Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd. Sosialisasi KTSP

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

PERANGKAT PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Sosialisasi KTSP

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

PEMBELAJARAN TEMATIK: PENYUSUNAN RPP Oleh: Suyantiningsih, M.Ed.

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

Mata Pelajaran : Tematik Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas/Semester : II / 1-2. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH PADA PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SDN KRAMAT 1 KECAMATAN NGANJUK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

MERANCANG STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK DI MADRASAH IBTIDIYAH. Di susun untuk memenuhi tugas matakuliah Pembelajaran Tematik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

Oleh : DR. H. MUKMINAN Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP

BAB IV PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIFITAS PESERTA DIDIK MI SALAFIYAH SENGON SUBAH BATANG

Kurikulum 2013 Untuk Guru SD/MI: Dari Perencanaan, Pembelajaran Tematik dan Penilaian*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Banyak pengertian yang tentang masalah belajar dan pembelajaran,

PETUNJUK PENGISIAN. pembelajaran tematik SD Negeri se-kecamatan Srandakan perlu diadakan penelitian. Dalam

BAB III KTSP VS KURIKULUM A. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian KurikulumTingkat Satuan Pendidikan.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam kegiatan studi

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa yang tidak tergolong dalam berbagai kegiatan kelompoknya, tetapi siswa ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS REAL OBJECT DI SEKOLAH DASAR

Heny Djoehaeni, Juli 09

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

Implementasi Pembelajaran Tematik pada Kelas Awal Sekolah Dasar di Provinsi Sulawesi Selatan

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA MIN KOTA SIGLI KABUPATEN PIDIE

PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH DAN PELAKSANAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan jenjang terbawah dari sistem pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN. mengemukakan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

PEMBELAJARAN TEMATIK

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK?

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS AWAL SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

TUJUAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2006

Nasional Pendidikan pasal 20 bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

Penyusun DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yakni kelas satu, dua, dan tiga dilaksanakan melalui pembelajaran tematik.

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

Mochammad Maulana Trianggono, M.Pd. Prodi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember 2016

PEMBELAJARAN TEMATIK YANG IDEAL DI SD/MI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

Mochammad Maulana Trianggono, M.Pd

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kelompok Materi: MATERI POKOK

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN TEMATIK-INTEGRATIF DI SD/MI DALAM KURIKULUM 2013

KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

Pengertian. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

PANDUAN PRAKTIS BAGI ORANG TUA DALAM MENDAMPINGI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

laku baik intelektual, moral maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hayyah Fauziah, 2013

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung. Sekolah ini

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-IIIIII Oleh AGUNG HASTOMO, M.Pd ANWAR SENEN, M.Pd

Latar Belakang Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung kepada objek- objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I III yang terpisah untuk setiap mata pelajaran, akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik Terdapat permasalahan pada kelas awal (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah.

Perkembangan Anak (E. Hurlock) 1. Perkembangan Fisik 2. Perkembangan Motorik 3. Perkembangan Bicara 4. Perkembangan Emosi 5. Perkembangan Sosial 6. Perkembangan Bermain 7. Perkembangan kreativitas 8. Perkembangan Kognitif 9. Perkembangan Moral 10. Perkembangan Peran seks 11. Perkambangan Kepribadian

Perkembangan Kognitif Siswa SD mengerti adalah kemampuan untuk menangkapm sifat, arti atau keteranganmengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas tentang hal tersebut. Pengertian dicapai dengan menerapkan pengetahuan yang didapat sebelumnya ke pengalaman/situasi yang baru. Dalam belajar, anak senantiasa menyesuaikan pengetahuan lama terhadap pengalaman baru.

Jika anak tidak memahami bahaya kendaraan bermotor, apakah anak akan berhati2 terhadap kendaraan bermotor? Melalui pengertian anak akan beradaptasi terhadap perubahan.

Tahapan perkembangan kognitif anak 1. Periode Intelegensi Sensorimotor a. Sensori motor 2. Periode Intelegensi Konseptual a. Praoperasional b. Operasi Konkret c. Operasi Formal (E. B. Hurlock, 2010, 39)

Tahap sensori motor Anak mulai mengembangkan pengertian dirinya sebagai terpisah dan berbeda dari lingkungan. Memahami hubungan sebab-akibat, waktu dan ruang. Pengertian diperoleh melalui eksplorasi sensori motor. 0 sampai 2 tahun

Tahap praoperasional Anak mampu menggunakan bahasa dan pemikiran simbolik. Anak bisa terlibat permainan imajinatif. Sifat pemikiran egosentris, tidak mampu menerima pandangan orang lain. Belum mampu memecahkan masalah yang melibatkan konsep bilangan atau kelas-kelas benda. 2 sampai 6 tahun

Tahap operasional konkret Konsep anak lebih konkret dan spesifik dari masa sebelumnya. Pemikiran secara deduktif (umum ke kusus) Membentuk konsep ruang dan waktu Mampu menggolongkan Mampu ambil peran orang lain Pemikiran menuju realitas yang lebih besar. 6 sampai 12 tahun

Tahap operasional formal Mampu berfikir sebab-akibat non-konkret, seperti hukuman, norma dan nilai. Mempertimbangkan kemungkinan dalam memecahkan masalah. Mampu menalar atas dasar hipotesis/teori. Mampu meninjau masalah dari berbagai sudut pandang. Pemikiran luwes dan konkret Mampu kumpulkan informasi dari berbagai sumber

Internalisasi substansi karakter Melalui teori perubahan tingkah laku behavioristik: 1. Perkuat stimulus-respons 2. Modeling 3. Conditioning/Pembiasaan 4. Pengulangan

Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi topik pembelajaran.

Tujuan Memusatkan perhatian peserta didik mudah pada suatu tema materi yang jelas; Mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; Memudahkan guru dalam mempersiapkan dan menyajikan bahan ajar yang efektif.

Manfaat Pembelajaran Tematik Menghilangkan tumpang tindih bahan ajar. Peserta didik memahami hubungan yang bermakna antar mata pelajaran. Pembelajaran menjadi utuh oleh peserta didik akan mendapat pengertian mengenai konsep dan materi yang tidak terpecah-pecah. Penguasaan konsep oleh peserta didik akan semakin baik meningkatan

Karakteristik Pembelajaran Tematik Berpusat pada peserta didik Memberikan pengalaman langsung Tidak terjadi pemisahan mata pelajaran Menyajikan konsep yang terpadu dari berbagai mata pelajaran Bersifat fleksibel Proses pembelajaran mudah disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik Menggunakan prinsip pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

Implikasi Pembelajaran Tematik Implikasi bagi: Guru : harus kreatif dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi peserta didik, memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. Peserta didik: harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal dan mengikuti secara aktif kegiatan pembelajaran yang bervariasi.

Implikasi Pembelajaran Tematik (lanjutan ) Sarana prasarana, sumber belajar dan media: Memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. Memanfaatkan berbagai sumber belajar Mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi Masih dapat menggunakan bahan ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

Implikasi Pembelajaran Tematik (lanjutan ) Pengaturan ruang kelas: Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/ karpet Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali. Pemilihan metode : pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi metode (percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap) baik di dalam kelas maupun di luar kelas

Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkan tersendiri. Kompetensi dasar yang tidak tercakup dalam tema tertentu harus diajarkan baik melalui tema lain maupun berdiri sendiri. Kegiatan ini ditekankan kepada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral dan cerita tanah air. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Tahap Persiapan: 1. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dalam Tema 2. Penetapan Jaringan Tema 3. Penyusunan Silabus 4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Dalam Tema Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

Kegiatan Pemetaan 1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan indikator: Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati

Kegiatan Pemetaan (lanjutan...) 2. Menentukan tema Cara penentuan tema Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masingmasing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tematema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Kegiatan Pemetaan (lanjutan...) Prinsip Penentuan tema Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik Dari yang termudah menuju yang sulit Dari yang sederhana menuju yang kompleks Dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri Peserta didik Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan Peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya

Kegiatan Pemetaan (lanjutan...) 3. Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Mengidentifikasi dan menganalisis setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis dalam tema.

2. Menetapkan Jaringan Tema Hubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu sehingga akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

3. Penyusunan Silabus Komponen silabus terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi : Identitas mata pelajaran Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari Strategi pembelajaran (kegiatan pembukaan, inti dan penutup). Alat dan media serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik Penilaian dan tindak lanjut

Tahap Pelaksanaan 1. Tahapan/jadwal kegiatan per hari - Kegiatan Pembukaan (± 1 jp) - Kegiatan Inti (± 3 jp) - Kegiatan Penutup (± 1 jp) 2. Pengaturan jadwal pelajaran

1. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan. a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan (1 jam pelajaran) Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran berupa kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

1. Tahapan Kegiatan (lanjutan ) b. Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

1. Tahapan Kegiatan (lanjutan ) c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

Contoh Jadwal Harian (1) Pembukaan Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikuti irama musik Inti Kegiatan untuk pengembangan kemampuan membaca Penutup Kegiatan untuk pengembangan kemampuan menulis Kegitan untuk pengembangan kemampuan berhitung Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita

Contoh Jadwal Harian (2) Pembukaan Inti Penutup Waktu berkumpul (anak menceritakan pengalaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema) Pengembangan kemampuan menulis (kegiatan kelompok besar) Pengembangan kemampuan berhitung (kegiatan kelompok kecil atau berpasangan) Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan Mendongeng Pesan-pesan moral Musik/menyanyi

2. Pengaturan Jadwal Pelajaran Pengaturan jadwal dilakukan untuk memudahkan administrasi sekolah Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan jasmani dan guru muatan lokal dapat bersama-sama menyusun jadwal pelajaran Jadwal pelajaran ini bersifat fleksibel sesuai dengan situasi dan keperluan sekolah

Contoh Jadwal Pelajaran Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 700-7.35 Mat B. Indo Mat B. Indo Penjaskes IPA 7.35-8.10 Mat B. Indo Mat B.Indo Penjaskes IPA 8.10-8.45 Mat B. Indo Mat KTK Agama Mulok 8.45-9.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat 9.00-9.35 B. Indo Mat IPS KTK Agama Mulok 9.35-10.10 B. Indo Mat IPS KTK

Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran. Penilaian di kelas I, II, dan III mengikuti aturan penilaian matamata pelajaran lain di Sekolah Dasar. Mengingat bahwa peserta didik kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.

Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik (lanjutan ) Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator masingmasing Kompetensi Dasar dari masing-masing mata pelajaran. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu peserta didik bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti, dan menyanyi pada kegiatan akhir. Hasil karya/kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengambil keputusan untuk peserta didik misalnya: penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.

Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik (lanjutan ) Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Indikator mata pelajaran. Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas I, II, dan III Sekolah Dasar.

Selesai