistem penilaian hasil akhir belajar siswa; 8. Melanjutkan penyusunan sistem sertifikasi guru; 9. Melanjutkan penyusunan sistem penghargaan guru; 10. Menyelenggarakan pelatihan guru jenjang pendidikan menengah di tingkat provinsi; 11. Menyempurnakan standar kompetensi tenaga kependidikan jenjang pendidikan menengah; 12. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kependidikan non guru untuk bidang-bidang manajerial perencanaan dan kepemimpinan; 13. Menyusun sistem penilaian kinerja sekolah/madrasah; 14. Memberikan dana perbantuan dalam bentuk hibah (block grant) yang ditujukan untuk peningkatan mutu pendidikan jenjang pendidikan menengah, dan pelaksanaannya diutamakan dalam bentuk imbal swadaya; 15. Menyempurnakan standar sistem pengujian, penilaian dan kelulusan; 16. Menyempurnakan standar kompetensi dasar setiap mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah; 17. Mengembangkan dan menyempurnakan konsep pendidikan kecakapan hidup termasuk keterampilan vokasional bagi siswa yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi; 18. Melakukan sosialisasi, asistensi dan evaluasi pelaksanaan kurikulum; 19. Melaksanakan pengembangan sekolah/madrasah model yang terstandar; 6. Proporsi kabupaten/kota yang memiliki standar pelayanan minimal jenjang pendidikan menengah; 7. Tersedianya pedoman penilaian hasil belajar siswa; 8. Tersedianya sistem sertifikasi guru; 9. Tersedianya sistem penghargaan guru; 10. Jumlah guru jenjang pendidikan menengah yang dilatih; 11. Tersedianya standar kompetensi tenaga kependidikan jenjang pendidikan menengah; 12. a. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki rencana pengembangan pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota; 12. b. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki rencana pengembangan sekolah; 13. Tersedianya sistem penilaian kinerja sekolah/madrasah; 14. Jumlah sekolah/madrasah penerima hibah di setiap kabupaten/ kota; 15. Tersedianya sistem pengujian, penilaian dan kelulusan; 16. Tersedianya standar kompetensi dasar setiap mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah; 17. Tersedianya pedoman pendidikan kecakapan hidup yang diperbaharui; 18. Jumlah sekolah/madrasah yang menerapkan kurikulum yang diperbaharui; 19. Terlaksananya pengembangan sekolah/madrasah model yang terstandar; VII 32

20. Melaksanakan promosi minat keilmuan serta meningkatkan kreatifitas dan inovasi bagi guru melalui pelaksanaan berbagai simposium, workshop, lomba dan pelatihan guru; 21. Menumbuhkan minat siswa pada ilmu pengetahuan dan penelitian; 22. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan di atas berdasar indikator-indikator kualitas pendidikan. 20. a. Jumlah guru yang mengikuti simposium, workshop, lomba, dan pelatihan 18. b. Jumlah inovasi pembelajaran yang diciptakan; 19. a. Terlaksananya lomba karya ilmiah dan lomba-lomba lainnya; 19. b. Jumlah siswa yang mengikuti lomba di tingkat nasional dan internasional 20. Laporan tentang keberhasilan dan masalah mutu pendidikan; Kabupaten/Kota: 1. Melaksanakan reengineering dan menyelenggarakan program studi khusus untuk pendidikan kejuruan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah setempat; 2. Memfasilitasi sekolah/madrasah untuk melaksanakan pendidikan kecakapan hidup termasuk keterampilan vokasional bagi siswa yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi; 3. Melakukan penambahan fasilitas fungsional seperti ruang perpustakaan, fasilitas olahraga, dan ruang laboratorium serta pusat sumber belajar yang dilengkapi dengan sarana/peralatan pendukungnya; 4. Menyediakan buku pelajaran pokok dan alat peraga belajar secara memadai; 5. Melanjutkan program pemberian beasiswa bagi anak berprestasi 6. Meningkatkan mutu dan kualifikasi guru melalui pendidikan dan latihan sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar; 7. Melakukan rekruitmen guru sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan; 1. Jumlah program studi yang dikembangkan yang sesuai dengan kebutuhan daerah; 2. Jumlah sekolah/madrasah yang melaksanakan pendidikan kecakapan hidup; 3. a. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki perpustakaan; 3. b. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki ruang laboratorium; 3. c. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki fasilitas olahraga; 3. d. Proporsi sekolah/madrasah yang memiliki pusat sumber belajar; 4. a. Rasio buku per siswa; 4. b. Rasio alat peraga per guru 5. Jumlah siswa penerima beasiswa prestasi; 6. a. Rasio guru yang memiliki kualifikasi sesuai standar; 6. b. Hasil evaluasi belajar siswa; 7. a. Jumlah guru yang dikaryakan; 7. b. Rasio guru yang memiliki kualifikasi sesuai standar; VII 33

8. Memfasilitasi sekolah/madrasah untuk mengintegrasikan pendidikan moral, iman dan taqwa, budi pekerti, bahasa, sastra, dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat; 9. Memfasilitasi sekolah/madrasah terutama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan untuk menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri; 10. Menyediakan dana operasional sekolah/madrasah untuk mendukung proses belajar mengajar yang berkualitas; 11. Melaksanakan kegiatan lainnya sesuai peraturan yang berlaku untuk meningkatkan kualitas pendidikan di luar wewenang Pusat dan Provinsi. 8. Jumlah sekolah/madrasah yang mengintegrasikan pendidikan moral, iman dan taqwa, budi pekerti, bahasa, sastra, dan pendidikan lingkungan sesuai dengan kondisi setempat; 9. Jumlah sekolah yang menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri; 10. a. Jumlah dana operasional sekolah/madrasah yang disediakan kabupaten/kota; 10. b. Jumlah sekolah/madrasah yang menerima dana operasioanal dari pemerintah kabupaten/kota; 11. Indikator lain yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan 3. Program Pendidikan Tinggi Penataan Sistem dan Pengelolaan Pendidikan 1. Menyiapkan naskah akademik dalam rangka penyusunan RUU perguruan inggi sebagai BHMN; 2. Memantapkan penerapan paradigma baru pendidikan tinggi melalui aktualisasi asas otonomi, akreditasi, akuntabilitas, evaluasi diri dan kualitas; 3. Melakukan penataan organisasi dan pengembangan sistem informasi manajemen, serta pengkajian perundangundangan perguruan tinggi; 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem akreditasi program studi untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi; 5. Menerapkan mekanisme perencanaan program dan penganggaran terpadu melalui mekanisme block grant berdasarkan kompetisi berjenjang; 6. Melakukan penyempurnaan mekanisme dan sistem evaluasi diri dan sosialisasi pentingnya evaluasi diri sebagai dasar (entry point) dalam perencanaan pengembangan perguruan tinggi; 1. Tersusunnya naskah akademik RUU perguruan tinggi sebagai BHMN; 2. Terlaksananya pengelolaan PT sesuai dengan paradigma baru; 3. Terlaksananya penataan organisasi dan sistem informasi manajemen serta tersusunnya hasil kajian perundangundangan PT; 4. Terakreditasinya program studi secara efisien dan efektif; 5. Terlaksananya perencanaan program dan penganggaran terpadu melalui mekanisme block grant berdasarkan kompetisi; 6. Terbentuknya sistem evaluasi diri di PT dalam perencanaan program dan tersosialisasikannya sistem tersebut; Depdiknas dan Depag Pendidikan Tinggi VII 34

7. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pendidikan secara terpadu dan efisien untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 7. Meningkatnya efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan secara terpadu dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Peningkatan Relevansi dan Kualitas Pendidikan Tinggi 1. Meningkatkan proporsi dosen yang berpendidikan pasca sarjana; 2. Meningkatkan penyelenggaraan program pasca sarjana dalam pengelolaan dan daya tampung; 3. Meningkatkan mutu dan kapasitas program S-1 dan diploma; 4. Mengadakan sarana dan prasarana penunjang pendidikan; 5. Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian melalui peningkatan kualitas tenaga peneliti dan pemantapan sistem kompetitif berjenjang; 6. Mendorong kerjasama penelitian dan pengembangan hasil penelitian antarperguruan tinggi, antarperguruan tinggi dan lembaga penelitian/dunia usaha baik nasional maupun internasional, khususnya untuk mendukung sumber daya lokal; 7. Memberdayakan stakeholder pendidikan tinggi dalam mendukung penyelenggaraan dan evaluasi kualitas pendidikan tinggi; 8. Meningkatkan kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna untuk kemaslahatan masyarakat; 9. Meningkatkan kualitas kegiatan kemahasiswaan dan meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ekstra kurikuler; 1. Proporsi tenaga pengajar yang berkualifikasi S2 dan S3; 2. Jumlah mahasiswa pasca sarjana; 3. Meningkatkan mutu dan kapasitas program S-1 dan diploma; 4. Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas penunjang yang sesuai dengan standar minimal penyelenggaraan pendidikan; 5. Jumlah penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan; 6. Terwujudnya jalinan kerjasama penelitian antarperguruan tinggi dan lembaga penelitian/dunia usaha baik nasional maupun internasional, khususnya untuk mendukung sumberdaya lokal; 7. Terlaksananya pemberdayaan stakeholder; 8. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat; 9. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan dan pertisipasi mahasiswa dalam kegiatan ekstra kurikuler; Depdiknas dan Depag Pendidikan Tinggi VII 35

10. Meningkatkan kerja antara LPTK, Sekolah dan instansi terkait lainnya sebagai upaya penyegaran pengalaman mengajar dan peningkatan kualitas proses pembelajaran. 10. Terwujudnya kerjasama antara LPTK, sekolah dan instansi terkait lainnya dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Perluasan dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan 1. Meningkatkan daya tampung terutama untuk program studi yang menunjang kemajuan ekonomi, penguasaan sains dan teknologi, peningkatan kualitas hidup serta mendorong peran PT swasta; 2. Meningkatkan pelaksanaan sistem belajar jarak jauh; 3. Melaksanakan pembukaan program studi baru program S-1 dan program diploma secara terkendali, terutama bidang sains dan teknologi, dan peningkatan penyebaran program studi prioritas, sehingga mencerminkan keseimbangan geografis dan kawasan pertumbuhan ekonomi terpadu; 4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan proses pembelajaran agar mahasiswa dapat menyelesaikan studi tepat waktu dengan tidak mengurangi kualitas lulusan PT; 5. Melanjutkan pemberian beasiswa prestasi dan beasiswa bantuan belajar kepada mahasiswa yang kurang mampu, serta bantuan lainnya bagi mahasiswa yang terkena dampak kerusuhan dan bencana alam; 6. Meningkatkan pemerataan kapasitas pendidikan tinggi secara geografis untuk mendukung pembangunan daerah dan memberikan kesempatan bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah termasuk kelompok masyarakat dari daerah yang bermasalah 1. APK Pendidikan Tinggi; 2. Terselenggaranya pelaksanaan belajar jarak jauh pada PT; 3. Jumlah program studi baru pada program S1 dan diploma; 4. Jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu 5. Jumlah mahasiswa yang memperoleh beasiswa 6. Terwujudnya kapasitas pendidikan tinggi yang mampu mendukung pembangunan daerah dan pemerataan kesempatan bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah; Depdiknas dan Depag Pendidikan Tinggi VII 36

4. Program Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas, Depag, Depdagri, Pendidikan Luar Sekolah Pusat: Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota 1. Mengembangkan kebijakan makro melalui kajian program dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pendidikan luar sekolah (PLS) yang berwawasan gender; 2. Mengembangkan kebijakan dan strategi penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan fungsional dan kesetaraan Paket A,B dalam rangka penuntasan Wajar 9 tahun; 3. Melanjutkan penyusunan standar kompetensi kursus-kursus berdasarkan bidang keahlian; 4. Menyusun bahan ajar yang berbasis kompetensi dan pedoman penilaian hasil belajar paket A, B, C dan KF ; 5. Menetapkan materi ujian nasional Paket A, B dan kursus-kursus serta naskah ujian akhir nasional (UAN) Paket C; 6. Memberikan dana perbantuan dalam bentuk hibah (block grant) kepada provinsi, kabupaten/kota dan kelompok organisasi sosial (termasuk lembaga keagamaan); 7. Melanjutkan pengembangan pola pendidikan untuk semua (education for all); 8. Meningkatkan kualitas (capacity building) para petugas/penyelenggara sebagai master trainer setiap program pendidikan luar sekolah melalui penyusunan akreditasi dan sertifikasi master trainer serta berbagai pelatihan; 9. Memberdayakan BPKB, SKB PKBM, TBM dan lembaga-lembaga kursus dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan PLS; 10. Melaksanakan pengendalian mutu penyelenggaraan dan program PLS melalui supervisi, monitoring, evaluasi dan analisa pelaksanaan dan pelaporan serta pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) program PLS; 1. Terumuskannya kebijakan makro dalam pengembangan program PLS yang berwawasan gender; 2. Terumuskannya kebijakan dan strategi penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan fungsional dan kesetaraan dalam rangka Wajar Dikdas 9 tahun ; 3. Standar kompetensi kursus-kursus berdasarkan bidang keahlian; 4. Tersusunnya pedoman penilaian hasil belajar dan bahan ajar berbasis kompetensi paket A kls IV, paket B kls 1, paket C kls 1 dan KF; 5. Materi UAN Paket A, B dan kursus serta naskah UAN Paket C; 6. Jumlah warga belajar yang memperoleh layanan PLS; 7. Terumuskannya pedoman analisa situasi dan rencana aksi pendidikan untuk semua (PUS) di Tingkat Provinsi/Kab; 8. a. Terumuskannya sistem akreditasi dan sertifikasi master trainer; 8. b. Jumlah master trainer yang berkualitas; 9. Jumlah warga belajar yang memperoleh layanan PLS yang berkualitas dari BPKB, SKB,PKBM dan lembagalembaga kursus; 10. Terlaksananya dan terumuskannya laporan hasil supervisi, monitoring, evaluasi dan analisa pelaksanaan dan pelaporan serta terlaksananya SIM program PLS; VII 37

11. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai instansi/lembaga terkait dalam pelaksanaan program PLS; 12. Mengembangkan kebijakan, strategi Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) dan koordinasi dengan berbagai instansi dan lembaga masyarakat dalam rangka mengembangankan potensi dan mempersiapkan anak masuk sekolah dasar; 11. Jumlah warga belajar yang memperoleh pelayanan PLS dari kerjasama dengan instansi/lembaga terkait; 12. Terumuskannya kebijakan dan strategi PADU dan terlaksananya koordinasi layanan PADU; 13. Merumuskan kurikulum PADU; 13. Terumuskan kurikulum PADU; Provinsi: 1. Melaksanakan program PLS yang bersifat lintas Kabupaten/Kota yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh Kabupaten/Kota dilihat dari efektivitas /efisiensi; 1. Terlaksananya program PLS yang bersifat lintas Kabupaten/Kota; 2. Melaksanakan sosialisasi pelayanan SPM; 2. Terlaksananya sosialisasi pelayanan SPM; 3. Meningkatkan kompetensi tenaga 3. Jumlah tenaga kependidikan PLS yang kependidikan PLS; kompeten; 4. Menyediakan bantuan pengadaan bahan 4. Tersedianya bantuan bahan ajar PLS ; ajar PLS secara memadai; 5. Membina dan mengembangkan SKB; 5. Jumlah SKB yang terbina; 6. Mengembangkan dan melaksanakan 6. Tersedianya model pembelajaran PLS ujicoba model pembelajaran PLS oleh dan terselenggaranya ujicoba model BPKB; pembelajaran PLS; 7. Melaksanakan supervisi, evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan dan pelaporan serta pengembangan SIM program PLS tingkat provinsi; 7. Terlaksananya koordinasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan serta terlaksananya pengembangan SIM tingkat provinsi; 8. Menyusun naskah UAN Paket A dan B; 8. Naskah UAN Paket A dan B; 9. Melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan dan strategi perluasan jangkauan layanan dan sosialisasi PADU; 10. Melanjutkan perumusan analisa situasi dan rencana aksi pendidikan untuk semua (PUS) tingkat provinsi; 9. Terlaksananya koordinasi dan sosialisasi layanan PADU; 10. Jumlah provinsi yang telah merumuskan dokumen analisa situasi dan rencana aksi PUS tingkat provinsi; Kabupaten/Kota 1. Membina pendidikan anak dini usia (0-6 tahun) sebagai upaya mengembangkan potensi dan menyiapkan mereka untuk masuk sekolah; 1. Jumlah lembaga Penitipan Anak, Kelompok Bermain, posyandu dan satuan pendidikan prasekolah sejenis lainnya yang memperoleh pembinaan PADU; VII 38

2. Memperluas jangkauan layanan PADU bekerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat; 3. Melaksanakan penghapusan buta aksara melalui keaksaraan fungsional untuk mengurangi buta aksara, angka latin, buta bahasa Indonesia dan pengetahuan dasar ; 4. Menyelenggarakan program Paket A setara SD dan Paket B setara SLTP dalam mendukung rangka wajar dikdas 9 tahun dan pendidikan dasar untuk orang dewasa serta Paket C setara SMU; 5. Melaksanakan ujian nasional Paket A,B,C dan kursus 6. Meningkatkan mutu tenaga kependidikan PLS (penilik, tenaga lapangan dikmas, pamong belajar, tutor dan penyelenggara kelompok belajar, PADU dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM); 7. Melaksanakan ujicoba model pembelajaran PLS oleh SKB; 8. Melanjutkan pembinaan dan perluasan pendidikan masyarakat yang diarahkan pada perluasan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan melalui Kelompok Belajar Usaha (KBU), pemberian beasiswa/magang dan pelatihan keterampilan dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender; 9. Membina dan meningkatkan kuantitas dan kualitas layanantaman Bacaan Masyarakat (TBM); 10. Meningkatkan pembinaan kualitas layanan kursus-kursus; 11. Melaksanakan fasilitasi kelompok/ormas penyelenggara PLS sebagai focal point kesetaraan dan keadilan gender; 12. Melaksanakan fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan program yang berkeadilan gender yang dilaksanakan diberbagai satuan pendidikan luar sekolah; 2. Jumlah anak dini usia yang memperoleh pelayanan PADU; 3. Jumlah warga belajar yang melek aksara; 4. Jumlah warga belajar yang memperoleh layanan Paket A setara SD dan Paket B setara SLTPdan Paket C setara SMU; 5. Jumlah warga belajar yang lulus Paket A,B,C dan kursus; 6. Jumlah tenaga kependidikan PLS yang meningkat mutunya; 7. Terlaksananya ujicoba model pembelajaran PLS; 8. Jumlah warga belajar yang memperoleh beasiswa/magang, pembelajaran berusaha dan pelatihan keterampilan keterampilan dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender; 9. Meningkatnya kuantitas dan kualitas layanan TBM; 10. Meningkatnya kualitas layanan kursuskursus; 11. Jumlah kelompok/ormas penyelenggara PLS sebagai focal point kesetaraan dan keadilan gender yang memperoleh fasilitasi; 12. Jumlah PKBM, TBM dan penyelenggara PLS lainnya yang memperoleh fasilitasi; VII 39

13. Melanjutkan perumusan analisa situasi dan rencana aksi pendidikan untuk semua tingkat Kab/kota; 14. Melaksanakan supervisi, evaluasi, monitoring dan pelaporan pelaksanaan program serta pemetaan sasaran dan potensi PLS secara akurat, tepat waktu dan terkini untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program PLS; 13. Jumlah Kab/kota yang telah merumuskan analisa siatusi dan rencana aksi PUS; 14. Terlaksananya supervisi, evaluasi, monitoring dan pelaporan pelaksanaan program PLS secara akurat, tepat waktu dan terkini; 5. Program Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Pendidikan Nasional 1. Melakukan sinkronisasi pelaksanaan Strategi Nasional bidang pendidikan; 2. Mensosialisasikan pedoman standar pelayanan minimal (SPM) penyelenggaraan pendidikan dan menyusun peraturan perundang-undangan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan dalam bentuk PP atau Keppres; 3. Mengembangkan kerangka peraturan (regulatory framework) yang memungkinkan proses alokasi, penyaluran, pelaporan, dan pertanggungan jawaban sesuai prosedur dan tata cara yang memenuhi kaidah-kaidah good governance (transparan, terakunkan, dan partisipatif); 4. Mengembangkan sistem penghargaan (reward) dan dorongan (incentive) bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang memberikan prioritas tinggi pada pembangunan pendidikan; 5. Melanjutkan pemberian penghargaan bagi pelaku dan pemerhati pendidikan yang berjasa dalam pembangunan pendidikan; 6. Meningkatkan mutu sumber daya dan standardisasi sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung pelayanan pendidikan dan proses belajar-mengajar yang bermutu; 1. Terlaksananya sinkronisasi pelaksanaan Strategi Nasional bidang pendidikan; 2. a. Terlaksananya sosialisasi standar pelayanan minimal (SPM) penyelenggaraan pendidikan; 2. b. Terwujudnya peraturan perundangundangan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan dalam bentuk PP atau Keppres; 3. Terwujudnya kerangka peraturan (regulatory framework) memenuhi kaidah-kaidah good governance yaitu efisien, efektif, transparan, terakunkan, dan partisipatif; 4. Tersedianya pedoman penghargaan (reward) dan dorongan (incentive) bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang memberikan prioritas tinggi pada pembangunan pendidikan; 5. Terlaksananya pemberian penghargaan bagi pelaku dan pemerhati pendidikan yang berjasa dalam pembangunan pendidikan; 6. a. Meningkatnya mutu sumber daya pendidikan; 6. b. Terwujudnya standardisasi sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung pelayanan pendidikan dan proses belajar-mengajar yang bermutu; Depdiknas dan Depag Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Pendidikan Nasional VII 40

7. Melanjutkan pengembangan dan pelaksanaan sistem informasi dan pendataan untuk semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan, serta daerah; 8. Melakukan advokasi dan sosialisasi UU Sistem Pendidikan Nasional dan kebijakan pendidikan nasional; 9. Melakukan kerjasama di bidang pendidikan dengan berbagai lembaga baik di dalam maupun di luar negeri; 10. Mewujudkan sistem manajemen guru dan tenaga kependidikan lainnya secara komprehensif yang antara lain mencakup kebijakan persyaratan untuk menjadi guru, evaluasi dan penilaian kinerja guru secara periodik, peningkatan kualitas akademik dan profesionalisme, serta jaminan kesejahteraan, keamanan, keselamatan dan martabat guru, dengan tetap mengacu kepada kerangka desentralisasi pendidikan di Kabupaten/Kota. 11. Menyusun standarisasi perbukuan dalam rangka pelaksanaan pengendalian mutu buku pendidikan; 12. Melaksanakan pengembangan teknologi dan layanan di bidang kegrafikaan; 13. Melaksanakan penyusunan dan pengembangan program serta evaluasi di bidang kesegaran jasmani, pendidikan keterampilan hidup sehat, pendidikan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, pendidikan kesehatan reproduksi remaja; 14. Mengembangkan model-model bahan ajar tertulis dan visual dalam kerangka kurikulum berbasis kompetensi; 15. Mengembangkan sistem pendidikan jarak jauh/terbuka; 16. Melakukan evaluasi pelaksanaan otonomi pendidikan; 17. Melaksanakan evaluasi pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) di seluruh Kabupaten/Kota; 7. Tersedianya data dan informasi untuk semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan dan daerah, secara akurat dan terkini; 8. Terlaksananya advokasi dan sosialisasi UU Sistem Pendidikan Nasional dan kebijakan pendidikan nasional; 9. Terlaksananya kerjasama di bidang pendidikan dengan berbagai lembaga baik di dalam maupun di luar negeri; 10. a. Terwujudnya kebijakan persyaratan untuk menjadi guru; 10. b. Terwujudnya evaluasi dan penilaian kinerja guru secara periodik 10. c. Meningkatnya kualitas akademik dan profesionalisme, serta jaminan kesejahteraan, keamanan, keselamatan dan martabat guru 11. Tersedianya standarisasi dalam pengendalian mutu buku pendidikan; 12. Terlaksananya pengembangan teknologi dan layanan kegrafikaan; 13. Terlaksananya pengembangan program serta evaluasi di bidang kesegaran jasmani dan pendidikan jasmani; 14. Terwujudnya model-model bahan ajar tertulis dan visual dalam kerangka kurikulum berbasis kompetensi; 15. Terlaksananya pengembangan sistem pendidikan jarak jauh/terbuka 16. a. Terlaksananya evaluasi terhadap pelaksanaan otonomi pendidikan; 16. b. Tersusunnya konsep penyempurnaan kebijakan otonomi pendidikan 17. Terlaksananya evaluasi pencapaian SPM di seluruh kab/kota; VII 41

18. Menyempurnakan penerapan kewenangan wajib dan standar pelayanan minimal di kabupaten/kota; 19. Mengembangkan model manajemen pendidikan dalam era otonomi; 20. Mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik; 21. Melakukan pengukuran dan penilaian kualitas pendidikan; 22. Melanjutkan pengembangan jaringan kerja sama penelitian kebijakan antara pusat dan daerah; 23. Melakukan pengkajian kebijakan antar jenis, jenjang dan jalur pendidikan sebagai bahan masukkan pengambilan kebijakan pembangunan pendidikan; 24. Menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah untuk pelaksanaan UU Sistem Pendidikan Nasional, dan penuntasan penyusunan kebijakan pembangunan pendidikan nasional nasional yang mendukung sinkronisasi dan koordinasi perencanaan dan pelaksanaannya; 25. Mengembangkan kemitraan secara kelembagaan pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang mendukung sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan pembangunan pendidikan antarjenjang, antarjalur, antarjenis dan antardaerah; 26. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan dan pengendalian tematik program strategis departemen; 27. Pelaksanan pengendalian dan pengawasan efisiensi dan efektivitas dana dekonsenstrasi; 18. Ditetapkannya pedoman penerapan kewenangan wajib dan SPM serta indikator nilai capaian minimal; 19. Tersusunnya model manajemen pendidikan di kab/kota; 20. Terwujudnya kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik; 21. Terlaksananya pengukuran dan penilaian kualitas pendidikan; 22. Terbentuknya kerja sama pelaksanaan penelitian dan pengkajian kebijakan pendidikan antarpusat, propinsi, dan kabupaten/kota; 23. Tersedianya informasi yang terkini tentang bahan masukkan kebijakan pembangunan pendidikan; 24. a. Terlaksananya kajian akademik untuk menghasilkan inovasi baru; 24. b. Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah untuk pelaksanaan UU Sistem Pendidikan Nasional, serta kebijakan pembangunan pendidikan nasional yang mendukung sinkronisasi dan koordinasi perencanaan dan pelaksanaannya; 25. Terwujudnya kemitraan secara kelembagaan pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang mendukung sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan pembangunan pendidikan antarjenjang, antarjalur, antarjenis dan antardaerah; 26. Terlaksananya pengawasan dan pengendalian tematik program strategis; 27. Terpantaunya efisiensi dan efektivitas pengelolaan dana dekonsentrasi; VII 42