IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

ARTIKEL HASIL PENELITIAN 2011

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI IMPLEMENTASI PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI SUPERVISI AKADEMIK YANG BERKELANJUTAN DI SD NEGERI 0102 BARUMUN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

BAB [ PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang dialami dalam kehidupan. manusia yang berlangsung secara terns menerus dimanapun manusia itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

Kata kunci: Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa PPL-1

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FTK UIN AR-RANIRY

SEMINAR NASIONAL ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK DI SULAWESI SELATAN

Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

Mohtar Kamisi Dosen Program Studi Pendidikan kewarganegaraan FKIP Unkhair ABSTRAK

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dicanangkannya pekerjaan guru sebagai suatu profesi, guru diharapkan

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kinerja Guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Painan

KOMPETENSI: WAWASAN KEPENDIDIKAN, AKADEMIK, DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PADA EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU SDN CIAWIGEBANG KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

ANGKATAN 2009 NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : BAKHTIAR NUGROHO A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Sadirman. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini akan membahas hasil-hasil penelitian tentang peranan

Analisis Kinerja Mahasiswa Peserta PPL FKIP Universitas Kanjuruhan Malang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu jenjang. pendidikan formal yang salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan Calon

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

Peningkatan Berpikir Kritis Melalui Strategi Aktif Tipe Prediction Guide (Tebak Pelajaran) Pada Siswa SMP N 25 Purworejo

ARTIKEL ILMIAH. OLEH 1. FUJA NOVITRA (RRA1C309012) 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si 1 Dr. Suwatno, M.Si. Drs. Ade Sobandi, M.Si. Rasto, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) tingkat implementasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) di Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, (2) tingkat pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, dan (3) tingkat pengaruh implementasi proses pembelajaran terhadap tingkat pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Sumber data primer adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, dengan unit analisis sebanyak 100 orang. Teknik pengolahan data menggunakan regresi dan perhitungan rata-rata. A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling ketergantungan antara semua subsistem pendidikan yang harus diimbangi dengan kualitas input, proses, fasilitas pendukung, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Namun demikian guru sering dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Hal ini sangat logis, sebab walaupun guru bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan, sebagai cermin kualitas tenaga 1 Dosen-dosen Program Studi Manajemen Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI Bandung. 1

pengajar yang memberikan andil sangat besar terhadap kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Data menunjukkan keadaan guru di Indonesia memprihatinkan (http://www.w3.org). Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sebagai berikut: untuk SD yang layak mengajar hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta). Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Ketidaklayakan guru untuk mengajar salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat penguasaan kompetensi yang dimiliki oleh guru-guru tersebut. Jika hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin idiom guru sebagai ujung tombak untuk mencerdaskan bangsa hanya akan menjadi mimpi belaka. Berdasarkan uraian di atas, lembaga kependidikan khususnya LPTK dituntut untuk menghasilkan lulusan sebagai seorang calon guru yang benar-benar kompeten. Hamalik (2002:53) dalam kaitan ini mengungkapkan lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai suatu lembaga pendidikan guru tingkat universitas mempunyai peran pokok dalam rangka mempersiapkan calon guru yang kelak mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang profesional pada sekolah-sekolah menengah tingkat pertama (SLTP) dan sekolah-sekolah menengah tingkat atas (SLTA). Untuk itu, diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat mendukung ke arah penciptaan seorang calon guru yang memiliki kompetensi sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang No. 14 tahun 2005. Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi, FPIPS UPI, merasa bertanggung jawab untuk ikut berkontribusi dalam rangka meningkatkan layanan pembelajaran kepada para mahasiswa, agar mereka benar-benar dapat menjadi lulusan yang memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan peraturan perundangan serta menampilkan kemampuan kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sehubungan dengan hal itu, salah satu program unggulan yang harus segera dijalankan adalah mengkaji dan 2

menelusuri implementasi proses pembelajaran oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) dalam mencapai kompetensi calon guru bidang keahlian manajemen perkantoran. Hal tersebut sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya yaitu Studi Eksplorasi Tentang Kompetensi Guru Bidang Keahlian Manajemen (Administrasi) Perkantoran. Adapun rekomendasinya antara lain sebagai berikut : 1. Perlunya penjabaran lebih spesifik tentang kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa dan lulusan baik berdasarkan tuntutan profesi pendidik (guru bidang studi) maupun profesi yang terkait dengan keahlian di bidang manajemen (administrasi ) perkantoran. 2. Perlu dilaksanakan uji coba atas model proses pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan dunia kerja, sebagaimana yang dikembangkan oleh peneliti. 3. Perlu dikembangkan penelitian yang mendalam berkaitan dengan kompetensi dosen dan implementasi kegiatan belajar mengajar berdasarkan silabi yang telah disusun dalam rangka pembentukan kompetensi mahasiswa dan atau lulusan untuk mendukung ketercapaian visi dan misi Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran (Tjutju Yuniarsih, dkk, 2006:68) Atas dasar itu, penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan dimaksudkan sebagai penelitian terhadap implementasi proses pembelajaran dalam mencapai kompetensi calon guru di Program Studi Pendidikan Manajemen (Administrasi) Perkantoran. sebagai berikut. Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat rumusan masalah penelitian 1. Bagaimana tingkat implementasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) di Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran? 2. Bagaimana tingkat pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran? 3. Bagaimana tingkat pengaruh implementasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah 3

Proses Belajar Mengajar (MKPBM) terhadap tingkat pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran? B. Kajian Teori 1. Implementasi Proses Pembelajaran Implementasi proses pembelajaran adalah proses yang diatur dengan tahapan-tahapan tertentu, agar mencapai hasil yang diharapkan. Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran menurut Majid (2005:104) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Usman (1994:120) mengemukakan pelaksanaan pembelajaran mengikuti prosedur memulai pelajaran, mengelola kegiatan belajar mengajar, mengorganisasikan waktu, siswa, dan fasilitas belajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil pelajaran, dan mengakhiri pelajaran. Sudirman, dkk. (1991:77) pelaksanaan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu tes awal, proses, dan tes akhir. Berdasarkan uraian di atas, implementasi pembelajaran dapat deskripsikan ke dalam tiga kegiatan utama, yaitu membuka pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran, dan menutup dan mengevaluasi pembelajaran. Memulai pembelajaran menurut Usman (1994:85) dapat dilakukan melalui empat kegiatan. Pertama, menarik perhatian siswa. Berbagai cara dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa antara lain gaya mengajar guru, penggunaan alat bantu pengajaran, dan pola interaksi yang bervariasi. Kedua, menimbulkan motivasi siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu, dan mengemukakan ide yang bertentangan. Ketiga, memberikan acuan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Keempat, membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. 4

Menyampaikan materi pelajaran menurut Majid (2005:104) adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiatan inti setidaknya mencakup (1) penyampaian tujuan pembelajaran, (2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan pendekatan, metode, sarana dan alat/media yang sesuai, (3) pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa, dan (4) melakukan pemeriksaan/pengecekan mengenai pemahaman siswa. Kegiatan menutup pembelajaran menurut Majid (2005:105) adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa. Menutup pelajaran (closure) menurut Usman (1994:84) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Mengevaluasi pembelajaran merupakan usaha untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa secara menyeluruh, baik pengetahuan, konsep, sikap, nilai, maupun proses. Hal ini dapat digunakan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi mengajar yang tepat maupun dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan penilaian, baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar. 2. Kompetensi Guru Muhibbin (1997:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Dengan demikian kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai 5

dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Kompetensi guru menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Kompetensi profesional menurut Surya (2003:138) adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Kompetensi personal adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa. Kompetensi sosial menurut Surya (2003:138) adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada 6

tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Tingkat Implementasi Proses Pembelajaran Masalah penelitian pertama yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana tingkat implementasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) di Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran? Hasil pengolahan data deskriptif untuk variabel implementasi proses pembelajaran diperoleh skor rata-rata sebesar 3,04. Dikonsultasikan dengan kriteria kategorisasi yang digunakan maka dapat dikatakan, tingkat implementasi proses pembelajaran berada pada kategori sedang. Terdapat tiga dimensi yang dijadikan ukuran dalam variabel ini, yaitu strategi membuka pembelajaran, strategi melaksanakan pembelajaran, dan strategi melaksanakan evaluasi pembelajaran. Skor rata-rata masing-masing dimensi tampak pada gambar berikut. Strategi membuka pembelajaran 3.21 Strategi melaksanakan pembelajaran 2.99 Strategi melaksanakan evaluasi pembelajaran 3.07 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Gambar 1 Tingkat Implementasi Proses Pembelajaran 7

Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa skor rata-rata untuk masing-masing dimensi belum mencapai skor maksimal ideal (5.00). Walaupun demikian hasil ini menunjukkan secara empirik implementasi proses pembelajaran dapat dijelaskan oleh dimensi-dimensi di atas. Artinya kualitas dimensi strategi membuka pembelajaran, strategi melaksanakan pembelajaran, dan strategi mengevaluasi pembelajaran dapat dijadikan acuan untuk mengukur tingkat implementasi proses pembelajaran. Gambar di atas memberikan informasi bahwa seluruh dimensi pada variabel ini memiliki skor rata-rata yang berada pada kategori sedang. Namun demikian dimensi strategi membuka pembelajaran memiliki skor rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 3.21. Secara berurutan diikuti oleh dimensi strategi melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan skor rata-rata sebesar 3.07, dan dimensi strategi melaksanakan pembelajaran dengan skor rata-rata 2.99. Hasil ini menunjukkan implementasi proses pembelajaran pada dimensi strategi membuka pembelajaran lebih dominan daripada dimensi lain yang dijadikan ukuran dalam variabel ini.. 2. Tingkat Capaian Kompetensi Guru Masalah penelitian kedua yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana tingkat pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran? Hasil pengolahan data deskriptif untuk variabel pencapaian kompetensi guru diperoleh skor rata-rata sebesar 3,67. Dikonsultasikan dengan kriteria kategorisasi yang digunakan maka dapat dikatakan, tingkat pencapaian kompetensi guru oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran berada pada kategori tinggi. Terdapat empat dimensi yang dijadikan ukuran dalam variabel ini, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan 8

kompetensi sosial. Skor rata-rata masing-masing dimensi tampak pada gambar berikut. Kompetensi Pedagogik 3.58 Kompetensi Profesional 3.58 Kompetensi personal 4.31 Kompetensi Sosial 3.58 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Gambar 2 Tingkat Pencapaian kompetensi Guru Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa skor rata-rata untuk masing-masing dimensi belum mencapai skor maksimal ideal (5.00). Walaupun demikian hasil ini menunjukkan secara empirik pencapaian kompetensi guru dapat dijelaskan oleh dimensi-dimensi di atas. Artinya kualitas dimensi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial dapat dijadikan acuan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi guru. Gambar di atas memberikan informasi bahwa dimensi kompetensi personal memiliki skor rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 4.31. Sedangkan tiga dimensi lainnya memiliki skor rata-rata yang sama, yaitu sebesar 3, 58. Hasil ini menunjukkan pencapaian kompetensi pada dimensi kompetensi personal lebih dominan daripada dimensi lain yang dijadikan ukuran dalam variabel ini. 3. Kontribusi Proses Pembelajaran Terhadap Capaian Kompetensi Guru Masalah penelitian ketiga yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengaruh implementasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses 9

Belajar Mengajar (MKPBM) terhadap tingkat pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa di Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran? Hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi, diperoleh angka determinasi sebesar 75,00%. Angka ini memberikan informasi bahwa pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa di Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran dipengaruhi oleh implementasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) sebesar 75,00%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adanya pengaruh implementasi proses pembelajaran terhadap penguasaan kompetensi guru bidang keahlian manajemen oleh mahasiswa sebagai calon guru, sejalan dengan pendapat Suryosubroto (2002:20) bahwa dalam proses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan pengajar, membimbing siswa, mengelola kelas, mengadakan interaksi belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Ditegaskan oleh Mulyasa (2007:5) bahwa dosen merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karenanya menurut Sanjaya (2006:99) untuk mencapai tujuan pembelajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu dapat tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat dicapai. Hasil penelitian ini juga semakin meneguhkan pentingnya seorang dosen sebagai director and facilitator of learning. Zamroni (2000:74) mengatakan guru (dosen) adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi mahasiswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas mahasiswa dalam belajar. Gambaran 10

aktivitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan dosen dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan mahasiswa aktif belajar. Menurut Majid (2005:91) dalam konteks ini dosen berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, implementasi, dan penilaian. Sebagai perencana, dosen hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan para mahasiswa sebagai subjek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran, dan menetapkan strategi pengajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan. Sebagai pengimplementasi rencana pengajaran yang telah disusun, dosen hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada dan berusaha memoles setiap situasi yang muncul menjadi situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pada saat melaksanakan kegiatan evaluasi, dosen harus dapat menetapkan prosedur dan teknik evaluasi yang tepat. Jika tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada kegiatan perencanaan belum tercapai, maka ia harus meninjau kembali serta rencana implementasinya dengan maksud untuk melakukan perbaikan. Besarnya angka determinasi implementasi proses pembelajaran terhadap penguasaan kompetensi guru oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, tidak terlepas dari model Pembelajaran Manajemen (Administrasi) Perkantoran yang dikembangkan oleh Tjutju Yuniarsih dkk (2006:66) sebagai hasil penelitian terdahulu. Pada komponen proses pembelajaran dari model tersebut menghendaki adanya pembekalan konsep melalui ekspositori, pembekalan keterampilan melalui exercise, drills, pembekalan managerial skills melalui problem solving, benchmarking, pembekalan praktik melalui program inkubasi, magang, observasi dan praktik kerja lapangan. Artinya angka determinasi sebesar 75,00% dicapai karena dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) dalam mengimplementasikan proses pembelajaran didasarkan pada model tersebut. 11

Gambar 3 Model Pembelajaran Manajemen Perkantoran D. Kesimpulan 1. Tingkat implementasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen Mata Kuliah Bidang Studi dan dosen Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) di Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran berada pada kategori sedang. Implementasi proses pembelajaran meliputi strategi membuka pembelajaran, strategi melaksanakan pembelajaran, dan strategi mengadakan evaluasi pembelajaran. 2. Tingkat pencapaian kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran berada pada kategori tinggi. Kompetensi guru bidang keahlian manajemen perkantoran ini meliputi kompetensi pedagogik, profesional, personal dan sosial. 3. Adanya pengaruh implementasi proses pembelajaran terhadap penguasaan kompetensi guru bidang keahlian manajemen oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, semakin meneguhkan pentingnya seorang dosen sebagai director and facilitator of learning. 12

E. Rekomendasi 1. Perlu penyampaian tujuan pembelajaran yang spesifik dan sistematis pada saat memulai atau membuka pembelajaran agar mahasiswa dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan mereka dapatkan setelah proses pembelajaran berlangsung. 2. Perlu penggunaan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, efektif, dan efisien, disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran. Pembekalan konsep dapat dilakukan melalui ekspositori, pembekalan keterampilan dapat dilakukan melalui exercise, drills, pembekalan managerial skills dapat dilakukan melalui problem solving, benchmarking, pembekalan praktik dapat dilakukan melalui program inkubasi, magang, observasi dan praktik kerja lapangan. F. Daftar Pustaka Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2004:80). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Sudirman, dkk. (1991). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Surya, Muhammad. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya. Syah, Muhibbin. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. Usman, Moh. Uzer. (1994). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yuniarsih, Tjutju. (2006) Studi Eksplorasi Tentang Kompetensi Guru Bidang Keahlian Manajemen (Administrasi) Perkantoran. Prodi Pendidikan 13

Manajemen Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi, FPIS, Universitas Pendidikan Indonesia Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing 14