Panduan dan Format untuk Mempersiapkan Rencana Bisnis Sebagai Bagian dari Aplikasi Sebagai Agregator Pasar pada Aliansi Tungku Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains)

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

Inisiatif Kompor Bersih Indonesia Kasus Kompor Biomassa Bersih di Indonesia

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

penanggulangan bencana penanggulangan bencana penanggulangan bencana 1. Mengidentifikasi strategi perencanaan bencana lokal yang ada

STANDAR PERIKATAN AUDIT

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

1 DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Bisnis

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

BAB III ANALISIS METODOLOGI

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Ruang lingkup AMAI Ruang lingkup audit AMAI berdasarkan unsur- unsur yang tercantum dalam standar nasional pendidikan tinggi. 2. Tujuan AMAI a.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL MUTU PERGURUAN TINGGI

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

OLEH : RUDY ERNANDO FEBRYAN NIM.

2013, No BAB I PENDAHULUAN

Catatan informasi klien

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PELAKSANAAN FORUM SKPD RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1

Komite Akreditasi Nasional

Outline. Kebijakan Secara Umum Kebijakan Publik Kebijakan TIK Kebijakan pada PEGI

PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)

BAB III METODA PENELITIAN. adalah para pengrajin bambu, petani dan konsumen bambu di Kecamatan. Minggir yang masing-masing sebanyak 6 orang.

Ruang lingkup AUDIT KEPATUHAN SISTEM (AKS) Ruang lingkup audit terdiri dari keseluruhan proses bisnis yang berlangsung di UMSIDA selain Fakultas/

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

PERATURAN PEMERIN TAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 9 21/12/ :39

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

Transkripsi:

Panduan dan Format untuk Mempersiapkan Rencana Bisnis Sebagai Bagian dari Aplikasi Sebagai Agregator Pasar pada Aliansi Tungku Indonesia Dipersiapkan oleh The Apex Consulting Group untuk mendukung Aliansi Tungku Indonesia November 2015 Catatan: Panduan dan templat ini disediakan oleh Aliansi Tungku Indonesia untuk membantu organisasi yang tertarik untuk mendaftarkan diri dan ikut serta sebagai Agregator Pasar dalam Program Perintis. Format dan isi yang disajikan disediakan sebagai panduan opsional dan mungkin tidak cocok untuk semua organisasi. Apabila Anda ingin menggunakan format alternatif, program ini akan mengkaji aplikasi Anda tanpa prasangka. Halaman 1 dari 14

Bantuan Tambahan untuk Mendukung Pengembangan Rencana Bisnis Anda Fasilitator Pasar Aliansi Tungku Indonesia telah mengembangkan Templat Rencana Bisnis untuk panduan Anda. Templat ini opsional namun dapat digunakan dalam pengembangan Rencana Bisnis untuk membantu Anda merespons terhadap komponen perencanaan dan strategi sebagaimana yang dibutuhkan bagi pengembangan rencana bisnis dan disorot dalam catatan panduan di atas. Informasi tambahan untuk mendukung pengembangan rencana bisnis Anda juga dapat ditemukan di www.apex-cg.com/csi-indonesia. Halaman 2 dari 14

Panduan Untuk Mempersiapkan Rencana Bisnis Pendahuluan Dokumen ini dimaksudkan untuk menyediakan panduan bagi peserta potensial Aliansi Tungku Indonesia (Program) dalam menyiapkan rencana bisnis untuk berpartisipasi sebagai Agregator Pasar dalam Program. Templat ini merupakan panduan opsional untuk membantu pelamar menyiapkan rencana bisnis yang merupakan salah satu persayaratan aplikasi bagi agregator pasar potensial dan menyajikan rincian dari masing-masing komponen kritis rencana bisnis. Templat ini mencakup rincian aspek-aspek operasi bisnis seandainya didukung oleh program, sebagai berikut: Beberapa Mitra Bisnis (apabila relevan); Penunjukan Organisasi Pemimpin (apabila relevan); Jaringan Bisnis atau Perjanjian Kepesertaan Kemitraan (apabila relevan); Tata Laku Operasi Bisnis; Pengaturan Komersial; Jadwal Kegiatan; dan Rencana Awal 100 Hari. Catatan Persiapan Penting untuk mencakup sebanyak mungkin rincian untuk memungkinkan klarifikasi terhadap semua hal yang diperlukan untuk memahami bagaimana bisnis ini akan berfungsi dalam berbagai keadaan mendatang. Faktor unik seperti tantangan geografis dan kekhususan demografi pasar target juga harus diperhatikan. Pengembangan rencana bisnis haruslah digunakan sebagai suatu kesempatan bagi organisasi peserta untuk bekerja sama dan membangun suatu hubungan kerja (apabila mereka menimbang untuk berpartisipasi dalam sebuah jaringan atau kemitraan). Kesuksesan dari kemintraan bisnis apa pun sangat tergantung pada tingkat kepercayaan dan kerja sama yang diciptakan antar mitra bisnis. Rencana bisnis haruslah diperlakukan sebagai dokumen yang aktif dan harus terus menjadi acuan serta dimutakhirkan dan diperbaiki setiap saat ketika semakin banyak faktor menjadi jelas dan pasar berevolusi seiring waktu. Direkomendasikan agar rencana bisnis ditinjau ulang dan divalidasi oleh pihak yang kompeten dan berpengalaman di luar organisasi Anda. Hal ini akan membawa perspektif objektif terhadap pendekatan yang dimaksudkan dan dapat menyediakan wawasan tambahan yang dapat menambah nilai. Halaman 3 dari 14

Komponen Rencana Bisnis Pilihan Mitra Bisnis (apabila relevan, opsional) Bagian ini harus memberikan keterangan ringkas tentang masing-masing organisasi mitra, kekuatan mereka dan kontribusi yang akan mereka berikan. Direkomendasikan agar setiap mitra didata secara terpisah dan mencantumkan rincian berikut ini: Nama lembaga; Nama dan rincian kontak perwakilan yang berwenang; 1 Bisnis inti dari lembaga; Rangkuman tentang bagian apa dari jalur pasok yang akan didukung; Kekuatan yang dibawa ke dalam Jaringan atau Kemitraan; Keterbatasan kepesertaan yang perlu dipertimbangkan; Faktor relevan lain yang perlu dipertimbangkan; Penunjukan Organisasi Pemimpin (apabila relevan, opsional) Pernyataan sederhana tentang siapa yang akan bertindak sebagai Agregator Pasar diperlukan (bertindak atas nama jaringan atau kemitraan - apabila relevan). Rangkuman singkat tentang peran mereka dalam Jaringan atau Kemitraan juga perlu dimasukkan. Rangkuman ini haruslah menyediakan rincian tugas spesifik, misalnya: Bertindak sebagai perwakilan dari Jaringan atau Kemitraan untuk segala hal yang berhubungan dengan tuntutan administratif program; Mengelola insentif finansial sesuai dengan pengaturan keuangan yang disepakati; Menyediakan peserta Jaringan atau Kemitraan lain dengan laporan berkala (lisan atau tertulis) tentang perkembangan dan masalah yang mungkin timbul dan membutuhkan penyelesaian; Bertindak sebagai penghubung Jaringan atau Kemitraan untuk operasi dan komunikasi seharihari; Berkoordinasi dengan organisasi Fasilitator Program tentang persyaratan bisnis operasional sehari-hari. Perjanjian Kepesertaan Jaringan atau Kemitraan (opsional) Untuk organisasi yang mengadopsi pendekatan kemitraan atau jaringan, Perjanjian Kepesertaan Jaringan atau Perjanjian Kemitraan Bisnis merupakan dokumen yang sangat penting. Perjanjian ini haruslah merinci pengaturan kerja bagi Jaringan atau Kemitraan dan anggotanya. Ia juga harus mengatur aspek organisasi Jaringan atau Kemitraan sebagai berikut: Nama Jaringan atau Kemitraan; Organisasi apa saja yang menjadi anggota dari Jaringan atau Kemitraan; Apakah anggota Jaringan atau Kemitraan beroperasi secara mandiri satu dari lainnya (biasa) atau membentuk kesatuan pihak ketiga (tidak biasa); Tujuan dari organisasi; 1 Perwakilan yang berwenang harus berada dalam posisi untuk dapat berbicara atas nama organisasi peserta dan mengambil keputusan dengan tepat waktu; Halaman 4 dari 14

Tanggal dimulainya Jaringan atau Kemitraan; Tanggal berakhirnya operasi Jaringan atau Kemitraan; Pengaturan larangan membuka rahasia; Kewenangan untuk mewakili Jaringan atau Kemitraan; Kewenangan untuk mengungkapkan keanggotaan Jaringan atau Kemitraan; Pengaturan komersial dan finansial Jaringan atau Kemitraan; 2 Anggota keluar dari Jaringan atau Kemitraan; Menerima anggota baru dalam Jaringan atau Kemitraan; Pertimbangan pertanggungjawaban dan ganti rugi; Pengaturan komunikasi yang disepakati; dan Masalah lain yang diidentifikasi. Perjanjian ini harus ditandatangani oleh semua peserta Jaringan atau Kemitraan untuk mengindikasikan kemauan mereka untuk terikat oleh perjanjian itu. Catatan: Organisasi yang tidak berpartisipasi sebagai jaringan atau kemitraan tidak perlu menyerahkan Perjanjian Jaringan atau Kemitraan. Tata Laku Operasi Bisnis Bagian dari rencana bisnis ini harus menyediakan semua rincian yang diperlukan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang operasi sehari-hari bisnis kepada pihak eksternal. Dengan kata lain, bagian ini harus menyediakan penjelasan mandiri tentang bagaimana organisasi ini akan melaksanakan bisnisnya. Hal ini akan memastikan bahwa semua hal yang diperlukan telah dipertimbangkan. Mengingat bahwa program ini fokus pada distribusi dan penjualan tungku biaya rendah dan emisi rendah ke wilayah yang hampir terpencil dan terpencil, akan ada beberapa faktor dasar yang perlu dipertimbangkan. Termasuk di sini: Siapa yang akan membuat tungku tersebut; Bagaimana persetujuan atas tungku individual itu akan difasilitasi; Bagaimana proses pemesanannya; Bagaimana dan dalam jumlah berapa tungku akan ditransportasi dari titik pembuatan ke titik pertama masuk Indonesia (dengan asumsi semua tungku diimpor); Apa saja pengaturan logistik untuk memindahkan tungku dari titik masuk ke titik distribusi pasar (gudang atau serupa); Apakah dibutuhkan pengaturan perakitan lokal; Bagaimanakah penjual eceran menerima pasokan tungku dan dalam jumlah berapa; Apa hubungan rantai pasok antar masing-masing organisasi peserta; Bagaimana dan dari siapa permintaan tungku akan diterima; Uji pasar apa yang akan dilaksanakan; Bagaimana titik transaksi penjualan akan dilakukan; Bagaimana rincian pembeli dicatat dan disampaikan ke kantor Program; Seperti apa siklus arus kasnya; Bagaimana pengaturan reparasi atau penggantian unit tungku yang cacat; 2 Pengaturan finansial dan komersial dapat dikembangkan secara terpisah di bagian dokumen yang relevan dan ditambahkan pada Perjanjian Peserta Jaringan atau Kemitraan sebagai sebuah adendum. Halaman 5 dari 14

Bagaimana anggota Jaringan atau Kemitraan memfasilitasi perbaikan berkelanjutan selama masa Program (apabila berpartisipasi sebagai jaringan). Pengaturan Komersial Penting agar pengaturan komersial bagi operasi bisnis ditentukan dengan jelas dan dipahami serta disepakati. Ketika mengembangkan pengaturan komersial untuk bisnis ini, penting agar pengaturannya adil dan mencerminkan keterkaitan antara input dan penghargaan. Waktu siklus kas (sejak waktu di mana seseorang membayar sesuatu sampai saat mereka dibayar untuk itu) harus dipertimbangkan dengan teliti sebagai bagian dari persiapan rencana bisnis program. Pertimbangan kunci untuk pengaturan komersial dan finansial bagi bisnis mencakup: Dana awal; Pengaturan arus kas internal yang rinci; Jangka pembayaran intra-jaringan atau Kemitraan (apabila relevan); Pengaturan bagi penggunaan, penerimaan dan distribusi pembayaran insentif; Pengaturan pendanaan mikro, apabila dipertimbangkan atau digunakan; Persyaratan audit; dan Resolusi sengketa komersial. Jadwal Kegiatan Sebuah jadwal kegiatan haruslah disiapkan untuk memvalidasi dan menggambarkan alur kegiatan yang hendak diselesaikan. Direkomendasikan agar jadwal ini ditabulasi menggunakan pengelompokan berikut: Kelompok Kegiatan; Tugas; Waktu; Manajer; Sumber daya; dan Keterangan. Direkomendasikan juga agar grafik Gantt yang mendukung jadwal telah dipersiapkan dan ditambahkan pada rencana bisnis sebagai Adendum. Jadwal dan grafik Gantt dapat digunakan sebagai daftar periksa selama masa berjalannya proyek. Rencana 100 Hari Rencana 100 hari dapat dikembangkan dan digunakan untuk memandu kegiatan bisnis dan pengembangan organisasi sehari-hari. Rencana awal 100 hari akan memberikan arahan bagi pelaksanaan bisnis dan proyek. Rencana 100 hari berikutnya akan fokus pada perbaikan berkelanjutan dan masalah operasional. Direkomendasikan agar rencana 100 hari dibuat dalam bentuk tabel dan terlampir sebagai Adendum. Rekomendasi pengelompokan isi untuk rencana 100 hari adalah: Tugas; Manajer; Waktu; dan Halaman 6 dari 14

Sumber Daya/Keterangan. Templat Rencana Bisnis Fasilitator Pasar Aliansi Tungku Indonesia telah mengembangkan Templat Rencana Bisnis untuk panduan Anda. Templat ini opsional namun dapat digunakan dalam pengembangan Rencana Bisnis untuk membantu Anda merespons terhadap komponen perencanaan dan strategi sebagaimana yang dibutuhkan bagi pengembangan rencana bisnis dan disorot dalam catatan panduan di atas. Informasi tambahan untuk mendukung pengembangan rencana bisnis Anda juga dapat ditemukan di www.apex-cg.com/csi-indonesia. Halaman 7 dari 14

Rencana Bisnis untuk Pendirian dan Operasi Bisnis Tungku Biomassa Bersih (Kemitraan atau Jaringan Perusahaan Bisnis - apabila relevan) Nama Perusahaan (tambahkan nama-nama dari para anggota Jaringan atau Kemitraan - apabila relevan) Mendukung Aliansi Tungku Indonesia Tanggal Halaman 8 dari 14

Daftar Isi 1. Ringkasan Eksekutif 2. Kesempatan 3. Para Peserta 4. Agregator Pasar 5. Sekilas tentang Tata Laku Operasi Bisnis 6. Pertimbangan Komersial 7. Tinjauan Tindakan Segera Halaman 9 dari 14

1. Ringkasan Eksekutif Kesempatan Para Peserta (apabila relevan) Organisasi Pemimpin (apabila relevan) Sekilas tentang Tata Laku Operasi Bisnis Pertimbangan Komersial Tinjauan Tindakan Segera Ringkasan Halaman 10 dari 14

1. Pendahuluan 2. Beberapa Mitra Jaringan atau Kemitraan (apabila relevan) Jaringan atau Kemitraan Pertama Nama Lembaga : Nama dan rincian kontak perwakilan yang berwenang : Bisnis inti dari lembaga : Rangkuman tentang bagian apa dari jalur pasok yang akan : didukung Kekuatan yang dibawa ke dalam Jaringan atau Kemitraan : Keterbatasan kepesertaan yang perlu dipertimbangkan : Faktor relevan lain yang perlu dipertimbangkan : Jaringan atau Kemitraan Kedua Nama Lembaga : Nama dan rincian kontak perwakilan yang berwenang : Bisnis inti dari lembaga : Rangkuman tentang bagian apa dari jalur pasok yang akan : didukung Kekuatan yang dibawa ke dalam Jaringan atau Kemitraan : Keterbatasan kepesertaan yang perlu dipertimbangkan : Faktor relevan lain yang perlu dipertimbangkan : Jaringan atau Kemitraan Ketiga Nama Lembaga : Nama dan rincian kontak perwakilan yang berwenang : Bisnis inti dari lembaga : Rangkuman tentang bagian apa dari jalur pasok yang akan : didukung Kekuatan yang dibawa ke dalam Jaringan atau Kemitraan : Keterbatasan kepesertaan yang perlu dipertimbangkan : Faktor relevan lain yang perlu dipertimbangkan : 3. Penunjukan Organisasi Pemimpin (apabila relevan) Halaman 11 dari 14

4. Jaringan atau Perjanjian Kepesertaan Kemitraan (apabila relevan) Kepesertaan Jaringan atau Kemitraan Hubungan Antar Anggota Jaringan atau Kemitraan Pernyataan Tujuan Jaringan atau Kemitraan Tanggal Dimulainya Jaringan atau Kemitraan Tanggal Berakhirnya Operasi Jaringan atau Kemitraan Pengaturan Larangan Membuka Rahasia Kewenangan untuk Mewakili Jaringan atau Kemitraan Kewenangan untuk Mengungkapkan Keanggotaan Jaringan atau Kemitraan Pengaturan Komersial dan Finansial Jaringan atau Kemitraan Anggota Keluar dari Jaringan atau Kemitraan Menerima Anggota Baru dalam Jaringan atau Kemitraan Pertimbangan Pertanggungjawaban dan Ganti Tugi Pengaturan Komunikasi yang Disepakati Umum Halaman 12 dari 14

5. Tata Laku Operasi Bisnis Tinjauan Pembuatan dan Pemasokan Tungku Persetujuan atas Tungku Pengaturan Impirt Perakitan Lokal Logistik Pengaturan Titik Penjualan 5.1.1. Stimulasi Permintaan 5.1.2. Pemesanan dan pemasokan ulang 5.1.3. Pengaturan Reparasi dan Penggantian 5.1.4. Pengumpulan dan Pelaporan Informasi Pembeli 5.1.5. Siklus Arus Kas Halaman 13 dari 14

6. Pengaturan Komersial Dana awal Pengaturan rinci arus kas internal Jangka pembayaran intra-jaringan atau Kemitraan (apabila relevan) Pengaturan bagi penggunaan, penerimaan dan distribusi pembayaran insentif Pengaturan pendanaan mikro apabila dipertimbangkan atau digunakan Persyaratan audit Resolusi sengketa komersial 7. Jadwal Kegiatan # 1 2 3 Kelompok Kegiatan Tugas Waktu Manajer Sumber daya Keterangan 8. Rencana 100 Hari # 1 2 3 Tugas Waktu Manajer Sumber Daya/Keterangan Halaman 14 dari 14