ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

BAB V PENUTUP. diperoleh dari wawancara yang berasal dari Bagian Akuntansi tepatnya bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG USAHA TERHADAP PENERIMAAN KAS PADA PT. ASMAT JAYA PRATAMA

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG DAN RATA-RATA PIUTANG TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MAKASSAR

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT YANAPRIMA HASTAPERSADA, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan menyangkut hajat hidup orang banyak, maka. diperlukan suatu badan atau organisasi yang professional yang dapat

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

ANALISIS PIUTANG USAHA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PIUTANG. (Studi Kasus Pada PT. Columbia Cabang Gorontalo) Yolandari Kai.

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG AIR TERHADAP KEWAJARAN NILAI DAN BEBAN PENYISIHAN PIUTANG PADA LAPORAN KEUANGAN PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

PENERAPAN SISTEM PENGELUARAN KAS PADA RUMAH SAKIT SRI PAMELA

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN CIMAHI

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PADA PT JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA ABSTRAKSI

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA PIUTANG USAHA DI UD SATWA UNGGUL. Ike Nurul Windiyah Iwan Setya Putra. STIE Kesuma Negara Blitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. pendorong bangkitnya perekonomian nasional. Persaingan yang semakin ketat

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih sudah menjadi suatu keharusan dan menyangkut hajat hidup orang

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PIUTANG PERUSAHAAN METRO PADANGSIDIMPUAN TAHUN ANGGARAN 2014

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PIUTANG TAK TERTAGIH (Studi Kasus pada PT. Eureeka Great Nusantara)

ANALISA PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. KIMIA FARMA TBK. sundari EKONOMI / AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MANAKARRA ELISABETH RIUPASSA POLITEKNIK NEGERI AMBON

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP LABA PADA PT. FAJAR INDAH ANINDYA MEDAN

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT.BORWITA CITRA PRIMA KEDIRI) SKRIPSI

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. diantaranya berada pada posisi tidak bangkrut. dan 2 diantaranya dinyatakan berada dalam posisi Grey Area.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat dilihat dari kegiatan perusahaan dengan semakin memperluas usahanya untuk

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA KOPERASI WARGA SEMEN GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG USAHA IRYANI STIE WIRA BHAKTI MAKASSAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

ABSTRAK Rahmawati Arjun.

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MILLENNIUM INTERNASIONAL, TBK

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA KOPERASI KARYAWAN SAMPOERNA UNIT PELAYANAN RUNGKUT 2 SURABAYA

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA ARTIKEL ILMIAH.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

BAB II KAJIAN TEORI. dapat mencapai laba yang optimal guna perkembangan perusahaan kedepan. Prosedur ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK

AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Fixed Assets)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

Transkripsi:

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PDAM KOTA GORONTALO Oleh: AGUSTINA WALAHE NIM: 921409081 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ABSTRAK Agustina Walahe NIM. 921409081. 2013. Analisis Pengendalian Piutang Untuk Meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang Pada PDAM Kota Gorontalo, dibawah bimbingan Bapak Imran R. Hambali, S.Pd, SE, MSA dan Ibu Hj. Valentina Monoarfa, SE., MM. Skripsi, Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengendalian piutang untuk meningkatkan efektivitas penagihan piutang pada PDAM Kota Gorontalo. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PDAM Kota Gorontalo. Metode analisis data yang digunakan menggunakan dua analisis yaitu analisis jangka waktu penagihan piutang dan analisis efektivitas penagihan piutang. Hasil penelitian menunjukkan jangka waktu penagihan sudah baik karena semakin pendek jangka waktu penagihan sampai pada tahun 2011 dan tingkat efektivitas penagihan juga sudah baik pula karena sudah mendapat kategori baik sekali, akan tetapi terjadi penurunan tingkat efektivitas penagihan pada tahun 2011. Hal ini mengharuskan perusahaan melakukan pengendalian-pengendalian yang lebih baik guna tetap mempertahankan dan meningkatkan efektivitas penagihan terhadap piutang. Kata Kunci: pengendalian piutang, efektivitas penagihan PENDAHULUAN Piutang merupakan pos penting dalam perusahaaan karena merupakan aktiva lancar yang likuid dan selalu berputar. Itu berarti piutang akan mejadi kas ketika terjadi pembayaran dari pihak pelanggan. Oleh karena itu sistem

pengendalian piutang yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan secara kredit. Demikan pula sebaliknya, kelalaian dalam pengendalian piutang bisa berakibat fatal bagi perusahaan, misalnya banyak piutang yang tak tertagih karena lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan piutang. Pengendalian piutang dimaksudkan untuk dapat mengelola piutang sehingga perusahaan akan terus memantau perkembangan piutang perusahaan dan terus mengupayakan strategi-strategi untuk mengendalikan piutang yang tak tertagih agar bisa semakin berkurang. Dengan pengendalian piutang, perusahaan dapat memperkecil kemungkinan terjadinya piutang yang tak tertagih sehingga bisa memperoleh laba yang maksimal sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurjannah tentang Analisis Tingkat Perputaran Piutang Pada PT Adira Finance Makassar. Rasio penagihan perusahaan Adira Finance tidak stabil. Semakin besar rasio penagihan maka akan semakin baik bagi perusahaan karena itu berarti semakin besar pengembalian modal perusahaan, dan sebaliknya semakin kecil rasio penagihan maka akan berakibat buruk bagi perusahaan karena semakin kecil piutang perusahaan yang berubah menjadi kas. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo. Adalah perusahaan daerah yang memberikan pelayanan dengan menyediakan air bersih kepada pelanggan, guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Namun, penjualannya adalah dengan memberikan pelayanan jasa air bersih terlebih dahulu yang kemudian pembayarannya akan dibayarkan oleh pelanggan setelah pemakaian air selama satu bulan, yang artinya penjualan ini menjadi piutang bagi perusahaan yang harus dibayarkan oleh pelanggan setiap bulan. Apabila pelanggan melakukan keterlambatan dalam pembayaran maka perusahaan akan mengenakan denda terhadap pelanggan sebesar ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan. Namun meskipun perusahaan memberlakukan ketentuan denda tersebut masih tidak jarang juga banyak pelanggan yang melakukan penunggakan pembayaran berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak jarang pula pelanggan yang tidak melakukan pembayaran tunggakan sampai pada waktu yang ditentukan oleh PDAM.

Berdasarkan kebijakan akuntansi yang diterapkan di PDAM Kota Gorontalo yang didasarkan pada Pedoman Sistem Akuntansi PDAM yang dikeluarkan oleh kantor menteri Negara otonomi daerah RI dengan surat Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah RI No. 8 tahun 2000, tentang penilaian piutang pada PDAM khusus untuk piutang usaha, ketentuan ini menghendaki agar piutang-piutang yang mempunyai kemungkinan tak tertagih hendaknya dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang layak. Untuk menentukan besarnya penyisihan pada tiap akhir tahun. Pengelompokkan piutang menurut umurnya (aging schedule) harus dibuat terlebih dahulu sebagai dasar perhitungan. Besarnya penyisihan piutang yang belum dibayarkan pada tiap akhir tahun ditentukan yaitu di atas 3 bulan sampai dengan 6 bulan penyisihan piutang sebesar 30%, di atas 6 bulan sampai dengan 12 bulan sebesar 50%, di atas 1 tahun sampai dengan 2 tahun sebesar 75%, dan di atas 2 tahun sebesar 100%. Namun penyisihan piutang tersebut dikecualikan bagi tagihan kepada seluruh instansi pemerintah, dalam hal kejadian-kejadian khusus misalnya adanya pembongkaran daerah pemukiman tertentu untuk tujuan pembangunan, tagihan-tagihan tersebut sudah dapat diusulkan penghapusannya walaupun belum memenuhi ketentuan tersebut. Jika terdapat pembayaran atas piutang-piutang yang telah dihapus, pembayarannya tersebut dibukukan sebagai pendapatan lain-lain tahun berjalan. Piutang yang telah berumur diatas 1 sampai dengan 2 tahun diklasifikasikan sebagai piutang ragu-ragu, sedangkan yang berumur diatas 2 tahun diklasifikasikan sebagai piutang tak tertagih dan sudah dapat diusulkan kepada Badan Pengawas untuk dihapus serta dikeluarkan dari pembukuan, tetapi dicatat sebagai extra comptabel dan tetap diusahakan penagihannya. Penunggakan pembayaran rekening air disetiap kelompok seperti, kelompok tarif sosial umum, kelompok tarif sosial khusus, kelompok tarif rumah tangga A, kelompok tarif rumah tangga B, kelompok tarif pemerintah, kelompok tarif niaga kecil, kelompok tarif niaga besar, industry kecil, dan pelabuhan dapat dilihat pada daftar penunggakan piutang tabel 1 di bawah ini : Tabel. 1 Rekapitulasi Piutang Tidak Tertagih periode 2009-2011

Thn Jumlah Jumlah Rekening Piutang Piutang Tidak Tertagih 2009 31.851 3.130.668.080 2010 35.371 3.577.140.530 2011 40.098 4.451.470.655 Sumber : Lap. Umur Piutang Dari data ini maka dapat dilihat bahwa jumlah piutang tak tertagih setiap tahun terus meningkat sehingga bisa mengakibatkan tidak terealisasinya angka penjualan yang ditargetkan dan dapat menghambat kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan. Perusahaan membutuhkan aliran kas yang cukup untuk diputar dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari serta untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Namun bertambahnya jumlah konsumen setiap periode memicu kenaikan volume penjualan air dan piutang sehingga perusahaan harus meningkatkan pengendalian terhadap piutang, salah satunya dengan memaksimalkan penagihan kepada pelanggan dengan tujuan untuk dapat meningkatkan pendapatan dengan kata lain mengurangi banyaknya penunggakan piutang yang terus meningkat setiap tahun. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG. Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo melakukan Pengendalian Piutang untuk Meningkatkan Efektivitas Penagihan Piutang. Menurut Robbins dan Coulter (2010: 182), pengendalian adalah proses mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing), dan mengoreksi (correcting) kinerja. Menurut Budianas (2013), Pengendalian piutang merupakan suatu perangkat alat yang perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena

piutang yang tidak dapat ditagih merupakan faktor yang akan merugikan perusahaan. Dengan kata lain resiko tidak tertagihnya piutang dari para langganan tetap, adalah tanggung jawab bersama di antara fungsionaris perusahaan. Tujuan pengendalian piutang menurut mulyadi (2008), adalah: 1. Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu. 2. Meyakinkan bahwa sejumlah piutang memang ada dan bukan fiktif. 3. Menentukan tingkat kecairan, untuk mengelompokkan ke aktiva lancar atau aktiva lain-lain. 4. Untuk mendapatkan dasar dalam membuat cadangan dan penghapusan piutang. 5. Untuk mengontrol apakah maksimum kredit masing-masing langganan sudah terlampaui atau tidak. 6. Sebaga kontrol terhadap saldo buku besar piutang. Menurut Niswonger dalam Ria Agustina (2009: 19), piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi sehingga piutang merupakan bagian yang signifikan dari aktiva lancar perusahaan. Menurut Hartati (2009: 24), transaksi yang mempengaruhi piutang usaha merupakan bagian dari siklus pendapatan. Transaksi-transksi tersebut dicatat ke dalam jurnal sebagai berikut: a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Piutang usaha xxx Penjualan/Pendapatan Jasa xxx b. Transaksi penerimaan kas dari debitur Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Kas xxx Piutang usaha xxx c. Transaksi Penghapusan Piutang Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Cadangan kerugian piutang xxx Piutang usaha xxx

Menurut Kiseo, dkk dalam Sulaeman (2012: 25), penilaian piutang yaitu Semua piutang dinilai dalam jumlah yang mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas dimasa yang akan datang. Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Dimana periode perputaran piutang dimulai pada saat kas dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan, kemudian persediaan dijual secara kredit sehinga menimbulkan piutang, dan piutang ini berubah kembali menjadi kas saat diterima pelunasan piutang dari pelanggan. Menurut Horngren dan Harrison (2007: 438), sebagian besar perusahaan memiliki departemen kredit untuk mengevaluasi pelanggan. Kelangsungan kredit itu akan memerlukan tindakan penyeimbang. Perusahaan tidak ingin kehilangan penjualan kepada pelanggan setia, tetapi perusahaan juga ingin menghindari piutang tak tertagih. Pengertian efektivitas menurut Handoko dalam Agustina (2009: 18), merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu orientasinya pada keluaran yang dihasilkan. Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan, semakin besar hasil yang dicapai maka akan berarti semakin efektif. Berdasarkan keputusan menteri dalam negeri nomor 47 tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM, indikator penilaian piutang yang diterapkan adalah sebagai berikut. Tabel 2. Indikator penilaian Jangka Waktu Penagihan Piutang Nilai Kinerja <= 60 Baik Sekali > 60-90 Baik > 90-150 Cukup > 150-180 Kurang > 180 Tidak Baik

Tabel 3. Indikator Penilaian Efektivitas Penagihan Nilai Kinerja >90% Baik Sekali > 85%-90% Baik > 80%-85% Cukup > 75%-80% Kurang < = 75% Tidak Baik METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah motode kuantitatif deskriptif. Menurut Hartati (2009), penelitian berbentuk deskriptif adalah penelitian dengan pendekatan spesifik untuk mengungkapkan fakta dalam hubungan sebab akibat, bersifat eksploratif untuk mencari keterangan apa sebab terjadinya masalah, bagaimana memecahkannya. Akan tetapi sifatnya hanya mendalam pada satu unit peristiwa. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung pada PDAM Kota Gorontalo berupa hasil wawancara yang berkaitan dengan masalah penelitian, dan sebagai data penunjang diperoleh melalui studi pustaka, media massa, artikel, internet, dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. 2. Data Sekunder. Data sekunder diperoleh dari pengamatan langsung mengenai sejarah, dan profil perusahaan serta data keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan umur piutang per 31 Desember 2009 sampai dengan 2011. Analisis data yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 47 tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja perusahaan daerah air minum.

1. Rasio Jangka Waktu Penagihan Piutang Jangka waktu penagihan Piutang Usaha Penjualan per hari 2. Rasio Efektivitas Penagihan Efektivitas Penagihan = Rekening Tertagih x 100% Penjualan Air PEMBAHASAN Analisis Rasio Rasio Jangka Waktu Penagihan Tahun 2009 1. Penjualan Per Hari = Rp 19255467038 = Rp 53.487.408,44 360 2. Jangka waktu penagihan = Rp 4.533.290.456 = 85 Rp 53.487.408,44 Tahun 2010 1. Penjualan Per Hari = Rp 20.395.585.192 = Rp 56.654.403,31 360 2. Jangka waktu penagihan = Rp 4.816.030.571 = 85,00 Rp 56.654.403,31

Tahun 2011 1. Penjualan Per Hari = Rp 23.317.091.330 = Rp 64.769.698,14 360 2. Jangka waktu penagihan = Rp 2.968.187.978 = 46 Rp 64.769.698,14 Tabel 4. Rasio Jangka Waktu Penagihan Rasio Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Jangka Waktu Penagihan 85 85 46 Nilai Baik Baik Baik sekali Hasil Analisis data 2013 100 80 60 40 jangka waktu penagihan 20 0 2009 2010 2011 Gambar 3. Trend Jangka Waktu Penagihan Rasio Efektivitas Penagihan Tahun 2009 1. Efektivitas Penagihan = Rp 16.744.905.250 X 100 = 92% Rp 18.288.940.450

Tahun 2010 2. Efektivitas Penagihan = Rp 18.255.695.100 X 100 = 95% Rp 19.278.146.900 Tahun 2011 3. Efektivitas Penagihan = Rp 19.900.902.060 X 100 = 91 % Rp 21.984.185.630 Tabel 5. Rasio Efektivitas Penagihan Rasio Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Efektivitas Penagihan 92% 95% 91% Nilai Baik sekali Baik sekali Baik sekali Hasil Analisis Data 2013 95 94 93 92 91 Efektivitas Penagihan 90 89 2009 2010 2011 Gambar 4. Trend Efektivitas Penagihan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PDAM Kota Gorontalo mengenai analisis pengendalian piutang ditemukan bahwa banyaknya jumlah piutang tak tertagih yang disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor ekonomi karena dalam proses pemasangan rekening air tidak

melakukan penilaian terhadap keadaan ekonomi pelanggan melainkan hanya melakukan penilaian terhadap lokasi pemasangan sambungan air. Hal ini berdampak pada banyaknya penunggakan piutang karena faktor ekonomi pelanggan yang taraf kehidupannya menengah kebawah. Adanya pelanggan yang sulit untuk ditagih oleh petugas penagihan akan membuat petugas semakin sulit dalam mendapatkan pembayaran piutang. Hal ini juga diakui oleh perusahaan sebagai salah satu penyebab banyaknya penunggakan piutang. Ada 3 aspek yang digunakan dalam menilai kinerja PDAM yaitu aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Ke tiga aspek tersebut memiliki hubungan erat dengan pengendalian piutang. Aspek keuangan terhadap piutang sangat berhubungan erat. Jika adanya penurunan ekuitas atau dalam artian tidak ada penambahan piutang maka modal yang seharusnya bertambah malah digunakan untuk biaya operasional dan menambahnya piutang yang tidak tertagih maka laba yang diperoleh semakin kecil, begitupun sebaliknya. Maka untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan harus melakukan langkah-langkah atau strategi dalam melakukan penagihan terutama untuk penagihan yang berusia 6 bulan ke atas guna mengurangi tingkat penunggakan piutang atau dengan kata lain menambah pendapatan perusahaan. Bertambahnya piutang dapat mengganggu kinerja keuangan, begitupun terhadap aspek operasional apabila piutang bertambah maka akan mengganggu operasional perusahaan. Tingkat kebocoran/kehilangan air, sangat berpengaruh terhadap pendapatan penagihan karena semakin banyak tingkat kebocoran air maka semakin sedikit piutang yang akan ditagih kepada pelanggan. Banyaknya water meter pelanggan yang rusak juga dapat mempengaruhi keadaan piutang karena apabila terlalu banyak water meter pelanggan yang rusak, piutang yang seharusnya bertambah malah berkurang. Kapasitas produksi air yang tidak maksimal juga merupakan salah satu penentu banyaknya piutang yang harus ditagih kepada pelanggan karena apabila produksi air tidak maksimal akan mengakibatkan jumlah penggunaan air oleh pelanggan semakin kecil, sehingga dapat mempengaruhi jumlah piutang yang berakibat pada pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sangat diperlukan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat dengan membuat

penambahan penampungan air agar pendistribusian air bisa maksimal sehingga dapat meningkatkan jumlah penggunaan air oleh pelanggan. Dalam aspek administrasi, hal-hal yang sangat berkaitan dengan piutang yaitu pengecekan meter awal kadang salah, artinya jumlah piutang yang sudah diinput harus berubah lagi karena adanya pengecekan meter awal yang salah sehingga dapat memperburuk piutang. Pengklasifikasian kelompok pelanggan yang tidak sesuai dengan standar operasional, misalnya, pelanggan yang seharusnya diklasifikasikan dalam kelompok pelanggan rumah tangga A hanya dicatat dalam kelompok pelanggan rumah tangga B. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya air tanpa rekening, karena kesalahan dalam pengklasifikasian pelanggan sehingga tidak tercatat dalam piutang Dari hasil analisis rasio jangka waktu penagihan terlihat bahwa pada tahun 2009 jangka waktu penagihan sebanyak 84,75 tahun 2010 85,01 dan pada tahun 2011 45,83. Hal ini berarti bahwa jangka waktu penagihan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 0,26 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 45,83 yang artinya jangka waktu penagihan pada tahun 2011 lebih baik dari tahun 2010 karena jangka waktu penagihannya lebih berkurang. Hal ini dikarenakan oleh kesadaran pelanggan yang membayar lebih cepat dari tahuntahun sebelumnya. Angka tersebut didapat dengan terlbih dahulu mencari penjualan per hari yaitu dengan membagi penjualan dibagi 360 hari, hasilnya kemudian digunakan untuk mencari rata-rata jangka waktu penagihan. Dengan melihat hasil analisis tersebut, jangka waktu penagihan lebih cepat atau dengan kata lain semakin baik, Seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno dalam Nurjannah (2012: 29), ACP (average collection periode) mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan, semakin pendek ACP maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. namun jika melihat jumlah piutang yang tak tertagih yang terus meningkat pula setiap tahun maka harus tetap dilakukan pengendalianpengendalian lagi terhadap piutang untuk dapat meminimalisasi tingkat penunggakan piutang. Dari hasil analisis rasio efektivitas penagihan terlihat bahwa pada tahun 2009 efektivitas penagihan sebesar 91,56% tahun 2010 94,70% dan tahun 2011

sebesar 90,52%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2010 efektivitas penagihan mengalami kenaikan sebesar 3,14% dari tahun 2009 yang dikarenakan oleh adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh para petugas penagihan yaitu dengan melakukan penagihan ke rumah pelanggan yang melakukan penunggakan piutang. namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 4,18% yang disebabkan oleh kurangnya perhatian para petugas penagihan dalam menagih piutang-piutang yang belum dibayarkan oleh para pelanggan karena upaya dengan melakukan penagihan langsung kerumah pelanggan yang melakukan penunggakan piutang belum diterpkan secara maksimal. Angka tersebut diperoleh dari rekening tertagih dikali 100% kemudian dibagi dengan angka penjualan air. Tingkat efektivitas penagihan berdasarkan hasil analisis semakin meningkat namun jumlah piutang tak tertagih juga turut meningkat, Hal ini terjadi karena diakumulasinya jumlah piutang tak tertagih pada tahun sebelumnya dengan piutang tak tertagih pada tahun berjalan sehingga meskipun tingkat penagihan piutang meningkat jumlah piutang yang tak tertagih dapat meningkat pula. Dengan melihat hasil analisis tersebut, skor yang diperoleh sudah merupakan kategori baik sekali, seperti yang dikemukakan oleh Nurjannah (2012: 30), semakin besar nilai piutang yang tertagih berarti semakin besar nilai persentase dari rasio penagihan, sebaliknya semakin kecil nilai piutang yang tertagih berarti semakin kecil pula nilai persentase dari rasio penagihan tersebut. Akan tetapi dengan melihat adanya penurunan efektivitas penagihan yang terjadi pada tahun 2011 maka tingkat penagihan harus lebih memerlukan pengendalian-pengendalian yang akan dapat terus meningkatkan efektivitas penagihan piutang. Karena apabila hanya berpatokan pada tingginya persentase rasio penagihan tanpa memperhatikan adanya penurunan yang terjadi akan mungkin terjadi penurunan persentase yang lebih besar pada tahun-tahun yang akan datang yang akan. SIMPULAN bahwa : Berdasarkan hasil penelitian dan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

1. Banyaknya jumlah piutang tak tertagih yang disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor ekonomi karena dalam proses pemasangan rekening air tidak melakukan penilaian terhadap keadaan ekonomi pelanggan melainkan hanya melakukan penilaian terhadap lokasi pemasangan sambungan air. Hal ini berdampak pada banyaknya penunggakan piutang karena faktor ekonomi pelanggan yang taraf kehidupannya menengah kebawah. PDAM Kota Gorontalo melakukan upaya-upaya yaitu dengan menggunakan Billing System sebagai upaya pengendalian untuk lebih mempercepat dalam perkerjaan dan agar setiap penerimaan yang diterima lebih akurat dan jauh dari penyelewengan, mengirimkan surat peringatan kepada pelanggan yang belum melakukan pembayaran sampai pada waktu yang ditentukan, dan menambah loket-loket pembayaran sebagai upaya dalam meningkatkan efektivitas penagihan piutang dan meminimalisasi tingkat penunggakan piutang. SARAN 1. Dalam pemasangan sambungan baru hendaklah menilai kondisi ekonomi pelanggan sehinnga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya resiko penunggakan piutang dan piutang tak tertagih, manajemen piutang juga harus membuat strategi-strategi dalam menghadapi pelanggan yang sulit ditagih dalam proses penagihan piutang. 2. Menambah loket-loket pembayaran demi meningkatkan tingkat penagihan piutang. Dan melakukan penagihan di lapangan bagi pelanggan yang menunggak. 3. Dalam melakukan penagihan piutang di lapangan hendaknya setiap personil yang melakukan penagihan mendapatkan asuransi, baik asuransi pencurian maupun asuransi kecelakaan. Hal ini dapat mengurangi resiko kerugian perusahaan apabila terjadi pencurian kas dan kecelakaan personil tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2008. Auditing, Edisi ke tiga Cetakan ke Empat, Penerbit :Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Agustina, Ria. 2009. Analisis Efektifitas Manajemen Piutang, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian. Bogor Aliminsyah, Padji. 2007. Kamus Istilah Akuntansi, Cetakan ke Tiga, Penerbit: CV. YRAMA WIDYA Baridwan, Zaki. 2010. Intermediate Accounting, Cetakan Ke Tiga. Penerbit: BPFE, Yogyakarta Budianas, Nanang.2013. Pengendalian Piutang dan Metode Pengendalian Piutang, Makassar Hartati, Dian. 2009. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatra Utara, Medan Horngren. Harrison. 2007. Akuntansi, Edisi Ke Tujuh, Penerbit: Erlangga, Jakarta http://library.upnvj.ac.id/pdf/4d3akuntansi/0810102004/bab%20ii diakses pada 20 April 2013 http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengelolaan-piutang-danmetode_14.html diakses pada 20 April 2013 Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan.Cetakan Ketiga. Penerbit: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999. Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kieso E. Donald, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate. Terjemahan Herman Wibowo. Jakarta :Erlangga Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi Ke Dua, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Penerbit: Salemba Empat, Jakarta

Nurjannah. 2012. Analisis Tingkat Perputaran Piutang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin, Makassar Nurkamila. 2012. Pengaruh Penerapan SPI Terhadap Fungsi Pengelolaan Piutang,Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo Robbins, Stephen P dan Coulter Mary. 2010. Manajemen. Edisi Kesepuluh. Penerbit: Erlangga, Jakarta Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Penerbit: Erlangga, Jakarta Santoso, Iman. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting), Cetakan Pertama. Penerbit: PT Refika Aditama, Bandung Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke Enam Belas. Penerbit: Alfabeta, Bandung Sulaeman. 2012. Analisis Prosedur Pengendalian Intern Piutang Usaha, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. Penerbit: Ekonisia, Yogyakarta Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Penerbit: Grafindo Persada, Jakarta Sumarsan, Thomas. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen, Cetakan Ke Dua. Penerbit: PT Indeks, Jakarta Barat Universitas Negeri Gorontalo. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Gorontalo