PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)


PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT SIERAD PRODUCE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013


PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada 31 Maret 2013, 31 Maret 2012 dan

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

POSISI KEUANGAN (NERACA) 31 DESEMBER 2014, 31 DESEMBER 2013 DAN 1 JANUARI

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT DANASUPRA ERAPACIFIC TBK. LAPORAN KEUANGAN. Per 31 Maret 2015 dan 2014

PT DANASUPRA ERAPACIFIC TBK. LAPORAN KEUANGAN

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT KRESNA GRAHA SEKURINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada 30 September 2013, 30 September

PT DANASUPRA ERAPACIFIC TBK. LAPORAN KEUANGAN

PT PARAMITA BANGUN SARANA Tbk

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk

PT DANASUPRA ERAPACIFIC TBK. LAPORAN KEUANGAN. Per 30 Juni 2014 dan 2013

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2018 (tidak diaudit) dan 31 Maret 2017 (tidak diaudit)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT TRUST FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK


PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2016 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT GARUDA METALINDO Tbk

LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT DANASUPRA ERAPACIFIC TBK. LAPORAN KEUANGAN. Tanggal 30 Juni 2015 dan 2014

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

PT DANASUPRA ERAPACIFIC TBK. LAPORAN KEUANGAN. Per 30 JUNI 2013 dan 2012

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

Laporan Keuangan Pada Tanggal 30 Juni 2016, 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 dan untuk Periode-periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2016 dan

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2017 (tidak diaudit) dan 30 Juni 2016 (tidak diaudit)

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PELANGI INDAH CANINDO Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah penuh kecuali dinyatakan lain)

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT DANASUPRA ERAPACIFIC TBK. LAPORAN KEUANGAN

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2012 DAN 2011

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 31 MARET 2018, 2017 (TIDAK DIAUDIT), DAN 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT ALKINDO NARATAMA TBK

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULANAN YANG BERAKHIR TIDAK DIAUDIT) DAN AUDIT)

LAPORAN KEUANGAN UNTUK TIDAK DIAUDIT) DAN AUDIT) DAFTAR ISI Pernyataan Direksi Ekshibit Laporan Posisi Keuangan dan 31 Desember A Laporan Laba Rugi Komprehensif Periode tiga bulan dan B Laporan Perubahan Ekuitas Periode tiga bulan dan C Laporan Arus Kas Periode tiga bulan dan D Catatan atas Laporan Keuangan E

Ekshibit A Exhibit A LAPORAN POSISI KEUANGAN UNTUK 31 MARET TIDAK AUDIT) DAN 31 DESEMBER AUDIT) Catatan 31 Desember ASET Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan bersih setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan penurunan nilai masing masing : Rp 823.404.101 : Rp 1.346.651.705 Piutang pembiayaan konsumen bersih Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai masingmasing : Rp 6.260.516.208 : Rp 7.187.922.174 Piutang lainlain Beban dibayar dimuka Aset pajak tangguhan Aset tetap bersih, setelah dikurangi Akumulasi penyusutan masingmasing sebesar : Rp 12.744.261.276 : Rp 12.007.940.607 Investasi pada entitas asosiasi Aset lainlain JUMLAH ASET 6.186.366.016 4 9.034.163.533 139.800.448.224 5 127.972.880.557 357.777.126.078 908.952.129 7.726.111.795 1.708.343.913 6 7 8 14c 338.088.393.195 831.992.507 5.533.380.635 1.607.089.668 16.177.130.473 16.670.760.029 11.635.203.345 9 10 11 16.376.886.012 16.627.071.682 13.154.762.113 558.590.442.002 529.226.619.902 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET TIDAK AUDIT) DAN 31 DESEMBER AUDIT) Catatan Ekshibit A/2 31 Desember LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Pinjaman bank Akrual Utang pajak Kewajiban imbalan pasca kerja 345.683.563.747 2.576.240.530 6.024.960.720 6.977.196.564 Jumlah Liabilitas 361.261.961.561 EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar 2.200.000.000 saham Ditempatkan dan disetor penuh 1.000.000.000 saham Tambahan modal disetor Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya 12 13 14a 15 327.719.829.054 1.824.355.865 4.679.028.655 6.523.196.564 340.746.410.138 100.000.000.000 2.651.244.367 16 17 100.000.000.000 2.651.244.367 100.000.000 19 100.000.000 94.577.236.073 85.728.965.397 Jumlah Ekuitas 197.328.480.440 188.480.209.764 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 558.590.442.001 529.226.619.902 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit B LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TIDAK DIAUDIT) Catatan PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Administrasi Sewa pembiayaan Lainlain 24.703.809.340 14.550.195.504 5.118.415.048 67.018.383 Jumlah Pendapatan 44.439.438.275 BEBAN Gaji dan tunjangan Umum dan administrasi Beban pemasaran Beban keuangan Kerugian penurunan nilai 10.019.089.896) 5.804.576.380 ) 4.886.169.638 ) 10.016.591.191 ) 2.149.663.294 ) Jumlah Beban 32.876.090.399) LABA USAHA Bagian Laba rugi) pasca akuisisi entitas asosiasi LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Pajak Penghasilan LABA TAHUN BERJALAN LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 21 22 20.601.960.983 13.366.168.407 335.320.474 170.358.429 23 34.473.808.293 24 25 26 43.688.347 8.010.676.709 10 11.607.036.223 2.758.765.546) 14d 1.777.590.854) 5.953.409.890 27 8.848.270.676 35,39 279.675.965) 7.731.000.744 8.848.270.676 8.761.793.242 ) 4.589.854.547 ) 4.832.354.687 ) 6.494.291.630 ) 1.784.837.478 ) 26.463.131.584 ) 11.563.347.876 Pendapatan komprehensif lainnya tahun berjalan, setelah pajak TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 5.953.409.890 20 23,81 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit C LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE TIGA BULANAN YANG BERAKHIR TIDAK DIAUDIT) Modal saham Saldo pada tanggal 1 Januari Laba bersih tahun berjalan 100.000.000.000 Tambahan modal disetor 2.651.244.367 Saldo laba Telah Belum ditentukan ditentukan penggunaannya penggunaannya 100.000.000 Jumlah ekuitas 61.388.306.747 164.139.551.114 5.953.409.890 5.953.409.890 Saldo pada tanggal 100.000.000.000 2.651.244.367 100.000.000 67.341.716.637 170.092.961.004 Saldo pada tanggal 1 Januari 100.000.000.000 2.651.244.367 100.000.000 85.728.965.397 188.480.209.764 8.848.270.676 8.848.270.676 94.577.236.073 197.328.480.440 Laba bersih tahun berjalan Saldo pada tanggal 100.000.000.000 Catatan 16 2.651.244.367 Catatan 17 100.000.000 Catatan 19 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Ekshibit D LAPORAN ARUS KAS UNTUK Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari: Transaksi pembiayaan Pendapatan bunga Piutang lainlain Pembayaran kas untuk: Transaksi pembiayaan Beban operasional Beban bunga Pajak penghasilan Hutang pajak 188.997.553.235) 199.385.123.666) 19.931.006.324) 17.493.423.957) 10.016.591.191) 6.494.291.630) 4.429.043.828) 3.381.811.242) 584.277.918) 167.187.559) Kas bersih digunakan untuk aktivitas Operasi 20.123.401.632) 38.339.354.637) 203.484.301.567 189.156.877.610 10.638.560 20.903.050 76.959.622) 178.206.884) Arus kas dari aktivitas investasi Perolehan aset tetap 1.071.380.578) 1.354.947.713) Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembayaran kas dividen 383.250.000 ) 61.000.000 ) Kas bersih digunakan untuk aktivitas Investasi 688.130.578) 1.293.947.713) Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan dari pinjaman bank Pelunasan pinjaman bank 192.840.858.235 185.020.646.755 174.877.123.542 ) 146.757.377.008) Kas bersih diperoleh dari aktivitas Pendanaan Kenaikan bersih kas dan setara kas 17.963.734.693 2.847.797.517) 38.263.269.747 1.370.032.603) Kas dan setara kas awal tahun 9.034.163.533 11.272.094.565 Kas dan setara kas akhir tahun 6.186.366.016 9.902.061.962 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

TIDAK DIAUDIT) AUDIT) Ekshibit E 1. U M U M a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk Perusahaan ), dahulu dikenal sebagai PT Bira Multi Finance, didirikan berdasarkan akta Notaris No. 186 tanggal 12 Desember 1994 dari Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C218791.HT.01.01.TH.94 tanggal 22 Desember 1994 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 9 Februari 1996, Tambahan No. 1584. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 Oktober 1999 yang diaktakan oleh Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta dengan akta Notaris No. 42 tanggal 21 Desember 1999, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Bina Multi Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundangundangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C5143HT.01.04.TH.2000 tanggal 6 Maret 2000. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 16 Maret 2007 dan diaktakan oleh Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, dengan akta Notaris No. 71, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia Prosperindo Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundangundangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W703581.HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 April 2007 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 29 Mei 2007. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 80 tanggal 21 September 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan Dewan Direksi. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU0096983.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 29 November 2011. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Plaza Chase, Lantai 12, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta. Pada tanggal dan, Perusahaan memiliki 40 dan 35 jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang dan kantor perwakilan. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen, anjak piutang, dan kartu kredit. Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 90/KMK.017/1995 tanggal 15 Februari 1995 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1995. b. Penawaran umum saham Perusahaan Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan akta Notaris No. 156 tertanggal 21 Oktober 2008 yang diaktakan oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, dengan Akta No. 156, pemegang saham perusahaan dengan musyawarah untuk mufakat menyetujui dan memutuskan untuk merubah seluruh anggaran dasar Perusahaan, antara lain sehubungan dengan persetujuan atas perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia Prosperindo Finance Tbk; dalam rangka Penawaran Umum Saham kepada Masyarakat melalui Pasar Modal, dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU78289.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 24 Oktober 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tanggal 24 April 2009, Tambahan No. 11470.

Ekshibit E/2 1. U M U M Lanjutan) b. Penawaran umum saham Perusahaan Lanjutan) Perubahan terakhir atas anggaran dasar Perusahaan dilakukan berdasarkan akta Notaris No. 45 tertanggal 7 Agustus 2009 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BapepamLK) No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang PokokPokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari PT Bursa Efek Indonesia berdasarkan suratnya No. PengP00111/BEI.PSJ/P/052009 tanggal 25 Mei 2009 dan No. Peng0002/BAI/ CAT/P/Jun2009 tanggal 1 Juni 2009 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham kepada Masyarakat sejumlah 450.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 110 per saham. c. Dewan Komisaris dan Direksi Pada tanggal dan, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Independen) Direktur Utama Direktur Keuangan Independen) Irena Istary Iskandar Irena Istary Iskandar Desti Liliati Desti Liliati Markus Dinarto Pranoto Markus Dinarto Pranoto Indah Mulyawan Indah Mulyawan Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang hukum dan sumber daya manusia, ruang lingk Direktur Pemasaran mencakup bidang pemasaran dan operasional, dan ruang lingkup Direkt Keuangan Independen) mencakup bidang keuangan dan akuntansi. Susunan Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan pada tanggal dan 20 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota Desti Liliati Emanuel Handoyo Pranadjaja Jimmy Cakranegara Desti Liliati Emanuel Handoyo Pranadjaja Jimmy Cakranegara Pada tanggal dan, Perusahaan mempekerjakan masingmasing sebanyak 586 dan 570 karyawan tetap Tidak diaudit).

Ekshibit E/3 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia PSAK ), termasuk Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK ) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan No VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terdapat dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BapepamLK) No. KEP347/BL/ pada tanggal 25 Juni yang menggantikan Keputusan Ketua BapepamLK No. KEP554/BL/2010 pada tanggal 30 Desember 2010 tentang Perubahan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP06/PM/2000 pada tanggal 13 Maret 2000 tentang Perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan kecuali sebagaimana diungkapkan pada kebijakan akuntansi dibawah ini. Laporan keuangan Perusahaan disajikan dalam Indonesia Rupiah IDR atau Rp ) yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Perubahan Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi yang diterapkan konsisten dengan tahun keuangan sebelumnya, kecuali untuk penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat sesuai kebutuhan, sesuai dengan ketentuan transisi yang relevan dalam PSAK dan ISAK masingmasing. Penerapan PSAK Revisi dan ISAK Baru dan Revisi PSAK revisi dan ISAK baru berikut ini, yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai 1 Januari, yang telah diterapkan dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan adalah sebagai berikut: PSAK 24 Revisi 2010), "Imbalan Kerja", menggantikan PSAK 24 Revisi 2004), "Imbalan Kerja", mensyaratkan pengungkapan tambahan untuk memberikan informasi mengenai tren atas aset dan kewajiban dalam program imbalan pasti dan asumsi yang mendasari komponen dari biaya imbalan pasti. Perubahan ini berdampak terhadap penambahan pengungkapan dan perubahan atas pengakuan dan pengukuran, ketika Perusahaan memilih untuk menerapkan opsi baru yang ditawarkan untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial di dalam pendapatan komprehensif lainnya. Perubahan kebijakan akuntansi diakui sesuai dengan ketentuan transisi PSAK 24 Revisi 2010). Ketentuan transisi ini adalah untuk mengakui saldo keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui pada awal penerapan pernyataan ini akibat dari pendekatan koridor dalam pendapatan komprehensif lain. Dampak transisi atas penerapan PSAK 24 Revisi 2010) terhadap saldo awal laporan posisi keuangan Perusahaan pada tanggal 1 Januari adalah sebagai berikut:

Ekshibit E/4 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi Lanjutan) Penyesuaian transisi/ Transitional adjustments Nilai dilaporkan/ As reported Aset: Aset pajak tangguhan Catatan 14c) Liabilitas: Kewajiban manfaat pasca kerja Catatan 15) Ekuitas: Saldo laba belum Ditentukan Penggunaaannya Nilai disesuaikan/ As adjusted 1.117.621.183 266.022.184 1.383.643.367 4.683.915.066 1.064.088.734 5.748.033.800 61.388.306.745 798.066.550) 60.590.240.196 PSAK 60, "Instrumen Keuangan: Pengungkapan" menggantikan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 50, "Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan," mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan tersebut. Pengungkapan baru disertakan di dalam seluruh laporan keuangan. Standar ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisinya. Oleh karena itu, Perusahaan tidak perlu menyajikan informasi komparatif untuk pengungkapan yang disyaratkan oleh standar ini. PSAK revisi dan ISAK baru berikut ini, yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai 1 Januari, yang telah diterapkan tetapi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan: PSAK 10 Revisi 2009), "Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing", yang menggantikan PSAK 10 1994), "Transaksi dalam Mata Uang Asing", PSAK 11 1994), "Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing", PSAK 52 1997), "Mata Uang Pelaporan" dan ISAK 4 1997), "Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs", mengharuskan perusahaan untuk menentukan mata uang fungsional dan mengukur hasil dan posisi keuangan dalam mata uang tersebut. Prosedur translasi ditentukan ketika mata uang presentasi yang digunakan untuk pelaporan berbeda dengan mata uang fungsional Perusahaan. PSAK 16 Revisi 2011), "Aset Tetap", yang menggantikan PSAK 16 Revisi 2007), "Aset Tetap," tidak termasuk didalamnya aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58, "Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan "dan pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi dalam lingkup tersebut. PSAK revisi ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan.

Ekshibit E/5 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi Lanjutan) PSAK 30 Revisi 2011), Sewa, yang menggantikan PSAK 30 Revisi 2007), Sewa, memberikan panduan tambahan untuk elemen tanah dan bangunan dalam perjanjian sewa yang harus diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah, dengan mempertimbangkan sifat tanah pada umumnya memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas. PSAK revisi ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan. PSAK 46 Revisi 2010), Pajak Penghasilan, yang menggantikan PSAK 46 1997), Akuntansi Pajak Penghasilan, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan penyelesaian) jumlah tercatat aset liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksitransaksi dan kejadiankejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan. PSAK 50 Revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Penyajian," yang menggantikan PSAK 50 Revisi 2006), "Penyajian dan Pengungkapan", memberikan panduan tambahan untuk klasifikasi instrumen keuangan puttable dan kewajiban yang timbul hanya pada saat likuidasi. Beberapa instrumen keuangan yang saat ini memenuhi definisi liabilitas keuangan akan diklasifikasikan sebagai ekuitas karena mereka mewakili kepentingan yang tersisa dalam aset bersih entitas PSAK revisi ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan. PSAK 55 Revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", yang menggantikan PSAK 55 Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran," memperbolehkan entitas untuk: 1) mengklasifikasikan aset keuangan nonderivatif selain dari yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi oleh entitas pada saat pengakuan awal) dari kategori nilai wajar melalui laporan laba rugi jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dalam keadaan tertentu, dan 2) pengalihan dari kategori tersedia untuk dijual ke kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Aset keuangan yang akan memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang jika aset keuangan belum ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual), jika entitas memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan di masa mendatang. Revisi standar ini tidak berdampak terhadap laporan keuangan. PSAK 56 Revisi 2010), Laba per Saham, yang menggantikan PSAK 56 1999), Laba per Saham, memberikan panduan tambahan untuk: 1) laba bersih per saham berdasarkan perhitungan laba atau rugi yang mungkin didistribusikan atau jika disajikan, laba atau rugi pada operasi normal yang berkelanjutan bagi pemegang saham biasa atas entitas induk; 2) kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas; dan 3) opsi jual yang diterbitkan. Revisi standar ini tidak berdampak terhadap laporan keuangan.

Ekshibit E/6 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi Lanjutan) ISAK 25 2011), Hak atas tanah, yang diterbitkan seubungan dengan dicabutnya PSAK 47 1998), Akuntansi Tanah, melalui PSAK 16 Revisi 2011), Aset Tetap. Interprestasi ini diterapkan untuk akuntansi tanah oleh entitas yang memiliki hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai. Masalahmasalah spesifik yang ditujukan oleh interpretasi ini adalah: 1) biaya perolehan atas tanah yang diperoleh melalui hak guna usaha,hak guna bangunan dan hak pakai diakui sesuai dengan PSAK 16 Revisi 2011), Aset Tetap, 2) biaya perolehan tanah tidak didepresiasi kecuali terdapat bukti berlawanan yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau memungkinkan, 3) biaya awal untuk memperoleh hak legal terhadap tanag diakui sebagai bagian dari pembiayaan perolehan tanah, dan 4) biayabiaya yang berkaitan dengan perpanjangan dan pembaharuan hak tersebut diakui sebagai asset tak berwujud dan diamortisasi berdasarkan umur mana yang terlebih dahulu antara masa atas hak tanah dan masa manfaat ekonomis tanah sesuai dengan PSAK 19 Revisi 2010), Aset Tak Berwujud. Berikut ini adalah PSAK revisi dan baru dan ISAK baru yang berlaku efektif pada tahun yang tidak relevan dengan Perusahaan: PSAK 13 Revisi 2011), Properti Investasi PSAK 18 Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 26, Biaya Pinjaman PSAK 28 Revisi 2010), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian PSAK 33 Revisi 2010), Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum PSAK 34 Revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 36 Revisi 2010), Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa PSAK 53, Pembayaran Berbasis Saham PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 62, Kontrak Asuransi PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, PSAK 25 Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Pengungkapan Perjanjian Konsesi Jasa ISAK 18, Bantuan Pemerintah Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Pendekatan Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 20, Pajak Penghasilan Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya ISAK 23, Sewa Operasi Insentif ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat

Ekshibit E/7 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Lanjutan) Perubahan Kebijakan Akuntansi Lanjutan) PSAK baru dan revisi dan ISAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif Perusahaan belum menerapkan PSAK revisi berikut ini yang telah diterbitkan tetapi akan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari atau setelah: PSAK 38 Revisi ), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Perusahaan sedang dalam proses menentukan dampak atas PSAK revisi yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif terhadap laporan keuangan. b. Kas dan Setara Kas Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung, dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ditempatkan di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya. Pengakuan danpengukuran atas kas dan setara kas, lihat Catatan 2c. c. Aset Keuangan Aset keuangan diakui dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen keuangan Pengukuran dan pengakuan awal Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi langsung yang dapat diatribusikan. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, mengevaluasi kembali penetapan tujuan ini pada setiap akhir periode pelaporan. Aset keuangan perusahaan termasuk kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan, piutang lainlain, dan asset lainlain. Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Ekshibit E/8 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) c. Aset Keuangan Lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut timbul terutama berasal dari penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan misalnya piutang usaha), tetapi juga menggabungkan jenis lain dari kontrak aset moneter. Aset tersebut dinilai pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi. Penghentian pengakuan Suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas aset telah berakhir. Pada penghentian suatu aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dengan jumlah yang akan diterima diakui di dalam laporan laba rugi. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan adalah jumlah aset keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya d. Akuntansi Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, dan setelah pengakuan awal, dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif lihat Catatan 2c). Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan jumlah pokok pembiayaan, yang diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu kontrak berdasarkan tingkat suku bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen. Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 sembilah puluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui pada saat pendapatan tersebut diterima cash basis). Bila terjadi wanprestasi, piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai oleh Perusahaan, seperti yang dijelaskan pada Catatan 2k.

Ekshibit E/9 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) d. Akuntansi pembiayaan konsumen Lanjutan) Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan yang timbul diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Piutang pembiayaan konsumen akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 210 dua ratus sepuluh) hari. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lainlain pada saat diterima. e. Akuntansi Sewa Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan. f. Pembiayaan Bersama Dalam pembiayaan bersama antara Perusahaan dan penyedia fasilitas pembiayaan bersama, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama dengan penyedia fasilitas pembiayaan bersama. Untuk pembiayaan bersama dengan tanggung renteng recourse), seluruh jumlah angsuran dari pelanggan dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen, sedangkan kredit yang diberikan oleh penyedia dana dicatat sebagai pinjaman yang diterima pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan bunga yang dikenakan oleh penyedia dana dicatat sebagai beban bunga di laporan laba rugi. Untuk pembiayaan bersama tanpa tanggung renteng without recourse), hanya porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan yang dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen di laporan posisi keuangan pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan di laporan laba rugi setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak pihakpihak lain yang berpartisipasi pada transaksi pembiayaan bersama tersebut.

Ekshibit E/10 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) g. Penurunan Nilai Aset Keuangan Lanjutan) Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumennya secara kolektif karena manajemen yakin bahwa piutang pembiayaan konsumen ini memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. h. Beban Dibayar Dimuka Beban dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. i. Investasi pada Entitas Asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan memiliki pengaruh signifikan, namun tidak mengendalikan, atas kebijakan keuangan dan operasi entitas tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada jika Perusahaan memiliki antara 20% dan 50% dari hak suara entitas lainnya. Investasi pada perusahaan anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya atas investasi tersebut meliputi biaya transaksi. j. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Sebagaimana harga pembelian, biaya perolehan meliputi biaya yang dapat diatribusikan langsung dan estimasi nilai kini atas biaya pembongkaran dan pemindahan barangbarang di masa depan yang tidak dapat dihindari. Liabilitas yang terkait diakui di dalam provisi. Perusahaan menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya atas aset tetap. Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai.

Ekshibit E/11 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) j. Aset Tetap Lanjutan) Tanah tidak disusutkan. Penyusutan diterapkan terhadap semua aset tetap lainnya sehingga menghapusbukukan nilai tercatat aset tetap selama taksiran masa manfaat ekonomisnya. Penyusutan disajikan dengan tarif sebagai berikut: Bangunan/Building Inventaris kantor/office equipment Kendaraan/Vehicle 5% per tahun garis lurus 20% 25% per tahun garis lurus 20% per tahun garis lurus Beban penyusutan dibebankan ke laporan laba rugi selama periode tahun buku dimana beban tersebut terjadi. Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke laporan laba rugi selama periode tahun buku dimana terjadinya beban tersebut. Nilai sisa, masa manfaat dan metode penyusutan ditelaah pada tiap akhir periode pelaporan, dan disesuaikan secara prospektif, sesuai dengan keadaan. Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat aset dinilai dan segera dicatat berdasarkan jumlah terpulihkan. Keuntungan atau kerugian atas pelepasan aset tetap ditentukan dengan membandingkan penerimaan dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam laporan laba rugi dari operasi. k. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai penyisihan penurunan nilai atas agunan yang diambil alih dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Perusahaan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya. Beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada saat terjadinya. Konsumen memberi kuasa kepada Perusahaan untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Ekshibit E/12 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) l. Penurunan Nilai Aset NonKeuangan Tidak Termasuk Aset Pajak Tangguhan) Perusahaan menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Perusahaan membuat estimasi nilai terpulihkan aset. Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat. Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan apabila terdapat segala indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dipulihkan nilainya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset meningkat pada jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, setelah dikurangi penyusutan, tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya. Pemulihan nilai tersebut diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi. m. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan menjadi bagian ketentuan kontraktual instrumen keuangan. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Pada saat pengakuan awal, seluruh liabilitas keuangan Perusahaan dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan lainnya. Liabilitas keuangan lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya, dan melalui proses amortisasi. Yang termasuk liabilitas keuangan lainnya adalah sebagai berikut: i. Pinjaman bank pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang secara langsung terkait dengan penerbitan instrumen. Liabilitas tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, yang memastikan bahwa setiap beban bunga sampai dengan pembayaran adalah pada tingkat yang konstan atas saldo dari liabilitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Beban bunga dalam konteks ini meliputi biaya transaksi awal dan premi yang dibayarkan pada jatuh tempo, serta utang bunga atau kupon dibayar ketika liabilitas tersebut belum dilunasi.

Ekshibit E/13 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) m. Liabilitas Keuangan Lanjutan) ii. Akrual, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif. Sebuah liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban atas liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau berakhir. Ketika sebuah liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketentuan liabilitas keuangan yang ada secara substansial dimodifikasi, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat yang terkait diakui dalam laporan laba rugi. n. Imbalan Kerja Imbalan Pasca Kerja Program imbalan pasti Sesuai dengan Undangundang Tenaga Kerja yang berlaku di Indonesia, perusahaan yang beroperasi di Indonesia menyelenggarakan program imbalan pasti manfaat pasca kerja kepada para karyawannya. Penyisihan imbalan pascakerja ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuarial dibebankan atau dikreditkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada periode di mana mereka timbul. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi vested, dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode ratarata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan sehubungan dengan program pensiun imbalan pasti adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi dengan nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan biaya jasa lalu yang belum diakui. Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban o.1. pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan, Pendapatan Bunga dan Beban Bunga Pendapatan pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen

Ekshibit E/14 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) o. Pengakuan Pendapatan dan Beban lanjutan) o.1. pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan, Pendapatan Bunga dan Beban Bunga lanjutan) keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian di masa mendatang. Perhitungan suku bunga efektif mencakup seluruh biaya dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, termasuk biaya transaksi. o.2. Pendapatan Lainlain Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani. Pendapatan denda keterlambatan dan pinalti diakui pada saat denda keterlambatan dan pinalti diterima. o.3. Beban Beban diakui dengan metode akrual. p. Perpajakan Pajak kini Aset dan/atau liabilitas pajak kini terdiri dari kewajiban kepada, atau klaim dari kantor pelayanan pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset dan/atau liabilitas pajak kini dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komerial dan basis fiscal dan liabilitas pada tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaab temporer yang dapat dikurangi yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak dimasa depan, seperti saldo rugi fiscal yang belum dugunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diturunkan apabila jumlah laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui diukur kembali pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diakui apabila terdapat kemungkinan pendapatan kena pajak di masa depan memulihkan aset pajak tangguhan. Jumlah aset atau liabilitas ditentukan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat liabilitas/aset) pajak tangguhan diselesaikan/dipulihkan). Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus apabila Perusahaan memiliki hak berkekuatan hukum untuk saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini.

Ekshibit E/15 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) p. Perpajakan Lanjutan) Perpajakan lainnya Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima dan/atau, jika mengajukan keberatan dan/atau banding oleh Perusahaan, ketika hasil dari keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan. q. Laba Bersih per Saham Pada tanggal laporan posisi keuangan, laba bersih per saham dihitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan jumlah ratarata tertimbang dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. r. Provisi Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban legal maupun konstruktif sebagai hasil peristiwa lalu, yaitu kemungkinan besar arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dan suatu estimasi terhadap jumlah dapat dilakukan. Provisi ditelaah pada akhir tiap periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik. Apabila tidak ada lagi kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban, maka provisi tersebut dipulihkan. Apabila dampak nilai waktu uang adalah material, maka provisi didiskontokan dengan menggunakan tarif sebelum pajak, jika lebih tepat, untuk mencerminkan risiko spesifik liabilitas. Ketika pendiskontoan digunakan, kenaikan provisi terkait dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban keuangan. s. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing Transaksi di dalam mata uang asing diukur dengan mata uang fungsional Perusahaan dan dicatat pada tanggal awal pengakuan mata uang fungsional pada kurs nilai tukar yang mendekati tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dinyatakan dalam mata uang asing yang dijabarkan pada kurs nilai tukar pada akhir periode pelaporan. Itemitem non moneter yang diukur pada biaya historis di dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi awal. Itemitem non moneter yang diukur pada nilai wajar di dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal di mana nilai wajar ditentukan. Selisih nilai tukar yang timbul dari penyelesaian itemitem moneter atau pada itemitem non moneter yang dijabarkan atau pada itemitem moneter yang dijabarkan pada akhir periode pelaporan, diakui di dalam laporan laba rugi.

Ekshibit E/16 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) t. Pihak Berelasi Untuk tujuan penyajian laporan keuangan ini, suatu pihak disebut sebagai pihak berelasi terhadap Perusahaan, apabila: i. ii. iii. iv. v. vi. entitas tersebut, baik secara langsung maupun tak langsung melalui satu atau lebih perantara, untuk mengendalikan Perusahaan atau melakukan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan di dalam membuat keputusan kebijakan keuangan dan operasional, atau memiliki pengendalian bersama terhadap Perusahaan; Perusahaan dan entitas tersebut adalah subjek pengendalian bersama; entitas tersebut adalah entitas asosiasi Perusahaan atau ventura bersama di mana Perusahaan adalah venturer; pihak tersebut adalah anggota personel manajemen kunci atau anggota keluarga dekat individu yang bersangkutan, atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan Perusahaan; pihak tersebut adalah anggota keluarga dekat pihak yang disebut pada butir i) atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan individu tersebut; atau pihak tersebut merupakan program imbalan pasca kerja yang merupakan manfaat karyawan atau merupakan entitas yang berelasi dengan pihak berelasi dengan Perusahaan. Anggota keluarga dekat merupakan individu anggota keluarga yang diharapkan mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh orang, dalam hubungan mereka dengan entitas. u. Segmen Operasi Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebutdan menilai kinerjanya, dan tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Hasil segmen yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional termasuk halhal yang dapat diatribusikan secara langsung kepada segmen dan juga yang dapat dialokasikan dengan basis yang wajar. Perusahaan menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada pengambilan keputusan operasional. v. Kontinjensi Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil. Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.

Ekshibit E/17 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Lanjutan) w. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan. Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan laporan keuangan bila material. x. Hirarki Pengukuran Nilai Wajar Perusahaan mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut ini: i. Harga kuotasi di pasar yang aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis. Tingkat 1) ii. Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar. Tingkat 2) iii. Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana teknik penilaiannya menggunakan input yang bukan merupakan data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi tersebut dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen yang sejenis dimana terdapat penyesuaian signifikan yang tidak dapat diobservasi atau asumsiasumsi yang diperlukan untuk mencerminkan selisih antara instrumen keuangan yang diperbandingkan. Tingkat 3) Tingkat hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan, ditentukan atas dasar input tingkat terendah yang signifikan untuk pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan kewajiban keuangan diklasifikasikan secara keseluruhan menjadi hanya satu dari tiga tingkatan.

Ekshibit E/18 3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN Penyajian laporan keuangan Perusahaan memerlukan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan. Namun demikian, ketidakpastian tentang asumsi dan estimasi ini dapat mengakibatkan hasil penyesuaian materi untuk nilai buku aset atau liabilitas yang berpengaruh pada periode di masa depan. a. Pertimbangan di Dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen telah melakukan pertimbanganpertimbangan, terpisah dari masalah estimasi, yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan: i. Pajak penghasilan Perusahaan memiliki eksposur atas pajak penghasilan. Pertimbangan signifikan dilakukan di dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan. Ada beberapa transaksi dan komputasi di mana penentuan akhir perpajakan adalah tidak pasti didalam kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitias atas isu pajak yang diharapkan berdasarkan estimasi apakah penambahan pajak akan jatuh tempo. Pada saat hasil final perpajakan berbeda dari jumlah yang sebelumnya diakui, maka selisih tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan kini dan provisi pajak tangguhan di dalam periode dimana penentuan tersebut dibuat. Jumlah tercatat liabilitas pajak kini dan aset pajak tangguhan Perusahaan bersih pada akhir periode pelaporan adalah Rp 3.791.662.876 danrp 1.607.089.668 untuk tahuntahun yang berakhir masingmasing pada tanggal 31 Desember dan 31 Desember 2011. ii. Penentuan Mata Uang Fungsional Dalam menentukan mata uang fungsional Perusahaan, penilaian diperlukan untuk menentukan mata uang yang terutama mempengaruhi seluruh transaksi jasa yang diberikan dan biaya yang dikeluarkan Perusahaan. iii. Penilaian Instrumen Keuangan Nilai wajar dari aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Perusahaan menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian dapat termasuk suku bunga bebas risiko riskfree) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para partisipan di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.