APLIKASI INPUT OUTPUT

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis Input-Output (I-O)

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: mencakup struktur output dan nilai tambah masingmasing

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jadi, dengan menggunakan simbol Y untuk GDP maka Y = C + I + G + NX (2.1)

Model Input Output dan Aplikasinya pada Enam Sektor

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Peranan Sektor Jasa Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Model Input Output)

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

BAB 4 ANALISA. Pada bab ini akan dilakukan analisa berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input Output)

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS INPUT OUTPUT DALAM PERENCANAAN EKONOMI

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

Economics Development Analysis Journal

INDIKATOR MAKRO EKONOMI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2003

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN I 2014 TUMBUH 6,5 PERSEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN SIMULASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SUATU PEREKONOMIAN

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Dinas Pertanian Kota Bogor,

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PENGGANDA SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

III. METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi penelitian.

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DI PROVINSI MALUKU

KESIMPULAN DAN SARAN

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu.

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

Analisis Peranan Aktivitas Sektor-Sektor Ekonomi terhadap Perekonomian Jawa Barat: Aplikasi Model Input-Output

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Pendahuluan. Rita et al., Analisis Kinerja Sektor Ekonomi Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Model Input-Output dan...

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

APLIKASI INPUT OUTPUT Selama ini sebagian besar perencanaan pembangunan ekonomi daerah masih bersifat parsial dan belum dapat mendeteksi bagaimana dampak investasi pada suatu sektor terhadap struktur perekonomian suatu wilayah. Hal ini sering menyebabkan pelaksanaan perencanaan banyak menemui kegagalan. Untuk dapat merencanakan pembangunan secara terintegrasi, diperlukan suatu model analisis yang tepat. Analisis I-O banyak diterapkan dalam proses perencanaan pengembangan wilayah. Hal ini karena model I-O dapat diimplementasikan secara empirik pada bidang dimana keterbatasan data dan teori yang belum cukup berkembang membatasi ruang lingkup penelitian dan perencanaan. Keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan model I-O dalam perencanaan pengembangan wilayah yaitu : 1. Model I-O dapat memberikan deskripsi yang detail mengenai perekonomian nasional ataupun perekonomian regional dengan mengkuantifikasikan ketergantungan antar sektor dan asal (sumber) dari ekspor dan impor. 2. Untuk suatu set permintaan akhir dapat ditentukan besarnya output dari setiap sektor, dan kebutuhannya akan faktor produksi dan sumber daya. 3. Dampak perubahan permintaan terhadap perekonomian baik yang disebabkan oleh swasta maupun pemerintah dapat ditelusuri dan diramalkan secara terperinci. 4. Perubahan-perubahan teknologi dan harga relatif dapat diintegrasikan ke dalam model melalui perubahan koefisien teknik. Sedangkan kelemahan model I-O ini antara lain : (a) asumsi-asumsi yang agak restriktif, (b) biaya pengumpulan data yang besar dan (c) hambatan-hambatan dalam mengembangkan model dinamik. Hambatan terbesar yang dihadapi oleh lembaga-lembaga perencanaan, terutama di daerah, dalam menggunakan analisis I-O antara lain adalah : (1) biaya yang relatif besar dalam pengumpulan data; (2) data pokok yang belum memadai dan (3) keterbatasan kemampuan teknis. Akan tetapi kalau kendala-kendala tersebut dapat diatasi maka model I-O ini merupakan model yang canggih untuk merencanakan pembangunan ekonomi suatu wilayah secara terintegrasi. Langkah-langkah dalam aplikasi I-O adalah sbb : 1

Aplikasi Input Output Transaksi Antara Menu reset data digunakan untuk menghapus semua data yang ada di program aplikasi input ouput. Jika program IO sudah terisi data dan akan diisi dengan data baru, klik reset data. Masukkan jumlah baris atau kolom pada kotak kecil. Jumlah baris atau kolom merupakan besarnya jumlah sektor/subsektor/matriks IO yang akan dianalisis. Apabila sektor yang akan dianalisis hanya 9 sektor, maka masukkan angka 9 ke dalam kotak kecil. Kemudian ketiklah matriks transaksi antara yang terdapat pada tabel IO ke dalam lembar kerja. Jika data matriks telah diketik ke dalam program excell, dapat dipindahkan dengan cara mengcopy data tersebut dari file excell ke dalam lembar kerja IO.Setelah selesai memasukkan data transaksi antara, klik berikut untuk menuju lembar kerja berikutnya. 2

Input Primer Masukkan data input primer ke dalam lembar kerja sesuai dengan data yang terdapat pada tabel IO. Apabila telah selesai memasukkan data tersebut, klik berikut untuk menuju lembar kerja berikutnya. 3

Jumlah Tenaga Kerja dan ICOR Masukkan data jumlah tenaga kerja dan nilai ICOR untuk masing-masing ICOR. Apabila semua data telah selesai dimasukkan, klik berikut untuk menuju lembar kerja berikutnya. 4

Permintaan Akhir Masukkan data permintaan akhir untuk masing-masing sektor ke dalam lembar kerja. Apabila data telah selesai dimasukkan klik berikut untuk menuju lembar kerja berikutnya. 5

Kenaikan Permintaan Akhir Masukkan kenaikan permintaan akhir sesuai dengan simulasi yang hendak diinginkan. Misal terjadi penurunan konsumsi rumah tangga (301) sebesar 10 dan kenaikan konsumsi pemerintah (302), sebesar 10. Angka-angka tersebut tujuannya untuk mengetahui dampak perubahan permintaan akhir akibat adanya perubahan konsumsi.. Apabila dta telah selesai dimasukkan klik berikut. 6

keterangan : 301 menunjukkan konsumsi rumah tangga. 302 menunjukkan konsumsi pemerintah. 303 menunjukkan pembentukan modal tetap bruto. 304 menunjukkan perubahan stock. 305 menunjukkan ekspor. 306 menunjukkan impor. 7

Proses Klik output yang ingin dihasilkan, kemudian tekan proses untuk memulai mengolah input output. Maka program ini akan memproses dan mengolah tabel I-O sesuai berdasarkan data yang telah kita masukkan. 8

Hasil Matriks Transaksi Program aplikasi I-O ini akan menampilkan 5 hasil, yaitu : (1) Linkage (2) Multiplier (3) Prosentase Perubahan Output (4) Saving (%) (5) Saving (investasi) 9

Multiplier Effect Efek total multiplier = initial effect + direct effect + indirect effect + consumption induced. Initial effect: efek peningkatan output sektor yang bersangkutan (nilai initial effect sama dengan satu). Direct effect: efek pembelian langsung. Indirect effect: efek tidak langsung atau efek pendukung industri. Consumption induced: efek peningkatan konsumsi. Ada tiga macam efek multiplier, yaitu efek pengganda output (ouput multiplier), efek pengganda pendapatan (income multiplier), efek pengganda kesempatan kerja (employment multiplier). Efek pengganda ouput merupakan alat analisis untuk menghitung total nilai produksi dari semua sektor ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi nilai permintaan akhir dari output suatu sektor. Efek pengganda pendapatan merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dampak perubahan permintaan akhir terhadap perubahan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga sebagai pensuplai tenaga kerja. Efek pengganda kesempatan kerja merupakan alat analisis untuk mengetahui dampak perubahan permintaan akhir pada suatu sektor terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. 10

Besarnya angka pengganda output, pendapatan dan kesempatan kerja dapat dilihat pada tabel berikut. SEKTOR MULTIPLIER OUTPUT INCOME EMPLOYMENT 1 1.192263446 0.144803189 0.280561144 2 1.582654307 0.584721406 0.02757005 3 1.929250602 0.23712225 0.075937016 4 1.226304606 0.458477425 0.016312827 5 2.114437335 0.526070449 0.08858118 6 1.711825318 0.145729043 0.118756508 7 1.825587298 0.066888534 0.047298667 8 1.362115134 0.193486676 0.025766206 9 1.552588087 0.837980105 0.113299919 Sektor-sektor yang mempunyai nilai multiplier effect peringkat tertinggi adalah sektor bangunan, sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Nilai efek multipliernya secara berturut-turut adalah 2,11; 1,93 dan 1,83. Dampak peningkatan output sektor-sektor tersebut pada sektor lain dengan demikian sebesar 1,11; 0,93 dan 0,83 (sebab nilai initial effect adalah satu). Sektor yang memberikan peningkatan output bagi sektor lain dalam perekonomian sebesar lebih dari 100 persen hanya ada satu sektor yaitu sektor 5. Sektor-sektor yang memberikan peningkatan income tertinggi pada sektor-sektor lain adalah sektor jasa-jasa,pertambangan dan penggalian dan bangunan dengan nilai 0,83;0,58 dan 0,53 secara berturut-turut. Hal itu disebabkan karena sektor jasa-jasa sangat mendominasi di daerah DIY. Dan sektorsektor yang memiliki multiplier effect peringkat tertinggi pada employment adalah sektor pertanian,perdagangan dan sektor jasa-jasa, dengan nilai 0,28:0,12 dan 0,11 secara berturut-turut. 11

Linkages Dalam kerangka model input-output, produksi suatu sektor mempunyai dua dampak ekonomi terhadap sektor lain dalam perekonomian. Bila sektor y meningkatkan outputnya, ini berarti akan ada kenaikan permintaan dari sektor y akan barang-barang antara (barang modal) yang diproduksi oleh sektor lain. Keterkaitan ini disebut kaitan kebelakang (KKB atau backward linkage) dalam model sisi permintaan, yang menunjukkan peranan suatu sektor dalam menciptakan permintaan turunan. Sebaliknya, kenaikan output di sektor y juga berarti tambahan jumlah produk y yang tersedia untuk digunakan sebagai input sektor lain dalam produksinya. Dengan kata lain, akan terjadi kenaikan suplai dari sektor y bagi sektor lain yang menggunakan produk y dalam produksinya. Keterkaitan ini dalam model sisi penawaran disebut kaitan ke depan (KKD atau forward linkage) karena menunjukkan derajat pemancaran penggunaan hasil produksi suatu sektor sebagai input bagi sektor lain. 12

LINKAGES SEKTOR BACKWARD FORWARD DIRECT INDIRECT TOTAL DIRECT INDIRECT TOTAL 1 0.123490028 1.068774899 1.192264927 0.817239121 2.21649269 3.033731811 2 0.347580974 1.235088938 1.582669911 0.878367986 1.412800245 2.291168231 3 0.605065815 1.324278524 1.929344339 1.021219497 1.784720968 2.805940466 4 0.15246816 1.091370098 1.243838258 0.855929418 1.814847529 2.670776947 5 0.615976727 1.498437623 2.11441435 0.025287043 1.014249638 1.039536681 6 0.430587901 1.280394955 1.710982856 0.264971874 1.171970824 1.436942698 7 0.466067908 1.359586695 1.825654602 0.248794978 1.174463622 1.4232586 8 0.219561481 1.142564477 1.362125958 0.356035142 1.222993025 1.579028167 9 0.313165365 1.239475914 1.552641279 0.056330006 1.021075429 1.077405435 Sektor unggulan merupakan sektor yang memiliki backward dan forward linkages tinggi. Sedangkan sektor yang memiliki backward linkages tinggi adalah sektor yang jumlah totalnya lebih besar dari jumlah rata-rata. Dalam hal ini yang memiliki backward linkages tinggi adalah sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor perdagangan,hotel dan restoran dan sektor angkutan & komunikasi. Sedangkan sektor yang memiliki forward linkages tinggi adalah sektor yang jumlah totalnya lebih besar dari jumlah ratarata. Sektor yang memiliki forward linkages tinggi adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, dan sektor listrik,gas dan air. Sedangkan sektor yang memiliki backward dan forward linkage tinggi (sektor unggulan) adalah sektor industri pengolahan. Contoh dari industri pengolahan itu sendiri misalnya industri makanan, industri kerajinan, dll. Kalau kita lihat di propinsi DIY ini memang banyak sekali memiliki industri pengolahan, yang pada dasarnya industri tersebut memiliki banyak kaitannya dengan sektor-sektor yang lain. Contohnya pertanian, tenaga kerja, listrik,gas dan air, angkutan dan komunikasi, dll. Dengan banyaknya kaitan dengan sektor-sektor lain itulah yang menyebabkan sektor ini lebih unggul dari pada sektor-sektor yang lain. Sektor potensial merupakan sektor yang memiliki backward atau forward tinggi. Dalam analisis ini yang merupakan sektor potensial adalah sektor pertanian, penggalian, LGA, bangunan, perdagangan,hotel dan restoran dan sektor angkutan dan komunikasi. Sektor-sektor tersebut masih bisa dikembangkan karena sektor-sektor tersebut masih 13

Forward linkages Rendah Tinggi memiliki keterkaitan yang cukup tinggi dengan sektor-sektor yang lain. Sedangkan sektor yang terbelakang adalah sektor keuangan dan jasa-jasa. Ini dikarenakan sektorsektor tersebut kurang mempengaruhi sektor-sektor yang lain. Di DIY sektor jasa-jasa memang sangat dominan, tetapi sektor tersebut tidak memiliki kaitan yang kuat dengan sektor-sektor yang lain. Berdasarkan data tabel di atas dapat disusun Klassen Typologi sektor-sektor perekonomian di Provinsi DIY ke dalam tabel berikut. Backward linkages Tinggi Rendah 1. industri pengolahan 1.pertanian 2.penggalian 3.LGA 1.bangunan 1. keuangan 2. perdagangan,hotel & restoran 2. jasa-jasa 3. angkutan dan komunikasi - Sektor unggulan di Provinsi DIY adalah industri pengolahan. - Sektor-sektor potensial : 1. pertanian 2. penggalian 3. LGA 4. bangunan 5. perdagangan,hotel dan restoran 6. angkutan dan komunikasi - Sektor-sektor terbelakang: 1. keuangan 2. jasa-jasa 14

Persentase Perubahan Output Berikut ini merupakan tabel analisis dampak perubahan 301, 302, 303, 304, 305 dan 306 terhadap perubahan output masing-masing sektor di Provinsi DIY. % PERUBAHAN OUTPUT SEKTOR 301 302 303 304 305 306 TOTAL 1-9.16957 0.739823 2.78839 1.038807 11.15513 2.262126 8.814708 2-1.81138 0.221382 7.314318 0.509212 3.78642 0.499438 10.51939 3-11.1647 1.251775 5.741677 0.971012 19.25315 2.944522 18.9974 4-6.1943 1.726273 1.914795 0.255555 5.213062 2.827784 5.743166 5-0.15382 0.042536 9.764096 0.003533 0.060324 0.102397 9.819067 6-3.51439 0.454535 1.03107 0.050546 2.221606 4.508007 4.751376 7-3.33658 0.377424 0.616172 0.050767 1.295912 6.163747 5.167444 8-7.36006 0.338703 1.003165 0.060424 1.168999 2.219389-2.56938 9-2.52033 7.031219 0.299399 0.003469 0.079831 0.291497 5.185081 15

Apabila terjadi penurunan konsumsi rumah tangga (301) sebesar 10, maka permintaan akhir di sektor industri pengolahan akan mengalami penurunan sebesar 11,16. Dampak penurunan konsumsi rumah tangga paling besar dirasakan oleh sektor undustri pengolahan. Karena sektor industri pengolahanlah yang setiap harinya menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku dalam produksinya. Maka sudah jelas jika penggunaan hasil pertanian dalam industri pengolahan turun maka sektor pertanian juga akan turun. Sektor yang paling besar menikmati dampak kenaikan konsumsi pemerintah (302) adalah sektor jasa-jasa. Karena sebagian besar konsumsi pemerintah digunakan untuk pemakaian jasa-jasa. Dan jika terdapat kenaikan pada pembentukan modal tetap bruto (303) sebesar 10 maka sektor yang paling besar terkena dampaknya yaitu sektor bangunan akn mengalami kenaikan sebesar 9,77.Karena jika kita lihat di daerah DIY ini sebagian besar investasi digunakan untuk bangunan seperti perumahan-perumahan. Jadi jika pembentukan modal atau investasi naik maka sektor bangunanlah yang paling besar mengalami kenaikan. Jika terdapat perubahan kenaikan stok (304) sebesar 10 maka sektor yang paling besar mengalami kenaikan adalah sektor pertanian. Dan jika nilai ekspor (305) naik sebesar 10 maka sektor yang paling terpengaruh yaitu sektor industri pengolahan yaitu naik sebesar 19,25. Karena barang ekspor hampir semuanya merupakan produk dari industri pengolahan. Jadi jika ekspor naik maka sektor yang banyak mengalami peningkatan adalah sektor industri pengolahan. Jika terdapat kenaikan sebesar 10 pada (306) maka sektor pengangkutan dan komunikasi yang paling besar mengalami kenaikan. 16