KREDENSIALING DAN KEBIJAKAN BPJS. Unit Kerja PT. Askes Indonesia (Persero) Jl. Letjen. Soeprapto - Cempaka Putih Jakarta Pusat, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Akses Pelayanan Kesehatan di Era BPJS. Dr. E. Garianto, M.Kes

RENCANA PELAKSANAAN SJSN MELALUI BPJS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

POLA KERJASAMA BPJS KESEHATAN RUMAH SAKIT

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN BPJS KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

KEBIJAKAN PELAYANAN OBAT ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PERATURAN BPJS KESEHATAN

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

KENDALI MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DALAM PERATURAN BPJS KESEHATAN

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

IMPLEMENTASI PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM SISTEM PEMBAYARAN E KLAIM BPJS KESEHATAN DR BIMANTORO R, AAK

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Tanya-Jawab Lengkap. BPJS Kesehatan. e-book gratis KOMPILASI OLEH: MAJALAHKESEHATAN.COM

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN), BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) Dr. H. FAHRURAZI, M.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Sistem Pembayaran Provider

PEDOMAN TATALAKSANA ADMINISTRASI KEPESERTAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN. dr. Indrina Darmayanti Kadept. MPK Divisi Regional VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menyambut SJSN : Kebijakan BPJS Kesehatan pada Dokter Layanan Primer. Ka Manajemen Pelayanan Kesehatan PT.Askes Divisi Regional I

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) - BPJS KESEHATAN KOMUNITAS 2015

Program Jaminan Kesehatan Nasional-kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Administrasi. 1. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Sleman

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

9 Prinsip. 3 Azas Kemanusiaan Manfaat Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia PENGANTAR PENGANTAR. 5 Program 21/07/2014

BPJS Kesehatan Divisi Regional VII

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Persiapan PT.Askes Sebagai BPJS Kesehatan 2014

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 15 TAHUN 2014

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PANDANGAN PROFESI BIDAN SERTA REKOMENDASI PERBAIKAN KEBIJAKAN TERKAIT BELANJA STRATEGIS JKN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN BPJS KESEHATAN.

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

Pembahasan KemenKes RI (7 Sep 2012)

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

Pembahasan KemenKes RI (19 Juli 2012)

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

SEPUTAR BPJS KESEHATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT

CURICULUM VITAE : DR.

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DALAM SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL. Kementerian Kesehatan RI

Transkripsi:

KREDENSIALING DAN KEBIJAKAN BPJS Unit Kerja PT. Askes Indonesia (Persero) Jl. Letjen. Soeprapto - Cempaka Putih Jakarta Pusat, Indonesia - 10510

I PENGANTAR

Sistem Jaminan Sosial Nasional Hak konstitusional setiap orang + Wujud tanggung jawab negara Konvensi ILO 102 tahun 1952 Standar minimal Jaminan Sosial (Tunjangan kesehatan, tunjangan sakit, tunjangan pengangguran, tunjangan hari tua, tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan keluarga, tunjangan persalinan, tunjangan kecacatan, tunjangan ahli waris Pasal 28 H ayat 3 UUD 45 Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat". Pasal 34 ayat 2 UUD 45 "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur

Sistem Jaminan Sosial Nasional 3 Azas Kemanusiaan Manfaat Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 5 Program Jaminan Kesehatan Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Jaminan Kematian 9 Prinsip Kegotong-royongan Nirlaba Keterbukaan Kehati-hatian Akuntabilitas Portabilitas Kepesertaan wajib Dana amanat Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesarbesarnya untuk kepentingan peserta

UU SJSN dan UU BPJS 1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN

PERTANYAANNYA: SIAPAKAH BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN? Jawabannya: PT Askes (Persero) yang BERTRANSFORMASI Menjadi BPJS Kesehatan Per 1 Januari 2014 2013 2014-2019 CAKUPAN SEMESTA 2019 ASKES Badan Hukum PRIVATE Di bawah Menteri BUMN Semula Hanya Untuk Jaminan Kesehatan PNS dan Pensiunan TNI/POLRI + Prts Kem + Vet Badan Hukum PUBLIK Langsung Bertanggung Jawab Kepada PRESIDEN Untuk Mengelola Jaminan Kesehatan SELURUH RAKYAT INDONESIA

II KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN

KELOMPOK PESERTA JAMINAN KESEHATAN KELOMPOK PESERTA JAMINAN KESEHATAN PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) JK BUKAN PBI JK Pekerja Penerima Upah (PPU) Pekerja Bukan Penerima upah (PBPU) Bukan Pekerja (BP) a. PNS (Pusat & Daerah) b. Anggota TNI c. Anggota Polri d. Pejabat Negara e. Pegawai Pemerintah Non PNS f. Pegawai Swasta g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang menerima upah Pekerja Mandiri Sektor Informal a. Investor b. Pemberi Kerja c. Penerima Pensiun d. Veteran e. Perintis Kemerdekaan f. bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran Bagi Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan dapat mengikut sertakan anggota keluarga yang lain

Anggota Keluarga Peserta Isteri/Suami yang sah dari peserta Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal Peserta Bukan PBI JK, dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain

Pentahapan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 PBI (Jamkesmas) TNI/POLRI dan Pensiunan PNS & Pensiunan JPK JAMSOSTEK Tahap Selanjutnya Seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 1 Januari 2019

PHK dan Cacat Total Tetap Peserta Bukan PBI PHK/Cacat Total Tetap Tidak bekerja kembali dan tidak mampu bayar iuran (6 bulan) Bekerja kembali (6 bulan) PBI Perpanjang status kepesertaan dan bayar iuran

III IURAN

Iuran PBI Dibayar oleh pemerintah Pekerja Penerima Upah Dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja Pekerja Bukan Penerima Upah Dibayar oleh peserta yang bersangkutan

SARARAN PESERTA PNS/TNI/POLRI/PEN SIUNAN BESARAN IURAN NON PBI PROSENTASE UPAH KONTRIBUSI 5% 2% OLEH PNS/TNI/POLRI/PENSIU NAN 3% OLEH PEMERINTAH Keterangan DARI GAJI POKOK DAN TUNJANGAN PEKERJA PENERIMA UPAH 4,5 % 5% 4% PEMBERI KERJA DAN 0,5% PEKERJA PER 1 JULI 2015 4% PEMBERI KERJA DAN 1% PEKERJA PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH NILAI NOMINAL 1. Rp 25,500,- 2. Rp 42,500,- 3. Rp 59,500,- 1. Ranap kelas 3 2. Ranap kelas 2 3. Ranap kelas 1 Catatan: Batas atas upah (ceiling wage) untuk pekerja penerima upah swasta ditetapkan 2 kali PTKP-K1 (Rp 4.725.000,-) sedangkan Batas bawah upah adalah UMK di masing-masing kabupaten 14

Standard PTKP Pegawai pemerintah non PNS dan Pekerja Penerima Upah Status WP Setahun Sebulan TK / 0 Rp. 24,300,000 2,025,000 K / 0 Rp. 26,325,000 2,193,750 K / 1 Rp. 28,350,000 2,362,500 K / 2 Rp. 30,375,000 2,531,250 K / 3 Rp. 32,400,000 2,700,000

IV MANFAAT JAMINAN KESEHATAN

Manfaat Jaminan Kesehatan Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan indikiasi medis yang diperlukan 1. Manfaat Medis yang tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan 2. Manfaat non medis yang ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan, termasuk didalamnya manfaat akomodasi Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan

Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (RJTP dan RITP) Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (RJTL dan RITL) Pelayanan Kesehatan Lain yang ditetapkan oleh Menteri

Manfaat Akomodasi Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Pekerja Penerima Upah Pekerja Bukan Penerima Upah Bukan Pekerja Fakir Miskin Orang Tidak Mampu Kelas I dan II Kelas I, II dan III Kelas I, II dan III Kelas III Kelas III

Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat; c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; d. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; e. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; f. pelayanan untuk mengatasi infertilitas; g. Pelayanan meratakan gigi (ortodensi); h. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;

Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin i. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; j. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment); k. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen); l. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; m. perbekalan kesehatan rumah tangga; n. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah; o. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.

Alur Pelayanan Kesehatan Peserta Faskes Primer Rujuk / Rujuk Balik Emergency Rumah Sakit Klaim BPJS Branch Office

ERA BPJS: MENATA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN GATE KEEPER CONCEPT PROMOTIF PREVENTIF Memperkuat Posisi Pelayanan Primer dalam Piramida Layanan: Sebagai Pintu Masuk Sistem Yankes BERJENJANG Persentase Biaya Pelkes INA CBGs Askes 28 % NHS England NHI Taiwan 56 % 76 % 67 % Kapitasi Gate Keeper 15 % 24 % 33 %

V KOORDINASI MANFAAT

Koordinasi Manfaat Manfaat Tambahan Pelkes Lain yang ditetapkan oleh Menteri Pelkes Rujukan Tingkat Lanjutan ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL BPJS KESEHATAN Coordination of Benefit (COB) Pelkes Tingkat Pertama

VI FASILITAS KESEHATAN

Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah memenuhi persyaratan (credentialing) wajib bekerjasama dengan BPJS Kesehatan Fasilitas Kesehatan milik swasta memenuhi persyaratan (credentialing) dapat menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan

FASKES TINGKAT PERTAMA ASKES BPJS KESEHATAN Puskesmas beserta JEJARINGNYA; Praktik dokter dengan jejaringnya (apotek, laboratorium, bidan, perawat); Praktik dokter gigi beserta jejaringnya; Klinik pratama beserta jejaringnya; Fasilitas kesehatan milik TNI/POLRI beserta jejaringnya Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara

KREDENSIALING Sasaran 1. Kredensialing dan rekredensialing dilakukan kepada keseluruhan fasilitas kesehatan yang akan dan masih berkerjasama dengan BPJS Kesehatan, baik faskes tingkat pertama maupun tingkat lanjutan. 2. Kredensialing dan rekredensialing dilakukan kepada keseluruhan fasilitas kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta / Perorangan. Waktu Pelaksanaan 1. Kredensialing masa transisi peralihan program dilakukan pada triwulan III IV tahun 2013 kepada seluruh fasilitas kesehatan yang telah dan masih bekerjasama dengan PT Askes, Jamkesmas, PT Jamsostek, TNI dan POLRI 2. Selanjutnya Kredensialing dilakukan sepanjang tahun sesuai kebutuhan penambahan fasilitas kesehatan sejalan dengan pertambahan peserta. 3. Rekredensialing dilakukan setiap 1 (satu) tahun pada 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa perjanjian kerjasama

FASKES TINGKAT PERTAMA Kriteria Penilaian Kredensialing Kriteria Administratif Surat permohonan kerjasama Surat Ijin Praktek Surat Ijin Operasional ( Bagi Klinik Pratama, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Kontrak kerjasama dengan jejaring (jika diperlukan) Surat Pernyataan Kesediaan mematuhi ketentuan Program Jaminan Kesehatan Nasional. MUTLAK Kecuali Masa Transisi (sesuai Permenkes atau Kondisi Khusus yang ditetapkan BPJS

FASKES TINGKAT PERTAMA Kriteria Teknis a. Sumber Daya Manusia : ketenagaan, pelatihan kompetensi, pengalaman kerja, pengalaman kerjasama dengan asuransi, penghargaan yang dimiliki. b. Sarana dan Prasarana : bangunan, ruangan pendukung, perlengkapan praktek, perlengkapan penunjang administrasi dan perlengkapan penunjang umum. c. Peralatan Medis dan Obat-obatan : peralatan medis mutlak, peralatan kedaruratan, obat-obatan, peralatan medis tambahan, peralatan kunjungan rumah dan perlengkapan edukasi. d. Lingkup Pelayanan : konsultasi/pemeriksaan, pelayanan gigi, pelayanan obat, pelayanan laboratorium sederhana, pelayanan imunisasi, pelayanan KB, promosi kesehatan dan kunjungan rumah. e. Komitmen Pelayanan : pemenuhan jam praktek, penggunaan aplikasi SIM, kepatuhan terhadap panduan klinik, penyelenggaraan prolanis, mendukung aktifitas kesehatan masyarakat yang dilaksanakan BPJS Kesehatan.

REKREDENSIALING Definisi Rekredensialing adalah proses seleksi ulang terhadap pemenuhan persyaratan dan kinerja pelayanan bagi fasilitas kesehatan yang telah dan akan melanjutkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan.. Tujuan Rekredensialing bertujuan untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang berkomitmen dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien melalui metode dan standar penilaian yang terukur dan objektif. Kapan dilakukan Rekredensialing faskes tingkat pertama? Proses Rekredensialing dilakukan 3 bulan sebelum kontrak dengan faskes berakhir.

FASKES TINGKAT PERTAMA Kriteria Penilaian Rekredensialing Kriteria Administratif Updating Surat Ijin Praktek dan Surat Ijin Operasional Kriteria Teknis a. Sumber Daya Manusia (updating) : b. Sarana dan Prasarana (updating) : c. Peralatan Medis dan Obat-obatan (updating) : d. Lingkup Pelayanan (updating) : e. Realisasi Komitmen Pelayanan : pemenuhan jam praktek, penggunaan aplikasi SIM, kepatuhan terhadap panduan klinik, penyelenggaraan prolanis, mendukung aktifitas kesehatan masyarakat yang dilaksanakan BPJS Kesehatan. f. Kinerja Faskes : Angka kepuasan pasien, angka rujukan, angka keberkunjungan prolanis, ketepatan waktu penyampaian laporan

Penguatan Sistem Gate Keeper First Contact (Kontak pertama) Faskes Tk. I merupakan tempat pertama yang dikunjungi peserta setiap kali mendapat masalah kesehatan Continuity (Kontinuitas pelayanan) Hubungan Faskes Tk. I dengan peserta dapat berlangsung dengan kontinyu sehingga penanganan penyakit dapat berjalan optimal Comprehensiveness (Komprehensif) Faskes Tk. I memberikan pelayanan yang komprehensif terutama untuk pelayanan promotif dan preventif Coordination (Koordinasi) / Dokkel sebagai Care Manager Faskes Tk. I berperan sebagai koordinator pelayanan bagi peserta untuk mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya PPK I sebagai GateKeeper (Starfield B, 1998)

FASKES TINGKAT LANJUTAN dan PENUNJANG JENIS FASILITAS KESEHATAN Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat (RSUP) Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah (RSUD) Rumah Sakit Umum TNI Rumah Sakit Umum Bhayangkara (POLRI) Rumah Sakit Umum Swasta Rumah Sakit Khusus Rumah Sakit Khusus Jantung (Kardiovaskular) Rumah Sakit Khusus Kanker (Onkologi) Rumah Sakit Khusus Paru Rumah Sakit Khusus Mata Rumah Sakit Khusus Bersalin Rumah Sakit Khusus Kusta Rumah Sakit Khhusus Jiwa Rumah Sakit Khusus Stroke Rumah Sakit Khusus Indera Rumah Sakit Khusus Lain yang telah terakreditasi Rumah Sakit Bergerak Rumah Sakit Lapangan Balai Kesehatan Balai Kesehatan Paru Masyarakat Balai Kesehatan Mata Masyarakat Balai Kesehatan Ibu dan Anak Balai Kesehatan Jiwa Faskes Penunjang Laboratorium Kesehatan Apotek Unit Transfusi Darah Optik

KREDENSIALING Sasaran 1. Kredensialing dan rekredensialing dilakukan kepada keseluruhan fasilitas kesehatan yang akan dan masih berkerjasama dengan BPJS Kesehatan, baik faskes tingkat pertama maupun tingkat lanjutan. 2. Kredensialing dan rekredensialing dilakukan kepada keseluruhan fasilitas kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta / Perorangan. Waktu Pelaksanaan 1. Kredensialing masa transisi peralihan program dilakukan pada triwulan III IV tahun 2013 kepada seluruh fasilitas kesehatan yang telah dan masih bekerjasama dengan PT Askes, Jamkesmas, PT Jamsostek, TNI dan POLRI 2. Selanjutnya Kredensialing dilakukan sepanjang tahun sesuai kebutuhan penambahan fasilitas kesehatan sejalan dengan pertambahan peserta. 3. Rekredensialing dilakukan setiap 1 (satu) tahun pada 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa perjanjian kerjasama

Bagaimana proses pendaftaran Faskes untuk menjadi Provider BPJS Kesehatan? Penawaran kerjasama sesuai hasil analisa kebutuhan faskes Faskes melakukan pendaftaran ke Cabang BPJS terdekat dengan melampirkan syarat administrasi dan mengisi formulir pendaftaran Kantor Cabang melakukan verifikasi dan validasi ketentuan administrasi (terutama ijin praktek) Bila semua syarat administrasi terpenuhi maka Faskes diberikan formulir self assessment Setelah dilakukan penilaian self assessment oleh faskes tersebut, Kantor Cabang melakukan validasi dan scoring di isian self assessment dengan format kredensialing melalui kunjungan lapangan oleh Tim Kredensialing. Setelah ada keputusan kerjasama/tidak, dikirimkan surat penerimaan/penolakan ke faskes tersebut.

FASKES TINGKAT LANJUTAN Kriteria Penilaian Kredensialing Kriteria Administratif Surat Permohonan kerjasama Surat Ijin Tetap Penyelenggaraan RS Surat Penetapan Kelas RS Surat Akreditasi RS Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan Kontrak kerjasama dengan jejaring (jika diperlukan) Surat Pernyataan Kesediaan mematuhi ketentuan Program Jaminan Kesehatan Nasional. MUTLAK Kecuali Masa Transisi (sesuai Permenkes atau Kondisi Khusus yang ditetapkan BPJS

FASKES TINGKAT LANJUTAN Kriteria Teknis a. Sumber Daya Manusia : ketenagaan, klasifikasi RS, akreditasi RS, sertifikasi ISO, pengalaman kerjasama dengan asuransi, penghargaan yang dimiliki. b. Sarana dan Prasarana : bangunan, jumlah tempat tidur, perlengkapan penunjang administrasi, ruangan penunjang klinik. c. Sistem dan Prosedur : Hospital bylaws, KPRS, Mediko Legal dan Kode Etik, Pencatatan dan Pelaporan Kejadian Tidak Diharapkan, pelaksanaan panduan klinis, SPO Edukasi, standar asuhan keperawatan, regulasi hak pasien & keluarga, SIM RS, Survei Kepuasan. d. Komitmen Pelayanan : penggunaan aplikasi SIM, kepatuhan terhadap panduan klinik, penyelenggaraan rujuk balik, mendukung aktifitas kesehatan masyarakat yang dilaksanakan BPJS Kesehatan.

Hal-hal kritis proses kredensialing 1. Objektifitas (tidak ada benturan kepentingan) 2. Transparansi 3. Evidence 4. Kedisiplinan dalam entri aplikasi ECM

FASKES TINGKAT LANJUTAN Kriteria Penilaian Rekredensialing Kriteria Administratif Updating Surat Ijin Operasional (Bagi Klinik Utama), Surat Penetapan Kelas RS dan Surat Akreditasi RS Kriteria Teknis a. Sumber Daya Manusia (updating). b. Sarana dan Prasarana (updating) c. Sistem dan Prosedur (updating) d. Realisasi Komitmen Pelayanan : penggunaan aplikasi SIM, kepatuhan terhadap panduan klinik, penyelenggaraan rujuk balik, mendukung aktifitas kesehatan masyarakat yang dilaksanakan BPJS Kesehatan. e. Kinerja : Angka kepuasan, ketepatan waktu pengajuan klaim, BOR, ALOS, BTO, TOI, NDR, CDR.

Rekredensialing Faskes Tk.Lanjutan Sumber Daya Manusia (updating) Sarana dan Prasarana (updating) Sistem dan Prosedur (updating) Realisasi Komitmen Pelayanan Kinerja : Angka kepuasan, ketepatan waktu pengajuan klaim, BOR, ALOS, BTO, TOI, NDR, CDR.

INDIKATOR KINERJA FASKES 1. Kepuasan Peserta 2. Kualitas Pelayanan Kesehatan 3. Pemenuhan Komitmen Pelayanan 4. Efisiensi Biaya 5. Indikasi Kejadian Fraud and abuse PENILAIAN KINERJA FASKES MEKANISME PENILAIAN KINERJA FASKES 1. Pembentukan Tim Penilaian Kinerja Faskes 2. Pengumpulan data sesuai komponen penilaian 3. Menganalisa data dan memberikan penilaian terhadap kinerja provider 4. Melakukan rekapitulasi, skoring dan pemeringkatan faskes sesuai kinerja yang menjadi dasar dalam program pembinaan kenmitraan serta rekredensialing.

NEGOSIASI DAN KONTRAK KERJA SAMA FASKES Menkes Penetapan Pola Pembayaran BPJS BPJS dan Asosiasi Faskes Kesepakatan Pembayaran BPJS dan Faskes Kesepakatan Pembayaran Kontrak Kerjasama

Hal-hal yang harus tertuang dalam kontrak a. Jenis pelayanan yang dapat diberikan oleh Faskes dan waktu pelayanan; jenis pelayanan disini sebaiknya cukup rinci dan jelas baik bagi BPJS maupun Faskes b. Jenis pelayanan yang tidak ditanggung c. Jenis pelayanan yang tidak tertera dalam Peraturan Menteri yang berlaku, dapat disetarakan dengan tindakan yang tertera dalam peraturan dimaksud d. Besaran Tarif pelayanan kesehatan e. Besaran iur biaya (jika ada) f. Mekanisme pemberian pelayanan kepada peserta g. Mekanisme pembayaran pelayanan : h. Proses jaga mutu dan optimalisasi kinerja Faskes i. Tanggungjawab finansial para pihak j. Sistim Administrasi dan Informasi k. Kesanggupan Faskes untuk mempertahankan sertifikat mutu yang sudah diperoleh Faskes l. Hak dan kewajiban m. Lampiran penjelasan tentang jenis pelayanan (paket) n. Kertas kerja negosiasi tarif o. Kewenangan melihat medical record apabila diperlukan konfirmasi p. Pendapat Dewan Pertimbangan Medik dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penyelesaian masalah medis

VII PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN

Perpres No 12 Tahun 2013 Pasal 39 1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. 2) Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna.

Lanjutan... 3) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INACBG s). 4) Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups (INA-CBG s) ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

Tarif yang berlaku di Faskes Tingkat Pertama (Berdasarkan Permenkes 069/2013) Puskesmas : Rp. 3.000 Rp 6.000 RS. Pratama, Klinik Pratama, Praktek Dokter dan Fasilitas Kesehatan yang setara : Rp 8.000 Rp 10.000 Praktik Dokter Gigi : Rp 2.000

No Jenis Pelayanan Tarif (Rp) 1 Pemeriksaan ANC 4 Pemeriksaan PNC/neonatus 7 Pelayanan KB pemasangan: - IUD/Implant - Suntik Persalinan dan Pelayanan Kebidanan & Neonatal di Faskes Tingkat Pertama (masuk paket kapitasi) Paket Kapitasi Untuk pelayanan yg diberikan di Puskesmas, Klinik dan Dokter Praktik, kec untuk daerah Perifer Tagihan Klaim diajukan setiap bulan secara KOLEKTIF : oleh Faskes Tingkat Pertama, tidak ada klaim perorangan Klaim Bidan : - Sebagai jejaring melalui Faskes Induk - Sebagai Faskes Tk Pertama, Bidan bisa langsung klaim ke BPJS

Persalinan dan Pelayanan Kebidanan & Neonatal di Faskes Tingkat Pertama (Di luar kapitasi / FFS) No Jenis Pelayanan Tarif (Rp) 2 Persalinan Pervaginam Normal 600.000 3 Penanganan perdarahan paska keguguran, persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi dasar 5 Pelayanan tindakan paska persalinan (mis. placenta manual) 6 Pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan dan neonatal 750.000 175.000 125.000 8 Penanganan komplikasi KB paska persalinan 125.000

Pengelompokan Regionalisasi INA CBG

Model Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS Cost Tersier Equity Biaya sangat mahal Sekunder Equity = tergantung income Biaya mahal Primer Equity besar (aksesibel bagi semua golongan) Biaya terjangkau (Referensi: Starfield B, 1999) Quantitas (Gatekeeper) Penanganan subspesialistik DRG/INA CBG S Penanganan spesialistik DRG/INA CBG S Semua keluhan kesehatan, promotif, preventif, survailans Kapitasi Pay for Performance

Terima Kasih