Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA DESAIN MOLD SEBAGAI SOLUSI VISUALISASI NYATA DALAM DESAIN INJECTION MOLD Studi Kasus: Perancangan Mold Piring

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

Perancangan In-Mold Closing Untuk Produk Tutup Flip-Top

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

BAB III METODE PENELITIAN

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

PERENCANAAN SISTEM PENDINGINAN CETAKAN PLASTIK HOLDER PULLEY PERUSAHAAN MANUFAKTUR Yunus Yakub 1) dan Madinah 2) 1) & 2)

Perancangan Dashboard Mobil Pedesaan Multiguna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

T E K N O S I M 2009 Yogyakarta, 12 November 2009

DECIDING THE OPTIMUM SPOKE ANGLE OF MOTORCYCLE CAST WHEEL USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

ANALISIS PENGENDALIAN CACAT PRODUK PADA PROSES PLASTIC INJECTION MOLDING DENGAN MATERIAL POLYPROPHYLENE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANGAN DESAIN MOLD PRODUK KNOB REGULATOR KOMPOR GAS PADA PROSES INJECTION MOLDING *

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

Audit Energi Listrik Pada Empat Mesin Injeksi Utama di PT MMM

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

PERANCANGAN INJECTION MOLDING DENGAN SISTEM THREE PLATE MOLD PADA PRODUK GLOVE BOX

11.1 Pemrosesan Material Plastik

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS CETAKAN RING, CONE DAN BLADE

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII

OPTIMALISASI PARAMETER INJEKSI UNTUK MINIMASI SHRINKAGE, SINK MARKS DAN WARPAGE PADA INDUSTRI MOLD MODERN

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CYLINDER BLOCK DAN CRANKCASE MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65CC

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP Perancangan Tungku Pengecoran Alumunium dilakukan mulai dari. samping, rangka burner, rangka tungku, dan instrument.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pemakaian barang-barang yang terbuat dari bahan baku

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Jl. Gaya Motor Raya No 8, Jakarta, Indonesia Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia 40132

Transkripsi:

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra E-mail: amelia@petra.ac.id, ninukj@petra.ac.id T E K N O S I M 28 Yogyakarta, 16 Oktober 28 Abstrak Penggunaan plastik hingga kini masih terus bertahan. Apalagi jika melihat dari kelebihankelebihan yang dimiliki plastik seperti ringan, tidak mudah pecah dan murah jika pembuatannya dilakukan secara massal. Salah satu kegunaan produk plastik adalah untuk peralatan rumah tangga, contohnya yaitu mangkok. Mangkok plastik banyak digunakan karena tidak mudah pecah dan lebih murah dibanding dengan mangkok keramik atau mangkok kaca. Bentuk mangkok yang dijual memiliki bermacam-macam kemiringannya. Salah satu proses pembuatan mangkok plastik yaitu dengan proses injection molding. Berbicara mengenai proses injection molding berarti berbicara mengenai tekanan injeksi dan gaya clamping. Tekanan injeksi dan gaya clamping yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas produk dan juga akan berdampak pada penggunaan energi. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi dengan enam variasi ukuran kemiringan dari mangkok. Simulasi dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara kemiringan dengan tekanan injeksi dan clamping force (gaya cekam). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan kemiringan mangkok, tidak selalu menaikkan tekanan injeksi dan gaya clamping. Tekanan injeksi dan gaya clamping terkecil yaitu pada kemiringan 11,5. Kata kunci: injection molding,tekanan injeksi, clamp force, simulasi 1. Pendahuluan Produk plastik masih menjadi salah satu produk massal dengan harga murah. Kebanyakan produk dibuat dengan proses injection molding. Proses ini mengalirkan plastik leleh dengan cara diinjeksikan kedalam suatu mold. Untuk melakukan injeksi diperlukan suatu tekanan agar untuk mendorong masuk plastik leleh tersebut. Selain tekanan injeksi diberikan, masih diperlukan suatu gaya yang untuk menjamin agar mold tetap dalam kondisi tertutup rapat tanpa kebocoran ketika tekanan injeksi diberikan. Gaya tersebut juga diperlukan untuk menjaga plastik leleh di didalam mold hingga membeku. Untuk memenuhi kebutuhan tekanan injeksi dan gaya untuk menahan mold diperlukan adanya energi. Kebutuhan energi dipengaruhi dengan besarnya tekanan injeksi dan gaya untuk menahan mold. Dengan adanya batasan ini, ketika perancang akan mendesain model produk perlu mempertimbangkan faktor tersebut, selain memenuhi persyaratan teknis dari desain mold maupun produk serta estetika. Kali ini penelitian model yang digunakan adalah mangkok dengan variasi ukuran mangkok kemiringan sudut untuk melihat seberapa besar pengaruh kemiringan terhadap besarnya tekanan injeksi dan gaya untuk menahan mold (gaya clamping). Pemikiran ini timbul berdasarkan pernyataan Rosato et al. mengenai tidak adanya batasan sudut kemiringan pada kemiringan dinding luar dan untuk kemiringan dinding dalam sudutnya kurang dari 1. Selain itu banyak dijumpai produk-produk mangkok yang memiliki kemiringan bervariasi. 2. Tinjauan Pustaka Peralatan injeksi molding dibagi menjadi tiga fungsi utama, yaitu injeksi, mold dan pencekam (clamping). Pada bagian injeksi, plastik cair diinjeksikan ke dalam mold. Sistem injeksi yang dapat digunakan bermacam-macam seperti, reciprocating screw dan ram injector. Tekanan injeksi yang menggunakan sistem screw dipengaruhi oleh gesekan dari screw. Tekanan injeksi yang diberikan setidaknya harus dapat memenuhi mold tanpa terjadinya short shot. Short shot merupakan kondisi pengisian yang tidak penuh. Tekanan injeksi juga harus cukup tinggi untuk mengurangi terjadinya shrinkage. Batasan dari tekanan injeksi adalah kapasitas mesin untuk menginjeksi dan mencekam sebaik mungkin agar terhindar dari overpacking, serta konstruksi dari mold. Tekanan untuk menginjeksi plastik leleh juga tergantung pada beberapa faktor seperti viskositas dari plastik leleh, temperatur, ukuran dari runner, panjang runner, jenis dan ukuran gate, serta kedalaman dari rongga. Sistem pencekam berguna untuk menahan mold supaya tetap dalam kondisi tertutup ketika mold diberikan tekanan untuk proses pengisian. Ukuran tekanan pencekam menjadi salah satu pertimbangan untuk 31

T E K N O S I M 28 menentukan ukuran mesin injection molding. Tekanan ini menentukan maksimum gaya pencekam yang ada pada mesin tersebut. Untuk mendapatkan gaya pencekam minimum dapat digunakan persamaan 1. Minimum clamping force = projected area x injection pressure atau F clamp min = A. P (1) Besar gaya pencekam harus melebihi gaya yang diberikan pada rongga mold ketika plastik leleh diinjeksikan. Luasan yang digunakan adalah paralel dengan parting line. Gaya yang diperlukan untuk membuka mold biasanya kurang dari 2%. Di dalam praktek, perlu dipertimbangkan faktor keamanan untuk meyakinkan tekanan pencekam sebesar 1 2%. Untuk standar minimum gaya pencekam adalah 33, 375 dan 4 ton atau 3 ton per inch luasan daerah yang diperhitungkan. Namun ada hal yang juga perlu diperhatikan yaitu menghindari gaya pencekam yang terlalu besar untuk mold yang berukuran kecil ketika dipasang pada mesin injection berukuran besar. Jika mold dicekam dengan tekanan penuh, maka mold dapat menjadi rusak (hancur). Prinsip kekekalan energi mengatakan energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan dan hanya dapat diubah bentuknya. Untuk menghasilkan gaya ataupun tekanan, diperlukan sumber energi lain misalnya energi listrik. Bentuk energi dapat berupa panas, kerja dan aliran massa. Kerja listrik dapat dinyatakan dengan persamaan 2, sedangkan kerja pada boundary yang bergerak dinyatakan dengan persamaan 3. W e = V. i. Δt (2) W b = F. ds = P. A. ds = P. dv (3) dimana W e kerja listrik (kj) V tegangan potensial (volt) i arus (ampere) Δt selang waktu pemakaian (dt) W b kerja boundary (kj) F gaya (N) A luasan (m 2 ) P tekanan (Pa) dv perubahan volume (m 3 ) Pada proses injection molding, energi digunakan untuk beberapa faktor, seperti: melelehkan biji plastik, menginjeksi plastik leleh, menutup dan mencekam mold, mendinginkan plastik leleh didalam mold. Kebutuhan daya diperkirakan menghabiskan 3 38% dari total biaya produksi. 3. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh kemiringan mangkok terhadap besarnya gaya pencekam saat pengisian dan tekanan injeksi. Metodologi yang akan digunakan sebagai berikut: 1. Menentukan dan membuat desain produk yang akan disimulasi. Bentuk yang dibuat sebagai model adalah mangkok dengan diameter bagian atas dibuat konstan 15 mm. Tinggi mangkok yang digunakan konstan sebesar 5 mm. Variasi sudut kemiringan adalah 3, 23,5, 17,5, 11,5, dan 5,7. 2. Menentukan jenis material yang akan digunakan seperti berikut pada tabel 1. Tabel 1. Data Material Percobaan Material Polypropylenes (PP) Merek dagang PP-7533 ex. Taiwan Temperatur mold 38 C Temperatur leleh plastik 24 C Melt density.75252 gr/cm 3 Solid density.9753 gr/cm 3 Maximum shear rate 24 1/s Maximum shear stress.26 MPa 3. Menentukan parameter proses seperti yang terlihat pada tabel 1. 4. Menentukan lokasi gate untuk saluran pengisian. 5. Melakukan simulasi untuk mendapatkan besaran data gaya pencekam saat pengisian dan tekanan injeksi. 32

T E K N O S I M 28 6. Melakukan analisa data dan mengambil kesimpulan. 4. Hasil dan Pembahasan Model yang dibuat adalah seperti pada gambar 4.1 Gambar 4.1 Sudut Pada Model Mangkok Dari hasil simulasi dengan melakukan variasi pada sudut kemiringan didapatkan gambar 4.2. Pada gambar tersebut terlihat bahwa perubahan kemiringan, membuat suatu pola parabola untuk kebutuhan tekanan injeksi aktual. Terlihat dari gambar, adanya batasan tertentu untuk membentuk pola tersebut. Seperti pada sudut kemiringan 5,7 dan 23,5 tertentu tekanan aktual mencapai posisi maksimum dan posisi minimum pada derajat kemiringan 11,5 dan 3. Kondisi ini diduga karena kurangnya tekanan injeksi yang digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3 yang menunjukkan hasil simulasi mengenai tekanan injeksi. Dari gambar terlihat berbagai macam warna biru (tekanan mendekati MPa) hingga merah (menunjukkan tekanan terbesar). actual injection pressure (MPa) 45 4 35 3 25 2 15 1 5 5,7 11,5 17,5 23,5 3 derajat kem iringan Gambar 4.2. Tekanan Injeksi vs Derajat Kemiringan Mangkok a. Sudut Kemiringan b. Sudut Kemiringan 5,7 33

T E K N O S I M 28 c. Sudut Kemiringan 11,5 d. Sudut Kemiringan 17,5 e. Sudut Kemiringan 11,5 f. Sudut Kemiringan 17,5 Gambar 4.3. Tekanan Injeksi pada Model Mangkok Gambar 4.4 menunjukkan besarnya gaya pencekaman saat terjadi pengisian pada mold dengan variasi sudut derajat kemiringan dari sampai 3. Gambar tersebut juga memiliki pola yang sama dengan besarnya tekanan injeksi. Hal ini karena untuk menentukan gaya pencekam digunakan persamaan 1 dengan perkalian yang berbanding lurus. Maka dari itu kenaikan tekanan injeksi akan mengakibatkan naiknya gaya pencekaman saat proses pengisian. Demikian pula dengan kenaikan luas yang diproyeksikan akan memberi dampak yang sama. Besarnya gaya pencekam dipengaruhi oleh besarnya luasan yang diperhitungkan dengan tekanan injeksi. filling clamp force (tonne) 3 25 2 15 1 5 5,7 11,5 17,5 23,5 3 derajat kem iringan Gambar 4.4. Filling Clamp Force vs Derajat Kemiringan Mangkok Dengan menggunakan persamaan 2 dan 3, dapat diketahui bahwa energi listrik yang diberikan adalah sama dengan energi dalam bentuk kerja yang dibutuhkan sesuai dengan hukum kekekalan energi. Dari kedua persamaan maka W e = W b, sehingga V. i. Δt = F. ds. Jarak perpindahan sebesar ds dibuat sama, sedangkan besarnya gaya pencekam diketahui dari hasil simulasi, secara tidak langsung energi listrik akan semakin besar dengan naiknya gaya pencekam. 34

T E K N O S I M 28 clamp force area (sq cm) 16 14 12 1 8 6 4 2 5,7 11,5 17,5 23,5 3 derajat kemiringan Gambar 4.5. Clamp Force Area vs Derajat Kemiringan Mangkok Pada gambar 4.5 ditunjukkan pengaruh besarnya luasan area terhadap sudut derajat kemiringan. Pertambahan sudut akan mengurangi luas area. Pada simulasi dengan menggunakan software ini, luas area yang dicekam memungkinkan untuk berbeda dengan perhitungan secara teoritis. Perbedaannya diakibatkan adanya overlaping terhadap luasan yang diperhitungkan sehingga akan berdampak pada kelebihan kebutuhan gaya pencekam saat proses pengisian mold. shot volume (cu cm) 7 6 5 4 3 2 1 5,7 11,5 17,5 23,5 3 derajat kemiringan Gambar 4.6. Shot Volume vs Derajat Kemiringan Mangkok Pada gambar 4.6, dapat banyaknya kebutuhan plastik leleh yang diperlukan untuk pengisian mold penuh dan dapat membuat suatu produk. Kemiringan sudut yang bertambah akan memberikan dampak pada pengurangan penggunaan plastik cair. Kondisi ini akan menguntungkan jika perusahaan akan melakukan penghematan biaya berkaitan dengan volume pemakaian material. Selain itu dari segi estetika dan fungsi, mangkok yang kemiringan sudutnya besar lebih memiliki syarat sebagai mangkok. 5. Kesimpulan Derajat kemiringan mangkok, memberikan pola parabola terbalik untuk hingga sudut tertentu, dalam hal ini pada sudut 5,7 dan 23,5 dapat dihindari untuk digunakan karena gaya pencekam dan tekanan injeksinya berada pada posisi maksimum. Besarnya tekanan injeksi maupun gaya pencekam, juga akan mengakibatkan energi listrik yang digunakan semakin besar. Derajat kemiringan mangkok yang semakin besar, membutuhkan material plastik semakin sedikit. 6. Daftar Pustaka 1. Cengel, Yunus A., 1998, Thermodynamics An Engineering Approach, 3 rd edition, McGraw Hill 2. Beiter, Kurt A., Cardinal, James M., Ishii, Kos, Design for Inejction Molding: Balancing Mechanical Requirements, Manufacturing Cost, and Material Selection 3. Rosato, Dominic V., Rosato, Donald V., Rosato, Marlene G., 2, Injection Molding Handbook, 3rd ed, Kluwer Academic Publisher, USA 4. Strong, A. Brent. 26, Plastics: Material and Processing, 3rd ed, Prentice Hall, New Jersey 5. http://in.geocities.com/bolurpc/energyeffic, Understanding Energy Consumption in Injection Moulding Machine 35