BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR KUESIONER. 1. Umur Responden : 2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita (silang salah satu) 3. Lama bekerja : 4.

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2000

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN CUTI KEPADA ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

KOMPENSASI. Pengertian. Tujuan Administrasi Kompensasi 23/12/2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

MANAJEMEN PNS 1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai 2. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 3. Pengangkatan Dalam Jabatan

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01. Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH RUHUI RAHAYU KABUPATEN TAPIN

KUESIONER Data Responden Karyawan PT. Langen Kridha Pratyangga, Tbk

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA,

PP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal

FORMULIR LAPORAN PENYELENGGARAAN FASILITAS KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH PADA PERUSAHAAN DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR : PERDIR /05 / TENTANG MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BPJS KETENAGAKERJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat pelaksanaan kerja praktek di PT.PLN (Persero), penulis di

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI. v. DAFTAR TABEL. viii. DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian.

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

MEREFORMASI KERANGKA PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan pada PT Pos Indonesia (Persero) Menentukan program kesejahteraan karyawan dalam suatu perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah, karena hal ini menyangkut dua kepentingan yang saling berhadapan, disatu pihak kebutuhan perusahaan dan di pihak lain kebutuhan karyawan. Perusahaan tentu saja berusaha menentukan program kesejahteraan yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Sedangkan karyawan menginginkan terpenuhinya kebutuhan mereka melalui program kesejahteraan tersebut. Seringkali kedua kebutuhan ini tidak dapat bertemu dan seringkali ketidaksesuaian ini mengakibatkan berhentinya aktivitas perusahaan dalam periode tertentu. PT Pos Indonesia menyadari bahwa karyawan merupakan sumber daya yang penting untuk dipertahankan dalam menjalankan perusahaannya. Seorang karyawan akan bekerja sungguh-sungguh dan lebih setia terhadap perusahaan apabila keinginan dan kebutuhannya sudah terpenuhi. Program kesejahteraan di PT Pos Indonesia ditujukan untuk memelihara dan mencipatakan sikap kerja yang positif serta diharapkan dapat menciptakan gairah bekerja dalam diri karyawan. Dengan kondisi tersebut, maka diharapkan sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Berbagai bentuk program kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya antara lain berupa: 1. Program kesejahteraan yang bersifat ekonomis: Program kesejahteraan ini diberikan sebagai balas jasa yang bersifat materi. Jenis-jenis program kesejahteraan ini terdiri atas: a. Dana pensiun Sesuai dengan PP RI No. 76 tahun 1992 tentang dana pensiun, bahwa untuk menjamin kesinambungan penghasilan setelah pensiun telah didirikan dana pensiun PT Pos Indonesia berdasarkan surat

48 pernyataan pendiri / direksi PT Pos Indonesia No. 5577/DIRUT/1998 Tanggal 13 april 1958 Dana pensiun merupakan pembayaran sejumlah uang secara berkala kepada peserta dana pensiun dan keluarganya pada saat dan dengan cara-cara yang telah ditentukan dalam peraturan dana pensiun. b. Tunjangan Transportasi Perusahaan memberikan tunjangan transportasi kepada karyawan dengan peraturan yang telah ditentukan dalam peraturan yang telah ditentukan yaitu : besarnya yang transport bagi pegawai dan TKK (Tenaga Kontrak Karya) PT Pos Indonesia (Persero) dibayarkan catatan/ laporan kehadiran dikalikan jumlah hari bekerja yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Tunjangan Hari Raya Berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja RI per 04/MEN/1998 tentang tunjangan hari raya keagamaan bagi pekerja di perusahaan, maka PT Pos Indonesia memberikan tunjangan hari raya kepada: - Para pegawai, calon pegawai, tenaga kontrak karya (TKK), dan tenaga kerja profesional perusahaan (TKPP) yang di ikat perjanjian kerjasama (PKS) dengan perusahaan, jika pada tahun tersebut mempunyai masa kerja aktif 3 (tiga) bulan secara terus-menerus/ lebih. - Direksi dan komisaris - Dana pensiun pegawai PT Pos Indonesia (PERSERO) : Besarnya jumlah tunjangan hari raya adalah sebagao berikut: a. Pegawai dan TKPP Bila kerja aktif X 100% X gaji kotor b. Direksi dan komisaris Bila kerja aktif X 80% X gaji kotor c. TKK Bila kerja aktif X 100% X upah d. Pensiunan pegawai (janda/duda) Rata-rata sebesar Rp 100.000,00

49 e. Tunjangan Duka Cita/Kematian PT Pos Indonesia (persero) memberikan tunjangan duka cita kepada keluarga karyawan (istri/suami/anak) yang meninggal dunia sebesar jumlah yang telah ditentukan oleh perusahaan, sekurangkurangnya Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) Apabila karyawan meninggal dunia dalam perjalanan dinas, segala biaya yang berhubungan dengan pemakaman ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. f. Biaya Pengobatan Biaya pengobatan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atau keluarganya yang berobat di poliklinik adalah sebagai berikut: a. Biaya pemeriksaaan dokter perusahaan/ poliklinik dan obat-obatan dari apotek ditanggung oleh perusahaan. b. Apabila dari pemeriksaan memerlukan tindak lanjut dokter ahli/ sarana kesehatan lainnya, biaya yang ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan peraturan yang teleh ditentukan. 2. Program kesejahteraan yang bersifat fasilitas a. Sarana Kerohanian Untuk menunjang pembinaan rohani para pekerja perusahaan melaksanakan hal-hal sebagai berikut : - Menyediakan fasilitas ibadah yang memadai dalam lingkungan perusahaan, sehingga memungkinkan para karyawan dapat menjalankan kewajibannya dengan aman, tertib dan teratur menurut agama dan kepercayaan masing-masing. - Perusahaan memberikan dana untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan oleh pekerja di lingkungan perusahaan atas persetujuan perusahaan. b. Kafetaria PT Pos Indonesia memberikan kemungkinan bagi para karyawannya untuk memperoleh makanan dan minuman di kafetaria yang disediakan di dalam lingkungan perusahaan.

50 c. Sarana Olahraga PT Pos Indonesia memberikan fasilitas-fasilitas untuk kegiatan olahraga para karyawan adalah: - Senam kesegaran jasmani - Badminton - Tenis lapangan - Dll d. Koperasi PT Pos Indonesia menyediakan koperasi (simpan-pinjam). Dimana diharapkan dengan adanya koperasi ini dapat sedikit membantu karyawan apabila mereka sedang memiliki masalah keuangan. e. Cuti/ Istirahat Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang di ijinkan dalam jangka waktu tertentu, terdiri dari: - Cuti tahunan, diberikan kepada pegawai dan calon pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 tahun secara terus menerus. Lamanya adalah 12 hari kerja. - Cuti besar, perusahaan memberikan cuti besar selama 3 (tiga) bulan berturut-turut kepada karyawan yang memiliki masa kerja selama enam tahun secara terus menerus. - Cuti karena alasan penting, diberikan untuk kepentingan ibu/bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, menantu sakit keras. Kola tidak lebih dari 3 (tiga) hari dapat diberikan secara lisan, jika lebih dari 14 (empat belas) hari harus diatur dengan surat keputusan. - Cuti sakit, diberikan dengan melampirkan surat keterangan sakit dari dokter. - Cuti bersalin, lamanya cuti bersalin adalah 3 (tiga) bulan dan tidak dibagi menjadi bagian sebelum dan sesudah melahirkan. - Cuti haid, bagi karyawan yang haid, bila diperlukan dan di dukung dengan surat keterangan dokter maka dapat diberikan ijin tidak masuk kerja. - Cuti diluar tanggungan perusahaan, diberikan kepada pegawai yang mempunyai kepentingan pribadi yang tidak dapat dipenuhi

51 keperluannya dengan memanfaatkan cuti-cuti yang tersebut sebelumnya dapat diberikan cuti di luar tanggungan perusahaan, dengan syarat-syarat : a. Telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus. b. Kepentingan dinas mengizinkan c. Alasan keperluan di terima oleh dinas d. Tenaganya masih dibutuhkan e. Yang besangkutan bermaksud akan bekerja kembali setelah menjalani cuti tersebut. - menyimpang dari ketentuan diatas, masa tidak hadir yang tidak dapat diatur menurut ketentuan tentang cuti lainnya akan diatur menjadi cuti diluar tanggungan perusahaan. f. Ijin Perusahaan memberikan ijin tidak masuk kerja kepada karyawan dengan tetap mendapatkan gaji atau tanpa mengurangi hak-nya atas cuti tahunan sejumlah hari sebagai berikut: - Karyawan yang melangsungkan pernikahan diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Mengkhitankan/ membaptiskan anak diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Isteri/ karyawan melahirkan di beri ijin 2 (dua) hari kerja - Pernikahan anak karyawan diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Suami/ isteri/ orang tua/ anak/ saudara kandung dan mereka yang tinggal serumah dan sekaligus menjadi tanggungan karyawan meninggal dunia diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Musibah kebakaran/ kebanjiran dan sejenisnya diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Memenuhi panggilan resmi instansi pemerintah yang tidak bisa di wakilkan kepada orang lain diberikan ijin 1 (satu) hari kerja. g. Konseling Perusahaan menyediakan ahli psikologi untuk membantu karyawan yang membutuhkan bantuan psikologis dalam menjalankan pekerjaannya. Diharapkan dengan adanya sarana ini karyawan dapat

52 terhindar dari kegelisahan yang memberi dampak buruk pada pekerjaannya. 3. Program kesejahteraan yang bersifat pelayanan Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) Pada hakekatnya program jaminan sosial tenaga kerja ini memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Jaminan sosial tenaga kerja mempuanyai aspek, antara lain: - Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya - Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja. Adapun ruang lingkup yang diatur dalam undang-undang Republik Indonesia No. 3 tahun 1992 ini meliputi: a. Jaminan kecelakaan kerja b. Jaminan kematian c. Jaminan hari tua Dari ketiga program diatas, program jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan kematian dalam hal ini perusahaan menanggung seluruh premi yang harus dibayarkan kepada PT TASPEN jadi untuk program hari tua pembiayaannya dilakukan atau ditanggung bersama-sama antara perusahaan dengan karyawan. Adapun hak-hak yang diperoleh peserta jaminan sosial tenaga kerja, adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta yang mendapatkan kecelakaan dalam hubungan kerja akan dibayarkan: a. Biaya pengangkutan b. Biaya pengobatan c. Tunjangan sementara tidak mampu bekerja d. Tunjangan cacat tetap e. Tunjangan kematian

53 f. Bantuan uang pemakaman 2. Bagi peserta yang telah mencapai usia 55 tahun atau cacat total dan tetap atau meninggal sebelum usia 55 tahun, akan dibayarkan tabungan hari tua. 3. Bagi ahli waris peserta akan dibayarkan jaminan kematian, apabila peserta meninggal dunia sebelum usia 55 tahun dan bukan karena kecelakaan kerja. Dalam penelitian ini untuk memperoleh pendapat tentang pelaksanaan program kesejahteraan terhadap kepuasan karyawan menurut persepsi karyawan, penulis menggunakan kuesioner yang terdiri dari 19 pertanyaan dengan jumlah responden sebesar 30 orang yang mewakili seluruh karyawan pada bagian sumber daya manusia di PT Pos Indonesia. Berikut ini akan diberikan perincian mengenai karakteristik karyawan yang menjadi responden. Tabel 4.1 Klasifikasi responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Pria 15 50 Wanita 15 50 Dari tabel 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa responden pria dan wanita sama banyaknya yaitu sebesar 50% (15 orang) Tabel 4.2 Klasifikasi responden berdasarkan Usia Usia (tahun) Responden 20-29 0 0 30-39 9 30 40-50 15 50 >50 6 20

54 Dari tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa setengah dari seluruh responden adalah responden yang usianya berkisar antara 40-50 tahun, yaitu sebanyak 15 orang (50%). Sedangkan yang lainnya adalah responden yang usianya berkisar 30-39 tahun (30%) dan yang usianya lebih dari 50 tahun ada sebanyak 6 orang (20%) Tabel 4.3 Klasifikasi responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Responden SMP 1 3,33 SMA 15 50 Sarjana 14 46,67 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMA, yaitu sebesar 50% atau 15 orang, responden yang berpendidikan terakhir Sarjana sebanyak 14 orang (46,67%), dan yang berpendidikan terakhir SMP hanya 1 orang (3,33%) 4.2 Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan Menurut Persepsi Karyawan Dalam mengukur program kesejahteraan dengan kepuasan karyawan pada PT Pos Indonesia, penulis menggunakan daftar pertanyaan yang terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Pertanyaan 1-9 mengenai pelaksanaan program kesejahteraan menurut persepsi karyawan 2. Pertanyaan 10-19 mengenai kepuasan karyawan. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut, penulis mencoba menganalisa kuesioner tersebut, baik dari segi pelaksanaan program kesejahteraan maupun dari segi kepuasan karyawan.

55 4.2.1 Analisis Pelaksanaan Program Kesejahteraan Menurut Persepsi Karyawan Dalam usaha memenuhi kesejahteraan dan kebutuhan karyawan, perusahaan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program kesejahteraan. Pelaksanaan program kesejahteraan tentunya telah direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Adanya usaha yang maksimal dari pihak perusahaan dalam memberikan tunjangan-tunjangan maupun fasilitas-fasilitas dapat dilihat dari persepsi karyawan itu sendiri, yang penulis sajikan dalam tabel-tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Tunjangan Hari Raya Saya senang dengan adanya Tunjangan Hari Raya yang diberikan oleh perusahaan Sangat setuju 1 3,33 Setuju 26 86,67 Cukup Setuju 3 10 Dari tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 26 orang responden (86,67%) setuju dan terdapat 1 orang responden (3,33%) yang menyatakan sangat setuju dengan adanya Tunjangan Hari Raya yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa Tunjangan Hari Raya yang diberikan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik.

56 Tabel 4.5 Biaya pengobatan Perusahaan akan mengganti biaya pengobatan apabila saya berobat ke Rumah Sakit Umum Sangat setuju 2 6,67 Setuju 19 63,33 Cukup Setuju 9 30 Berdasarkan persentase jawaban diatas diketahui bahwa terdapat 2 orang responden (6,67%) yang sangat setuju dan 19 responden (63,33%) yang setuju dengan penggantian biaya pengobatan apabila karyawan berobat ke Rumah Sakit Umum. Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 70% yang merasa bahwa program kesejahteraan mengenai penggantian pengobatan ke rumah sakit telah terlaksana cukup baik. Tabel 4.6 Penyediaan Klinik Perusahaan menyediakan klinik untuk menangani kesehatan para karyawan Sangat setuju 4 13,33 Setuju 18 60 Cukup Setuju 8 26,67

57 Dari tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 18 orang responden (60%) yang setuju dengan adanya klinik yang disediakan oleh perusahaan, ini berarti bahwa klinik juga dibutuhkan dalam perusahaan. Tabel 4.7 Asuransi jiwa Asuransi jiwa yang diberikan perusahaan memang dibutuhkan oleh para karyawan Sangat setuju 7 23,33 Setuju 16 53,33 Cukup Setuju 6 20 Tidak Setuju 1 3,34 Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat diketahui bahwa terdapat 7 responden (23,33%) dan 16 responden (53,33%) yang sangat setuju dan setuju dengan asuransi jiwa yang diberikan oleh perusahaan, sedangkan yang cukup setuju terdapat 6 responden (20%). Juga terdapat 1 orang responden (3,34%) yang menyatakan tidak setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa asuransi jiwa yang diberikan oleh perusahaan dirasakan kurang dibutuhkan oleh responden, karena adanya manajemen yang kurang baik didalamnya, sehingga karyawan sedikit dipersulit dalam menerima asuransi tersebut. Tabel 4.8 Sarana Olah Raga Saya bangga dengan sarana olah raga yang disediakan oleh perusahaan

58 Sangat setuju 5 16,67 Setuju 15 50 Cukup Setuju 10 33,33 Dari tabel 4.8 diatas maka dapat diketahui bahwa terdapat 15 responden (50%) yang setuju dan terdapat 10 responden (33,33%) yang cukup setuju dengan sarana olah raga yang disediakan perusahaan. Ini menjelaskan bahwa karyawan bangga dengan adanya sarana olah raga dalam perusahaan mereka. Koperasi dapat membantu apabila saya mempunyai masalah keuangan Tabel 4.9 Koperasi Sangat setuju 6 20 Setuju 13 43,33 Cukup Setuju 11 36,67 Dari tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 6 orang responden (20%) dan 13 orang responden (43,33%) yang sangat setuju dan setuju apabila koperasi dapat membantu karyawan saat berada dalam masalah keuangan. Tabel 4.10 Sarana Ibadah Dengan disediakannya sarana ibadah oleh perusahaan lebih memudahkan karyawan untuk melaksanakan ibadah Sangat setuju 5 16,67 Setuju 20 66,67 Cukup Setuju 4 13,33 Tidak Setuju 1 3,33

59 Berdasarkan hasil jawaban responden, diketahui terdapat lebih dari 50% responden yaitu sebanyak 20 orang (66,67%) yang menyatakan setuju apabila sarana ibadah yang disediakan oleh perusahaan dapat memudahkan karyawan untuk melaksanakan ibadah. Juga di ketahui terdapat 1 orang responden (3,34%) yang menyatakan tidak setuju, yang artinya bahwa sarana ibadah yang disediakan perusahaan dirasakan kurang baik oleh responden, karena kebersihan dari sarana ibadah tersebut kurang memadai. Dan menyebabkan ketidaknyamanan karyawan dalam melaksanakan ibadahnya. Tabel 4.11 Pakaian Seragam Pemberian pakaian seragam oleh perusahaan adalah untuk menjaga kebersamaan Sangat setuju 3 10 Setuju 20 66,67 Cukup Setuju 7 23,33 Dari tabel 4.11 diatas, diketahui terdapat 20 orang responden (66,67%) yang menyatakan setuju dengan adanya pemberian pakaian seragam yang dapat menjaga kebersamaan antar karyawan dalam perusahaan. Sedangkan yang menyatakan cukup setuju dengan pemberian seragam tersebut terdapat 7 orang responden (23,33%) Tabel 4.12 Izin Cuti Khusus Izin cuti khusus seperti cuti hamil, cuti perkawinan yang di berikan sesuai dengan Sangat setuju 3 10 Setuju 24 80

60 Cukup Setuju 3 10 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 24 orang responden (80%) setuju dengan pernyataan bahwa izin cuti khusus menjadi jaminan ketenangan dalam bekerja. ini menjelaskan bahwa ijin cuti yang diberikan oleh perusahaan sudah cukup memenuhi harapan karyawan. Tabel 4.13 Pelaksanaan Program Kesejahteraan Menurut Persepsi Karyawan Secara Keseluruhan Pernyataan SS S CS TS STS 1 1 26 3 0 0 2 2 19 9 0 0 3 4 18 8 0 0 4 7 16 6 1 0 5 5 15 10 0 0 6 6 13 11 0 0 7 5 20 4 1 0 8 3 20 7 0 0 9 3 24 3 0 0 Total 270 36 171 61 2 0 100% 13,34 % 63,34 % 22,58 % 0,740 % 0 Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh oleh penulis mengenai pelaksanaan program kesejahteraan menurut persepsi karyawan dapat dilihat bahwa: 1. 76,68% dari responden menyatakan sangat setuju dan setuju dengan pelaksanaan program kesejahteraan dalam perusahaan 2. 22,58% dari responden menyatakan cukup setuju dengan pelaksanaan program kesejahteraan dalam perusahaan 3. sedangkan 0,740% dari responden menyatakan tidak setuju. Ketidaksetujuan tersebut ditunjukan pada pemberian asuransi dan fasilitas sarana ibadah. 4.2.2 Analisis Terhadap Kondisi Kepuasan Karyawan

61 Untuk mengetahui tentang adanya kepuasan karyawan perlu dilakukan suatu penelitian karena kepuasan karyawan bersifat individual dan abstrak maka pengukurannya sulit untuk dilakukan. Salah satu cara untuk mengetahui kepuasan karyawan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang menjadi objek penelitian. Tabel 4.14 Senang bekerja dalam perusahaan Saya senang bekerja di dalam perusahaan Sangat setuju 1 3,33 Setuju 25 83,33 Cukup Setuju 4 13,34 Dari hasil jawaban responden, dapat diketahui bahwa 86,66% responden dimana terdiri dari 1 orang yang menyatakan sangat setuju dan 25 orang yang menyatakan setuju, merasa bahwa mereka senang bekerja di dalam perusahaan. Tabel 4.15 Betah bekerja dalam perusahaan Saya merasa betah bekerja di perusahaan ini Sangat setuju 2 6,66 Setuju 20 66,67 Cukup Setuju 8 26,67 Berdasarkan hasil jawaban responden, maka dapat diketahui bahwa terdapat 20 orang responden (66,67%) yang menyatakan setuju dan 2 orang responden (6,66%) yang menyatakan sangat setuju. Dengan demikian dapat

62 disimpulkan bahwa terdapat 73,34% responden yang merasa betah untuk bekerja di dalam perusahaan. Tabel 4.16 Tetap bertahan dalam perusahaan Saya merasa akan tetap bertahan di dalam perusahaan meskipun jika ada peluang untuk bekerja di tempat lain Sangat setuju 5 16,66 Setuju 13 43,34 Cukup Setuju 11 36,66 Tidak Setuju 1 3,34 Dari tabel diatas, diketahui terdapat 13 orang responden (43,34%) menyatakan setuju dan 11 orang reponden (36,66%) menyatakan cukup setuju dengan pernyataan bahwa mereka akan tetap bertahan di perusahaan meskipun jika ada peluang untuk bekerja di tempat lain. Juga terdapat 1 orang responden (3,34%) yang menyatakan tidak setuju bahwa ia akan tetap bertahan dalam perusahaan, yang bisa diartikan bahwa program kesejahteraan yang disediakan oleh perusahaan dirasakan kurang menjanjikan oleh responden karena belum sesuai dengan berkembangnya kebutuhan hidup saat ini. semakin Tabel 4.17 Program kesejahteraan sesuai harapan Saya merasa program kesejahteraan yang sudah ada sesuai dengan harapan saya Sangat setuju 3 10 Setuju 24 80 Cukup Setuju 3 10

63 Bedasarkan hasil jawaban responden, diketahui 24 orang responden menyatakan (80%) setuju dan 3 orang responden (10%) yang menyatakan setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 90% responden yang merasa program kesejahteraan yang dilaksanakan dalam perusahaan sudah sesuai dengan harapan karyawan. Tabel 4.18 Perusahaan berusaha memperhatikan kebutuhan Saya memahami bahwa perusahaan selalu berusaha untuk memperhatikan kebutuhan saya Sangat setuju 3 10 Setuju 19 63,34 Cukup Setuju 8 26,66 Dari hasil persentase jawaban responden, diketahui 19 orang responden (63,34%) dan 8 orang responden (26,66%) yang menyatakan setuju dan cukup setuju dengan pernyataan: responden memahami bahwa perusahaan selalu berusaha untuk memperhatikan kebutuhan karyawan. Tabel 4.19 Datang dan pulang tepat waktu Saya selalu berusaha datang dan pulang bekerja tepat waktu sesuai dengan ketentuan Sangat setuju 2 6,66 Setuju 21 70 Cukup Setuju 7 23,34

64 Dari tabel diatas, diketahui 21 orang responden (70%) dan 7 orang responden (23,34%) yang setuju dan cukup setuju bahwa mereka selalu berusaha datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan. Ini menjelaskan bahwa responden senang bekerja dalam perusahaan sehingga 93,34% responden menyatakan kesetujuan mereka dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.20 Terhindar dari kegelisahan Dengan adanya program kesejahteraan seperti konseling atau tunjangan kesehatan membantu saya terhindar dari kegelisahan Sangat setuju 4 13,33 Setuju 23 76,67 Cukup Setuju 3 10 Berdasarkan hasil jawaban responden diatas, diketahui 4 orang responden (13,33%) dan 23 orang responden (76,67%) menyatakan sangat setuju dan setuju dengan pernyataan bahwa adanya program kesejahteraan seperti konseling atau tunjangan kesehatan membantu responden terhindar dari kegelisahan. Ini menjelaskan bahwa sarana konseling yang disediakan perusahaan dirasa cukup baik oleh responden dalam hal pelaksanaannya. Tabel 4.21 Ijin pulang cepat Perusahaan mau mengerti dengan memberikan ijin untuk pulang lebih cepat apabila saya ada keperluan Sangat setuju 6 20 Setuju 21 70 Cukup Setuju 3 10

65 Berdasarkan hasil jawaban diatas, diketahui 21 orang responden (70%) dan 6 orang responden (20%) menyatakan setuju dan sangat setuju. Ini menjelaskan terdapat 90% responden meyetujui bahwa perusahaan mau mengerti dengan memberikan ijin pulang lebih cepat apabila responden ada keperluan. Tabel 4.22 Kekhawatiran berkurang dengan adanya asuransi Kekhawatiran saya dalam bekerja menjadi berkurang karena adanya asuransi jiwa yang disediakan perusahaan Sangat setuju 4 13,33 Setuju 25 83,33 Cukup Setuju 1 3,34 Berdasarkan tabel diatas, diketahui 4 orang responden (13,33%) dan 25 orang responden (83,33%) menyatakan sangat setuju dan setuju dengan pernyataan bahwa kekhawatiran responden dalam bekerja menjadi berkurang karena adanya asuransi jiwa yang disediakan perusahaan. Saya merasa tenang dan bersemangat bekerja di perusahaan ini Tabel 4.23 Tenang dan bersemangat bekerja Sangat setuju 3 10 Setuju 25 83,34 Cukup Setuju 2 6,66

66 Berdasarkan jawaban responden maka diketahui terdapat 25 responden (83,34%) dan 3 orang responden (10%) menyatakan setuju dan sangat setuju. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat 93,34% responden yang merasa tenang dan bersemangat bekerja di PT Pos Indonesia. Tabel 4.24 Kondisi Kepuasan Karyawan Secara Keseluruhan Pernyataan SS S CS TS STS 10 1 25 4 0 0 11 2 20 8 0 0 12 5 13 11 1 0 13 3 24 3 0 0 14 3 19 8 0 0 15 2 21 7 0 0 16 4 23 3 0 0 17 6 21 3 0 0 18 4 25 1 0 0 19 3 25 2 0 0 Total 300 33 216 50 1 0 100 % 11 % 72 % 16,66 % 0,34 % 0 Dari tabel diatas mengenai kepuasan karyawan, maka ada beberapa hal yang dapat diperoleh, bahwa: 1. 83% dari responden menyetujui pernyataan-pernyataan mengenai kepuasan karyawan. Dimana 11% diantaranya menyatakan sangat setuju dan 72% nya menyatakan setuju. Dari kuesioner yang di dapat ini, dapat disimpulkan bahwa kepuasan karyawan pada PT Pos Indonesia termasuk kategori baik. 2. Terdapat 16,67% dari responden menyatakan cukup setuju dan 0,34 % yang menyatakan tidak setuju. Dimana ketidaksetujuan ditunjukkan pada rasa bertahan respoden untuk bekerja dalam perusahaan. 4.3 Pengaruh Pelaksanaan Program Kesejahteraan Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Menurut Persepsi Karyawan Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan program kesejahteraan dan kepuasan karyawan, dapatlah dikatakan bahwa pelaksanaan program kesejahteraan secara umum telah dilaksanakan dan dirasakan cukup baik oleh karyawannya. Beberapa bentuk program

67 kesejahteraan yang diberikan perusahaan dirasakan cukup baik oleh karyawannya dan juga dirasakan cukup memenuhi kebutuhan dan keinginan karyawan. Dan dengan terpenuhinya kebutuhan dan keinginan karyawan tersebut, maka diharapkan akan tercipta kepuasan karyawan. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y penulis menggunakan koefisien Rank Spearman, dan untuk mengetahui sejauh mana hubungan diantara kedua variabel tersebut dapat kita lihat pada tabel dan perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.25 Perhitungan Korelasi Antara Pelaksanaan Program Kesejahteraan Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Menurut Persepsi Karyawan No. X Y Rank X Rank Y Di di 2 1 34 39 11,5 16-4,5 20,25 2 37 41 22,5 24-1,5 2,25 3 34 38 11,5 9,5 2 4 4 31 38 3 9,5-6,5 42,25 5 40 39 29,5 16 13,5 182,25 6 39 39 27,5 16 11,5 132,25 7 28 38 1 9,5-8,5 72,25 8 36 34 20 1 19 361 9 34 42 11,5 27-15,5 240,25 10 38 40 25 20,5 4,5 20,25 11 35 39 17 16 1 1 12 33 40 5,5 20,5-15 225 13 34 39 11,5 16-4,5 20,25 14 29 37 2 3,5-1,5 2,25 15 34 37 11,5 3,5 8 64 16 35 38 17 9,5 7,5 56,25 17 34 38 11,5 9,5 2 4 18 33 40 5,5 20,5-15 225 19 40 46 29,5 30-0,5 0,25 20 36 40 20 20,5-0,5 0,25 21 39 45 27,5 29-1,5 2,25 22 36 41 20 24-4 16 23 34 38 11,5 9,5 2 4 24 33 37 5,5 3,5 2 4 25 35 37 17 3,5 13,5 182,25 26 38 38 25 9,5 15,5 240,25 27 37 42 22,5 27-4,5 20,25 28 38 41 25 24 1 1 29 33 42 5,5 27-21,5 462,25

68 30 34 38 11,5 9,5 2 4 Σ di 2 2611,5 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa responden yang mempunyai skor yang sama baik untuk variabel X maupun variabel Y. Oleh karena itu harus dikoreksi dengan mempergunakan faktor koreksi t, yaitu: T = 3 t t 12 Sehubungan dengan banyaknya angka yang sama pada berbagai ranking, maka masing-masing faktor koreksi harus dijumlahkan sehingga : Tabel 4.26 Variabel X Skor sama T= 3 t t 12 33 4 5 34 8 42 35 3 2 36 3 2 37 2 0,5 38 3 2 39 2 0,5 40 2 0,5 ΣTx = 54,5 Tabel 4.27 Variabel Y Skor sama T = 3 t t 12 37 4 5 38 8 42 39 5 10 40 4 5 41 3 2 42 3 2

69 ΣTy = 66 Kemudian penjumlahan faktor koreksi tersebut dimasukkan ke dalam rumus : X 2 3 n n = Tx 12 3 n n = Ty 12 2 dan Y Maka : 30 3 2 30 30 X = 54, 5 3 2 30 Y = 66 12 12 = 2193 = 2181,5 Dengan demikian hubungan antara kedua variabel X dan variabel Y dapat dihitung sebagai berikut : 2 2 X + Y di rs = 2 2 2 X Y 2 rs = 2193 + 2181,5 2611,5 2 2193 2181,5 = 0,40 Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,40 yang terletak antara 0,40 dan 0,599. Hal ini menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sedang atau cukup kuat. Sedangkan tanda positif yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan program kesejahteraan dengan tingkat kepuasan karyawan, yang berarti bahwa semakin baik atau mampunya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan karyawan di bidang program kesejahteraan, maka tingkat kepuasan karyawan akan meningkat.

70 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan program kesejahteraan terhadap tingkat kepuasan karyawan manurut persepsi karyawan digunakan perhitungan : Kd = r s 2 x 100 % = (0,40) 2 x 100 % = 16 % Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program kesejahteraan menurut persepsi karyawan mempunyai kontribusi sebesar 16 % dalam meningkatkan kepuasan karyawan, sedangkan faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis, berpengaruh 84 % terhadap kepuasan karyawan PT Pos Indonesia. Sedangkan untuk menguji apakah koefisien korelasi tersebut signifikan maka dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menentukan Ho dan H I H o : r s < 0,maka tidak ada hubungan antara pelaksanakan program kesejahteraan dengan kepuasan karyawan menurut persepsi karyawan atau terdapat hubungan yang negatif. H I : r s > 0,maka terdapat hubungan positif antara pelaksanakan program kesejahteraan dengan kepuasan karyawan menurut persepsi karyawan 2. Menentukan taraf signifikan yaitu sebesar 5 % 3. Menentukan uji t dengan rumus: rs n 2 t = 2 1 r 0,40 30 2 t = 2 1 0,40 s

71 t = 2,51 Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n 2 atau 30 2 = 28 Maka didapat t tabel = 1,701 H o ditolak 1,701 2,51 Karena t hitung (2,51) > t tabel (1,701) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti H I yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara pelaksanaan program kesejahteraan terhadap tingkat kepuasan karyawan, dimana berdasarkan hipotesis yang semula diajukan, yaitu: jika pelaksanaan program kesejahteraan mampu memenuhi kebutuhan karyawan maka tingkat kepuasan karyawan akan meningkat dapat diterima.