Standart Praktek Keperawatan

dokumen-dokumen yang mirip
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu:

Titik Anggraeni KDK, Implementasi

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

RITA PUSPA SARI, MPH Akper Pemprov. Kalimantan Timur Tahun 2015

Patient Safety dalam Keperawatan. Sumijatun Oktober 2007

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

a) Mengenal Analisis Kualitatif b) Mengetahui komponen Analisis Kualitatif c) Mengenal perbedaan analisis kuantitatif dan kualitatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

Source-Oriented Record (SOR)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

STANDAR PROFESI KEPERAWATAN. Yeneva Everina

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N

MODEL DOKUMENTASI SOR, POR, FLOWSHEET. Ns. IGYP, S.Kep, M.Kes

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

Tujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

Dokumentasi Keperawatan Berbasis Teknologi Komputer Mira Asmirajanti, SKp, MKep

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1992)

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

STUDENT REPORT PRAKTEK BELAJAR KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN. NAMA... NIM... No. Telf... FOTO

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsinya), bentuknya bermacam-macam. sesudah abortus, tidak interaksi dengan obat-obat juga membantu

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

EFISIENSI KAMAR BEDAH

KATA PENGANTAR. Malang, 23 November Penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tentang Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

STUDENT REPORT PRAKTEK BELAJAR KLINIK SISTEM REPRODUKSI PROGRAM STUDI S 1 KEPERAWATAN TAHUN 2016 / 2017 NAMA... NPM... STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

PANDUAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

STUDENT REPORT PRAKTEK BELAJAR KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN. NAMA... NIM... No. Telf... FOTO

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

SUMMARY TIME ORIENTED RECORD (STOR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB I PENDAHULUAN. profesi keperawatan. Profesi perawat dinilai sebagai profesi yang memiliki resiko

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

KEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI DALAM MENGKAWAL KOMPETENSI PERAWAT MELALUI SDKI

STUDENT REPORT PRAKTEK BELAJAR KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN 2014 / 2015 PAS FOTO 4 X 6 NAMA... NPM...

Metodologi Asuhan Keperawatan

Panduan Identifikasi Pasien

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

Oleh : NUR MEITY S.A, S KEP, NS, M KEP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

Transkripsi:

Standart Praktek Keperawatan By. Edi Purwanto PROGRAM STUDI LMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 1

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses belajar mengajar diharapakan mahasiswa memahami tentang: 1. Standart Praktek Keperawatan 2. Pi Prinsipi dokumentasi efektif 3. Peran Perawat Dalam Dokumentasi 4. Implikasi hukum terhadap dokumentasi 2

Kasus Seorang keluarga pasien Tn. H umur 48 tahun keluar dari Rumah Sakit Sugih Waras dengan wajah yang kecewa. Setelah di pintu keluar ada seorang laki-laki umur 35 tahun menemuinya untuk berdiskusi. i 1 minggu kemudian Tn. H menuntut rumah sakit dengan ganti rugi senilai Rp. 1 M. Direktur RS kemudian memanggil semua staf dokter dan perawat yang di ruang obstetric dan gynecology untuk menjelaskan kronologis terhadap keluarga Tn. H. Setelah ditanyakan dokumen catatan rekam medis ternyata kurang lengkap, ada beberapa form tidak di isi/masih kosong. 3

Pendahuluan Pada hakekatnya, setiap anggota profesi akontabel terhadap kinerjanya dan harus dapat mempertanggung jawabkan pelayanan yang diberikan. Akontabilitas membutuhkan evaluasi terhadap efektifitas kinerja yang ditampilkan seseorang sesuai tanggung jawabnya. Untuk mempertahankan dan meningkatkan k kualitas asuhan keperawatan, diperlukan alat ukur yaitu standar asuhan keperawatan. 4

Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia telah menyusun standar profesi keperawatan berdasarkan SK No: 03lDPP/SK/I/96, yang terdiri dari; 1. standar pelayanan keperawatan, 2. standar praktek keperawatan, 3. standar pendidikan keperawatan dan 4. standar pendidikan keperawatan berkelanjutan, 5

Arti Standar Praktek Keperawatan Standar praktek keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar, yang dirurnuskan dan digunakan sebagai pedoman pemberian pelayanan keperawatan serta merupakan tolak ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat. 6

De Ann Gilles (1989) mengidentitikasi beberapa tujuan dari standar keperawatan adalah; 1. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, 2. Menurunkan biaya perawatan, 3. Melindungi perawat dari kelalaian melakukan tugas dan melindungi klien dari tindakan yang tidak terapeutik, 7

Dengan demikian standar berguna untuk ; 1. Melindungi perawat dan klien dari kelalaian dan kesalahan 2. Mengetahui perawat lalai atau salah Pada pasal 53 ayat 2 dan 4 Undang-undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 dijelaskan bahwa; "Tenaga kesehatan (termasuk perawat) dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien". 8

8-STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN Standar I ; Pengumpulan data tentang status kesehatan klien/pasien Standar 2 ; Diagnosa keperawatan Standar 3 ; Rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan Standar 4 ; Rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan keperawatan yang ditetapkant untuk mencapai tujuan yang disusun berdasarkan diagnosis keperawatan 9

Standar 5 ; Tindakan keperawatan peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan Standar 6 ; Tindakan keperawatan mengoptimalkan kemampuannya untuk hidup sehat Standar 7; Pencapaian tujuan ditentukan oleh klien/pasien dan perawat Standar 8; Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk melakukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan prioritas, penetapan tujuan baru dan perbaikan rencana asuhan keperawatan 10

Dokumentasi keperawatan Data yg lengkap, nyata dan tercatat yang bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tapi juga jenis/ tipe, kwalitas dan kwantitas pelaayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien ( Fisbach,1991 1991) Merupakan bukti pelayanan kep. yg merekam setiap aspek yg terlibat dlm pemberian pelayanan kep baik aspek klien, perawat dan tim kesehatan lain.

Prinsip-Prinsip Pendokumentasian Efektif Untuk dokumentasi efektif perawat harus mengikuti kaidah-kaidah sbb : Simplicity : menggunakan kata kata dasar, sederhana dan mudah dipahami Conservatism : pendokumentasian kesimpulan diagnosa keperawatan harus akurat, didasarkan informasi yang terkumpul. Ptience : Pergunakan waktu yang cukup untuk mengetahui apa yang terjadi pada pasien dan apa yang dilakukan pasien Precision : perhatikan pasien dari berbagai perspektif, jangan mengandalkan satu alat supaya tepat. Irrefutability : pendokumentasian yang jelas dan obyektif.

Komponen Model Dokumentasi Keperawatan Terdiri 3 komponen : Ketrampilan Proses Standar Keperawatan Dokumentasi Setiap komponen saling berhubungan, ketergantungan dan dinamis. Setiap perawat harus belajar & menggunakan : ketrampilan komunikasi, ketrampilan dokumentasi proses keperawatan dan ketrampilan standar dokumentasi.

1. KOMUNIKASI Komunikasi adalah salah satu ketrampilan penting bagi tenag perawat. Dengan komunikasi perawat mendapat informasi dan data tentang pasien. Ketrampilan menuliskan hasil komunikasi dalam bentuk dokumentasi yang efektif adalah penting.

Kriteria penulisan komunikasi yang efektif : Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat tlain (ti tim kesehatan ) apa yang telah terjadi dan diharapkan terjadi, Manfaat dan data yang akurat dapat dicatat. Penulisan catatn t menggambarkan sesuatu yang kreatif.

Kriteria dokumentasi proses keperawatan yang efektif : Menggunakan standar terminologi ( pengkajian, diagnosa, perencanaan,pelaksanaan & evaluasi Data yang bermanfaat dan relevan dikumpulkan dicatat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen. Diagnosa disusun berasarkan klasifikasi dan analisa data yang akurat. Rencana keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan yang permanen.

Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu Evaluasi dicatat sesuai urutan waktu, termasuk respon klien terhadap tindakan intervensi keperawatan atau medis juga perlu ditulis. Rencana tindakan keperawatan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan dari klien.

Asumsi Asumsi Dasar : Untuk dokumentasi yang efektif harus didasarkan pada asumsi asumsi bahwa : 1. Kualitas dokumentasi dipengaruhi oleh pemahaman terhadap peran perawat dalam dokumentasi. 2. Pendidikan dan pengalaman perawat menentukan kualitas dan kelengkapan dokumentasi. 3. Tersedia waktu yang cukup untuk dokumentasi 4. Sistem pendokumentasian harus sesuai dengan keinginan unut keperawatan dan harapan institusi 5. Perlu adanya pedoman pendokumentasian untuk membantu staf menetukan apa, dimana, bagaimana dan kapan dokumentasi dilakukan

Karakteristik Dokumentasi Efektif : 1. Menggambarkan keadaan klien secara aktual ( current ), lengkap dan konsisten dengan duplikasi data yang minimal 2. Menggambarkan pemecahan masalah klinik dan upaya pengambilan keputusan termasuk pernyatan kesimpulan diagnostik 3. Menggambarkan kejadian sehari-hari tentang intervensi keperawatan dan pelaksanaan intervensii medis, serta respon pasien terhadap intervensi 4. Memberikan informasi secara jelas dan bermanfat bagi tenaga kesehatan dan lainnya 5. Menunjukan kronologi kejaian dan pengambilan keputusan yang logis 6. Menggunakan format yang penggunaan / melihat kembali mempermudah untuk 7. Menggambarkan faktor mempengaruhi askep. faktor lingkungan yang 8. Menggambarkan pendokumentasian perawat terhadap klien peran advokasi

Peran Perawat Dalam Dokumentasi Peran perawat dalam dokumentasi ditentukan oleh : 1. Tindakan praktek perawat dalam tiap tiap negara 2. Posisinya dalam instansi bersangkutan dan job diskripsinya. 3. Kebijaksanaan instansi dan protokol ( manual ) yang tersedia 4. Standar pelayanan instansi i 5. Sistem dokumentasi yang dipilih instansi

Format Pendokumentasian yang Benar ( Meliputi Elemen Elemen ) 1. Elemen data dasar ( demografi, alasan masuk RS, riwayat penyakit, faktor resiko, informasi lain terkait, pemeriksaan fisik, hasi pemeriksaan diagnostik ) 2. Rencana asuhan keperawatan ( diagnosa, tujuan, intervensi, hasil yang diharapkan, evaluasi ) 3. Grafik hasil observasi : suhu, nadi, RR dll 4. Catatan perkembangan ( SOAP ) 5. Flow sheet 6. Catatan pemberian obat

Pedoman Penulisan Dokumentasi : Pendokumentasian harus menunjukan gaya penulisan, pemilihan kata, penulisan yang mudah dipahami dan perencanaan yang terorganisir secara tepat : 1. Mengikuti tatat bahasa yang baku 2. Membuat kalimat atau frase secara lengkap ( subyek, predikat ) 3. Pilih istilah yang tepat 4. Gunakan singkatan yang baku 5. Bila mungkin gunakan kalimat aktif 6. Konsisten dalam menggunakan kata / istilah 7. Spesifik

IMPLIKASI HUKUM DOKUMENTASI Pendokumentasian Informasi Yang Berkaitan Dengan Hukum : Informasi yang dicatat dalam dokumentasi harus menunjukan rekaman yang konsisten mengenai keadan pasien pendokumentasian harus akurat sehingga dapat menunjukan penerapan standar keperawatan dalam askep.

Dari perspektif hukum, dokumentasi memiliki 2 fungsi : (1) sumber data mengenai keadaan klien, (2) sebagai bukti penerapan standar dalam askep. Jadi dokumnetasi keperawatan mengkomunikasikan secara legal informasi informasi i yang relevan mengenai keadan klien, tindakan tindakan medis dan keperawatan dan sesuai dengan standar asuhan Untuk itu perlu adanya petunjuk dalam pendokumentasian yang sesuai dengan kaidah hukum.

Petunjuk Pendokumentasian Yang Sesuai Hukum 1. Ketahuilah ruang lingkup malpraktek bagi perawat. 2. Tulislah kondisi pasien dan prilaku pasien, lakukan pengkajian minimal 1 kali / shift, waspada terhadap perubahan kondisi pasien, catat waktu observasi 3. Tunjukan kejadian- kejadian dalam asuhan secara akurat dan konkrit 4. Waspada terhadap kondisi ds pasien yang menuntut dokumentasi lebih cermat, detail, lengkap dan sering. Misal : pasien post operasi, perdarahan, sesak nafas dll

Kondisi Kondisi Yang Berkaitan Erat dengan Masalah Hukum Kematian yang tidak diinginkan Kematian otak akibat tindakan Kembali ke kamar operasi Pasien pindah ke RS lain Trauma di rumah Sakit Terjadinya lacerasi terus menerus, perforasi atau rembes pada bekas tusukan suatu prosedur Infeksi didapat di RS Pengangkatan organ tak sengaja Kelainan neurologis yang terjadi di RS Bunuh diri Salah pasien dalam tindakan Henti jantung di kamar operasi Luka bakar di RS

Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menulis Dokumentasi 1. Gunakan istilah yang standar 2. Tuliskan keadaan pasien secara obyektif, bukan asumsi atau kesimpulan 3. Hindari baris atau lembaran kosong, bila ada yang kosong beri tanda X atau --- pada akhir baris 4. Jangan menyisipkan kata diantara 2 kata 5. Bila ada tulisan yang salah jangan dihapus, cukup dicoret dengan satu garis, tanda tangani dan tulis yang benar 6. Gunakan tinta permanen berwarna hitam 7. Hindari bercakap cakap selama dokumentasi

8. Jangan mendokumentasikan apa yang dilakukan oleh orang lain. 9. Jangan minta tolong orang lain untuk mendokumentasikan apa yang anda kerjakan. 10.Gunakan tata bahasa yang baik dan benar. 11.Sebisa mungkin gunakan kalimat langsung g untuk dat subyektif

Istilah Istilah Hukum : Legal : sesuai / dapat diterima secara hukum Tort : kecerobohan, bertindak yang mencederai (menyalahi) seseorang baik sengaja maupun tidak sengaja yang dapat dituntut ganti rugi Neglogence g : Kelalaian, melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar hukum, (diluar kewenangan) atau meninggalkan tindakan yang secara hukum menjadi kewajibannya Duty : kewajiban hukum yang diberikan ik kepada seseorang untuk melaksanakan tugas sesuai standar Breach : tidak melaksanakan duty Liabilitas : Tuntutan terhadap seseorang akibat kelalaian / malpraktek Malparaktek : melakukan tindakan / prosedur tidak sesuai dengan standar profesi.

Kesalahan Perawat yang Terkait Hukum Kesalahan dalam memebrikan terapi / prosedur Tidak mengobservasi pasien secara adekuat Tidak mengecek benda asing dalam tubuh pasien setelah operasi Tidak memonitor perubahan pasien Luka bakar akibat kompres Tidak menggunakan tekni aseptik

Tidak memonitor penggunaan restrain Melakukan k tindakan yang tidak kompeten Tidak megikuti standar institusi Terlambat melakukan resusitasi Tidak mengkomunikasikan kepada dokter tentang perubahan pasien.

Syarat Syarat Liabilitas : Kegagalan melaksanakan salah satu tugas ( duty ) Kegagalan melakukan tindakan yang sesuai standar Terjadi cedera ( harm ) Cidera yang dialami disebabkan oleh karena duty ( cause )

Pembelaan Terhadap Liabilitas Standar praktek dalam negara tersebut Kebijakan institusi setempat Job diskripsi i i Teori keperawatan terbaru Standar terbaru dari profesi Saksi ahli Asumsi resiko

PENUTUP Standar Struktur, ; fasilitas fisik, peralatan dan kondisi dimana pelayanan diberikan serta unsur penunjang pelaksanaan pelayanan keperawatan tersebut. Standar Proses,; sifat pelayanan, urutan kegiatan dan metoda dalam memberikan pelayanan. Standar proses ini menitik beratkan pada perilaku dan kegiatan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan Standar Hasil, meliputi hasil yang diharapkan dari pemberian pelayanan keperawatan didasarkan pada standar struktur dan proses pemberian pelayanan keperawatan. 34

Semoga Bermanfaat, Terimakasih 35