STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa termasuk sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

PENGGUNAAN BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA KORAN TEMPO EDISI NOVEMBER 2014

ANALISIS KLAUSA DALAM SURAT KABAR HARIAN MEDIA INDONESIA. Oleh: Rismalasari Dalimunthe ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk Siti Junawaroh

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

KAJIAN CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

ANALISIS FRASE EKSOSENTRIK DAN ENDOSENTRIK RUBRIK BERITA PUAN DALAM SURAT KABAR TRIBUNNEWS EDISI 1-20 FEBRUARI 2016 E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

Oktorita Kissanti Rahayu

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

Analisis Kontaminasi Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dalam Iklan Surat Kabar Tribun BATAM Tanggal 17 Januari serta 5 Februari 2015

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

ANALISIS IDIOMATIK PADA ARTIKEL BERITA DI HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 : KAJIAN SEMANTIK

KELOGISAN GAGASAN PADA KALIMAT DALAM KARANGAN SISWA KELAS IX A SMP AL-ISLAM KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

CAMPUR KODE DALAM BAHASA ANAK TK DHARMA WANITA VIII KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS KLAUSA NONINTI DAN HUBUNGAN ANTAR UNSUR- UNSURNYA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AS SAFFAT NASKAH PUBLIKASI

KETERANGAN MODALITAS DAN KETERANGAN TUJUAN DALAM RUBRIK AKADEMIA DI SURAT KABAR JOGLOSEMAR EDISI OKTOBER 2011: KAJIAN SINTAKSIS NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

ANALISIS CAMPUR KODE OPERATOR TAKSI GELORA TAKSI DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FRASA NOMINAL DALAM BAHASA BANJAR SAMARINDA (Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis)

ANALISIS PENGGUNAAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR FRASA AJEKTIVA PADA EDITORIAL MEDIA INDONESIA. Ade Barkah. Abstract. secara terampil dalam penyampaian informasi, opini dan hiburan.

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

WACANA PERSUASI PADA BROSUR KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prosedur ilmiah. Karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang

ANALISIS JENIS DAN LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM WACANA CERPEN REMAJA DI TABLOID GAUL EDISI BULAN JANUARI-FEBRUARI 2009 SKRIPSI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN SINONIMI DAN HIPONIMI PADA LAGU ANAK-ANAK KARYA IBU SUD

ANALISIS KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AL HAJJ

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRASE NOMINAL PADA CAPTION SEBAGAI DESKRIPSI GAMBAR SOLO METRO DI HARIAN SUARA MERDEKA EDISI OKTOBER 2011

JENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA

Transkripsi:

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh: KARTIKA WAHYUNINGTYAS A310 110 095 Kepada: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Mei, 2015

Saya yang bertandatangan di bawah ini, PERNYATAAN Nama : Kartika Wahyuningtyas NIM : A310 110 095 Program Studi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi : STRUKTUR FRASE NMINA DALAM STIKER VULGAR Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini benarbenar hasil karya saya sendiri dan bebas dari plagiat karya orang lain, kecuali secara tertulis diacu/ dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggungjawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Surakarta, Mei 2015 Kartika Wahyuningtyas A310 110 095

STRUKTUR FRASE NOMINA DALAM STIKER VULGAR Kartika Wahyuningtyas, A310110095, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015. Abstrak Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan FN dalam stiker vulgar dan mendekripsikan struktur FN dalam stiker vulgar. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata, FN, dan struktur FN. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat metode yang digunakan peneliti dalam menganalisis data adalah metode agih. Hasil penelitian ini menemukan 46 FN dalam stiker vulgar. Struktur FN dalam stiker vulgar ditemukan struktur FNK berjumlah dua, FNS yang berstruktur (N + N) berjumlah 12, FNS yang berstruktur (N + V) berjumlah dua, FNS yang berstruktur (N + A) berjumlah 6, FNS yang berstruktur (Adv + N) berjumlah dua, FNS yang berstruktur (N + Dem) berjumlah satu,fn Metaforis berjumlah dua dan FN idiomatis berjumlah 19. Keseluruhan data yang dianalisis dapat ditemukan 10 pola penyusunan FN yaitu FNK, FNS yang berstruktur (N + N), FNS yang berstruktur (N + V), FNS yang berstruktur (N + A), FNS yang berstruktur (Adv + N), FNS yang berstruktur (Num + N), FNS yang berstruktur (N + Dem), FN Metaforis, dan FN idiomatis. Berdasarkan hubungan makna FN dalam stiker vulgar ditemukan hubungan makna penjumlahan, hubungan makna kesamaan, hubungan makna penerang, hubungan makna pembatas, dan hubungan makna penetu/penunjuk. FN yang memiliki hubungan makna penjumlahan berjumlah dua, FN yang memiliki hubungan makna kesamaan berjumlah 21, FN yang memiliki hubungan makna penerang berjumlah 12, FN yang memiliki hubungan makna pembatas berjumlah 10, dan FN yang memiliki hubungan makna pembatas berjumlah 1. Kata Kunci: struktur, FN, sintaksis

A. PENDAHULUAN Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia beraneka macam ragamnya. Ragam bahasa dapat dipahami sebagai variasi bahasa yang digunakan oleh pemakainya. Aneka macam ragam bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia tersebut tidak lain seperti bahasa baku, bahasa tidak baku, bahasa vulgar, dan lain sebagainya. Bahasa bersifat arbitrer, oleh karena itu perkembangan bahasa begitu cepat khususnya bahasa slang atau bahasa anak muda saat ini dan bahasa vulgar. Bahasa vulgar dalam stiker menjadi sebuah tren dalam masyarakat berawal dari ungkapan-ungkapan bahasa pisuhan yang pada akhirnya, dikemas oleh beberapa masyarakat dalam bentuk stiker. Namun demikian, pemakaian bahasa vulgar menjadi meningkat di masyarakat khususnya untuk anak remaja karena menganggap ungkapan tidak sopan merupakan tren gaul di kalangan remaja saat ini. Bahasa vulgar dalam stiker acapkali dijumpai di tempat pedagang-pedagan stiker, di helm, dan di sepeda motor. Meningkatnya stiker bahasa vulgar salah satu bukti bahwa bahasa vulgar dalam stiker diminati oleh masyarakat. Vulgar termasuk sesuatu yang dianggap tidak sopan atau kasar. Untuk itu, bahasa vulgar dapat dikatakan sebagai bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang bersifat tidak sopan atau kasar. Meningkatnya bahasa-bahasa vulgar yang digunakan para remaja dalam bentuk stiker khususnya, membuat peneliti terinspirasi untuk meneliti struktur FN dalam stiker vulgar. Mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti maka perlu adanya suatu pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah membahas tentang struktur FN dalam stiker vulgar. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut peneliti memiliki dua rumusan masalah yaitu (1) bagaimana FN dalam stiker vulgar. (2) bagaimana struktur FN dalam stiker vulgar. Rumusan masalah yang dimiliki oleh peneliti bertujuan untuk (1)

mendeskripsikan FN dalam stiker vulgar dan (2) mendekripsikan struktur FN dalam stiker vulgar. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai struktur FN dalam stiker vulgar. Selain itu, penelitian ini dapat memperkaya penelitian di Indonesia, khususnya dalam bidang Sintaksis. Ramlan (1981:121) juga memberi batasan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Dari batasan tersebut Ramlan (1981:121) menemukakan bahwa frasa mempunyai dua sifat, ialah: a. Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih; b. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi, maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi, ialah dalam S, P, O, Pel, atau Ket. Sukini (2010) juga memberi batasan bahwa FN adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan nomina/kata benda. FN potensial menduduki fungsi S, O, atau Pel dalam konstruksi kalusa atau kalimat. Hal itu bisa dicermati dari kalimat yang kita gunakan setiap hari, baik dalam bahasa lisan maupun tulis. Chaer (2009) menjelaskan penyusunan struktur FN terdiri dari FNK, FNS, FN Metaforis, dan FN Idiomatis. Struktur FNK dapat dibagi menjadi dua macam yaitu (1) Dua buah kata berkategori N yang merupakan pasangan dari antomin relasional, dan (2) Dua buah kata berkategori N yang merupakan anggota dari suatu medan makna. FNS dapat disusun dari N + N, N + V, N + A, Adv + N, N + Adv, N + Num, Num + N, dan N + Dem. FN metaforis dan FN idiomatis tidak bermakna gramatikal. FN metaforis bermakna perbandingan, dan FN idiomatis bermakna idiom. B. Metode Penelitian Penelitian ini membahas tentang struktur FN dalam stiker vulgar: kajian sintaksis. penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Waktu yang diperlukan

untuk melakukan penelitian kurang lebih selama 6 bulan yaitu November 2014 sampai dengan April 2015. Berdasarkan judul yang diambil oleh peneliti maka obyek penelitian berupa kata, FN, dan struktur FN dalam stiker vulgar. Obyek yang dimiliki oleh peneliti bersumber dari kelompok kata yang tertulis dalam stiker vulgar di toko stiker Purwosari Surakarta yang mengandung struktur FN. Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data yaitu teknik simak dan catat. Kemudian untuk menguji validitas data dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teori. Selanjutnya metode yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data adalah metode agih dan teknik yang digunakan oleh peneliti adalah teknik BUL (Bagi Unsur Langsung). C. Deskripsi Hasil dan Pembahasan Data Stiker vulgar adalah suatu perkataan kasar atau tidak sopan yang dituangkan ke dalam bentuk lembaran kertas kecil yang ditempelkan. Stiker vulgar ini diperoleh peneliti dari penjual stiker di pasar sore Purwosari. Stiker vulgar yang dianalisis oleh peneliti berjumlah 30 stiker. Adapun hasil pembahaslahan data adalah sebagai berikut. 1. Struktur Frase Nomina a. FN yang berstruktur FNK FN yang memiliki struktur FNK dapat dilihat dalam tabel berikut. No. Data Struktur FN 1. Data 1 FNK (anggota dari suatu medan makna) (1) Cintamu tak sekuat kolor cawetku FN (1) kolor cawetku termasuk FN koordinatif karena frase tersebut terdiri dari dua buah kata berkategori N yang merupakam anggota dari suatu medan makna. Selain itu FN tersebut menyatakan gabungan dan di antara kedua kata tersebut dapat disisipi konjungsi dan.

b. FNS yang berstruktur (N + N) No. Data Struktur FNS 1. Data 3 FNS (N + N) (2) Beratnya rinduku tak seberat isi BH-mu FN (2) isi BH-mu termasuk FNS berstruktur N + N dan memiliki makna gramatikal bagian karena terdiri dari N yang pertama memiliki komponen makna (+ bagian dari sesuatu) dan N yang kedua memiliki komponen makna (+ satu keseluruhan). Di antara kedua unsur FN tersebut dapat disisipi kata dari. c. FNS yang berstruktur N + V FNS yang memiliki struktur (N + V) dapat dilihat dalam tabel berikut. No. Data Srtuktur FN 1. Data 12 FNS (N + V) (3) Warning Panitia Kematian FN (3) Panitia Kematian termasuk FNS yang berstruktur N + V dan memiliki makna grmatikal peruntukkan karena terdiri dari N yang pertama memiliki komponen makna (+ benda berguna) dan N yang kedua memiliki komponen makna (+ tindakan). Di antara kedua unsur FN tersebut dapat disisipi kata untuk. d. FNS yang berstruktur N + A FNS yang memiliki struktur (N + A) dapat dilihat dalam tabel berikut.

No. Data Struktur FN 1. Data 8 FNS (N + A) (4) Bokong gedhe, marem goyangan e FN (4) bokong gedhe termasuk FNS yang berstruktur N + A dan memiliki makna gramatikal bentuk karena terdiri dari N yang pertama memiliki komponen makna (+ benda) dan N yang kedua memiliki komponen makna (+ bentuk). e. FNS yang berstruktur Adv + N FNS yang memiliki struktur (Adv + N) dapat dilihat dalam tabel berikut. No. Data Struktur FN 1. Data 28 FNS Adv + N (1) Bukan wanita murahan mahal FN (1) Bukan wanita termasuk FNS yang berstruktur Adv + N dan memiliki makna gramatikal ingkar karena unsur adverbianya memiliki komponen makna (+ ingkar). f. FNS yang berstruktur Num + N FNS yang memiliki struktur (N + N) dapat dilihat dalam tabel berikut. No. Data Struktur FN 1. Data 30 FNS (Num + N)

(1) C59 (Cinta lima menit hasil 9 bulan) FN (1) 9 bulan termasuk frase nomina subordinatif (FNS) yang berstruktur Num + N dan memiliki makna gramatikal banyaknya karena unsur pertama berkategori numeralia dan unsur kedua N yang berkomponen makna (+ terhitung). g. FNS yang berstruktur N + Dem FNS yang memiliki struktur (N + Dem) dapat dilihat dalam tabel berikut. No. Data Struktur FN 1. Data 33 N + Dem (1) Jomblo itu anugerah anunya sering gerah FN (1) Jomblo itu termasuk FNS yang berstruktur N + Dem dan memiliki makna gramatikal penentu karena N-nya memiliki komponen makna (benda umum) dan unsur kedua berkategori pronominal demonstratifa (ini, itu). a. FN Idiomatis FN Idiomatis dapat dilihat dalam tabel berikut. No. Data Struktur FN 1. Data 2 FN Idiomatis (1) Kuku bima kurang kuat bini marah FN (1) Kuku bima termasuk FN idiomatis karena frase tersebut merupakan barang jadi, yang maknanya tidak dapat dilacak secara leksikal maupun gramatikal.

2. Hubungan Makna Frasa Nomina dalam Stiker Vulgar a. FN yang Memiliki Hubungan Makna Penjumlahan No. Data FN 1. Data 31 pemburu janda (1) Pemburu janda liar Pada data (31) di atas FN ditandai dengan kata pemburu janda. Penanda frasa tersebut memiliki hubungan makna penjumlahan karena pertemuan unsur pemburu dan unsur janda menimbulkan kata penjumlahan atau aditif karena di antara kedua unsur tersebut dapat disisipi kata dan. b. FN yang Memiliki Hubungan Makna Kesamaan No. Data FN 1. Data 2 kuku bima (1) Kuku bima kurang kuat bini marah. Pada data (2) di atas FN dapat ditandai dengan kata kuku bima. Penanda frasa di atas memiliki hubungan makna kesamaan karena dalam frasa kuku bima secara semantik sama dengan unsur obat penguat laki-laki. Dengan kata lain dapat dikatakan kuku bima adalah obat penguat laki-laki.

a. FN yang Memiliki Hubungan Makna Penerang No. Data FN 2. Data 7 daging mentah (1) Warning ayam pasar! ayam kampus sama-sama daging mentah Pada data (7) di atas terdapat FN yaitu di tandai dengan kata daging mentah. Penanda frasa tersebut memiliki hubungan makna penerang karena dalam frasa daging mentah kata mentah menerangkan kata daging. Hubungan makna ini secara jelas ditandai oleh kemungkinan diletakkan kata yang di antara unsurnya. a. FN yang Memiliki Hubungan Makna Pembatas No. Data FN 1. Data 1 cawetku (1) Cintamu tak sekuat kolor cawetku Pada data (1) di atas FN dapat ditandai dengan cawetku. Penanda frasa tersebut memiliki hubungan makna pembatas karena dalam frasa cawetku unsur ku(aku) yang merupakan Atr menyatakan pemilik. Hubungan makna ini ditandai oleh tidak mungkinnya diletakkan kata yang, dan, atau, dan adalah. a. FN yang Memiliki Hubungan Makna Penentu/Penunjuk No. Data FN 1. Data 33 jomblo itu

(1) Jomblo itu anugerah anunya sering gerah Berdasarkan data (33) di atas FN ditandai dengan kata jomblo itu. Penanda frasa di atas memiliki hubungan makna penentu atau penunjuk karena di antara unsur jomblo dan unsur itu tidak mungkin ditambah Atr lagi bukan menyatakan hubungan makna pembatas tetapi menyatakan hubungan makna penerang atau penunjuk. A. SARAN 1. Bagi pembaca a. Semoga dapat menambah wawasan tentang ilmu sintaksis khususnya mengenai struktur frase nomina. b. Semoga dapat mengurangi penggunaan stiker vulgar dalam masyarakat umum khususnya di kalangan anak remaja. 2. Bagi peneliti berikutnya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Hardianah, Siti. 2013. Pemberian Penghargaan Berupa Stiker Gambar Dalam Meningkatkan Perilaku Disiplin Anak Usia Dini Di Tk Bintang Sembilan

Lamongan. berupa kata-kata pujian bahkan konsultasi dengan orang tua juga dilakukan. Jurnal BK UNESA. Volume 04 Nomor 01 Tahun 2013, 238 242. Diakses tanggal 20 November 2014 pukul 20:16 http://www.scribd.com/doc/201100106/pemberian-penghargaan-berupastiker-gambar-dalam-meningkatkan-perilaku-disiplin-anak-usia-dini-di-tkbintang-sembilan-lamongan#download Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta : Muhammadiyah University Press Markhamah dan Atiqa Sabardila. 2009. Sintaksis 2: Keselarasan Fungsi, Kategori, dan Peran dalam Klausa. Surakarta: Muhammadiyah University Press Musrifa, Siti. 2013. Struktur Frase Verba Bahasa Kaili Dialek Rai. Jurnal Bahasa Indonesia. Vol 2 no. 2 2013. Diakses tanggal 20 November 2014 pukul 20:18 Moleong, J. Lexi. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyadi. 2008. Struktur Frasa Adjektival dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa Indonesia. Volume IV No. 1 April Tahun 2008 Diakses tanggal 20 November 2014 pukul 20:21 Diakses tanggal 20 November 2014 pukul 20:16 Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga Ramlan, M. 1981. Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono Sari, Puspita.2014. Analisis Pengelompokan Frasa berdasarkan Kesamaan Distribusinya dengan Kata dalam Cerpen Sehelai Tikar Sembahyang Karya Rus Brus. Jurnal Bahasa Indonesia. Diakses tanggal 20 November 2014

pukul 20:14 http://puspitabungsu.blogspot.com/2014/03/jurnal-bahasaindonesia-universitas.html Sudaryanto. 1993. Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press Sukini. 2010. Sintaksis Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka Suratmi, Siti. 2014. Analisis Pengelompokan Frase Berdasarkan Sistem Distribusi Unsur-Unsurnya dalam Rubrik Selebritis Koran Riau Pos Edisi 11 Februari. Jurnal Bahasa Indonesia. Diakses tanggal 20 November 2014 pukul 20:17 http://suratmisitisuratmi.blogspot.com/2014/03/jurnal-bahasaindonesia.html