Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya bagi kesehatan pekerja (Damanik, 2015). cacat permanen. Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun

Kesehatan Lingkungan Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7

berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.

BAB V PEMBAHASAN. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor hal ini Berdasarkan Undang-undang No 1

Laporan Penyuluhan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

PEMBINAAN KEARSIPAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kota seringkali diidentikkan dengan berkembangnya

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DEBU MENGGUNAKAN PERSONAL DUST SAMPLER (PDS)

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

BAB I PENDAHULUAN. maupun di luar rumah, baik secara biologis, fisik, maupun kimia. Partikel

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

2. Salah satu tujuan awal dibentuknya standard keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah... a. Perang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

RONTGEN Rontgen sinar X

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,

Kata Kunci: Kesehatan Kerja, Tingkat pengetahuan, Kearsipan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

commit to user BAB I PENDAHULUAN

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

BAB 1 : PENDAHULUAN. renang setidaknya seminggu sekali, 55% anak anak (umur 5 9 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

LSP-HI. (Lembaga Sertifikasi Profesi Higiene Industri) No. BNSP-LSP-128-ID MENYELENGGARAKAN UJI KOMPETENSI BIDANG HIGIENE INDUSTRI

Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara

BAB I PENDAHULUAN. terkontaminasinya udara, baik dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sehari-hari pajanan dan proses kerja menyebabkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

DERAJAT SEHAT= SEHAT SEMPURNA-TINGKAT/DERAJAT SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

Transkripsi:

Resiko Kerja Bagi Pengelola Arsip ( Resume Hasil Kajian BPAD Provinsi DIY ) An Nisa Sukma Mahasiswi D III Kearsipan, UGM Pendahuluan Arsip merupakan komponen penting dalam pelaksanaan funfsi dan tugas suatu lembaga. Arsip merupakan suatu rekaman kegiatan, sumber informasi, serta bukti outentik dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan kehidupan kebangsaan. Selain yang terkait dengan sistem, sarana prasarana yang harus memadai, pengelolaan arsip juga harus didukung oleh Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang handal. Dukungan tersebut tidak hanya menyangkut kemampuan dan kemauan tetapi juga terkait dengan aspek kesehatan baik jiwa dan raga. Kenyataan yang ada pekerjaan di bidang kearsipan masih menjadi bidang yang belum diminati, selain dianggap pekerjaan yang tidak prestisius, arsip juga diposisikan sebagai pekerjaan sambilan. Sehingga Pengelola arsip dicitrakan sebagai pekerjaan penunggu gudang, bukan pengelola informasi. Pekerjaan kearsipan selama ini masih dikesampingkan karena terkesan kotor, monoton, tidak dinamis, dan berpotensi mengganggu kesehatan bagi pengelolanya. Kandungan yang ada dalam kertas dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit. Apalagi arsip - arsip yang sudah dimakan usia, debu yang menempel serta keausan media rekam menambah keengganan seseorang untuk menjadi pengelola arsip. Kondisi ini diperparah lagi dengan kenyataan yang ada di banyak tempat penyimpanan arsip yang jauh dari standar. Kesan kotor dan tidak higienis selain mempercepat proses kerusakan arsip juga menjadi seseorang tidak nyaman dalam melaksanakan tugas. Antisipasi munculnya gangguan kesehatan serta langkah preventif yang dilakukan selama ini hanya didasarkan pada asumsi serta gejala yang dirasakan

oleh pengelola tanpa didukung data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Bau apek, gatal gatal dan sesak napas adalah gejala yang secara langsung dirasakan, menjadi pijakan untuk mengambil kesimpulan bahwa ada efek dari pengelolaan arsip. Oleh karena itu untuk mengetahui sejauh mana arsip berpotensi menimbulkan ganguan kesehatan sebagai resiko kerja pengelola arsip serta sejauh mana resiko tersebut menjadi ancaman bagi keselamatan pengelola arsip maka perlu dilakukan kajian. Selain itu kajian ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis serta tingkat bahaya reaksi kimiawi dari arsip bagi kesehatan, yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja dan kesehatan kerja pengelola arsip di masa yang akan datang. Maksud dan Tujuan Kajian Kajian Resiko Kerja di lakukan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah ( BPAD ) Provinsi DIY dengan tujuan untuk mewujudkan kenyamanan kerja pengelolaan arsip. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah untuk : a. Mengetahui tingkat resiko bahaya di lingkungan kerja, b. Mengetahui dampak lingkungan kerja dari faktor kimia, fisik, biologi, dan ergonomi, kesehatan kerja, khusunya gambar paru dan fungsi paru, c. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan lingkungan kerja, d. Untuk mmbrikan masukan tentang perbaikan tingkat kesehatan pengelola arsip baik arsiparis dan petugas arsip di SKPD, Mengetahui sebab sebab munculnya ganguan kesehatan, e. Munculnya data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan mengetahui resiko kerja pengelolaan arsip terhadap kesehatan

Pelaksanaan Pengkajian Untuk mendapat kepastian sejauh mana pekerjaan pengelolaan arsip berpotensi menimbulkan resiko bagi kesehatan kerja pengelolaannya perlu data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu data dari beberapa faktor yang memberikan kontribusi bagi munculnya resiko kerja, baik yang menyangkut manusia dan pelakunya, objek kerja berupa arsip, debu, bahan kimia dan sebagainya, maupun kondisi lingkungan. Selain itu diperlukan gambaran mengenai kondisi tempat kerja maupun pola hidup pegawai. Tidak dapat diabaikan juga langkah - langkah yang pernah dilakukan untuk mengantisipasi munculnya resiko kerja seperti pemeriksaan berkala, ekstrafooding, olahraga, tunjangan kesehatan, maupun infastruktur yang ada. Materi yang ada dalam fisik arsip merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan. Tindakan pelestarian arsip yang menggunakan bahan kimia merupakan kontribusi bagi udara yang ada dalam lingkungan tersebut. Oleh karena itu perlu diketahui ambang batas pencemaran udara yang diperbolehkan bagi pelaksanaan pengelolaan arsip. Partikel yang berasal dari bahan dasar media arsip, serta debu yang menempel pada fisik arsip merupakan potensi paling serius bagi kesehatan dan keselamatan pegawai. Hal ini selain mengandung bahan kimia yang membahayakan juga dimungkinkan adanya bakteri yang terbawa pada debu tersebut. Selain memberi ancaman bagi kesehatan kulit, hal yang lebih serius adalah ancaman terhadap ganguan pernapasan. Karena dilakukan terus menerus, kemungkinan timbulnya alegri, bahkan alergi yang berkerpanjangan, dapat menimbulkan ganguan pernapasan yang bersifat permanen. Macam Pengujian yang dilakukan terdiri dari : a. Faktor Fisik : kebisingan, getaran, ventilasi, iklim kerja, pencahayaan, kadar debu. b. Faktor kimia : O2, CO2, CO, O3, NH3. c. Faktor Biologi : air tanah dan udara secara fisik, kimia dan bakteriologi.

d. Pemeriksaan rontgen paru, spirometri ( fungi faal paru ). e. Pemeriksaan kelelahan kerja. f. Pemeriksaan kesehatan kerja. Dari uji faktor fisik mengenai getaran, ventilasi, iklim kerja dan kadar debu dalam batas normal, sedang kebisingan di lima ruangan BPAD setelah dikalukan pengujian dinyatakan berada dalam ambang batas. Adanya kebisingan ini tidak mudah dikurani karena keberadaan kantor berada di jalan raya yang padat pada jam kerja kantor, walaupun tingkatnya masih ringan. Salah satu alternatif adalah pemasangan AC di ruang kerja. Pencahayaan pada dasarnya kurang standar dan kekurangan ini pada tingkat ringan. Sedang ada beberapa ruangan yang jauh di atas standar, ruangan tersebut perlu dibenahi pencahayaannya dengan memasang tirai, yang dapat diatur, disesuaikan dengan cuaca pada waktu itu. Dari pengukuran O2, CO2, CO, O3, NH3 di beberapa ruangan menunjukkan kadar yang jauh di bawah nilai ambang batas yang diperkenankan sehingga dari sisi faktor kimia tidak ditemukan penyebab kelainan kesehatan pada pekerja. Pengujian air tanah secara fisika dan kimia tidak tampak adanya kelainansedangkan hasil uji air sumur gali menunjukkan coliform yang melebihi NAB, sehingga perlu penanganan sendiri seperti mendidihkan air sebelum dikonsumsi secara sempurna kira kira 3 menit setelah mendidih baru di minum. Untuk pengujian udara diruang pengelolaan masih memenuhi syarat KepMenkes RI no. 1405/Men.Kes/SK/XI/2002. Pemeriksaan paru, baik rontgen maupun spirometri terdapat 9 orang tidak mengalami kelainan, yang lain terdapat kelainan paru dan jantung. Sedangkan Untuk pemeriksaan kelelahan kerja yang mengalami kelelahan kerja tingkat sedang berjumlah 12, sedangkan yang lain tingkat ringan, yang tidak merasa lelah 1 orang.

Penutup. Hasil pengujian yang telah dilakukan BPAD diharapkan dapat merubah kebijakan maupun perilaku pengelolaan arsip menjadi lebih baik. Beberapa hal yang masih menjadi kelemahan dalam lingkungan kerja perlu terus di lakukan pemantauan kesehatan kerja secara rutin serta perbaikan menyeluruh secara medico spikososial agar para pegawai memiliki tingkat kesehatan yang setinggi tingginya. Hasil kajian ini dibuat untuk memperoleh kondisi lingkungan kerja di bidang kearsipan yang nyaman disertai kesehatan pegawai yang memadai.