Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

dokumen-dokumen yang mirip
VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

POTENSI LESTARI IKAN LAYANG (Decapterus spp) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan nilai produksi ikan lemuru Indonesia, tahun Tahun

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.

Produksi dan produktivitas hasil tangkapan kapal tuna hand line yang berpangkalan di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung

KAJIAN STOK IKAN PELAGIS KECIL DENGAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE DI PERAIRAN LEMPASING, LAMPUNG. Riena F. Telussa

3. METODE PENELITIAN

MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):43-50

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

3. METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

Produksi (Ton) Trip Produksi (Ton) Pukat Cincin ,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN PANGKEP

Struktur populasi ikan cakalang hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa Kota Manado

Study Programme Aquatic Resources Management Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN PRIGI JAWA TIMUR Hari Ilhamdi 1, Riena Telussa 2, Dwi Ernaningsih 3

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PER UPAYA PENANGKAPAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN TERI (STOLEPHORUS SPP.) DI PERAIRAN PEMALANG

C E =... 8 FPI =... 9 P

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

Analisis Tangkapan Lestari dan Pola Musim Penangkapan Cumi-Cumi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat-Bangka

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

Universitas Sumatera Utara. Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Aspek Biologi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Sebagai Landasan Pengelolaan Teknologi Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

POTENSI LESTARI DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURISI (Nemipterus sp.) YANG DIDARATKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT

PRODUKTIVITAS ARMADA PENANGKAPAN DAN POTENSI PRODUKSI PERIKANAN UDANG DI LAUT ARAFURA

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

ANALISIS BIO EKONOMI TUNA MADIDIHANG ( Thunnus albacares Bonnaterre 1788) DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (WPPNRI) 573

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BIO-EKONOMI PENANGKAPAN IKAN : MODEL STATIK. oleh. Purwanto 1) ABSTRACT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

Pendugaan stok dan musim penangkapan ikan julung-julung dengan soma roa di perairan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

ANALISIS BIO EKONOMI TUNA MADIDIHANG ( Thunnus albacares Bonnaterre 1788) DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (WPPNRI) 573

PENGHITUNGAN TINGKAT EFISIENSI TEKNIS DAN PENGGUNAAN VARIABEL INPUT ALAT TANGKAP PURSE SEINE YANG BERBASIS DI PPP LAMPULO ACEH

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

Effectiveness of fishing gear of lemuru fish in Kotabaru District, South Kalimantan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN PELAGIS PADA USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TAWANG KABUPATEN KENDAL

ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL COPES PERIKANAN DEMERSAL PESISIR REMBANG. Bioeconomic Analitic Copes Mode Demersal Fish in Rembang Water

PENDUGAAN POTENSI LESTARI KEMBUNG (Rastrelliger spp.) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 ISSN

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI INDRAMAYU

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

Analisis Penentuan Musim Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L.) di Perairan Sangihe Sulawesi Utara

ANALISIS POTENSI PERIKANAN PELAGIS KECIL DI KOTA TERNATE

KEBIJAKAN PUNGUTAN HASIL PERIKANAN (PHP) : STUDI KASUS PERIKANAN PURSE SEINE PELAGIS KECIL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Kajian Excess Capacity Pengelolaan Perikanan Lemuru di Selat Bali 1

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

Pelaksanaan monitoring, controlling, surveillance kapal pengangkut ikan di atas 30 GT di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015 ISSN 2337-4306 Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung Catch per unit effort (CPUE) five-year period purse seine fishery in the city of Manado and Bitung HELMY A. WURLIANTY*, JOHNY WENNO dan MARIANA E. KAYADOE Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 ABSTRACT Overfishing is due to increasing fishing capacity through increasing the size of fishing gears and vessels. This research aims to analyze the development of the five-year CPUE and maximum production of purse seine fishery in Manado and Bitung Cities periodically and determine changes in fishing capacity and its influence on CPUE. The results of this study are expected to provide information in the purse seine fishery management in the city of Manado and Bitung. The results of the analysis is the highest CPUE for Bitung occurred in the period 2005-2009, the lowest CPUE occurred in the period 2008-2012 and the highest CPUE for Manado occurred in the period 2008-2012, the lowest CPUE occurred in the period 2006-2010. The highest maximum production Bitung occurred in the period 2008-2012 amounted to 22.083 tons and maximum production of Manado occurred in the period 2006-2010 amounted to 7.855 tons. The number of vessels and their sizes in each five-year period there increased in line with the increase of production. Keywords: catch, effort, purse seine, pelagic fish. ABSTRAK Penangkapan ikan secara berlebihan terjadi karena meningkatnya kapasitas tangkap yaitu melalui penambahan ukuran alat tangkap dan ukuran kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan lima tahunan CPUE maupun produksi maksimum perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung secara periodik dan mengetahui perubahan kapasitas tangkap dan pengaruhnya terhadap CPUE. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pengelolaan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung. Hasil analisis yang diperoleh adalah CPUE tertinggi untuk Kota Bitung terjadi pada periode tahun 2005-2009, CPUE terendah terjadi pada periode tahun 2008-2012 dan CPUE tertinggi untuk Kota Manado terjadi pada periode tahun 2008-2012, CPUE terendahnya terjadi pada periode tahun 2006-2010. Produksi maksimum tertinggi Kota Bitung terjadi pada periode tahun 2008-2012 sebesar 22.083 ton dan produksi maksimum Kota Manado terjadi pada periode tahun 2006-2010 sebesar 7.855 ton. Jumlah kapal dan ukuran kapal pada setiap periode lima tahunan meningkat seiring dengan peningkatan produksi. Kata-kata kunci: hasil tangkapan, upaya, pukat cincin, ikan pelagis PENDAHULUAN Stock atau ketersediaan ikan di berbagai wilayah perairan Indonesia telah mengalami tangkap berlebihan (overfishing). Produktivitas mengalami penurunan, ikan yang tertangkap semakin kecil, dan daerah penangkapan yang menjadi pusat operasi penangkapan memiliki jarak yang semakin * Penulis untuk penyuratan; email: hamsdynov@gmail.com jauh dari pantai (Zulbainarni, 2012). Penurunan produktivitas sumberdaya dan terjadinya penangkapan secara berlebihan pada suatu wilayah perairan disebabkan oleh perubahan kapasitas tangkap yaitu penambahan jumlah serta ukuran alat tangkap dan kapal. Perubahan kapasitas tangkap ini mengakibatkan ketersediaan sumberdaya ikan pada suatu perairan akan habis ditangkap pada upaya penangkapan yang lebih 1

H.A. Wurlianty dkk. sedikit (Cunningham et al., 1985). Bila penangkapan ikan ini dilakukan terus menerus dikuatirkan populasinya cenderung berkurang karena siklus hidupnya dapat terganggu bila tanpa diikuti dengan pertumbuhan dan reproduksi; bahkan tidak ada lagi habitat yang kondusif untuk melepaskan telur. Kalau populasi cenderung berkurang bahkan sampai tidak ada sama sekali, maka akan berdampak pula pada perekonomian masyarakat nelayan (Kawimbang dkk, 2012). Sehubungan dengan itu, maka perlu adanya penanganan secara terkontrol terhadap penangkapan yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan lima tahunan catch per unit effort (CPUE) maupun produksi maksimum perikanan pukat cincin dan mengetahui perubahan kapasitas tangkap perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung serta pengaruhnya terhadap CPUE secara periodik. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei (Nazir, 1985 dalam Kawimbang dkk, 2012). Data yang dipakai untuk metode ini adalah data sekunder yang diperoleh dari PPS Bitung dan PPP Tumumpa, Manado. Analisis data Analisis data yang digunakan adalah CPUE dengan mengikuti petunjuk Schaefer (1957) yang dikemukakan oleh Gulland (1983) dengan rumus: q = h f di mana: q = CPUE (kg/trip) h = Catch atau hasil tangkapan (kg) f (1) = Effort atau upaya penangkapan (trip). Berdasarkan nilai CPUE dari hasil tangkapan (h) dapat digunakan untuk pendugaan tangkapan maksimum secara sederhana. Menurut Schaefer (1957) dalam Fauzi (2006), model untuk menentukan tangkapan maksimum tersebut antara lain ditentukan oleh: a) Hubungan antara upaya penangkapan (f) dengan CPUE (q) mempunyai hubungan linier sehingga dapat ditulis dalam bentuk persamaan linier yaitu: q = a bf (2) b) Hubungan antara hasil tangkapan (h) dengan upaya penangkapan (f) mempunyai hubungan kuadratik yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan kuadratik yaitu: h = af bf 2 (3) c) Berdasarkan dua persamaan di atas maka upaya optimum dapat dihitung dengan cara menyamakan persamaan (3) sama dengan nol, sehingga dapat ditulis dalam bentuk rumus yaitu: f = a 2b (4) d) Hasil tangkapan maksimum dapat diperoleh dengan mensubstitusikan nilai upaya optimum ke dalam persamaan (3), sehingga diperoleh: Produksi Max = a 2 HASIL DAN PEMBAHASAN 4b (5) Hasil Penelitian Hasil tangkapan dan upaya penangkapan menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu hubungan antara hasil tangkapan dan upaya penangkapan, sehingga dapat dihitung CPUE periode lima tahunan. Hasil tangkapan, upaya penangkapan, dan CPUE produksi ikan pelagis dapat dilihat pada Tabel 1. Data yang diperoleh sejak tahun 2004-2012 di PPS Bitung dikelompokkan ke dalam kelompok lima tahunan. Data periode lima tahunan dilakukan untuk menduga populasi ikan dan menghitung maximum sustainable yield. Setiap periode lima tahunan dihitung fungsi CPUE (hubungan upaya dan CPUE), kurva fungsi produksi (dalam bentuk kurva kuadratik) untuk memperoleh puncak tangkapan. Hubungan CPUE dengan upaya untuk periode tahun 2004-2008 mengikuti persamaan Y = 2126-0,0677X; periode tahun 2005-2009 mengikuti persamaan Y = 2143-0,0618X; periode tahun 2006-2010 mengikuti persamaan Y = 2137-0,0599X; periode tahun 2007-2011 mengikuti persamaan Y = 1678-0,0364X ; dan periode tahun 2008-2012 mengikuti persamaan Y = 1532-0,0252X. Persamaan-persamaan tersebut ditransfer ke dalam bentuk grafik seperti pada Gbr. 1. 2 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015

CPUE (kg/trip) Catch per unit effort periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung Tabel 1. Produksi, upaya penangkapan, dan CPUE di PPS Bitung. Tahun Produksi (kg) Upaya (trip) CPUE (kg/trip) 2004 12.613.020 10.573 1.192,95 2005 15.084.025 10.213 1.476,94 2006 16.625.357 10.090 1.647,71 2007 15.760.994 20.928 753,11 2008 16.563.557 16.456 1.006,54 2009 18.410.067 24.634 747,34 2010 18.173.243 24.634 737,73 2011 25.749.338 20.824 1.236,52 2012 27.813.334 24.472 1.136,54 2500 2000 1500 1000 500 0 0 20000 40000 60000 80000 Upaya (trip) 2004-2008 2005-2009 2006-2010 2007-2011 2008-2012 Gambar 1. CPUE di PPS Bitung Melalui persamaan serta grafik tersebut dapat diketahui bahwa grafik dengan nilai intersept a yang rendah menunjukkan bahwa kapasitas tangkap per unit upaya lebih rendah dan grafik dengan nilai a yang lebih tinggi menunjukkan kapasitas tangkap per unit upaya lebih tinggi. Jadi periode tahun 2008-2012 tingkat upaya yang beroperasi mempunyai kapasitas tangkap rata-rata lebih rendah dibanding periode tahun lainnya. Kapasitas tangkap yang tinggi terjadi pada tahun 2005-2009. Hasil analisis hubungan antara produksi dengan upaya menghasilkan persamaan-persamaan pada periode lima tahunan seperti pada Tabel 2. Tabel 2 dapat ditransfer ke dalam bentuk grafik kuadratik atau parabola seperti pada Gbr. 2. Gambar 2 memperlihatkan bahwa produksi maksimum paling rendah terjadi pada periode tahun 2004-2008. Periode tahun 2005-2009 produksi maksimum meningkat dibandingkan periode sebelumnya pada tingkat upaya lebih tinggi. Periode tahun 2006-2010 puncak produksi lebih tinggi dari periode sebelumnya yang dapat dicapai pada upaya yang lebih tinggi. Periode 2007-2011, puncak produksi terus meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya dan tingkat upaya pun terus meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Periode 2008-2012 memiliki puncak produksi atau produksi maksimum yang paling tinggi dan upaya yang dicapai lebih tinggi dari periode sebelumnya. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015 3

Produksi (kg) H.A. Wurlianty dkk. Tabel 2. Hasil analisis hubungan produksi dengan upaya penangkapan di PPS Bitung Periode Tahun Persamaan Foptimum (trip) Produksi Max (kg) 2004-2008 Y = 2090X-0,0644X 2 16.227 16.956.910 2005-2009 Y = 1966X-0,0527X 2 18.653 18.335.655 2006-2010 Y = 1867X-0,0473X 2 19.736 18.423.303 2007-2011 Y = 1804X-0,0421X 2 21.425 19.325.511 2008-2012 Y = 1733X-0,0340X 2 25.485 22.083.007 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 Upaya (trip) 2004-2008 2005-2009 2006-2010 2007-2011 2008-2012 Gambar 2.Kurva produksi di PPS Bitung. Tabel 1 memberikan petunjuk bahwa selama periode 2004-2008, terjadi penurunan CPUE yang cukup menyolok pada tahun 2007 dibanding tahun 2006. Produksi maksimum yang diperoleh secara riil yaitu pada tahun 2006 sebesar 16.625.357 kg. Hasil maksimum yang dapat dicapai pada periode 2004-2008 berdasarkan model persamaan kuadratik yaitu sebesar 16.956.910 kg. Hal ini berarti bahwa produksi maksimum pada tahun 2006 telah mendekati puncak maksimum lestari sumberdaya ikan di daerah penangkapan di mana hasil tangkapan diperoleh. Karena itu perlu ada peningkatan kapasitas armada untuk ekspansi ke daerah penangkapan yang lebih luas atau lebih jauh. Penurunan nilai CPUE juga terjadi pada tahun 2009, 2010, 2012, sedangkan terjadi kenaikan pada tahun 2008 dan tahun 2011. Periode 2005-2009, produksi maksimum lestari sebesar 18.335.655 kg berada di bawah produksi sebenarnya yang tertinggi yaitu pada tahun 2009 sebesar 18.410.067 kg. Periode 2006-2010 produksi maksimum lestari sebesar 18.423.3003 kg lebih tinggi dari poduksi riil pada tahun 2009 sebesar 18.410.067 kg. Periode 2007-2011 produksi maksimum lestari lebih rendah dari produksi riil tahun 2011 sebesar 25.749.338 kg. Periode 2008-2012 produksi maksimum lestari lebih rendah dari produksi riil tertinggi tahun 2012 sebesar 27.813.314 kg. Keadaan tersebut di atas menunjukkan bahwa sumberdaya ikan pelagis di daerah penangkapan kapal-kapal pukat cincin yang mendaratkan ikan di PPS Bitung telah menunjukkan gejala yang sangat memprihatinkan atau dapat dikatakan telah terjadi overfishing karena produksi riil lebih tinggi dari produksi maksimum yang seharusnya dicapai agar sumberdaya dalam keadaaan lestari. Ini perlu mendapat perhatian untuk pengelolaan sumberdaya ikan pelagis secara lebih bijaksana di daerah 4 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015

CPUE (kg/trip) Catch per unit effort periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung penangkapan yang ada serta disarankan untuk mencari daerah penangkapan potensial yang baru sehingga sumberdaya tidak terancam punah. Hubungan produksi dengan upaya dari produksi ikan pelagis yang di daratkan di PPP Tumumpa periode lima tahunan dihitung berdasarkan data pada Tabel 3. Tabel 3. Produksi, upaya penangkapan, dan CPUE di PPP Tumumpa. Tahun Produksi (kg) Upaya (trip) CPUE (kg/trip) 2004 4.130.310 8.247 500,8 2005 5.178.200 8.039 644,1 2006 4.459.900 7.954 560,7 2007 4.921.900 15.095 326,1 2008 6.298.900 10.954 575,0 2009 7.036.600 19.552 359,9 2010 7.057.200 19.552 360,9 2011 8.714.900 11.457 760,7 2012 7.535.600 15.254 494,0 Data yang diperoleh sejak tahun 2004-2012 di PPP Tumumpa dikelompokkan ke dalam kelompok lima tahunan. Setiap periode lima tahunan dihitung fungsi CPUE (hubungan upaya dan CPUE), kurva fungsi produksi (dalam bentuk kurva kuadratik) untuk memperoleh puncak tangkapan tertinggi pada upaya optimum. Hubungan CPUE dengan upaya untuk periode tahun 2004-2008 mengikuti persamaan Y = 847-0,324X; periode tahun 2005-2009 mengikuti persamaan Y = 801-0,0250X; periode tahun 2006-2010 mengikuti persamaan Y = 729-0,200X; periode tahun 2007-2011 mengikuti persamaan Y = 1020-0,0355X; periode tahun 2008-2012 megikuti persamaan Y = 1064-0,0361X. Persamaan-persamaan tersebut dapat ditransfer ke dalam bentuk grafik seperti pada Gbr. 3. 1200 1000 800 600 400 200 0 0 10000 20000 30000 40000 50000 Upaya (trip) 2004-2008 2005-2009 2006-2010 2007-2011 2008-2012 Gambar 3. Grafik CPUEdi PPP Tumumpa Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015 5

Produksi (kg) H.A. Wurlianty dkk. Melalui persamaan serta grafik tersebut dapat diketahui bahwa grafik dengan nilai a yang rendah menunjukkan bahwa kapasitas tangkap per unit upaya lebih rendah dari grafik dengan nilai a yang lebih tinggi menunjukkan kapasitas tangkap per unit upaya lebih tinggi. Jadi periode tahun 2006-2010 tingkat upaya yang beroperasi mempunyai kapasitas tangkap rata-rata lebih rendah dibanding periode tahun lainnya. Kapasitas tangkap yang tinggi terjadi pada periode tahun 2008-2012. Hasil analisis hubungan antara produksi dengan upaya menghasilkan persamaan-persamaan pada periode lima tahun seperti pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 maka persamaan atau fungsi produksi dapat ditransfer ke dalam bentuk grafik seperti pada Gbr 4. Tabel 4. Hasil analisis hubungan produksi dengan upaya penangkapan di PPP Tumumpa Periode Tahun Persamaan Foptimum (trip) Produksi Max (kg) 2004-2008 Y = 891X-0,0363X 2 12.274 5.467.500 2005-2009 Y = 750X-0,0215X 2 19.971 6.780.015 2006-2010 Y = 679X-0,0170X 2 14.751 7.854.744 2007-2011 Y = 939X-0,0306X 2 17.442 6.540.698 2008-2012 Y = 1061X-0,0361X 2 15.343 7.203.603 9000000 8000000 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0 0 10000 20000 30000 40000 50000 Upaya (trip) 2004-2008 2005-2009 2006-2010 2007-2011 2008-2012 Gambar 4. Kurva produksi di PPP Tumumpa Dari Tabel 4 dan Gbr. 4 terlihat bahwa dengan terjadi perubahan kapasitas tangkap yang meningkat pada setiap periode lima tahunan, maka puncak produksi dicapai pada tingkat upaya yang rendah. Semakin meningkat kapasitas tangkap maka produksi semakin meningkat namun produksi maksimum dicapai pada tingkat upaya yang lebih rendah. Gambar 4 memperlihatkan bahwa produksi maksimum yang paling rendah terjadi pada periode tahun 2004-2008. Periode tahun 2005-2009 produksi maksimum meningkat dibanding periode sebelumnya pada tingkat upaya yang lebih tinggi. Periode tahun 2006-2010 puncak produksi lebih tinggi dari periode sebelumnya yang dapat dicapai pada tingkat upaya yang lebih tinggi. Periode tahun 2007-2011, puncak produksi terus naik namum puncak produksi yang dicapai pada tingkat upaya yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Periode tahun 2008-2012 puncak produksi adalah yang paling tinggi yang dapat dicapai pada tingkat upaya yang lebih rendah dari 6 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015

Catch per unit effort periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung periode tahun sebelumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika terjadi perubahan kapasitas tangkap kearah yang lebih tinggi, maka produksi yang dihasilkan akan lebih tinggi, namun puncak produksi atau produksi maksimum akan dicapai pada tingkat upaya yang lebih rendah. Hal ini jika tidak diperhatikan akan menguras sumberdaya dengan cepat dan akan mengancam ketersediaan sumberdaya. Tabel 3 memberikan petunjuk bahwa selama periode 2004-2008, terjadi penurunan CPUE yang cukup menyolok pada tahun 2007 dibanding tahun 2006. Produksi maksimum tertinggi yang diperoleh secara riil yaitu pada tahun 2008 sebesar 6.298.900 kg. Hasil maksimum yang dapat dicapai pada periode tahun 2004-2008 berdasarkan model persamaan kuadratik yaitu sebesar 5.467.500 kg. Hal ini berarti bahwa produksi maksimum pada tahun 2008 telah melewati puncak maksimum lestari sumberdaya ikan di daerah penangkapan di manan hasil tangkapan diperoleh. Oleh sebab itu, perubahan kapasitas tangkap dan penambahan upaya penangkapan harus segera dikontrol, karena akan membahayakan sumberdaya ikan pelagis yang ada di daerah penangkapan yang dilakukan operasi penangkapan. Penurunan nilai CPUE juga terjadi pada tahun 2009, 2010, dan 2012, sedangkan terjadi kenaikan pada tahun 2008 dan tahun 2011. Periode 2005-2009, produksi maksimum lestari sebesar 6.780.015 kg berada di bawah produksi sebenarnya yang tertinggi yaitu pada tahun 2009 sebesar 7.036.600 kg. Periode 2006-2010 produksi maksimum lestari sebesar 7.854.744 kg lebih tinggi dari produksi riil tertinggi pada tahun 2010 sebesar 7.057.200 kg. Periode tahun 2007-2011 produksi maksimum lestari lebih rendah dari produksi riil tertinggi tahun 2011 sebesar 8.714.900 kg. Periode 2008-2012 produksi maksimum lestari lebih rendah dari produksi riil tertinggi tahun 2011 sebesar 8.714.900 kg. Keadaan tersebut di atas menunjukkan bahwa sumberdaya ikan pelagis di daerah penangkapan kapal-kapal pukat cincin yang mendaratkan ikan di PPP Tumumpa telah menunjukkan gejala yang sangat memprihatinkan atau dapat dikatakan telah terjadi overfishing. Ini perlu mendapat perhatian untuk pengelolaan sumberdaya ikan pelagis secara lebih bijaksana di daerah penangkapan yang ada serta disarankan untuk mencari daerah penangkapan potensial yang baru sehingga sumberdaya tidak terancam punah. Perubahan kapasitas tangkap diukur berdasarkan perubahan jumlah armada penangkapan pukat cincin periode tahun 2004-2012 yang dapat dilihat pada Tabel 5 untuk pukat cincin yang di daratkan di PPS Bitung dan Tabel 6 untuk pukat cincin yang di daratkan di PPP Tumumpa. Tabel 5 memperlihatkan bahwa perkembangan jumlah kapal dan ukuran kapal periode lima tahunan memiliki peningkatan, di mana peningkatan tersebut membawa dampak bagi perubahan produksi yang didaratkan di PPS Bitung. Tabel 6 memperlihatkan bahwa perkembangan jumlah kapal dan ukuran kapal terlebih ukuran kapal 20-30 GT yang penangkapannya cukup menonjol membuktikan bahwa ada upaya nelayan untuk menjangkau daerah penangkapan yang lebih jauh. Peningkatan ini juga memberi pengaruh terhadap peningkatan produksi dan perubahan CPUE. Tabel 5. Jumlah Kapal dan Ukuran Kapal di PPS Bitung Tahun GT 5-10 10-20 20-30 30-50 2004 4 8 18 10 2005 4 8 18 11 2006 4 8 36 12 2007 5 9 18 12 2008 5 8 36 13 2009 4 9 18 16 2010 4 9 18 10 2011 10 15 56 15 2012 10 15 65 17 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015 7

H.A. Wurlianty dkk. Tabel 6. Jumlah kapal dan ukuran kapal di PPP Tumumpa Tahun GT 5-10 10-20 20-30 30-50 50-100 100-200 200-300 2004 25 30 30 35 35 35 35 2005 27 27 32 35 32 33 32 2006 25 27 34 32 30 30 30 2007 25 27 35 29 27 28 29 2008 28 30 32 35 30 34 34 2009 29 32 30 36 35 35 35 2010 29 32 30 36 35 35 35 2011 28 30 38 34 32 31 32 2012 30 37 32 37 36 35 38 Pembahasan Menurunnya CPUE pada periode tahun tertentu disebabkan oleh semakin jauhnya daerah penangkapan serta akibat pengaruh perubahan kondisi alam/lingkungan (cuaca, angin, salinitas, musim) terhadap populasi dan komunitas sumberdaya, di mana untuk faktor lingkungan ini diperoleh dari penelitian tersendiri yang meneliti tentang hal tersebut. Upaya penangkapan atau effort apabila terus dilakukan penambahan, maka akan berpengaruh terhadap produktivitas sumberdaya perikanan yang akan mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal ini apabila dibiarkan maka akan membahayakan sumberdaya perikanan yang ada di Kota Manado dan Kota Bitung dan yang terjadi adalah pengurasan sumberdaya dengan cepat. Penangkapan berlebihan harus segera diperhatikan dengan cara pengelolaan sumberdaya seperti pengaturan upaya penangkapan, pengaturan ukuran mata jaring dan penutupan musim atau daerah penangkapan (Widodo dan Suadi, 2006 dalam Syakila, 2009). Namun demikian dalam pengelolaan perikanan sangat sulit untuk mengatur dan merubah kondisi yang telah ada sehingga upaya yang mungkin dilakukan adalah hanya berupa pembatasan seperti tidak mengizinkan perahu penangkap baru yang akan masuk ke perairan serta membatasi jumlah tangkapan nelayan tanpa mengurangi jumlah perahu nelayan yang telah ada saat ini sehingga tercapai pemanfaatan yang optimum. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: Perkembangan CPUE dan produksi maksimum di Kota Manado dan Kota Bitung menunjukkan bahwa sumberdaya ikan pelagis di daerah penangkapan kapal-kapal pukat cincin yang mendaratkan ikan di PPS Bitung dan PPP Tumumpa telah menunjukkan gejala yang sangat memprihatinkan atau dapat dikatakan telah terjadi overfishing. Ini perlu mendapat perhatian untuk pengelolaan sumberdaya ikan pelagis secara lebih bijaksana di daerah penangkapan yang ada serta disarankan untuk mencari daerah penangkapan potensial yang baru, sehingga sumberdaya tidak terancam punah. Perubahan kapasitas tangkap setiap periode lima tahunan yang terjadi di Kota Manado dan Kota Bitung mengalami peningkatan dari jumlah kapalnya atau pun perubahan ukuran kapal itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Cunningham, S., M.R Dunn, and D. Whitmarsh. 1985. Fisheries Economics: An Introduction. Mansell Publishing Limited Edition. St. Marthin s Press, New York. Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Teori dan Praktek. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gulland, J.A. 1983. Fish Stock Assement: A Manual of Basic Method. John Wiley and Sons. Inc, NewYork. Kawimbang E., I.J. Paransa, dan M.E. Kayadoe. 2012. Pendugaan stok dan musim penangkapan ikan julungjulung dengan soma roa di Perairan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(1): 10-17. Syakila, S. 2009. Studi dinamika stok ikan tembang (Sardinella fimbriata) di perairan Teluk Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Manajemen Sumberdaya Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Zulbainarni, N. 2012. Teori dan Praktik Pemodelan Bioekonomi dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap. IPB Press. 8 Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(1): 1-8, Juni 2015