UJI KONTROL KUALITAS BAHAN PAKAN DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Umumnya bungkil kedelai didatangkan dari beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Brazil, Cina dan India., sehingga mutu dan komposisinyapun sangat

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Metode Uji Kualitas Bahan Pakan Oleh : ATI SIHOMBING, SP Pembahasan

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Materi. Rancangan

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK PELET KONSENTRAT KELINCI FESES PUYUH. Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

Butir-butiran dan limbahnya

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

MATERI DAN METODE. Materi

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian kombinasi tepung kayambang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

BAB 3 BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang akan dihasilkan pada

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

Pengumpulan daun apu-apu

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

Transkripsi:

UJI KONTROL KUALITAS BAHAN PAKAN DI INDONESIA Disusun oleh : Kelompok III M Askari Zakariah PT/05771 LABORATORIUM TEKNOLOGI MAKANAN TERNAK BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Tinjauan Pustaka Kontrol kualitas dalam produksi pakan sangat penting dalam keberhasilan dan keuntungan suatu usaha peternakan. Tidak ada faktor lain, baik langsung maupun tidaklangsung dalam kaitannya dengan performa ternak, bahwa pengujian kuaitas pakan memerlukan perhatian dan pelaksanaan yang serius. Setiap bahan baku pakan mempunyai kandungan nutrien dan deskripsi tertentu. Sifat-sifat tersebut akan berubah karena adanya pengaruh tertentu, misalnya perlakuan, dan penambahan bahn lain, bahkan karena penyimpanan. Secara umum, bahan baku pakan dinyatakan baik secara fisik apabila apabila memenuhi bebrapa criteria, antara lain kering (kadar air <12% sampai 14%), bebas kutu atau insekta lain, tidak pecah atau rusak (utuh), bau atau rasa sesuai, penampilan luar tetap tidak berubah, dan tidak terdapat atau sedikit dijumpai bahan pemalsu. Beberapa bahan pemalsu yang paling sering digunakan adalah dedak padi halus, ekskreta ayam dan urea (bahan pemalsu yang mengandung nutrien) dan serbuk gergaji, tepung arang, pasir halus, dan batu bata giling (bahan pemalsu yang tidak mengandung nutrien (Agus, 2007). Quality control merupakan ujung tombak dari keberhasilan selama proses produksi berlangsung, mulai dari pengadaan bahan baku sampai pakan yang dihasilkan. Program pengawasan mutu yang baik adalah mencakup pengawasan terhadap empat aspek, yaitu: 1) pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality), 2) kualitas produk akhir (finished feed quality), 3) kandungan zat anti nutrisi atau racun (control of toxic substances), dan 4) kontrol terhadap proses produksi (process control) (Khalil dan Suryahadi, 1997). Ada beberapa uji untuk kontrol kualitas pakan dengan tujuan masingmasing. Uji kandungan sekam dalam bahan pakan (Phoroglucinol test) tujuan untuk kandungan rice hulls dalam rice bran (bekatul, dedak, dan lain-lain). Tujuan uji kandungan urea dalam bahan pakan untuk mengetahui kandungan

urea pada bahan pakan (tepung ikan, dan lain-lain). Uji bulk density (berat jenis) bahan pakan tujuan untuk mengetahui kualitas bahan sekaligus untuk meminimalkan pemalsuan (pencemaran) bahan (Agus, 2007). Kontrol kualitas bahan baku bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang kandungan zat makanan dan antikualitas yang terkandung didalamnya atau racun dari bahan baku, sehingga nilai nutrisi yang diinginkan dari ransum sebagai produk akhir akan didapat dengan baik dan tepat (Agus, 1999). Bahan pakan tertentu mengandung zat antikualitas dalam jumlah cukup tinggi sehingga dapat menghambat metabolisme ternak. Oleh sebab itu, dilakukannya kontrol kualitas bahan baku merupakan suatu cara untuk mencegah digunakan bahan baku yang memiliki kandungan nutrien yang rendah dan zat antikualitas yang tinggi dalam suatu proses produksi (Kurniawati, 2005). Penurunan kualitas bahan baku dapat terjadi karena penanganan, pengolahan atau penyimpanan yang kurang tepat. Kerusakan dapat terjadi karena serangan jamur akibat kadar air yang tinggi, ketengikan dan serangan serangga. Pengawasan mutu bahan baku harus dilakukan secara ketat saat penerimaan dan penyimpanan. Pemilihan dan pemeliharaan kualitas bahan baku menjadi tahap penting dalam menghasilkan ransum yang berkualitas tinggi. Kualitas ransum yang dihasilkan tidak akan lebih baik dari bahan baku penyusunnya (Fairfield, 2003).

Materi dan Metode Materi Alat Alat yang digunakan dalam praktikum uji kontrol kualitas bahan pakan adalah urea test paper petri dish, pipet tetes, timbangan analitik, kayu, gelas ukur, erlen meyer, alat pemanas, thermometer, alat titrasi, pipet ukur Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kontrol kualitas bahan pakan adalah ekstrak urease, larutan urea 1%, 2%,3%, dan 5% sebagai standar, larutan indikator Bromothymol blue (BTB) dan aquades, larutan phloroglucinol 1%, Indikator Kalium Kromat (K 2 CrO 4 ), Perak Nitrat 0,05 N (AgNO 3 ), garam, aquades dan sampel dedak serta bahan pakan yang akan diuji, Metode Uji Urea Pembuatan ekstrak urease.kedelai mentah digiling hingga halus (diayak atau disaring). Bubuk kedelai diambil sebanyak 50 gram lalu dicampur dengan 200 ml air aquades, diaduk-aduk hingga merata kemudian didiamkan semalam. Pagi harinya ekstrak urease disaring. Pembuatan urea test paper. 10 ml ekstrak urease dicampur dengan 10 ml larutan indikator (BTB). Kertas saring (Whatman no.41) dicelupkan dalam larutan tersebut hingga tercelup merata di seluruh permukaan kertas. Kertas dikeringkan dengan cara diangin-anginkan atau dipanaskan. Kertas akan berwarna kuning orange ketika kering. Pengujian kandungan urea (urea test paper). Larutan urea standar diteteskan pada urea test paper. Kemudian sedikit sampel bahan pakan diletakkan di atas urea test paper dan ditetesi dengan aquades. Apabila bahan mengandung urea, maka akan ditunjukkan dengan perubahan warna

menjadi warna biru pada urea test paper. Intensitas warna menunjukkan kuantitas kandungan urea. Uji Kandungan Sekam Sampel bahan pakan dimasukkan ke dalam petridish dan diratakan ke seluruh permukaan petridish. Larutan phloroglucinol 1% diteteskan secara merata ke seluruh permukaan sampel bahan sehingga basah seluruhnya. Perubahan warna lalu diamati. Apabila bahan pakan tersebut mengandung sekam, maka muncul warna merah pada bahan pakan yang diuji. Intensitas warna menunjukkan kuantitas kandungan sekam. Uji Bulk Density (berat jenis) Gelas ukur ditimbang dan dicatat beratnya. Sampel bahan pakan dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu dipadatkan dengan kayu dan diusahakan seminimal mungkin adanya rongga antar bahan pakan. Kemudian berat sampel dengan volumenya dibandingkan dengan menggunakan rumus berikut: Bulk density= (berat sampel+wadah)-berat wadah x 100% Volume wadah Uji Kandungan Garam Aquades dipanaskan sampai 70 o C lalu 2 sampai 3 gram sampel ditimbang. Aquades panas sebanyak 50 ml ditambahkan kedalam sampel tersebut lalu diaduk selama 5 menit. Campuran lalu diencerkan dengan aquades 100 ml dengan gelas ukur.!0 ml larutan diambil lalu dmasukkan ke dalam erlen meyer. K 2 CrO 4 ditambahkan sebanyak 40 tetes lalu campuran tersebut dititrasi menggunakan AgNO 3. Kandungan garam (%)= ml titrasi x FP x BM NaCl x N x 100% Gram sampel

Hasil dan Pembahsan Uji Kandungan Sekam Bahan pakan yang digunakan sebagai sampel dalam uji kandungan sekam ini adalah konsentrat, bekatul, dan sekam. Berdasarkan uji kandungan sekam, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Uji kandungan sekam No Nama Bahan Pakan Keterangan 1. Bungkil kedelai Tidak merah 2. Dedak kasar Sangat merah 3. Bekatul Bintik merah 4. Pollard Agak merah Berdasarkan pengamatan, diketahui bahwa dedak kasar, bekatul dan pollard, ketiganya positif mengandung sekam. Sekam yang digunakan untuk praktikum adalah sebagai kontrol, sedangkan dedak dan bekatul mengandung sekam. Adanya kandungan sekam ditandai dengan perubahan warna (menjadi merah) pada bahan yang diuji setelah ditambah larutan phloroghicinol 1% secara merata pada permukaan sampel bahan tersebut, bekatul mempunyai kandungan sekam yang lebih banyak daripada dedak, hal ini ditandai dengan warna yang lebih merah pada bekatul. Handari (2002), menyatakan jika timbul warna merah, maka jelas bahan pakan sudah oplos dengan sekam, sedangkan untuk menghitung berapa persentase pemalsuannya bisa diperkirakan dari kecenderungan warna merah yang timbul. Misalkan dari 5 gram sampel yang diambil, muncul warna merah di sebagian kecil saja, maka bisa diperkirakan kadar sekamnya sekitar 5 sampai 10%. Menurut Hartadi (1997), kandungan sekam dedak umumnya kurang dari 13%, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15%, sedangkan kandungan sekam bekatul sekitar 15%. Uji kandungan sekam pada praktikum tidak menghitung persentase kandungan sekam bahan pakan, hanya melihat perubahan warna merah

yang terdapat pada bahan pakan yang diuji, diperkirakan kandungan sekam pada bahan pakan sekitar 5 sampai 10% dilihat dari warna merah yang tidak merata dan hanya di sebagian kecil saja. Hal ini menunjukkan bahan pakan yang diuji dalam kualitas yang baik. Uji Kandungan Urea Bahan pakan yang digunakan sebagai sampel dalam praktikum uji kandungan urea ini adalah bungkil kedelai dan tepung ikan. Berdasarkan praktikum uji kandungan urea diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Uji kandungan urea No Nama Bahan Pakan Keterangan 1. Bungkil kedelai Negatif 2. Tepung Ikan Negatif 3. DDGS Negatif 4. Pollard Negatif Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa semua bahan pakan yang diuji oleh kelompok 2 semua positif mengandung urea, sedangkan semua bahan pakan yag diuji kelompok 25 semua tidak mengandung urea. Menurut Fairfield (2003), uji kandungan urea bahan pakan dapat direaksikan dengan enzim urease yang terdapat pada bungkil kedelai. Enzim urease merupakan enzim yang mengkatalis hidrolisis dari urea menjadi karbon dioksida dan amonia. Tepung ikan yang baik mempunyai kandungan protein kasar 56 sampai 68%, kadar air 5,5 sampai 8,5%, serta kandungan garam 0,5 sampai 3,0% (Agus, 2007). Bungkil kedelai merupakan hasil ikutan pembuatan minyak kedelai. Bungkil kedelai sebagai bahan pakan sumber protein asal tumbuhan belum dapat digantikan oleh bahan sejenis lainnya. Beragamnya kualitas bungkil kedelai selain disebabkan oleh perbedaan kualitas kedelai dan juga disebabkan oleh macam proses pengambilan minyak. Bungkil

kedelai merupakan bahan pakan sumber dwiguna, sebagai sumber protein dan sumber energi. Batas maksimal penggunaan bungkil kedelai pada ransum ayam petelur fase layer ini sebesar 25% (Agus, 2007). Pengujian atau kontrol kualitas dalam produksi pakan sangat penting dalam keberhasilan dan keuntungan suatu perusahaan. Tidak ada faktor lain, baik langsung maupun tidak langsung dalam kaitannya dengan performa ternak, bahwa pengujian kualitas pakan memerlukan perhatian dan pelaksanaan yang serius (Agus, 2007). Uji Kandungan Garam Bahan pakan yang dugunakan dalam uji kendungan garam adalah ransum mixing. Berdasarkan pengamatan didapt data sebagi berikut: Tabel 4. Uji Kandungan Garam Sampel Berat sampel (g) Volume AgNO 3 Kandungan garam (%) A 3,062 2,9 2,77 B 3,032 2,56 2,8 C 3,1094 3,896 3,57 Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa dari ketiga sampel, mempunyai kandungan garam berturut-turut 2,7%, 2,8%, dan 3,5%. Kandungan garam yang terdapat dalam ketiga sampel tersebut masih berada pada kisaran normal, hal ini didukung oleh Hartadi (1997) yang menyatakan bahwa tepung ikan yang baik mempunyai kandungan protein kasar 58 sampai 68%, kadar air 5,5 sampai 8,5% serta kandungan garam 0,5 sampai 3,0%. Menurut Lubis (1992), prinsip dari uji kandungan garam ialah larutan AgNO3 bereaksi dengan garam (NaCl) menjadi AgCl yang berwarna putih, lalu AgNO3 bereaksi dengan kalium kromat menjadi Ag2CrO4 yang berwarna merah.

Reaksi kimianya sebagai berikut : AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2 KNO3 Uji Bulk Density Bahan yang digunakan untuk uji bulk density adalah dedak halus dan bungkil kedeai. Berdasarkan pengamatan diperoleh data sebagai berikut. Tabel 3. Uji Bulk Density No Nama Bahan Volume B. wadah B.wadah+sampel Bulk Pakan (l) (g) (g) density 1. Dedak halus 1 545 1. 054 509 g/l 2. Bungkil kedelai 1 545 1. 225 680 g/l 3. Pollard 1 545 985 440 g/l 4. Bekatul 1 545 1. 091 546 g/l Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa bahan pakan bulk density dari tertinggi ke rendah adalah bungkil kedelai, bekatul, dedak halus dan pollard. Uji bulk density (Berat jenis) bahan pakan bertujuan untuk mengetahui kualitas bahan sekaligus untuk meminimalkan pemalsuan (pencemaran) bahan (Agus, 2007). Uji kepadatan dilakukan dengan mengukur volume dan berat dari sampel bahan baku ransum. Masing-masing bahan baku telah memiliki standar bulk density tersendiri, jagung 626 g/l (1 liter jagung memiliki berat 626 gram), dedak halus 337,2 sampai 350,7 g/l, dan bungkil kedelai (SBM) 594 sampai 610 g/l (Tilman et al.,1998). Bulk density bungkil kedelai hasil praktikum lebih besar. Hal ini dapat disebabkan ukuran partikel setelah digiling terlalu kecil sehingga bulk density lebih besar. Dedak halus mempunyai bulk density lebih kecil, hal ini dapat disebabkan penyimpanan yang terlalu lama atau kontaminan bahan lain sehingga dapat menurunkan kualitas bahan pakan. Hal ini didukung oleh Agus (2007) yang menyatakan bahwa bahan pakan rentan terjadi

pengoplosan, bahan yang digunakan untuk campuran dibagi menjadi 2, yaitu yang mengandung nutrien seperti dedak padi halus, sekam padi giling, tongkol jagung giling, dan ekskreta ayam, sedangkan bahan campuran yang tidak mengandung nutrien seperti serbuk gergaji, tepung arang, pasir halus, batu bata giling, dan oli bekas serta tanah merah. Kualitas bahan pakan jagung, bungkil kedelai, dan dedak halus yang diuji dengan ujibulk density mempunyai kualitas kurang baik.

KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kualitas bahan pakan dedak kasar, bekatul dan pollard yang telah terkontaminasi dengan adanya kandungan sekam. Uji urea yang telah dilakukan tidak memperoleh bahan pakan yang mengandung urea. Bulk density bahan pakan memberikan petunjuk untuk kapasitas tampung dari suatu bahan pakan.

Daftar Pustaka Agus, A. 2007. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Badian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Fairfield D.C. 2003. Purchasing and receiving operation step 1 in feed quality and mill profits. Feed and feeding digest. Vol. 54 (2). Handari, R. D. 2002. Teknologi dan kontrol kualitas pengolahan pakan di PT Charoen Pokphand Sidoarjo Jawa Timur. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hartadi H., S. Reksohadiprojo, AD. Tilman. 1997. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Gadjah Mada Univesity Press. Yogyakarta. Khalil dan Suryahadi. 1997. Pengawasan Mutu dalam Industri Pakan Ternak. Poultry Indonesia No. 213. Jakarta. Kurniawati, H. I. Kontrol Kualitas Bahan Baku dan Produk Akhir di PT SIBA PRIMA UTAMA Feedmill Karanganyar Solo. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiro Kusuma, dan S. Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Lubis, D.A.1992. Ilmu Makanan Ternak. Cetakan Kedua. PT Pembangunan.Jakarta