Assalamualaikum Wr. Wb.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP RANCANGAN UNDANG - UNDANG

Nomor Anggota : A-356 Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu MERDEKA!!!

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA Menuju Masyarakat Informasi Indonesia

2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

HAK AKSES INFORMASI PUBLIK. Oleh: Mahyudin Yusdar

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

PANDANGAN PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Pasal 4. (1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang Undang ini.

Peranan Pemerintah dalam Implementasi UU KIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Disampaikan Dalam Rapat Pansus Pemilu DPR-Rl, Kamis 12 Juli 2007 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-Rl: Dra. Hj. Lena Maryana Anggota DPR-Rl Nomor: A-26

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Pokok-Pokok Pikiran UU KIP. Oleh: Mahyudin Yusdar

RAKYAT REPUBLIK INDONESI

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

FGD Analisa dan Evaluasi Hukum Dalam rangka Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik. Oleh : Nevey Varida Ariani SH.,M.

PENDAPAT AKHIR PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT. Tanggal 23 Februari2016

- 1 - PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pusat Pelayanan Informasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

Dibacakan oleh : Ir. Tristanti Mitayani, MT. Nomor Anggota : A-157

MEKANISME UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK Oleh.: Yunus,S.Pd.,M.Si i

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI TENTANG PENAMBAHAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2010 DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

Mengelola Keterbukaan Informasi Publik

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCAN RANCANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Soekartono KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PUSAT INFORMASI DAN HUMAS

SAMBUTAN KEPALA BIRO HUMAS PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI UU. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK TANGGAL 27 AGUSTUS 2015, DI PADANG

Disampaikan oleh : ANTARINI MALIK Nomor Anggota : A-424

Mempersiapkan Pelaksanaan UU KIP

Hak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K

PERTAMA: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015 PPID PPATK

oleh: NANI NURANI MUKSIN KOMISI INFORMASI DKI 2017

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

Rabu, 24 September 2014

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bismillahirrahmanirrahim PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI Tentang RANCANGAN UNDANG-UNDANG OMBUDSMAN RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 memerlukan waktu yang cukup

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMANDANGAN UMUM PEMERINTAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK

PUTUSAN. Nomor : 09/PTS/KIP-SU/X/2014 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Pimpinan, Anggota Dewan, dan hadirin yang kami hormati,

BUPATI BENGKALIS BENGKALIS, 14 AGUSTUS 2017 ASSALAMU ALAIKUM, WR, WB., SELAMAT MALAM DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

RABU, 20 JANUARI 2016

Hak atas Informasi dalam Bingkai HAM

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb

Assalamualaikum Wr. Wb

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN TRANSPARANSI BAGI MASYARAKAT

Bab 3. Undang - Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dewan Pers

MENURUT UUD Pihak TERMOHON I, TERMOHON II dan para Ahli yang kami hormati;

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

Assalamualaikum Wr. Wb

Dibacakan Oleh : IGNATIUS MULYONO Nomor Anggota : A-103. Yth. Saudara Pimpinan Sidang, Yth. Para Anggota DPR-RI serta hadirin yang kami hormati.

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PUTUSAN Nomor: 010/IV/KI-Kepri-PS /2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1. IDENTITAS

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Assalammu alaikum Wr. Wb; Salam sejahtera bagi kita semua; Ykh. Kepala Pusat Data dan Informasi, Kementarian ESDM atau yang mewakili; Ykh.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEKANISME PELAYANAN INFORMASI DI BADAN LITBANGKES. Muhammad Rijadi, SKM, MScPH. Kepala Bagian IPD Sekretariat Badan Litbangkes

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Hendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 7

MENGENAL UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Bagian I. Oleh M.Ema Lestari Lamanepa

LAPORAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI TAHUN 2016

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GIANYAR

KOMINFO PEMAHAMAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

WALIKOTA SERANG PENDAPAT WALIKOTA SERANG TERHADAP

TUGAS DAN FUNGSI UNIT PENGELOLAAN INFORMASI, DOKUMENTASI DAN ARSIP, PELAYANAN INFORMASI SERTA PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA PPID UTAMA ACEH

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

JAKARTA, 11 Juli 2007

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI ( PPID ) KABUPATEN SAMPANG

PEMIKIRAN KETERBUKAAN ARSIP DINAMIS DALAM MENYONGSONG DITETAPKANNYA RUU KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN NOMOR : : PER- 01 /MENKO/POLHUKAM/5/2011 TENTANG

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor P

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

[Type text] PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KOTA SERANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LOMBOK BARAT Alamat : Jln. Penas IX No. 10 Giri Menang Gerung Telp Fax

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Transkripsi:

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA T E R H A D A P MENGENAI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK ====================================================== Disampaikan Pada Rapat Paripurna DPR-RI, 3 April 2008 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-RI: Drs. H. Arief Mudatsir Mandan, M.si Anggota DPR-RI Nomor : A-42 ============================================ Assalamualaikum Wr. Wb. Yang terhormat Saudara Pimpinan Sidang Paripurna, Yang terhormat Saudara Menteri Komunikasi dan Informasi, Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM. Yang terhormat rekan-rekan anggota Dewan. Rekan-rekan wartawan serta hadirin yang berbahagia. Dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita senantiasa panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan ridha dan rahmat-nya, kita dapat berkumpul dalam sidang yang mulia ini dalam rangka menjalankan tugas konstitusional yang diamanatkan kepada kita, dalam hal ini penyampaian pendapat akhir Fraksi-Fraksi terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik, dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi Allah penutup zaman pembawa pelita bagi kesejahteraan seluruh umat manusia dunia dan akhirat, keluarga dan para sahabatnya. Semoga kita menjadi pejuang penegak ajarannya yang istiqomah dan mendapatkan syafaatnya di hari akhir. Amin ya Rabbal Alamin. Sidang Dewan yang terhormat, Hari ini bangsa Indonesia akan memasuki era baru yaiu, era pemerintahan yang terbuka jika sebentar lagi RUU KIP (Keterbukaan Informasi Publik, disahkan menjadi Undang-undang. Kita segera beranjak dari pemerintahan yang terbuka jika sebentar lagi

RUU KIP (Keterbukaan Informasi Publik) disahkan menjadi Undang-undang. Kita segera beranjak dari pemerintahan yang tertutup menuju pemerintahan yang terbuka. Sebuah fakta yang tak terpungkiri adalah bahwa hingga saat ini hak masyarakat untuk memperoleh informasi belum memdapatkan pengakuan yuridis. Masyarakat selama ini selalu mendapat kesulitan atau bahkan dipersulit dalam memperoleh informasi yang menjadi haknya, karena katup informasi selalu tertutup rapat. Padahal, akses memperoleh informasi sejatinya merupakan, bagian dari hak asasi manusia sebagaimana diakui Universal Declaration of Human Rights dan International Covenant on Civil and Political Rights. Hak publik atas informasi merupakan nilai universal yang harus diimplementasikan dan dikembangkan di semua negara, di semua masyarakat, tanpa terkecuali. Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, konstitusi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28 F mengamanatkan bahwa masyarakat memiliki hak atas informasi yang harus dipenuhi. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Ini merupakan penegasan dari pasal 20 dan 21 ketetapan (TAP) Majelis Permusyavvaratan Rakyat nomor XVII/MPR/I998 tentang Hak Asasi Manusia. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan sepakat dengan rumusan Undang-undang ini bahwa salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan Negara yang terbuka adalah hak public untuk memperolch informasi. Hak atas informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan Negara untuk diawasi public, penyelenggaraan Negara tersebut makin dapat dipertanggung jawabkan. Hak setiap orang untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak artinya tanpa jaminan keterbukaan informasi publik. Oleh karena itu UU KIP ini harus menjadi landasan hukum yang berkaitan dengan hak setiap orang untuk memperoleh informasi publik dan kewajiban badan publik menyediakan dan melayani permintaan informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana. Berkaitan dengan hal tersebut Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, berpendapat bahwa ruh dari UU KIP adalah bahwa seluruh informasi publik bersifat terbuka dan dapat

diakses oleh setiap orang. Dari landasan tersebut, UU KIP harus benar-benar menjamin pelaksanaan hak untuk mengetahui informasi (right to know), hak untuk melihat informasi (right to inspect), hak untuk mendapatkan salinan (copy) informasi (right to obtain), hak untuk mendapatkan informasi tanpa didasarkan pada permintaan (right to be informed) melalui pengembangan akses proaktif, dan hak untuk mengajukan keberatan apabila hak-hak tersebut ditolak (right to appeal). Ada beberapa hal penting yang kami sampaikan dalam pendapat akhir ini antara lain: 1. UU KIP yang merupakan pengakuan atas hak masyarakat untuk memperoleh informasi harus berpegang teguh pada azas maximum access and limited exemption sehingga mendorong terwujudnya akuntabilitas pemerintah dalam rangka terwujudnya good governance yang merupakan prasyarat utama bagi demokrasi yang sejati. Pemerintah yang transparan, bersih, dipercaya dan didukung rakyat niscaya akan rnemberi nuansa positif bagi negara/pemerintah dalam pergaulan internasional, baik secara politis maupun ekonomis. 2. UU KIP juga harus bisa berfungsi sebagai katup pengaman terhadap keresahan masyarakat yang bersifat masal yang sering menimbulkan ekses negatif. Ini terutama karena tersedianya mekanisme bagi masyarakat untuk memperoleh akses informasi di buka seluas-luasnya. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan berkeyakinan bahvva informasi yang memadai akan mampu meredam gejolak dalam masyarakat. 3. UU KIP selain mengatur serba hak masyarakat dan "serba kewajiban badan publik", juga harus memperhitungkan dampak manfaat dan mudharatnya, terhadap beberapa informasi yang dikecualikan, seperti informasi yang apabila dibuka dapat membahayakan proses penegakan hukum, strategi pertahanan dan keamanan nasional, keselamatan dan kerahasiaan pribadi, perlindungan hak kekayaan intelektual, serta perlindungan dari persaingan bisnis yang tak sehat. 4. UU KIP akan diberlakukan setelah 2 tahun sejak tanggal diundangkan, oleh karena itu seluruh persiapannya yang antara lain meliputi pembentukan Komisi Informasi, penyusunan dan penetapan Peraturan Pemerintah, petunjuk teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana, serta hal hal lainnya yang terkait dengan persiapan pelaksanaan Undang-Undang harus sudah selesai dilakukan sesaat sebelum UU ini diberlakukan.

Sidang Dewan, hadirin yang terhormat RUU KIP, semula KMIP (Kebebasan Memperoleh Informasi Publik) merupakan RUU usul inisiatif dewan yang digagas sejak periode DPR tahun 1999-2004. RUU ini dibahas dalam waktu yang cukup lama, memakan energi yang cukup besar dan mengundang perdebatan yang cukup panjang. Ini tidak lain karena di dalamya lerkandung masalah yang prinsipil dan penting bagi keberlangsungan hidup berdemokrasi. Beberapa materi yang sangat intensif diperdebatkan antara lain menyangkut masalah definisi badan publik, informasi yang dikecualikan dan masalah sangsi baik bagi badan publik maupun bagi pengguna informasi publik. Mengenai definisi badan publik. Isu utama mengenai badan publik ini adalah perbedaan cara pandang apakah BUMN/BUMD masuk dalam rezim UU KIP atau masuk dalam UU lain. Melalui perdebatan yang panjang dan berulang-ulang sampai masuk dalam mekanisme loby, akhirnya disepakati batasan definisi badan publik yang menampung aspirasi semua pihak, termasuk aspirasi pemerintah, aspirasi dewan dan aspirasi masyarakat. Ada empat komponen yang masuk dalam katagori badan publik yaitu; (1) lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif; (2) badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara; (3) badan yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan (4) organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau sumber dana dari luar negeri. Dengan batasan badan publik seperti ini, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan berpendapat bahwa BUMN/BUMD masuk dalam rezim UU KIP dan harus dapat diakses informasinya oleh publik. Mengenai informasi yang dikecualikan haruslah dirumus secara jelas, bersifat terbatas dan ketat serta dalam hal-hal tertentu melalui serangkaian pengujian. Prinsip consequensial harm and balancing public interest dan pembatasan waktu pemberlakukan kerahasian harus menjadi pertimbangan utama bagi pengecualian informasi publik. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan sepakat bahwa informasi publik yang dikecualikan harus memenuhi kriteria jika dibuka dapat; (1) menghambat proses penegakan hukum; (2) mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; (3) membahayakan pertahanan dan keamanan negara; (4) mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; (5) merugikan ketahanan ekonomi nasional; (6) merugikan kepentingan hubungan luar negeri; (7) mengungkapkan isi akta otentik yang

bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; dan (8) mengungkapkan kerahasiaan pribadi. Meskipun begitu, informasi yang dikecualikan ini harus dapat dibuka, dengan cara dan mekanisme khusus, jika diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan perkara pidana maupun perdata di pengadilan. Mengenai masalah sangsi, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan berpendapat bahwa UU KIP ini harus dijauhkan dari proses kriminalisasi. Pemohon maupun pengguna informasi publik harus diberi kebebasan memperoleh informasi publik tanpa rasa takut dan rasa diancam oleh sangsi. Oleh karena itu jika toh dalam UU KIP ini terdapat sangsi yang diberlakukan kepada setiap orang, karena ada kewajiban bagi setiap orang, maka sangsi itu harus benar-benar dikenakan bagi orang yang dengan sengaja menggunakan informasi publik secara melawan hukum, dengan sangsi baik pidana penjara maupun pidana denda serendah mungkin. Contoh soal, adalah sebagaimana tercantum dalam pasal 51 yang memberikan sangsi bagi setiap orang yang dengan sengaja menggunakan Informasi Publik secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Fraksi Partai Persatuan Pembangunan berpendapat Komisi Informasi yang akan dibentuk yang fungsi dan tugas utamanya melakukan mediasi dan ajudikasi jika terjadi sengketa informasi dapat mencegah terjadinya kriminalisasi informasi. Jika kriminalisasi ini terjadi niscaya kebebasan memperoleh infrormasi publik akan mengalami ancaman yang serius. Sidang Dewan, hadirin yang terhormat Setelah mengkaji secara mendalam dan seksama, dalam rangka memberikan jaminan hukum atas akses publik terhadap informasi, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dengan mengucap bismillahirahmanirahim dapat menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik ditetapkan menjadi undang-undang. Kalam akhir, ingin kami katakan bahwa Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik ini tidak akan lahir tanpa partisipasi dan kerja keras banyak pihak; yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, untuk itu kami sampaikan terima kasih. Tetapi, dalam kesempatan ini secara khusus kami ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kawan-kawan dari koalisi Ism untuk kebebasan informasi public, juga rekan-rekan wartawan yang sejak awal terus memberikan masukan, pendapal dan kritik serta mengawal jalannya pembahasan RUU ini.

Demikianlah Pendapat Akhir Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR Rl terhadap Rancangan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik. Atas perhatian dan kesabaran hadirin yang terhormat, kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb