BAB II TINJAUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

AKUMULATOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II DASAR TEORI. manusia untuk memperoleh energi listrik tanpa perlu membakar bahan bakar fosil

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI

BAB VI BATTERY. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan jenis dan bahan Battery Memahami fungsi dan cara perawatan Battery

BAB II LANDASAN TEORI

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK. dq dt

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

LISTRIK ARUS SEARAH BAB V. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan sumber listrik arus searah Memahami hubungan sumber listrik arus searah

JOB SHEET 1 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR BATERAI. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI MATAHARI SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

Monitoring Kinerja Baterai Berbasis Timbal untuk Sistem Photovoltaic

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik Tenaga Surya untuk Rumah (judul asli: Memasang Solar Home System atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mini untuk Rumah) Oleh: Agus Haris W

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN PANEL SURYA SEBAGAI CHARGER HANDPHONE DI TEMPAT UMUM

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

Skala ph dan Penggunaan Indikator

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT)

SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

KIMIA ELEKTROLISIS

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANGKAIAN LISTRIK BAYU SAPTA HARI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4

Antiremed Kelas 10 FISIKA

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

PERSIAPAN UAS SEMESTER 1 KURIKULUM 2013 KELAS 6 TEMA 4 1. Perhatikan gambar! 7. Perhatikan gambar!

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

- - SUMBER ARUS LISTRIK

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEDAGANG KAKI LIMA (SOLAR CELL) TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

SISTEM PENYIMPANAN BATERAI DAN PENDISTRIBUSIAN ENERGI LISTRIK PLTH PANDANSIMO BANTUL, D.I.YOGYAKARTA

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DESAIN ALAT. Analisis desain Tas Elektronik membahas mengenai pengujian Tas

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 2 (Konsep Rangkaian Listrik)

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November2014

Efisiensi termal proses elektrolisis pada saat ini sudah dapat dioptimalkan dengan melakukan proses penyempurnaan pada generator HHO, sehingga dapat m

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

No. Nama Komponen Fungsi

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan tenaga listrik yang dibutuhkan serangkaian sel surya yang tergabung dalam bentuk panel sel surya (photovoltaic module). dari sinar matahari menjadi dalam sebuah unit yang disebut modul, dalam sebuah modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud dengan surya adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energi listrik, hal ini dikarenakan sudah berkurangnya atau menipisnya cadangan energi fosil dan isu global warming. Skema solar cell dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Skema solar cell. (Sumber : : http://trebuchet-magazine.com/wp-content/uploads/2013/02/solar-cells.jpg diakses pada tanggal 28 mei 2015 pukul 20.00 WIB) 4

5 Politeknik Negeri Sriwijaya WP adalah singkatan dari Watt-Peak yaitu istilah yang biasa digunakan dalam dunia solar energy. WP menggambarkan besarnya nominal Watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sebuah solar sistem, karena energi dari sinar matahari yang bisa berubah-ubah dalam satu hari. Dalam sebuah grafik dari hasil laboratorium tentang ukuran kekuatan daya listriknya per satuan waktu, akan tampak seperti gelombang, ada puncak (Peak) dan ada lembahnya. Contohnya solar cell yang memiliki daya 10 WP, artinya seberapa kuatnya sinar matahari pada saat itu, maksimal daya yang dapat diserap atau output energi yang dihasilkan oleh perangkat tersebut hanya 10 Watt. (Sumber : http://www.solarpanelindonesia.com) 2.1.1 Prinsip dasar teknologi solar cell (Photovoltaic) dari bahan silicon Solar cell merupakan suatu perangkat semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Semikonduktor adalah sebuah bahan antara insulator (isolator) dengan konduktivitas dan konduktor, suatu listrik yang berada semikonduktor di bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara tertentu dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat arus, penguat tegangan dan penguat daya. Proses penghasilan energi listrik terjadi jika pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun dalam Kristal semikonduktor ketika diberikan sejumlah energi. Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan sebagai sel surya adalah Kristal silicon (Sumber : Ady Iswanto, Staf Divisi Riset 102FM ITB, 2008)

11 Politeknik Negeri Sriwijaya Pada gambar 2.6, empat sel surya yang terhubung bersama-sama dalam kombinasi paralel, tegangan output gabungannya sama dengan yang dihasilkan oleh setiap sel, kutub negatif (-) solar cell akan terhubung ke kutub positif solar cell, dalam rangkaian paralel ini tegangan yang dihasilkan semua sel sama. maka: V total = v = v = v =v... (1) Arus keluaran yang dihasilkan oleh setiap sel adalah 1,0 ampere, maka gabungan arus keluaran akan menjadi jumlah dari arus setiap sel output. Dengan rumus: I total = I + I2 + I + I... (2) = 1.0 A + 1.0 A + 1.0 A + 1.0 A... (3) = 4.0 A... (4) (Sumber : http://www.alternative-energy-tutorials.com) 2.2 Solar Charge Controller Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan dari baterai ke beban, yang fungsinya untuk mengatur overcharging (kelebihan pengisian - karena baterai sudah 'penuh') dan kelebihan tegangan dari solar cell atau panel surya. solar cell 12 Volt memiliki tegangan output 16-21 Volt yang umumnya di-charge pada tegangan 14 14,7 Volt. Tanpa solar charge controller, baterai akan rusak oleh over-charging dan ketidakstabilan tegangan. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari solar cell akan berhenti dan dideteksi melalui monitor level tegangan baterai. Solar charge controller akan mengisi baterai sampai level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi kembali. (Sumber: http://www.panelsurya.com /12-solar-charge-controller-solar-controller)

13 Politeknik Negeri Sriwijaya 2.2.1 Prinsip kerja Solar Charge Controller Prinsip kerja Solar Charge Controller terbagi menjadi dua yaitu pada saat mode charging dan mode opration. 1. Mode Charging: pengisi baterai dan menjaga pengisian jika baterai sudah mulai penuh. 2. Mode Operation: Penggunaan baterai ke beban, baterai ke beban akan diputus jika baterai sudah mulai 'kosong'. Charging Mode Solar Charge Controller, dalam mode charging, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage charging: 1. Fase bulk yaitu baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk - antara 14.4-14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel surya / solar cell. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase absorption. 2. Fase absorption yaitu pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam) tercapai, arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai. 3. Fase float yaitu baterai akan dijaga pada tegangan float setting, beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimun dari panel surya / solar cell pada stage ini. Mode Operation Solar Charge Controller, Pada mode ini apabila ada over-discharge ataun over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban, hal ini berguna untuk mencegah kerusakan dari baterai. (Sumber: http://www.panelsurya.com/index.php/id/charge-controller/cara-kerjasolar-controller)

15 Politeknik Negeri Sriwijaya terbentuk sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel. Jika baterai mempunyai enam sel, maka tegangan baterai standar tersebut adalah 12 volt sampai 12,6 volt, kapasitas baterai ditentukan dengan satuan Amper-jam (Amperehours atau disingkat dengan satuan Ah), yaitu ukuran besarnya daya penyimpanan. Komponen utama sebuah baterai terdiri dari dua bahan konduktor tak sejenis (elektroda) yang dicelupkan dalam larutan yang mampu menghantarkan listrik (elektrolit), salah satu elektroda akan bermuatan listrik positif dan yang lain negatif. Ujung elektroda yang menonjol diatas elektrolit dikenal sebagai terminal positif dan terminal negative, ketika kedua terminal dihubungkan dengan kawat konduktor (misalnya tembaga), arus listrik akan mengalir melalui kawat dari terminal negatif ke positif. Beda potensial atau tekanan listrik antar terminal tergantung pada bahan elektroda dan elektrolit dan diukur dalam volt. (Sumber : http://elkimkor.com/2013/01/04/baterai-dan-jenisnya/ ) 2.3.1 Prinsip kerja baterai Diketahui : 1. Kutup positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbOP ) 2. Kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb) 3. Larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H SO ) Pada prinsipnya, baterai bekerja dengan dua cara yaitu pada saat pengosongan (pemakaian) dan pada saat pengisian (Recharging ). 1. Proses pengosongan (Discharge), bila sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya elektron yang bergerak dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan molekul elektrolit sehingga memberikan jalan bagi elektron untuk mengalir. Dapat dilihat pada gambar 2.10.

17 Politeknik Negeri Sriwijaya Adapun proses reaksi kima yang terjadi adalah sebagai berikut : Pada elektrolit : H2SO4 2H+ + SO42Pada Katode : PbO2 (s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e PbSO4(s) + 2H2O(l) Pada Anode : Pb(s) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2e + Reaksi Sel : PbO2 (s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2 SO42-(aq) 2PbSO4(s) + 2H2O(l) PbO2 (s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2 SO42-(aq) 2PbSO4(s) + 2H2O(l) Sebelum proses Setelah proses dimana : PbO = Timah peroxida (katub positif / anoda) Pb = Timah murni (kutub negatif/katoda) 2H SO = Asam sulfat (elektrolit) PbSO = Timah sulfat (kutub positif dan negatif setelah proses pengosongan) H O= Air yang terjadi setelah pengosongan Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat (PbSO ) pada kutub positif dan negatif, sehingga mengurangi reaktifitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi timah, sehingga tegangan baterai antara kutubkutubnya menjadi lemah. 2.3.1.2 Proses pengisisan ( Recharging ) Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya berlawanan, dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen (2H+) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO --) pada plat negatif untuk membentuk asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada plat positif membentuk timah peroxida (PbO ).

18 Politeknik Negeri Sriwijaya Proses reaksi kima yang terjadi adalah sebagai berikut : Pada Katode : PbSO4(s) + 2H2O(l) PbO2 (s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e Pada Anode : PbSO4(s) + 2e Pb(s) + SO42-(aq) + Reaksi Sel : 2PbSO4(s) + 2H2O(l) PbO2 (s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2 SO42-(aq) 2PbSO4(s) + 2H2O(l) PbO2 (s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2 SO42-(aq) Setelah pengosongan Setelah pengisian Pada reaksi diatas, terbentuk 4H+(aq) dan 2 SO42-(aq) dan akan bereaksi menjadi asam sulfat (H2SO4). Hal ini akan menambah kadar dan massa jenis larutan. Sehingga larutan menjadi lebih pekat. Jadi pada saat pengisian baterai atau aki, pada prinsipnya mengubah kembali anode dan katode yang berupa timbal sulfat (PbSO ) menjadi timbal dioksida (PbO ) dan timbal murni (Pb), atau terjadi proses Tenaga listrik dari luar diubah menjadi tenaga kimia listrik di dalam akkumulator dan kemudian disimpan di dalamnya. ( Sumber : http:// cara-kerja-akkumulator-aki-accu-baterai/ ) 2.3.2 Jenis - Jenis baterai berdasarkan sifatnya Dalam pemakaiannya, baterai ada yang tidak bisa diisi ulang dan ada yang bisa diisi ulang, jenis baterai yang tidak bisa diisi ulang disebut baterai primer dan yang bisa diisi ulang disebut baterai sekunder. 2.3.2.1 Baterai jenis primer Baterai jenis Primer atau Baterai sekali pakai merupakan baterai yang paling sering digunakan, hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar). Pada waktu baterai jenis primer ini digunakan, material dari salah satu elektroda menjadi larut dalam elektrolik dan tidak dapat dikembalikan dalam keadaan semula.

19 Politeknik Negeri Sriwijaya 2.3.2.2 Baterai jenis sekunder Baterai Sekunder adalah baterai yang dapat di isi ulang kembali atau Rechargeable Battery. Pada waktu pengisian baterai, elektroda dan elektrolik mengalami prubahan kimia dan dapat dimuati kembali ke kondisi semula setelah kekuatannya melemah yaitu dengan melewatkan arus dengan arah berlawanan pada saat baterai digunakan. Baterai pada solar cell berfungsi untuk menyimpan energi listrik cadangan ketika cuaca mendung atau hujan serta pada saat malam hari. Pada prinsipnya, Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. (Sumber : http://elektindo.com/link/kelebihan-baterai-sekunder) 2.3.3 Jenis - Jenis baterai berdasarkan tipenya 2.3.3.1 Baterai tipe basah (Wet Type) Baterai tipe basah (wet type) terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Baterai ini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge) secara periodik. Selama baterai tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas baterai, reaksi ini disebut self Discharge.