PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS

dokumen-dokumen yang mirip
Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

Hubungan Panjang Badan dan Panjang Kelangkang dengan Persentase Karkas Sapi Bali

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

Hubungan antara Umur dengan Berat Karkas Depan (Fore Quarter) Ditinjau dari Potongan Primal Sapi Bali Jantan

PROPORSI KARKAS DAN KOMPONEN-KOMPONEN NONKARKAS SAPI JAWA DI RUMAH POTONG HEWAN SWASTA KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis Sapi Potong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. : Artiodactyla. Bos indicus Bos sondaicus

KARAKTERISTIK TERNAK DAN KARKAS SAP1 UNTUK KEBUTUHAN PASAR TRADISIONAL DAN PASAR KHUSUS

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

HUBUNGAN BOBOT KARKAS DENGAN LUAS URAT DAGING MATA RUSUK PADA SAPI BRAHMAN CROSS JANTAN DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) LUBUK BUAYA PADANG SKRIPSI.

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

Distribusi komponen karkas sapi Brahman Cross (BX) hasil penggemukan pada umur pemotongan yang berbeda

KARAKTERISTIK KARKAS DAN BAGIAN-BAGIAN KARKAS SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN DAN BETINA PADA PETERNAKAN RAKYAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KARAKTERISTIK KARKAS SAPI JAWA (STUDI KASUS DI RPH BREBES, JAWA TENGAH)

ANALISIS TUMBUH KEMBANG KARKAS SAPI BALI JANTAN DAN BETINA DARI POLA PEMELIHARAAN EKSTENSIF DI SULAWESI TENGGARA. Oleh: Nuraini dan Harapin Hafid 1)

STUDI KARAKTERISTIK KARKAS BABI BALI ASLI DAN BABI LANDRACE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN BAKU BABI GULING

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

IV. POTENSI PASOKAN DAGING SAPI DAN KERBAU

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN DENGAN PROPORSI ORGAN PENCERNAAN SAPI JAWA PADA BERBAGAI UMUR SKRIPSI. Oleh NUR FITRI

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PRODUKTIVITAS KARKAS SAPI BALI DI TIMOR BARAT NUSA TENGGARA TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

I. PENDAHULUAN. Pangan mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Peran pokok

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

TINJAUAN PUSTAKA. Hewan Qurban

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

PARAMETER TUBUH DAN SIFAT-SIFAT KARKAS SAPI POTONG PADA KONDISI TUBUH YANG BERBEDA SKRIPSI VINA MUHIBBAH

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

Kata kunci : Sapi Peranakan Ongole, Bobot Badan, Ukuran-ukuran Tubuh Keterangan : 1). Pembimbing Utama 2). Pembimbing Pendamping

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Simmental Peranakan Ongole (SIMPO) B. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

disusun oleh: Willyan Djaja

KARAKTERISTIK TERNAK DAN KARKAS SAP1 UNTUK KEBUTUHAN PASAR TRADISIONAL DAN PASAR KHUSUS

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

PENERIMAAN DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN SAPI POTONG DI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA WIRAUSAHA KABUPATEN DEMAK. Imelda Oct Utami, Harini TA 1

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

KARAKTERISTIK KARKAS DAN NON KARKAS SAPI POTONG PADA KERANGKA TUBUH YANG BERBEDA IRMAWAN PURPRANOTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum : Chordata; Subphylum :

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 8. Diagram pencar hubungan antara bobot badan dengan bobot karkas sapi SIMPO jantan

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Nahl B. Dirgareindo

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

Transkripsi:

PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS Maria Yosita, Undang Santosa, Endang Yuni Setyowati Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui persentase karkas, tebal lemak punggung dan indeks perdagingan sapi Bali, sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi Australian Commercial Cross (ACC). Penelitian dilakukan pada tanggal 1 sampai 30 Desember 2011 di Rumah Potong Hewan Kota Tasikmalaya dengan menggunakan masing-masing 15 ekor sapi Bali, sapi PO dan sapi ACC dengan kisaran umur 2,5-3,5 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus melalui pengamatan langsung di Rumah Potong Hewan.Peubah yang diukur adalah bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, tebal lemak punggung, panjang karkas dan indeks perdagingan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa persentase karkas sapi Bali sebesar 53,26 %, sapi PO 46,9 %dan sapi ACC 51,27%. Nilai tebal lemak punggung sapi ACC sebesar 9,53 mm diikuti sapi Bali dan PO masing-masing 8,40 mm dan 6,03 mm.sedangkan nilai indeks perdagingan sapi ACC bernilai 1,61, sapi Bali 1,47 dan sapi PO 1,31. Kata kunci :persentase karkas, tebal lemak punggung, indeks perdagingan PENDAHULUAN Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang seimbang, pertambahan penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat.pemenuhan kebutuhan daging sapi di Indonesia bersumber dari sapi lokal, sapi bakalan impor dan daging impor.sapi lokal yang dijadikan sumber daging diantaranya sapi Bali dan sapi Peranakan Ongole (PO).Sapi bakalan impor umumnya berasal dari Australia yang disebut Australian Commercial Cross (ACC). Performa seekor ternak merupakan hasil dari pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan. Seekor sapi yang memiliki genetik tinggi tidak akan menunjukkan performa produksi yang baik apabila tidak didukung oleh lingkungan yang baik, begitu juga sebaliknya. Secara genetik, sapi dari Bos Taurus memiliki pertumbuhan bobot badan yang lebih cepat dari Bos Indicus.Begitu pula dengan umur, Bos Taurus memerlukan waktu yang relatif lebih cepat untuk tumbuh dalam mencapai bobot badan tertentu.faktor lingkungan seperti sistem pemeliharaan juga sangat menentukan keberhasilan produksi sapi potong. Di Indonesia, sapi ACC lebih banyak dipelihara dalam sistem intensif sedangkan

sapi lokal dipelihara dengan sistem ekstensif dalam waktu pemeliharaan yang lebih lama.meskipun sapi lokal memiliki beberapa sifat unggul dibandingkan dengan sapi impor, namun apabila lingkungan tidak mendukung kemampuan genetik seekor sapi, maka performa produksinya juga akan rendah. Seekor sapi dianggap baik bila menghasilkan karkas dengan kuantitas dan kualitas yang optimal.parameter penilaian karkas yang umum adalah persentase karkas, tebal lemak punggung dan indeks perdagingan.sapi yang memiliki bobot hidup yang tinggi tidak selalu menunjukkan persentase karkas yang tinggi.persentase karkas ini dipengaruhi bobot potong sewaktu disembelih dengan bobot karkas. Tebal Lemak punggung berfungsi melindungi karkas dari kerusakan dan perubahan warna karkas selama proses pendinginan. Tebal lemak punggung yang tipis kurang baik, tetapi tebal lemak punggung yang terlalu tebal juga dapat merugikan produsen daging sebagai perlemakan yang harus dibuang.indeks perdagingan menentukan seberapa banyak proporsi daging terhadap panjang karkas sapi. Karkas yang memiliki panjang karkas sama dengan bobot karkas yang berbeda maka karkas yang lebih berat akan mempunyai indeks perdagingan lebih tinggi begitu juga sebaliknya. Efisiensi produksi usaha sapi potong tercermin dari produksi karkas yang memiliki bobot dan persentase tinggi dan kualitas karkas yang baik.informasi tersebut untuk melihat gambaran produksi sapi potong pada sapi lokal maupun sapi impor.hal inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian mengenai persentase karkas, tebal lemak punggung dan indeks perdagingan pada sapi Bali, PO dan ACC. MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan masing-masing 15 ekor sapi Bali, Peranakan Ongole dan Australian Commercial Cross yang berjenis kelamin jantan dengan kisaran umur antara 2,5 3,5 tahun. Sapi-sapi dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Tasikmalaya dengan kisaran bobot potong 300-400 kg dan mempunyai kondisi tubuh gemuk. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus melalui observasi (pengamatan langsung).sapi-sapi yang diteliti ditentukan dengan cara mengambilsampel secara acak sistematik

(systematic randomsampling).interval pengambilan sampel diambil dari jumlah populasi pemotongan di RPH selama sebulan.variabel yang diamati yaitu bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, panjang karkas, tebal lemak pungggung dan indeks perdagingan. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Karkas Sapi Bali, PO dan ACC Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan bangsa sapi menghasilkan karakteristik karkas yang berbeda.hal tersebut sesuai dengan pendapat Phillips (2001) persentase karkas dipengaruhi oleh bangsa, umur, jenis kelamin dan sistem pemeliharaan.berdasarkan Tabel 1 nampak bahwa persentase karkas sapi Balisebesar 53,26 %, sapi ACC sebesar 51,27 % dan sapi PO sebesar 46,96 %. Rataan bobot potong tertinggi diperoleh dari sapi ACC sebesar 381,33kg diikuti sapi Bali dan PO masingmasing sebesar 344,60 kg dan 343,40 kg. Sementara rataan bobot karkas tertinggi diperoleh dari sapi ACC sebesar 193,67 kg diikuti sapi Bali sebesar 183,47 kg dan sapi PO sebesar 161,27 kg. Tabel 1.Rataan Bobot Potong, Bobot Karkas, Panjang Karkas, Persentase Karkas, Tebal Lemak Punggung dan Indeks Perdagingan Sapi Bali, PO dan ACC Variabel Respon Bangsa Sapi Bali PO ACC Bobot Potong (kg) 344,60 343,40 381,33 Bobot Karkas (kg) 183,47 161,27 193,67 Panjang karkas (cm) 125,00 123,53 120,07 Persentase Karkas (%) 53,26 46,96 51,27 Tebal Lemak punggung (mm) 8,40 6,03 9,53 Indeks Perdagingan 1,47 1,31 1,61 Secara genetik, sapi dari Bos Taurusmemiliki pertambuahan bobot badan harian yang tinggi dari Bos Indicus.Sapi ACC merupakan keturunan bangsa sapi Bos Taurus yang dikenal memiliki badan yang lebih besar dari sapi Bali dan PO.Sedangkan sapi Bali memiliki kaki yang lebih pendek dengan tulang yang lebih kecil, kepala kecil sehingga perbandingan antara tulang dengan daging adalah besar.menurut Williamson dan Payne (1993) sapi Bali juga mempunyai konformasi tubuh yang lebih kompak dan padat serta bobot pencernaan yang lebih ringan sehingga persentase karkasnya dapat

menjadi lebih tinggi dibandingkan sapi ACC. Sementara sapi PO menghasilkan persentase karkas yang lebih rendah dibandingkan dengan sapi Bali dan sapi ACC. Dalam pemeliharaan yang sama dengan sapi ACC, sapi PO menghasilkan bobot potong yang lebih rendah dibandingkan sapi ACC. Hal ini terjadi karena kemampuan genetik sapi PO yang rendah dari sapi ACC. Umur berpengaruh terhadap produksi sapi PO sebab dalam umur yang sama kemampuan pertumbuhan sapi PO dan ACC berbeda. Bos Taurusmemerlukan waktu yang relatif lebih cepat untuk tumbuh dalam mencapai bobot badan tertentu dibandingkan Bos Indicus.Kastrasi juga berpengaruh terhadap persentase karkas.hal tersebut sesuai dengan pendapat Neumann dan Lusby (1986) bahwa sapi jantan memiliki persentase karkas yang lebih rendah dibandingkan sapi jantan yang dikastrasi.sapi yang dikastrasi cenderung sedikit aktivitas geraknya sehingga energinya bisa dihemat untuk pembentukan daging. Tebal Lemak Punggung Sapi Bali, PO dan ACC Berdasarkan tabel 1, tebal lemak punggung sapi ACC sebesar 9,53mm, sapi Bali sebesar 8,40 mm dan sapi PO sebesar 6,03 mm.sesuai dengan pernyataan Soeparno (2005)bahwa perbedaan breed sapi mempunyai dampak pada besarnya proporsi lemak dibandingkan proporsi daging dan tulang. Bila proporsi salah satu komponen karkas tinggi maka proporsi komponen lainnya akan lebih rendah. Secara genetik, Bos Taurus menghasilkan proporsi lemak yang lebih banyak pada daerah subkutan, sedikit lemak intermuskuler dan lemak internal dibandingkan Bos Indicus.Selain itu, sapi ACC berbeda dengan sapi Bali dan PO karena sapi ACC mengalami pengebirian (kastrasi) sehingga berpengaruh terhadap karakteristik karkasnya termasuk tebal lemak punggung. Hal ini sesuai dengan pendapat Neumann dan Lusby (1986) bahwa steer memiliki ketebalan lemak punggung yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi jantan. Indeks Perdagingan Sapi Bali, PO dan ACC Tabel 1 memperlihatkan bahwa indeks perdagingan sapi ACC sebesar 1,61, sapi Bali sebesar 1,47 dan sapi PO sebesar 1,31.Indeks perdagingan merupakan perbandingan antara besarnya bobot karkas dibagi dengan panjang karkas.nilai indeks perdagingan memberi gambaran tentang jumlah

daging (otot dan lemak) yang dikandung pada sebuah karkas.hasil penelitian menunjukkan sapi ACC menghasilkan panjang karkas yang lebih pendek daripada sapi Bali dan sapi ACC sehingga indeks perdagingan sapi ACC lebih tinggi.panjang karkas Bos Taurus lebih panjang dari sapi-sapi dari Bos Indicus.Selain itu, kastrasi juga bepengaruh terhadap panjang karkas.hal ini sesuai dengan pernyataan Soeparno (2005)bahwa pada sapi jantan yang tidak dikastrasi, karkasnya lebih panjang dibandingkan sapi yang tidak dikastrasi.berdasarkan pengukuran indeks perdagingan dapat diketahui bahwa panjang karkas yang lebih pendek dengan bobot karkas yang tinggi maka akan mempunyai indeks perdagingan lebih tinggi. Sebaliknya, pada bobot karkas yang rendah sedangkan karkasnya lebih panjang, maka akan mempunyai indeks perdagingan yang lebih rendah. KESIMPULAN Persentase karkas sapi Bali sebesar 53,26 %, sapi ACC 51,27 % dan sapi PO 46,96 %. Tebal lemak punggung sapi ACC sebesar 9,53 mm, sapi Bali 8,40 mm dan sapi PO 6,03 mm serta indeks perdagingan sapi ACC sebesar 1,61, sapi Bali 1,47 dan sapi PO 1,31. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada UPTD RPH Kota Tasikmalaya, Jawa Barat atas izin dan fasilitasnya yang telah diberikan selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA Neumann, A. L. and K.S. Lusby. 1986. Beef Cattle. 8 th Revised Edition.Malloy Lithographing, Inc., Canada. Philips, C. J. C. 2001. Principles of Cattle Production.Biddles Ltd, Guildford and King s Lynn. England. Santosa, U. 2009. Mengelola Peternakan Sapi Secara Professional. Penebar Swadaya. Jakarta. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Williamson, G. and W.J.A. Payne.1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.