Pengantar. Jakarta, September Tim Penulis

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

Model dan Organisasi. Konsep Landasan Komponen Prinsip. Evaluasi. Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

PENGERTIAN PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM OLEH : DRS. I MADE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X3 SMA PGRI 6 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

PENDIDIKAN PANCASILA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Pendidikan menunjukkan cara dan bagaimana warga negara

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

BAB III KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU PAI UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN PROFESI GURU PAI

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

PEMBELAJARAN KONSTRUTIVIS, INKUIRI/DISKOVERI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUGAS KELOMPOK PEMETAAN INDIKATOR BERDASARKAN KD

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

C. Tujuan. D. Profil Lulusan

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nana Sutarna, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI DI PERGURUAN TINGGI DAN DI SMK DENGAN STANDAR UJI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

1954, 1961, 1968, 1975, 1984, > 2004 >>>>>>> KTSP

ETIKA POLITIK BERDASARKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berguna untuk memperluas

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

TUGAS AKHIR FILSAFAT PANCASILA

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. daya, seperti daya imajinasi dan daya kreatifitas dari para pengarangnya. Selain itu, karya sastra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH. Farida Nurhasanah Surakarta 2012

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

1) Dakir, Prof, Drs Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2) Hamalik, Oemar, Prof. Dr

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S

Landasan dan Prinsip Umum. Dr. Ali Muhtadi, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

PENGEMBANGAN KURIKULUM DITINJAU DARI TINGKAT KABUPATEN SAMBAS PADA DAERAH TERTINGGAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH KABUPATEN SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

ANALISIS PENGGUNAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERKARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN IPS KELAS III SDN GADINGKULON 01 MALANG

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO

Bab I Pendahuluan A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Bahasan Kajian Filsafat

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

FILSAFAT PENDIDIKAN. Dosen: Rukiyati, M. Hum Jurusan FSP-FIP UNY Telp

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosi maupun sikap

MAKALAH HAKIKAT DAN MAKNA SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI BAGIMANUSIA. Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dan.

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT DI KELAS IX SMP NEGERI 36 BATAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar dan terencana yang tersusun dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan suatu lembaga khususnya disekolah. Di Indonesia sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

Transkripsi:

Pengantar Segala puji bagi Allah SWT dan Shalawat untuk Muhammad SAW atas dipermudahnya pembuatan makalah ini. Makalah pengantar kurikulum ini dibuat untuk memenuhi tugas dari pa Khaerudin. Kami juga berharap makalah ini nantinya akan menjadi rujukan dalam pembelajaran pada mata kuliah pengantar kurikulum. Kami telah menyusun secara sistematik dari beberapa sumber sehingga bisa mempermudah pembaca dalam mencari rujukan mengenai asas filosofis kurikulum. Kami sangat menyadari, bahwa apa yang kami tulis masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar pembuatan makalah berikutnya bisa lebih baik lagi. Jakarta, September 2010 Tim Penulis

BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji kurikulum merupakan suatu kewajiban bagi guru. Berbagai pendapat mengenai kurikulum telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (2007:3) Senada dengan pengertian di atas, Oemar Hamalik (1990:32) menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu alat yang amat penting dalam rangka merealisasi dan mencapai tujuan pendidikan sekolah. Dalam arti luas kurikulum dapat diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Namun, kurikulum haruslah direncanakan agar pengaruhnya terhadap siswa benar-benar dapat diamati dan diukur hasilnya. Adapun hasil hasil belajar tersebut haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan, sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, relevan dengan kebutuhan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat, sesuai dengan tuntutan minat, kebutuhan dan kemampuan para siswa sendiri, serta sejalan dengan dengan proses belajar para siswa yang menempuh kegiatan-kegiatan kurikulum. Dalam mengembangkan Kurikulum, guru harus memperhatikan asas-asas kurikulum agar kurikulum sesuai dengan asas-asas yang dijadikan dasar dalam pengembangan kurikulum secara umum. Adapun asas filosofis kurikulum akan dijelaskan pada bagian berikut.

I.II Batasan Masalah Makalah ini hanya membahas asas filosofis kurikulum. I.III Rumusan Masalah Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul Asas Filosofis Kurikulum, penulis membagi berdasarkan kisi-kisi sekaligus rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan filosofis sebagai landasan kurikulum? 2. Apa saja yang terdapat dalam filosofis dalam proses pengembangan kurikulum? 3. Aliran apa saja yang terdapat dalam filosofis sebagai landasan kurikulum? 4. Apakah guna filosofis pendidikan? 5. Apa saja landasan filosofis dalam kurikulum?

BAB II PEMBAHASAN II.1 Filosofis sebagai landasan kurikulum Filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata philos dan sophia. Philos, artinya cinta yang mendalam, dan sophia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat secara harfiah dapat diartikan sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Filsafat sangat penting karena harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan tentang aspek kurikulum. Untuk itu tiap keputusan harus ada dasarnya. Jadi filsafat adalah cara berfikir yang sedalam-dalamnya, yakni sampai akar-akarnya tentang hakikat sesuatu. Filsafat sebagai landasan pengembangan kurikulum menjawab pertanyaanpertanyaan pokok, seperti: Hendak dibawa kemana siswa yang di didik? Masyarakat yang bagaimana yang harus diciptakan melalui ikhtiar pendidikan? Apa hakikat pengetahuan yang harus dipelajari dan dikaji siswa? Norma-norma atau system nilai yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai generasi penerus? Bagaimana sebaiknya proses pendidikan itu berlangsung? Filsafat ialah induk segala ilmu. Tujuan filsafat ialah membentuk suatu pandangan yang sistematis tentang keseluruhan ilmu. Filsafat ialah sesuatu yang menunjukan suatu system, yang dapat menentukan arah hidup dan serta menggambarkan nilai-nilai apa yang paling dihargai dalam hidup seseorang. Filsafat serupa inilah yang harus dimiliki setiap guru, setiap pendidik, agar dapat membantu anak membentuk pandangan hidup yang sehat. II.2 Fungsi filsofis dalam proses pengembangan kurikulum Sebagai landasan fundamental, filsafat memgang teguh peranan penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ada empat filsafat dalam proses pengembangan kurikulum, yaitu: Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan Filsafat dapat menentukan tolok ukur keberhasilan proses pendidikan

II. 3 Aliran dalam filosofis sebagai landasan kurikulum Para pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa yang mereka junjung tinggi. Terdapat berbagai aliran filsafat yang masing-masing dengan dasar pemikiran sendiri, berikut adalah beberapa aliran dalam filosofis pendidikan: a. Aliran Perennialisme Aliran ini bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui pengetahuan yang abadi, universal dan absolut atau perennial. Kurikulum yang diinginkan oleh aliran ini terdiri atas subyek atau mata pelajaran yang terpisah sebagai disiplin ilmu dengan menolak penggabungan seperti IPA atau IPS. Hanya mata pelajaran yang sungguh mereka anggap dapat mengembangkan kemampuan intelektual seperti matematika, fisika, kimia, biologi yang diajarkan, sedangkan yang berkenaan dengan emosi dan jasmani seperti seni rupa, olah raga sebaiknya dikesampingkan. Pelajaran yang diberikan termasuk pelajaran yang sulit karena memerlukan intelegensi tinggi. Kurikulum ini memberi persiapan yang sungguhsungguh bagi studi diperguruan tinggi. b. Aliran Idealisme Filsafat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari dunia supranatural dari tuhan. Boleh dikatakan semua agama menganut filsafat idealisme.filsafat ini umumnya diterapkan disekolah yang berorientasi religius. Semua siswa diharuskan mengikuti pelajaran agama, menghadiri khotbah dan membaca kitab suci. Biasanya disiplin termasuk ketat, pelangggaran diberi hukuman yang setimpal bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah.namun pendidikan intelektual juga sangat diutamakan dengan menetukan satandar mutu yang tinggi. c. Aliran Realisme Filsafat realisme mencari kebenaran di dunia ini sendiri. Melalui pengamatan dan penelitian ilmiah dapat ditemukan hukum-hukum alam. Mutu kehidupan senantiasa dapat ditingkatkan melalui kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan hidup ialah memperbaiki kehidupan melalui penelitian ilmiah. d. Aliran Pragmatisme Aliran ini juga disebut aliran instrumentalisme atau utilitarianisme dan berpendapat bahwa kebenaran adalah buatan manusia berdasarakan pengalamannya. Tidak ada kebenaran mutlak, kebenaran adalah tentatif (sementara) dan dapat berubah. Tugas guru bukan mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan, melainkan memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan guna memecahkan masalah. Pengetahuan yang diperoleh bukan dengan mempelajari mata pelajaran, melainkan karena digunakan secara fungsional dalam memecahkan masalah.

e. Aliran Eksistensialisme Filsafat ini mengutamakan individu sebagai aktor dalam menentukan apa yang baik dan benar. Norma-norma hidup berbeda secara individual dan ditentukan masing-masing secara bebas, namun dengan pertimbangan jangan menyinggung perasaan orang lain. Tujuan hidup adalah menyempurnakan diri, merealisasikan diri. Sekolah yang berdasarkan eksistensialisme mendidik anaka aggar menentukan pilihan dan keputusan sendiri dengan menolak otoritas orang lain. Ia harus bebas berpikir dan mengambil keputusan sendiri secara bertanggung jawab. Sekolah ini menolak segala kurikulum, pedoman, instruksi, buku wajib, dll dari pihak luar. Anak harus mencari identitasnya sendiri, menentukan standarnya sendiri dan kurikulumnya sendiri. Dengan sendirinya mereka tidak dipersiapkan untuk menempuh ujian nasional. II.4 Guna filosofis pendidikan Pentingnya filsafat bagi pendidikan bila kita ketahui ternyata besar manfaatnya bagi kurikulum, yakni: Filsafat pendidikan menetukan arah kemana anak-anak harus dibimbing. Jadi filsafat menentukan tujuan pendidikan Dengan adanya tujuan pendidikan ada gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan yang harus dicapai, manusia yang bagaimana yang harus dibentuk. Filsafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan itu. Filsafat memberi kebulatan kepada usaha pendidikan, sehingga tidak lepaslepas. Dengan demikian terdapat kontinuitas dalam perkembangan anak. Tujuan pendidikan member petunjuk apa yang harus dinilai dan hingga mana tujuan itu telah tercapai Tujuan pendidikan member motivasi dalam proses belajar mengajar, bila jelas diketahui apa yang ingin dicapai II.5 Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum a. Filsafat dan tujuan pendidikan Dalam arti luas, pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengembangan semua aspek kepribadian manusia, baik aspek pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan. Tujuan pendidikan harus mengandung autonomy, equity dan survival, yaitu: Autonomy artinya memberi kesadaran, pengetahuan dan kemampuan yang prima kepada setiap individu dan kelompok untuk dapat mandiri dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik Equity artinya pendidikan harus dapat memberi kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kebudayaan dan ekonomi

Survival artinya pendidikan bukan saja harus dapat menjamin terjadinya pewarisan dan memperkaya kebudayaan dari generasi ke generasi akan tetapi juga harus memberikan pemahaman akan saling ketergantungan antara manusia Filsafat sebagai suatu sistem nilai ( value system) harus menjadi dasar dalam menentukan tujuan pendidikan. Artinya, pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik oleh suatu masyarakat akan tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai. Kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangakan dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri, oleh sebab itu dalam proses pengembangan kurikulum harus mencerminkan sistem nilai masyarakat. Menurut Bloom (1965), tujuan pendidikan dapat digolongkan kedalam 3 klasifikasi atau 3 domain (bidang), yaitu domain kognitif, berhubungan dengan pengembangan intelektual atau kecerdasan, bidang afektif berhubungan dengan pengembangan sikap dan bidang psikomotor berhubungan dengan keterampilan. b. filsafat sebagai proses berfikir filsafat sering diartikan sebagai cara berfikir. Namun, apakah setiap berfikir dapat dikatakan berfilsafat? Tentu saja tidak. Berfikir filosofis adalah berfikir yang memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu: Berpikir radikal (radikal thinking) yaitu berpikir sampai keakar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai pada konsenkuensi yang terakhir Berpikir sistematis yaitu berpkir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling berhubungan yang teratur Berpikir universal yaitu tidak berpikir secara khusus, yang hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan secara sistematis dan logis sampai keakar-akarnya.

BAB III KESIMPULAN Jadi filsafat ialah induk segala ilmu. Tujuan filsafat ialah membentuk suatu pandangan yang sistematis tentang keseluruhan ilmu. Filsafat ialah sesuatu yang menunjukan suatu system, yang dapat menentukan arah hidup dan serta menggambarkan nilai-nilai apa yang paling dihargai dalam hidup seseorang. Filsafat serupa inilah yang harus dimiliki setiap guru, setiap pendidik, agar dapat membantu anak membentuk pandangan hidup yang sehat. Filsafat memiliki beberapa aliran, yaitu aliaran idealisme, realisme, pragmatisme, dan eksistensialisme. Tiap-tiap aliran memiliki nilai tambah masingmasing yang pada dasarnya memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA Nasution, S. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. PT. Bumi Akara: Jakarta. Nasution, S. 2008.Asas-asas Kurikulum. PT. Bumi Akara. New York. Sanjaya, wina. 2009.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada