SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

dokumen-dokumen yang mirip
WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus

Lampiran 5 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) KATA PENGANTAR

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Pelaporan Pelanggaran. Whistleblowing System (WBS)

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System)

SURAT KEPUTUSAN TENTANG. PEDOMAN SYSTEM PElAPORAN PElANGGARAN WHlffiE BLOWING SYSTEM (WBS) DllINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PT TASPEN (PERSERO)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penanganan Kecurangan sebelum Sistem Pelaporan Pelanggaran


KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

PENGELOLAAN DAN PELAPORAN WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) DI PT PERTAMINA TRANS KONTINENTAL. Jakarta, 12 Desember 2014

TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN (WISTLEBLOWING SYSTEM) PT MULTI TERMINAL INDONESIA DAFTAR ISI PEDOMAN

1ft- "' t-'-. W PETROKIMIA I~'" PT PETROKIMIA GRESIK PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PD Tan99al Terbitan Revisi No. Copy. 10 Oktober

SOSIALISASI WHISTLE BLOWING SYSTEM RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KODE ETIK (CODE OF ETHIC)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. BAB I. PENDAHULUAN 2 1. Latar Belakang 2 2. Maksud dan Tujuan 3 3. Acuan Pedoman 3 4. Ruang Lingkup 4. 5.

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR :800/126 /SK/SET-1/DLH TENTANG

PEDOMAN SISTEM PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLE-BLOWING SYSTEM-WBS)

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

Whitsleblowing System

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

KEPUTUSAN DIREKSI PT.PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) No. Kep/Dir/ /XI/2012. Tentang SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS)

reb.ffi/wtjplltl laotg

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER. NOMOR: 096a.K/DIR-HP/2014 TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH DIREKSI PT HALEYORA POWER

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PERUM PERUMNAS

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Pengertian Istilah

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pe

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)


PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4. BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

KEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)


PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

PR/MAR/NDO. Piagam Komite Audit PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE. ASIA INFRASTRUCTURE Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

Panduan Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Komite Audit Sesuai Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PIAGAM KOMITE AUDIT PT ELNUSA TBK

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1/ 9 A. KETENTUAN UMUM Dalam Sistem Pelaporan Pelanggaran ( Whistle Blowing System ) ini, yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah PT Reska Multi Usaha yang disingkat PT RMU 2. Whistle Blowing System adalah Suatu sistem yang mengelola pengaduan mengenai perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak semestinya secara rahasia dan mandiri ( independent) yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta Insan PT RMU dan pihak lainya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan perusahaan. 3. Insan PT RMU adalah anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, anggota Komite Audit dan anggota Komite Manajemen Risiko dan Hukum, pekerja, pihak lain terikat dengan Perusahaan berdasarkan Perjanjian Waktu Tertentu (PKWT), Pegawai Penyedia Jasa Tenaga Kerja yang dipekerjakan pada Perusahaan, serta setiap orang yang dipekerjakan dan diberikan penghasilan oleh Perusahaan berdasarkan kesepakatan dan/atau perjanjian tertentu. 4. Gratifikasi adalah kegiatan pemberian dan atau penerimaan hadiah, hiburan, tiket perjalanan, donasi baik langsung ataupun tidak langsung oleh Insan PT RMU terkait dengan wewenang/jabatannya di Perusahaan, sehingga dapat menimbulkan benturan kepentingan yang mempengaruhi independensi, objektivitas maupun profesionalisme di PT RMU. 5. Indikasi awal adalah informasi yang ada di dalam pengaduan, mengandung di antaranya hal-hal sebagai berikut : permasalahan, siapa yang terlibat, bentuk dan dasar kerugian, serta kapan dan tempat terjadinya. 6. Investigasi adalah kegiatan untuk menemukan bukti-bukti terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh terlapor, yang telah dilaporkan melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran. 7. Komisi Pelaporan Pelanggaran adalah Komisi yang dibentuk secara khusus untuk melaksanakan pengelolaan terhadap Sistem Pelaporan Pelanggaran di perusahaan, termasuk di dalamnya melaksanakan penelaahan terhadap pengaduan pelanggran. Komisi ini bertanggung jawab langsung kepada Direksi. 8. Pelapor adalah Insan PT RMU dan Stakeholders lainnya. 9. Pengaduan adalah tindakan pelaporan pelanggaran atau pengungkapan perbuatan yang melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang merugikan perusahaan. 1. Terlapor adalah Insan PT RMU dan Mitra Kerja. 11. Tim Investigasi adalah tim yang melakukan tugas untuk mengumpulkan data data/bukti terkait pelanggaran. Tim yang dimaksud adalah Satuan Pengawas Intern (SPI) di bawah General Manager dan Internal Audit dan/atau Eksternal audit. ()

B. LANDASAN PENYUSUNAN 2/ 9 1. Keinginan perusahaan untuk terus menegakkan prinsip-prinsip Tata Kelola (Code of Corporate Governance) dan prinsip-prinsip Kode Etik ( Code of Ethic) Perusahaan dengan baik di seluruh lingkungan perusahaan, khususnya berkaitan dengan integritas dan tranparansi. 2. Sebagai komitmen Perusahaan untuk menciptakan situasi kerja yang bersih dan bertanggung jawab. 3. Sebagai upaya mencegah dan mendeteksi potensi terjadinya pelanggaran di Perusahaan. C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Tersedianya cara penyampaian informasi penting dan kritis bagi perusahaan kepada pihak yang harus segera menanganinya secara aman. 2. Tersedianya mekanisme deteksi dini (early warning system). 3. Tersedianya kesempatan untuk menangani masalah pelanggaran secara internal terlebih dahulu, sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik. 4. Timbulnya keengganan dari Insan PT RMU untuk melakukan pelanggaran (pengawasan oleh semua pihak). D. RUANG LINGKUP Sistem Pelaporan Pelanggaran berlaku bagi seluruh Insan PT RMU dan seluruh stakeholders Perusahaan. ()

BAB II 3/ 9 A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP Sistem Pelaporan Pelanggaran merupakan sistem yang mengelola pengaduan mengenai perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak semestinya secara rahasia dan mandiri (indepedent) yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta Insan PT RMU dan pihak lainnya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan perusahaan. Sistem Pelaporan Pelanggaran digunakan apabila Pengaduan dianggap tidak efektif untuk disalurkan melalui jalur formal (melalui atasan langsung atau fungsi terkait). Lingkup Pengaduan yang akan ditindaklanjuti oleh sistem Pelaporan Pelanggaran adalah tindakan yang dapat merugikan Perusahaan, meliputi sebagai berikut: 1. Penyimpangan dari peraturan Perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku; 2. Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan lain di luar Perusahaan; 3. Pemerasan; 4. Memberi laporan palsu; 5. Perbuatan curang; 6. Gratifikasi; 7. Membocorkan rahasia Perusahaan; 8. Pelanggaran-pelanggaran lain yang dapat merugikan Perusahaan. B. PRINSIP DASAR Penyampaian pengaduan oleh pelapor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pelapor wajib memberikan indikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara tertulis, meliputi: a. Pelanggaran yang akan diadukan, meliputi jumlah kerugian (apabila dapat ditentukan). Satu pengaduan sebaiknya hanya untuk 1 (satu) pelanggaran agar penanganannya dapat lebih fokus. b. Pihak yang terlibat, yaitu siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut, termasuk saksi-saksi dan pihak yang diuntungkan atau dirugikan atas pelanggaran tersebut. c. Lokasi pelanggaran, yaitu meliputi nama, tempat, atau fungsi terjadinya pelanggaran tersebut. d. Waktu pelanggaran, yaitu periode pelanggaran baik berupa hari, minggu, bulan, tahun atau tanggal tertentu pada saat pelanggaran tersebut terjadi. e. Bagaimana terjadinya pelanggaran tersebut dan apakah terdapat bukti-bukti pendukung telah terjadinya pelanggaran. f. Apakah pelanggaran tersebut pernah dilaporkan kepada pihak lain. g. Apakah pelanggaran tersebut pernah terjadi sebelumnya. ()

4/ 9 2. Untuk mempercepat dan mempermudah proses tindak lanjut Pengaduan, maka Pelapor dianjurkan untuk memberikan informasi data diri, yang sekurang-kurangnya memuat alamat, nomor telepon, handphone, dan email. C. PERLINDUNGAN TERHADAP PELAPOR 1. Identitas Pelapor dijamin kerahasiannya oleh Perusahaan. 2. Perusahaan menjamin perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan kepada pihak manapun. 3. Perlindungan terhadap Pelapor juga berlaku bagi para pihak yang melaksanakan investigasi maupun pihakpihak yang memberikan informasi terkait dengan Pengaduan tersebut. D. KEWENANGAN PENANGANAN LAPORAN 1. Pengaduan pelanggaran yang berkaitan dan atau dilakukan oleh Komisi Pelapor Pelanggaran dan ditindak lanjuti oleh Direksi. 2. Pengaduan pelanggaran yang berkaiatan dan atau dilakukan oleh Direksi akan ditindaklanjuti oleh Dewan Komisaris. 3. Perlindungan terhadap Pelapor juga berlaku bagi para pihak yang melaksanakan Investigasi maupun pihakpihak yang memberikan informasi terkait dengan Pengaduan tersebut. E. LAPORAN KOMISI PELAPORAN PELANGGARAN Komisi Pelaporan Pelanggan wajib membuat laporan secara berkala yaitu setiap 3 (tiga) bulan sekali, yang disampaikan selambat-lambatnya minggu kedua pada bulan beikutnya, yang meliputi jumlah Pengaduan, kategori Pengaduan, kategori Pengaduan serta media yang digunakan oleh pelapor dan penyampaiannya kepada Direksi. ()

5/ 9 BAB III PENGELOLAAN A. SARANA/MEDIA PELAPORAN Pelapor menyampaikan Pengaduan pelanggaran kepada Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran melalui sarana/media, website, e-mail, faksimili Perusahaan yang khusus diperuntukkan bagi Sistem Pengelolaan Pelanggaran. B. PROSEDUR PENGELOLAAN 1. Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran menerima dan menyaring laporan Pengaduan pelanggaran yang diterima, apakah terdapat indikasi awal atau sesuai dengan kriteria laporan Sistem Pelaporan Pelanggaran dan dapat ditindak lanjuti. Apabila YA laporan Pengaduan diteruskan ke Komisi Pelaporan Pelanggaran, bila TIDAK proses Sistem Pelaporan Pelanggaran selesai. 2. Komisi Pelaporan Pelanggaran menerima laporan dari Pengelola Administrasi Pelaporan Pelanggaran dan melakukan investigasi awal terhadap Pengaduan. Hasil investigasi awal tersebut dilaporkan kepada Direksi. 3. Dari laporan Komisi Pelaporn Pelanggaran, Direksi menetapkan rekomendasi apakah akan dilakukan investigasi lanjutan oleh tim Investigasi (Internal Audit dan atau Eksternal investigator), serta melaporkan hasil keputusan tersebut kepada Dewan Komisaris. 4. Tim Investigasi (Internal Audit dan/atau Eksternal investigator) melakukan investigasi lanjutan terhadap Pengaduan dan melaporkan hasilnya kepada Direksi. 5. Dari laporan investigasi lanjutan oleh tim Investigasi, Direksi menetapkan rekomendasi tindakan selanjutnya. Bila tidak terbukti atau selesai, maka laporan Pengaduan akan ditutup. Apabila Pengaduan tersebut terbukti atau memerlukan tindak lanjut, maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, atau diteruskan kepada pihak penyidik untuk diproses lebih lanjut sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. 6. Seluruh proses investigasi atas Pengaduan wajib dibuatkan Berita Acara sebagaimana contoh format dalam lampiran II dan III. 7. Prosedur pengelolaan atas Pengaduan melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran dilaksanakan sesuai dengan alur sebagaimana diatur dalam lampiran I. 8. Seluruh proses Sistem Pelaporan Pelanggaran harus terdokumentasi dengan baik dan reliable (dapat dipertanggungjawabkan). C. SANKSI Bentuk sanksi terhadap Terlapor yang telah terbukti melakukan pelanggaran akan ditentukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Perusahaan. ()

D. KOMISI PT RESKA MULTI USAHA 6/ 9 Susunan Anggota : 1. General Manager Corporate Secretary sebagai Ketua merangkap Anggota. 2. General Manager and Internal Audit sebagai Wakil Ketua merangkap Anggota. 3. General Manager Information System and Technology sebagai Sekretaris merangkap Anggota. 4. Manager Personal Care and Control sebagai Anggota. 5. Manager Internal Audit sebagai Anggota. 6. Manager Corporate legal sebagai Anggota. 7. Manager sebagai Anggota. ()

7/ 9 ALUR PROSES Pelapor Memenuhi Kriteria Telaah Awal oleh Tim WBS Dilaporkan ke Direksi Diteruskan ke fungsi terkait Dilaporkan ke Komisaris Memenuhi Kriteria Tanggapan/Feedback Internal Investigasi (IA) Internal Khusus Tim WBS Laporan Hasil Investigasi Penindakan sesuai dengan sistem & prosedur yang berlaku Putusan Direksi/ Komisaris Berkas ditutup Catatan: 1. Pelapor pelanggaran akan selalu mendapatkan feedback dan status atas laporan yang diberikan. 2. Alur Pelaporan Jika yang dilaporkan karyawan dan Dewan Komisaris, laporan ditujukan kepada Tim WBS Jika yang dilaporkan anggota Tim WBS, laporan ditujukan kepada Direksi Jika yang dilaporkan Direksi, laporan ditujukan kepada Dewan Komisaris ()

8/ 9 Lampiran I BERITA ACARA NOMOR... TENTANG HASIL INVESTIGASI AWAL PT RESKA MULTI USAHA Pada hari ini,...tanggal...bulan...tahun...telah dilaporkan Hasil Investigasi Awal dari Sistem Pelaporan Pelanggaran atas pengaduan: Berdasarkan penyampaian Laporan Hasil Investigasi awal, maka Laporan pengaduan/ Penyingkapan atas Pengaduan tersebut telah/tidak * sesuai dengan kriteria untuk ditindaklanjuti dengan Investigasi lanjutan. Investigasi akan dilakukan oleh tim Investigasi (Internal Audit/Eksternal Investigator )*. Direksi, Tanda Tangan Nama Lengkap Komisi Pelaporan Pelanggaran 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... 6.... 7.... No Tanda Tangan 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 ()

9/ 9 Lampiran II BERITA ACARA Nomor... TENTANG HASIL INVESTIGASI LANJUTAN PT RESKA MULTI USAHA Pada hari ini,...tanggal...bulan...tahun...telah dilaporkan Hasil Investigasi Lanjutan oleh Tim Investigasi (Internal Audit/Eksternal Investigator)* dari Sistem Pelaporan Pelanggaran atas pengaduan: Berdasarkan penyampaian Laporan Hasil InvestigasiLanjutan, maka Laporan pengaduan/ Penyingkapan Nomor...tersebut terbukti/tidak terbukti*. Direksi, Tanda Tangan Nama Lengkap Komisi Pelaporan Pelanggaran 1.... 2.... 3.... 4.... 5.... 6.... 7.... No Tanda Tangan 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 ()