BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

PEMBINAAN PENGELOLAAN TUNJANGAN PROFESI GURU SEKSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN Visit Our Website: madrasahjatim.wordpress.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JUMAPOLO TESIS

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGUMUMAN Nomor: 366.A/Dt.I.II/KP.00.2/5/2018

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Struktur Kurikulum 2013 MI

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA N 2 PEKALONGAN. Disusun oleh Nama : Arif Pujiyanto NIM : Prodi : PJKR/ S1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. pada tanggal 6 Juli 1968 berdasarkan SK Menteri Agama No.124 dengan nomor

BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013

BAB VI PENUTUP. 1. Pengintegrasian PRB ke dalam kurikulum nasional berlandaskan Surat Edaran

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini dihadapkan pada tuntutan tujuan yang semakin

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

A. Guru Aqidah Akhlak. Aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran agama yang bertujuan untuk mewujudkan pribadi peserta didik secara islami

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL NOMOR : 84 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB IV ANALISA KINERJA PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DI KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN ATAU TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang cukup berarti terhadap perkembangan anak didik.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MAN 1 KOTA MAGELANG

BAB V PENUTUP. telah dibahas. Berdasarkan analisis penelitian tentang pengembangan dan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG. Disusun Oleh Nama : Aniqotun Nafi ah NIM : Prodi : Pend.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari ilmu-ilmu lain, dikatakan demikian karena buku-buku. bermacam-macam ilmu pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB II STRUKTUR KURIKULUM

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2004, Hlm 3. 2 T. Syafaria, Interpersonal Intellegense, Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia ( SDM) untuk

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 6 SEMARANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB IV PROBLEMATIKA DAN SOLUSI IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL BERBASIS PESANTREN DI MTs FUTUHIYYAH 01 MRANGGEN

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Manajemen Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah 1. Analisis Perencanaan Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah a. Tujuan pembelajaran kitab Dalam prakteknya tujuan yang jelas dan sesuai dengan arah yang digariskan akan membuat jalannya proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan mampu mencetak anak didik dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan bersama. Tujuan pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon telah jelas dan sesuai dengan tema kegiatan. b. Jenis kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran kitab Jenis dan pelaksanaan sebuah kegiatan, tentunya tidak terlepas dan harus disesuaikan dengan tujuannya agar kegiatan tersebut tidak melenceng dari tujuan yang telah direncanakan. Sesuai dengan pembelajaran kitab di MAK, maka jenis dan pelaksanaannya melalui 2 kegiatan, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Kegiatan kurikuler dilaksanakan dalam bentuk klasikal dan kegiatan kokurikuler dilaksanakan dalam bentuk tutorial. Pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon diaktualisasikan dalam 2 kegiatan, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Kegiatan kurikuler dilaksanakan dalam bentuk klasikal dengan menitik beratkan pada pencapaian tujuan pembelajaran secara materi. Sedangkan kegiatan kokurikuler dilaksanakan dalam bentuk klasikal dengan menitik beratkan pencapaian kemampuan membaca dan memahami teks kitab. 51

52 Menurut penulis pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon dalam kegiatan kurikuler telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena kegiatan tersebut merupakan bentuk pembelajaran pada suatu bidang studi yang dilaksanakan pada pagi hari, sehingga arah programnya lebih ditekankan pada pencapaian tujuan pembelajaran secara materi. Sedangkan pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon dalam kegiatan kokurikuler, masih belum tepat dan tidak sesuai dengan arah programnya. Karena dengan strategi mengajar secara klasikal kemampuan siswa tidak bisa dipantau perindividu. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks kitab perlu adanya bimbingan perindividu, agar setiap siswa memperoleh kesempatan secara aktif untuk bisa membaca dan memahami teks kitab. c. Materi pembelajaran kitab Materi pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon, telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, yaitu sebagai mana yang tercantum dalam GBPP bidang studi al-qur an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih, Usul Fiqih dan Aqidah Ahlak. Karena pembelajaran kitab di MAK merupakan bentuk pembelajaran pada bidang studi-bidang studi tersebut, jadi materinya diambilkan dari GBPP bidang studi tersebut. d. Alat pembelajaran kitab Alat merupakan sarana untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik, efektif dan efisien. Dalam bab II telah dijelaskan ada 2 macam alat pembelajaran kitab, yaitu alat material berupa buku (kitab) sumber dan penunjang, serta alat non material berupa perintah, larangan, pujian, nasehat dan lain-lain. Berdasarkan data lapangan dalam bab III bahwa alat pembelajaran material yang digunakan dalam pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon adalah buku (kitab) sumber dan

53 penunjang. Sedangkan alat pembelajaran non material yang digunakan berupa nasehat, larangan, perintah dan lain-lain. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa alat pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon sudah tepat, khususnya alat material karena menggunakan buku (kitab) sumber berupa buku teks pokok yang disusun oleh Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Dan menggunakan buku (kitab) penunjang berupa kitab-kitab yang mempunyai pembahasan lebih luas dan sesuai dengan bidang studi al-qur an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih dan Usul Fiqih, sehingga dapat memperluas pengetahuan siswa dalam kajian keislaman melalui kitab-kitab yang dikarang oleh para ulama. e. Evaluasi Untuk mengetahui hasil dan perkembangan yang telah diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar, maka diadakan evaluasi. Dalam bab II telah dijelaskan bahwa evaluasi pembelajaran kitab di MAK antara pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler, mempunyai perbedaan satu sama lain. Pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler menggunakan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif, dengan menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Sedangkan pembelajaran kitab dalam kegiatan kokurikuler menggunakan evaluasi formatif dengan menjadikan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami kitab sebagai standar penilaiannya. Pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon juga mempunyai perbedaan evaluasi antara pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler dan pembelajaran kitab dalam kegiatan kokurikuler. Dalam kegiatan kurikuler evaluasi yang digunakan adalah evaluasi sumatif dan evaluasi formatif, keduanya digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Walaupun dalam kegiatan kokurikuler tidak menggunakan sistem tutorial, tapi evaluasi

54 yang digunakan adalah evalusi sumatif dengan menitikberatkan pada kemampuan membaca dan memahami teks kitab. Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon telah sesuai dengan teori dan tujuan kegiatan tersebut. Karena arah program dari kegiatan kurikuler adalah pada penguasaan materi, jadi standar penilaiannya menitikberatkan pada segi materi. Sedangkan dalam kegiatan kokurikuler arah programnya adalah pada pencapaian kemampuan membaca dan memahami kitab, jadi standar penilaiannya lebih ditekankan pada kemampuan membaca dan memahami kitab. 2. Analisis Pengorganisasian Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah a. Penyusunan jadwal pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Pembelajaran kitab yang dilaksanakan dalam 2 kegiatan; kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler, mempunyai penjadwalan yang berbeda diantara keduanya. Pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler, secara detail telah dijelaskan pada bab II. Bila dilihat dalam penyusunan jadwal pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon dalam bab III, masih terdapat ketidaksesuaian, karena dalam penjadwalan secara umum (jadwal kegiatan belajar mengajar pada pagi hari) terkait dengan adanya bidang studi muatan lokal dan adanya bidang studi umum yang berbeda pengalokasian waktunya antara kelas satu, dua dan tiga, misalnya bidang studi IPS Sejarah hanya diajarkan pada kelas satu dan dua, bidang studi sosiologi hanya diajarkan pada kelas tiga dan lain sebagainya. Ketidaksesuaian penjadwalan pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon juga terdapat dalam pengalokasian waktunya

55 dan bidang studi yang diajarkan pada sore dan malam hari. Bidang studi yang diterapkan berdasarkan kitab-kitab yang dipakai, yaitu Alfiyah Ibnu Malik, Qowa idul Lughotul Arobiyah fil Ilmil Halaghoh, Fathul Qorib, Faroidul Bahiyah, Iktishor Mustholah Hadits dan At-Tibyan fil Ulumil Qur an. Berdasarkan ketetapan dalam buku Petunjuk Pelaksanaan dan Penyelenggaraan Program Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK), yaitu bidang studi dalam kegiatan pembelajaran kitab yang diajarkan pada sore dan malam hari tidak berbeda dengan bidang studi pada pagi hari. Jadi penjadwalan pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon belum sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan. b. Pembagian tugas mengajar pada pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Pembagian tugas mengajar guru biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran dan disesuaikan dengan keahliannya masing-masing. Berdasarkan teori pada bab II, guru pengajar pembelajaran kitab di MAK harus mempunyai kualitas akademik dan profesional, yaitu mempunyai gelar sarjana strata satu (S1) pada bidang-bidang keilmuan Islam dengan dilengkapi ijazah Akta IV dan mempunyai kemampuan membaca kitab. Guru pengajar pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon adalah tokoh-tokoh masyarakat dalam bidang keagamaan yang tidak diragukan lagi kemampuan membaca kitabnya dan wawasan keilmuan Islamnya. Dan 70% dari guru-guru tersebut adalah lulusan Pondok Pesantren serta 30%-nya berpendidikan sarjana strata satu (S1) pada bidang-bidang keilmuan Islam dengan dilengkapi ijazah Akta IV. Penulis menyimpulkan bahwa pembagian tugas mengajar pada pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon telah sesuai dalam hal kualitas profesional pengajar. Tapi dalam hal kualitas akademik masih terdapat ketidaksesuaian. Menurut penulis hendaknya

56 sering diadakan pelatihan-pelatihan guru, guna meminimalisir kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar dan supaya guru mengetahui tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam proses belajar mengajar. 3. Analisis dalam Penggerakan Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Penggerakan merupakan aktualisasi dari perencanaan dan pengorganisasian secara konkrit. Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai tujuan yang ditetapkan tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin instruksional, dalam hal penggerakan bertugas memberi motivasi bekerja kepada guru dan pegawai sekolah agar bersedia dan senang melakukan segala aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam bab II dijelaskan, menurut Mulyasa ada 6 tugas kepala sekolah sebagai motivator, yaitu pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan dan pengembangan pusat sumber belajar. Penggerakan yang dilakukan Kepala MA Salafiyah Simbangkulon adalah pengaturan lingkungan fisik, pendekatan, penjadwalan yang ketat, kesesuaian kemampuan dengan tugas yang diemban, kesejahteraan pendidikan dan pengadaan fasilitas belajar. Bila dilihat secara aktivitas di lapangan penggerakan tersebut berbeda dengan teori Mulyasa, namun esensinya mempunyai kesamaan dalam memotivasi tenaga kependidikan, yaitu berupa pengaturan lingkungan kerja secara fisik dan psikis, adanya kedisiplinan dorongan, penghargaan serta pengadaan fasilitas belajar. Dengan kata lain, teori yang diungkapkan Mulyasa adalah kerangka penggerakan sedangkan pengembangannya di lapangan dapat dilaksanakan melalui berbagai alternatif, diantaranya seperti yang dilakukan Kepala MA Salafiyah Simbangkulon, yaitu pengaturan lingkungan fisik, pendekatan, penjadwalan yang ketat, kesesuaian

57 kemampuan dengan tugas yang diemban, kesejahteraan pendidikan dan pengadaan fasilitas belajar. 4. Analisis dalam Pengawasan Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Pengawasan merupakan pengontrol kegiatan yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Dalam konteks pembelajaran, pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, apakah telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pada bab II dijelaskan bahwa pengawasan melalui empat tahap yang dinamakan 4M, yaitu menetapkan standar penilaian, mengukur pelaksanaan, menentukan kesenjangan dan melakukan tindakan perbaikan. Adapun tahap pengawasan yang dilaksanakan di MA Salafiyah Simbangkulon melalui 3 tahap, yaitu mengevaluasi pelaksanaan disesuaikan dengan rencana, menentukan penyimpangan dan melakukan tindakan koreksi. Di dalam pengawasan tersebut tidak terdapat tahap penetapan standar penilaian sebagai pisau analisis dalam memantau pelaksanaan kegiatan, tetapi standar penilaiannya menggunakan rencana yang telah ditetapkan pada awal kegiatan. Walaupun tahap penetapan standar penilaian tidak ada dalam pengawasan yang dilakukan di MA Salafiyah Simbangkulon, tapi tujuan dari pengawasan, yaitu mengontrol kegiatan dan melakukan perbaikan jika menyimpang dari tujuan, telah dapat dicapai dengan 3 tahap tersebut. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa tahap-tahap pengawasan yang dilakukan di MA Salafiyah Simbangkulon telah sesuai. Tapi aktualisasi upaya perbaikan yang dilakukan masih terbatas dengan ada atau tidaknya sumber daya yang ada, seperti keterbatasan pendanaan, keterbatasan sumber daya personal yang peka terhadap perubahan dan lain-lain. Hal tersebut akan mengakibatkan kurang maksimalnya proses pengawasan yang dilakukan.

58 B. Analisis Penerapan Manajemen Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah Madrasah Aliyah Keagamaan adalah jenis pendidikan menengah keagamaan yang mengutamakan penyiapan siswa dalam penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama Islam. Dalam pengembangan kurikulum MAK bobot utamanya terletak pada pendidikan agama. MAK yang didesain dalam pengembangan ilmu keagamaan, bobot kurikulum bidang studi agamanya lebih banyak dari pada kurikulum bidang studi umum, dengan perbandingan 70% agama dan 30% umum. 1 Kegiatan kurikulum pada program MAK terdiri dari: 1. Kegiatan kurikuler 2. Kegiatan ekstra kurikuler 3. Kegiatan kokurikuler Adapun pengelolaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas pendidikan di MAK dilaksanakan secara bervariasi, yaitu: 1. Kegiatan tatap muka 8. Tadabur alam 2. Pembelajaran kitab 9. Kegiatan ketrampilan 3. Ibadah dan ketrampilan agama 10. Kegiatan olahraga 4. Manasik haji 11. Kegiatan kesenian 5. Khatamul Qur an 12. Kegiatan perpustakaan 6. Ibadah fardlu kifayah 13. Kegiatan laboratorium 7. Peringatan hari-hari besar Islam 14. Kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan pembelajaran kitab yang merupakan ciri khusus MAK dibanding Madrasah Aliyah (non MAK) dalam proses belajar mengajarnya, bertujuan untuk memberikan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan siswa MAK dalam menguasai Bahasa Arab baik pasif maupun aktif serta memberikan bekal kemampuan yang lebih banyak kepada siswa dalam membaca dan memahami kitab. Selain itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dibidang agama Islam dan membekali para siswa yang akan terjun ke masyarakat. 1 Lihat Susunan Program Kurikulum MAK pada Tabel I.

59 Pembelajaran kitab di MAK dilaksanakan dalam 2 bentuk kegiatan, yaitu: kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Pembelajaran kitab dalam kegiatan kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran kitab pada bidang studi al-qur an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih dan Usul Fiqih yang dilaksanakan pada pagi hari dan alokasi waktunya telah ditentukan dalam jadwal. Sedangkan pembelajaran kitab dalam kegiatan kokurikuler adalah pembelajaran kitab pada bidang studi al-qur an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih dan Usul Fiqih, dalam bentuk bimbingan/tutorial di luar jam pelajaran terstruktur yang dilaksanakan pada sore dan malam hari sebagai pendukung materi kegiatan kurikuler agar siswa mempunyai bekal kemampuan dalam membaca dan memahami kitab. MAK yang mempunyai karakteristik tersendiri dalam bidang kurikulum dan proses belajar mengajarnya, khususnya terkait dengan pembelajaran kitab, dibutuhkan kemampuan profesional dan kreativitas seorang manajer dalam pengelolaan pembelajarannya agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu dalam pengelolaan MAK dibutuhkan adanya manajemen pembelajaran kitab yang dilaksanakan oleh kepala sekolah secara profesional dan kreatif. Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Salafiyah adalah salah satu program studi / jurusan pada Madrasah Aliyah Salafiyah Simbangkulon, selain jurusan IPA dan IPS. Bobot kurikulum bidang studi agamanya lebih banyak dari pada kurikulum bidang studi umum, dengan perbandingan 75% agama dan 25% umum. 2 Pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon dilaksanakan pada bidang studi al-qur an Hadits, Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Fiqih, Usul Fiqih dan Akidah Ahlak. Serta pembelajarannya dilakukan pagi, sore dan malam hari. Pada pagi hari pembelajarannya dilakukan di madrasah dan tergabung dengan bidang studi umum lainnya (pengelolaan kegiatan 2 Lihat Susunan Program Kurikulum MAK pada Lampiran II.

60 pembelajarannya tidak menggunakan pembelajaran) serta alokasi waktunya telah ditentukan dalam jadwal. Sedangkan pembelajaran kitab pada sore dan malam hari dilakukan di asrama dan dilaksanakan di luar jam pelajaran terstruktur sebagai pendukung materi kegiatan kurikuler agar siswa mempunyai bekal kemampuan dalam membaca dan memahami kitab. Bidang studi yang diajarkan pada sore dan malam hari berbeda dengan bidang studi kegiatan pembelajaran kitab pada pagi hari, 3 tapi seluruh pembelajarannya dikhususkan dalam bentuk pembelajaran kitab (tidak tergabung dengan bidang studi umum lainnya). Dari uraian di atas dapat diambil pengertian tentang penerapan manajemen pembelajaran kitab di MAK Salafiyah Simbangkulon, karena di MAK Salafiyah Simbangkulon menerapkan kurikulum sesuai dengan landasan dan standar nasional kurikulum pendidikan keagamaan yang telah ditetapkan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Selain itu, di MAK Salafiyah Simbangkulon juga, melaksanakan kegiatan pembelajaran kitab dalam 2 kegiatan, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan kokurikuler. Hal tersebut sesuai dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan program Madrasah Aliyah Keagamaan yang telah ditetapkan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Dengan sesuainya penerapan kurikulum dan kegiatan pembelajaran kitab tersebut, di MAK Salafiyah Simbangkulon dibutuhkan kemampuan profesional dan kreativitas seorang manajer dalam pengelolaan pembelajarannya agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengelolaan di MAK Salafiyah Simbangkulon dibutuhkan adanya manajemen pembelajaran kitab yang dilaksanakan oleh kepala sekolah secara profesional dan kreatif. 3 Lihat dalam sub Alat Pembelajaran Kitab pada Bab III.