Sistem Kearsipan Jaman Hindia Belanda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

Arsip Dinamis Arsip Statis

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

TATA CARA PEMBERKASAN ARSIP AKTIF

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG :

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Sedarmayanti (2008:95) terdapat 5 macam sistem penataan arsip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURAT EDARAN Nomor : SE/01/1981. Tentang

PERKEMBANGAN PRODUK HUKUM KEARSIPAN DI INDONESIA. Zaenudin. Abstract

BAB II LANDASAN TEORI

Kegiatan Kearsipan Tata Usaha SMP Negeri se-kecamatan Sleman

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERKANTORAN

PEDOMAN SURAT - MENYURAT

TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BAB II LANDASAN TEORI. Arsip berasal dari bahasa asing, orang Yunani mengatakan Arcivum

BAB III LANDASAN TEORI. merupakan suatu pemberitahuan, pengumuman, laporan, dan lain-lain.

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

MANAJEMEN ARSIP INAKTIF OLEH : Anna Nunuk Nuryani, Dra Arsiparis Madya BPAD DIY

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

PENGELOLAAN SURAT DAN TATA PERSURATAN DALAM ARSIP

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. STIKES Rumah Sakit Dr. Soetomo adalah perguruan tinggi kesehatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PENATAAN ARSIP INAKTIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PENYIMPANAN DAN PROSEDUR TEMU KEMBALI ARSIP DINAMIS AKTIF DI KANTOR SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMATERA BARAT

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENATAAN SURAT JABATAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

2012, No SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. RUANG LINGKUP D.

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUNAN INVENTARIS ARSIP STATIS Rusidi Arsiparis BPAD Provinsi DIY

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian

PENGUJIAN IDENTIFIKASI KONDISI FISIK ARSIP BURGERLIJKE OPENBARE WERKEN (TAHUN )

TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

TEKNIK DAN TATA CARA PENULISAN LAPORAN STUDI BANDING/ MAGANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengelolaan surat masuk pada bagian kesekretariatan di Fakultas

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

Manual Prosedur Pembuatan Surat Keluar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB III LANDASAN TEORI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP STATIS

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN SURAT DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) DIY. Nova Kurniasari. Abstract

Arsip Nasional Republik Indonesia

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGURUSAN SURAT

SISTEM PENYIMPANAN ARSIP (FILLING SISTEM)

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. Kearsipan sangat diperlukan oleh setiap organisasi, baik badan usaha

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

Prosedur Penanganan Surat Masuk

SOP PENERIMAAN PERMOHONAN KASASI PERKARA PIDANA. Petugas Meja II

Nomor SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif SOP PROSES PENYELESAIAN BERKAS PERKARA PERDATA. 1. S-1 Hukum. 2. S-1 Komputer 3.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Arsip Nasional Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

INTRUKSI KERJA PEMINDAHAN ARSIP IN AKTIF DARI UNIT KERJA KE BIDANG KEARSIPAN TINGKA T UNIVERSITAS SISTEM MANAJEMEN MUTU

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Informasi yang diperlukan oleh setiap organisasi yaitu untuk

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB V PROSES PENGURUSAN SURAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. Dengan demikian, data dan informasi menjadi hal yang sangat penting karena

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP INAKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu:

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR DI SUBBAGIAN TATA USAHA DAN ARSIP BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA PARIAMAN

BAB IV PERANGKAT NASKAH DINAS

KEPUTUSAN KEPALA BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR: 116 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENATAAN BERKAS BADAN ARSIP PROPINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

Sistem Kearsipan Jaman Hindia Belanda Budi Santoso Kearsipan merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen-dokumen kantor lainnya. Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi. Sistem kearsipan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dan kekomplekkan permasalahan sebuah organisasi atau institusi. Dengan demikian sangat dimungkinkan apabila ada perbedaan penggunaan sistem kearsipan antara suatu institusi dengan institusi yang lain sekalipun dalam waktu yang bersamaan. Perkembangan sistem kearsipan masing-masing institusi tidak sama. Memotret perkembangan sistem kearsipan di Indonesia akan mengalami kompleksitas permasalahan tersebut. Tulisan ini hanya akan memaparkan tentang berbagai macam sistem kearsiapan yang diterapkan di berbagai departemen atau instansi pada masa Hindia Belanda. Tulisan ini bersumber dari buku Sistem Kearsipan Zaman Hindia Belanda yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Arsip Nasional RI tahun 1991. 1. Sistem Abbink Sistem Abink sudah dipergunakan di kantor-kantor PJKA sejak awal abad XX. Sistem ini biasa dipergunakan pada kantor-kantor kecil yang memerlukan penanganan cepat sebagaimana kantor inspeksi. Pembagian masalah pada sistem Abbink mengikuti pengklasifikasian pada "Indeks Registrater", akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, serta penomorannya diuraikan lagi dengan menggunakan abjad (alfanumerik). Setiap surat yang masuk melalui sub bagian urusan administrasi umum dan peralatan. Kemudian, surat-surat dipilah antara yang nonkorespondensi dan yang korespondensi. Untuk surat-surat nonkorespondensi telebih dahulu dibedakan menurut bentuknya baru kemudian dicatat pada buku agenda. Sedangkan pada surat-surat korespondensi, terlebihdahulu diberi nomor numerator dan tanggal pencatatan. Kemudian, diperiksa derajat surat tersebut lalu dicatat pokok surat dan nomor numeratornya pada buku agenda. Setelah itu baru disampaikan kepada penerima. Pengurusan surat keluar adalah sebagai berikut. Konsep surat yang telah disetujui diberi kode atau dosir surat dan numerator naskah. Setelah dicatat dan diparaf pada bagian kanan atas baru kemudian diketik dan ditandatangani. Sebelum dikirim, bagian ekspedisi akan memeriksa dan mencatatnya terlebih dahulu pada buku agenda.

Penyimpanan pertinggal surat ditata berdasarkan nomor urut, kode klasifikasi Abbink dan berdasarkan asal instansi surat tersebut. Penemuan kembali arsip dapat dilakukan melalui dua jalan, yaitu berdasarkan nomor numerator dan berdasarkan masalah. Penggunaan sistem Abbink di jaman Hindia Belanda ini hingga kini tidak dapat ditelusuri kembali. 2. Sistem Kaulbach Yang dimaksud dengan sistem Kaulbach ialah sistem pencatatan dan pengaturan arsip dengan mempergunakan Kartu Kaulbach atau Kartu Korespondensi dimana pengelompokan arsipnya dilakukan menurut klasifikasi yang disebut dengan "Hoofdenlisjt". Hoofdenlisjt disusun berdasarkan bagian atau afdeling dengan kode alfanumerik. Berkas-berkas yang masalahnya sama, setelah satu tahun disatukan lalu diberi label kode serta tahunnya. Berkas-berkas itu disatukan dalam bundel yang kemudian disebut "Grote Bundel". Misal: E1 1-5 1928 Keterangan: E : Bagian Irigasi, yang merupakan pokok masalah 1 : Irigasi Brantas, sebagai sub masalah 1-5 : nomor kartu 1928 : tahun Dalam sistem Kaulbach ini ada beberapa sarana yang digunakan untuk penemuan kembali. a. Hoofdenlisjt Dalam hal ini, klasifikasi alfanumerik yang dipergunakan mengacu pada pokok masalah dan sub masalah. Fungsi Hoofdenlisjt adalah sebagai pedoman atau dasar kode yang tercatat pada kartu korespondensi. Daftar Hoofdenlisjt tidak sama setiap tahunnya, baik karena masalah yang semakin berkembang maupun karena urusan yang mengalami perubahan. b. Kartu Korespondensi Kartu ini berlaku bolak-balik, berukuran 27x23,5 cm terbuat dari kertas tebal bergaris. Setiap 50 kartu dijilid menurut pokok masalah. c. Namen Klapper Dalam Klapper hanya tercatat nama, tanggal surat, dan kode pencatatan pada kartu korespondensi. Dengan ditemukannya kode pencatatan tersebut maka pencarian selanjutnya dapat dikerjakan melalui kartu korespondensi.

d. Klapper Autoriteiten Yaitu catatan atau daftar nama asal instansi pengirim surat serta tanggal dan nomor dari pengirim surat. Setiap instansi telah ditentukan halamannya sesuai dengan Klapper Autoriteiten. Kolom-kolom yang ada pada Klapper ini adalah datum en nummer, register no. dan datum. Fungsi dari Klapper Autoriteiten adalah untuk memudahkan pencarian surat yang dicatat pada Autoriteiten. e. Autoriteiten Yakni catatan atau daftar nama asal instansi pengirim surat serta tanggal dan nomor pengirim surat lainnya. Nama-nama instansi disusun secara alfanumerik. Autoriteiten lebih banyak digunakan pada arsip-arsip dinamis, terutama dinamis aktif dan jarang dipakai pada arsip statis. f. Control voor Werwijzingen Yaitu daftar yang memuat nomor Kaulbach dan nomor urut verbal yang dikelompokkan pada pokok masalah. g. T.A. Control G.B. Agenda Buku ini memuat doorlope numer, van Wien Onvangen, datum no. dan korte inhoud. Sistem Kaulbach dipergunakan di Departemen van Binenland Bestuur tahun 1924-1949 dan Departement der Bergelijke van Verkeer en Waterstaat tahun 1924-1933. 3. Sistem Registratur Sistem Registratur dipekenalkan oleh seorang pegawai dari Staatsspoor en Tramwegen Hindia Belanda yang bernama J.A.J. Vermaat Jr. Ia bertugas sebagai Adviseur van het Nederlandch Registratuur Bureu. Sistem Registratur merupakan metode praktis untuk mengatur, mengklasifikasi dan mencatat surat masuk dan surat keluar pada kantor-kantor pemerintah dan kantorkantor besar pada umumnya. Metode pengklasifikasian yang dipergunakan pada Staatsspoor en Tramwegen di Hindia Belanda berdasarkan indeks desimal dari Melvil Dewey dan menggunakan kode dari Institut International D Bibliographie. Ada tiga hal yang dicatat pada kartu sistematis, yaitu: tunjuk silang masalah, catatan-catatan tentang perubahan yang ada atau pemindahan berkas masalah dan pokok masalah. Kartu sistematis disini digunakan untuk mencatat perihal isi surat, nomor numerator, nomor rinci dan nomor urut rinci.

Proses pendataan pada setiap berkas dilakukan dengan cara: - Ditulis pada selembar kertas sebagai pengantar kepada pembuat proses, yang memuat keterangan bahwa berkas telah diterima dan dengan dibubuhi cap. - Dicatat pada kartu sistematis yang meliputi pencatatan nomor urut berkas, tahun, kode desimal, dan kota asal berkas tersebut. Kemudian, seluruh berkas yang masih dalam satu masalah disatukan lalu dilampirkan kedalam sampul. Sarana bantu penemuan kembali arsip ada beberapa jalan: a. Dengan mempergunakan kartu. b. Dengan mempergunakan Indeks Klasifikasi Desimal, yang berupa buku yang memuat klasifikasi atau perincian masalah yang dinyatakan dengan angka desimal. c. Dengan mempergunakan Buku Agenda Numerator, merupakan buku yang memuat kolom-kolom 'Numerator Nomor" (NN), Radakut, simpan dan tik. Buku ini digunakan untuk mencatat nomor numerator dari surat masuk atau surat keluar beserta instansinya. Bagian Registratur, sebagai bagian yang menangani segala urusan surat menyurat, mempunyai dua tempat penyimpanan, yaitu di kantor PJKA Pusat dan di Gudang Penyimpanan Arsip Lama Cikuda Puteuh. Dikedua tempat itu, sarana bantu penemuan arsipnya menggunakan Sistem Kartu dan Buku Rinci. 4. Sistem Verbal Sejak tahun 1800 sisitem Verbal telah dijalankan oleh instansi atau Pusat Pemerintahan, yang secara resmi dijalankan dengan dikeluarkannya Koninklijk Besluit tanggal 4 September 1823 nomor 7. Menurut sistem kearsipan Belanda, sistem ini dikenal dengan nama Verbaalstelser 1823, yaitu sistem penataan berbentuk seri berdasarkan tanda pengenal pendaftaran yang resmi. Arsip-arsip yang berbentuk Verbaalstelsel 1823, akan dijumpai satu seri kronologi dari minut surat keputusan, atau minut surat keluar dengan dilampiri surat-surat masuk. Minut surat keputusan dan surat keluar khusus ditulis pada lembaran kertas dan disusun sesuai dengan tanggal surat. Penataan berkas dalam sistem verbal ini ialah dari minut surat keluar, di dalamnya terdapat berkas-berkas yang berkaitan ( yang disebut juga dengan verbal), yang disatukan dalam bundel secara urut nomor. Setiap bundel berisi 100 verbal. Pada setiap bundel diberi label serta diberi nomor verbal dan tahunnya.

Nomor Verbal tersebut akan berlanjut terus setiap bulan. Pada tiap pergantian tahun, nomor verbal kembali lagi dari nomor 1. Nomor verbal hanyalah nomor urut dan bukan merupakan nomor klasifikasi masalah. Verbal yang dipindahkan ke bundel lain yang berkaitan untuk disatukan diganti dengan "tunjuk silang". Sarana penemuan arsip pada sistem verbal ada beberapa jalan. a. Agenda Pada Sistem Verbal 1823, agenda hanya dipakai sebagai alat bantu sementara atau pengontrol pendaftaran berkas-berkas semasa masih dipergunakan (dinamis). Untuk itu, dibuat buku indeks yang membagi semua berkas-berkasnya secara kronologis dan sistematis berdasarka masalahnya. b. Indeks Merupakan jalan masuk utama dari Sitem Verbal. Indeks berisi keterangan yang disusun berdasarkan masalah, menunjuk ke letak arsip. Berkas-berkas dicatat dan dikelompokkan berdasarkan masalahnya secara sistematis. Kelompok masalah mempunyai judul masalah (rubriekshoofden) yang ditulis pada setiap halaman indeks. Untuk mengeatahui pemakai judul masalah, Algemen Secretarie setiap tahunnya membuat rangkuman yang disebut hoofdenlijst, yaitu daftar isi ari seluruh judul masalah yang terdapat di dalam buku indeks. c. Klapper Merupakan indeks nama yang disebut juga dengan Namens Klapper, yang mencatat nama-nama orang, nama-nama badan, yayasan atau perusahaan yang tercantum di dalam surat yang diterima atau dikirimkan. d. Autoriteiten Merupakan catatan atau daftar nama asal instansi pengirim surat serta tanggal dan nomor dari pengirim suratnya. Nama-nama instansi disusun secara alfabetik. Kolomkolom yang terdapat pada Autoriteiten yaitu; datum en nummer, register no.,dan datum. Instansi yang menggunakan Sistem Verbal ini adalah Algemene Secretarie dan Departemen Der Burgelijke Openbare Werken atau Departement van Verkeer en Waterstaat. Sistem pendaftaran yang dijalankan oleh Algemene Secretarie tidak dikhususkan untuk kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Arsip Algemene Secretarie sama dengan arsip-arsip di pusat pemerintahan di Negeri Belanda sejak awal abad XIX.