BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
PERAMALAN STOK BARANG UNTUK MEMBANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG PADA TOKO BANGUNAN XYZ DENGAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB 2 LANDASAN TEORI

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peramalan Permintaan Produk Perak Menggunakan Metode Simple Moving Average Dan Exponential Smoothing

BAB 2 LANDASAN TEORI

Artikel Ilmiah. Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka ( ) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Metode Deret Berkala Box Jenkins

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

III. METODE PENELITIAN

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Spesifikasi Model. a. ACF

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : Genap

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

PEMBANDINGAN METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER HOLT

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB IV METODE PERAMALAN

Metode Box - Jenkins (ARIMA)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG BANDARA I GUSTI NGURAH RAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

BAB 2 LANDASAN TEORI

Universitas Gunadarma PERAMALAN

Peramalan (Forecasting)

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

PERAMALAN PENJUALAN DALAM RANGKA PERENCANAAN PRODUKSI PADA PERUSAHAAN FURNITURE (STUDI KASUS CV. BUDI LUHUR SIDOARJO)

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

ARIMA and Forecasting

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DATA MINING Data Mining adalah analisis otomatis dari data yang berjumlah banyak atau kompleks dengan tujuan untuk menemukan pola atau kecenderungan yang penting yang biasanya tidak disadari keberadaannya. (Pramudiono,2006) 2.1.1 Tahapan Data Mining Sebagai suatu rangkaian proses, data mining dapat dibagi menjadi beberapa tahap yang diilustrasikan pada gambar 2.1 dibawah ini : Gambar 2.1 Tahap-tahap Data Mining Sumber: Han, Jiawei, Kamber, & Micheline, Data Mining: Concepts and Techniques, (Canada: McGrawHill, 1998) Keterangan: 1. Data Selection, yaitu proses memilih dan memisahkan data-data yang ada berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. II-1

II-2 2. Data Preprocessing, merupakan proses mempersiapkan data dengan cara membersihkan data yang tidak lengkap, tidak konsisten, serta noisy (data cleaning). 3. Data Transformation, merupakan proses untuk mengubah data ke dalam bentuk yang lebih navigable dan usable, misalnya dengan menambahkan field-field tertentu. 4. Data Mining, merupakan proses untuk mendapatkan pola-pola yang menarik dari data yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut. 5. Interpretation/Evaluation, dalam tahap ini, pola-pola yang telah diidentifikasi kemudian diintepretasikan ke bentuk knowledge yang lebih mudah dipahami oleh user (misalnya dalam bentuk grafik), sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan 2.1.2 Pengelompokan Data Mining Data mining dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugas yang dapat dilakukan, yaitu : 1. Deskripsi Terkadang peneliti dan analis secara sederhana ingin mencari cara untuk menggambarkan pola dan kecenderungan yang terdapat dalam data. 2. Estimasi Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali variable target estimasi lebih ke arah numeric daripada ke arah kategori. Model dibangun menggunakan record lengakp yang menyediakan nilai dari variable target sebagai nilai prediksi 3. Prediksi Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi, kecuali bahwa dalam prediksi nilai dari hasil akan ada di masa mendatang. Beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam klasifikasi dan estimasi dapat pula digunakan (untuk keadaan yang tepat) untuk prediksi

4. Klasifikasi Dalam klasifikasi, terdapat nilai target variable kategori. Sebagai contoh penggolongan pendapatan dapat dipisah dalam tiga kategori pendapatan tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan rendah 5. Pengklusteran Pengklusteran merupakan pengelompokan record, pengamatan atau memperhatikan dan membentuk kelas objek-objek yang memiliki kemiripan 6. Asosiasi Tugas asosiasi dalam data mining adalah menemukan atribut yang muncul dalam satu waktu. Dalam dunia bisnis lebih sering disebut analisis keranjang belanja [8] 2.2 PREDIKSI Prediksi (Forecasting) didefinisikan sebagai alat / teknik untuk memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan datang dengan memperhatikan data atau informasi yang relevan, baik data / informasi masa lalu atau data / informasi saat ini. Terdapat 2 metode dalam prediksi, diantaranya : [9] 1. Metode Kualitatif Metode ini digunakan dimana tidak ada model matematik, biasanya dikarenakan data yang ada tidak cukup representatif untuk meramalkan masa yang akan datang (long term forecasting). Peramalan kualitatif menggunakan pertimbangan pendapat-pendapat para pakar yang ahli atau experd di bidangnya. Adapun kelebihan dari metode ini adalah biaya yang dikeluarkan sangat murah (tanpa data) dan cepat diperoleh. Sementara kekurangannya yaitu bersifat subyektif sehingga seringkali dikatakan kurang ilmiah. II-3

II-4 2. Metode Kuantitatif Penggunaan metode ini didasari ketersediaan data mentah disertai serangkaian kaidah matematis untuk meramalkan hasil di masa depan. Terdapat beberapa macam model peramalan yang tergolong metode kualitiatif, yaitu: a) Model-model Regresi Perluasan dari metode Regresi Linier dimalan meramalkan suatu variabel yang memiliki hubungan secra linier dengan variabel bebas yang diketahui atau diandalkan. b) Model Ekonometrik Menggunakan serangkaian persamaan-persamaan regresi dimana terdapat variabel-variabel tidak bebas yang menstimulasi segmensegmen ekonomi seperti harga dan lainnya. c) Model Time Series Analysis (Deret Waktu) Memasang suatu garis trend yang representatif dengan data-data masa lalu (historis) berdasarkan kecenderungan datanya dan memproyeksikan data tersebut ke masa yang akan datang. 2.2.1 Time Series Analysis Data time series adalah data deret waktu yaitu sekumpulan data pada satu periode waktu tertentu. Peramalan time series adalah peramalan berdasarkan perilaku data masa lampau untuk diproyeksikan ke masa depan dengan memanfaatkan persamaan matematika dan statistika. Tipe data time series menurut terbagi atas beberapa jenis, antara lain (Arsyad, 2001) : 1. Siklus Pola siklus adalah suatu seri perubahan naik atau turun, sehingga pola siklus ini berubah dan bervariasi dari satu siklus ke siklus berikutnya. Pola siklus dan pola tak beraturan didapatkan dengan menghilangkan pola kecenderungan dan pola musiman jika data yang digunakan berbentuk

mingguan, bulanan, atau kuartalan. Jika data yang digunakan adalah data tahunan maka yang harus dihilangkan adalah pola kecenderungan saja. 2. Random Pola yang acak yang tidak teratur, sehingga tidak dapat digambarkan. Pola acak ini disebabkan oleh peristiwa yang tak terduga seperti perang, bencana alam, kerusuhan, dan lain-lain. Karena bentuknya tak beraturan atau tidak selalu terjadi dan tidak bisa diramalkan maka pola variasi acak ini dalam analisanya diwakili dengan indeks 100% atau sama dengan 1. 3. Trend Trend atau kecenderungan adalah komponen jangka panjang mempunyai kecenderungan tertentu dalam pola data, baik yang arahnya meningkat ataupun menurun dari waktu ke waktu, sehingga pola kecenderungan dalam jangka panjang jarang sekali menunjukkan suatu pola yang konstan. Teknik yang sering digunakan untuk mendapatkan trend suatu data deret waktu adalah rata-rata bergerak linier, pemulusan eksponensial, model Gompertz, dimana teknik-teknik tersebut hanya menggunakan data masa lalu untuk mendapatkan pola kecenderungannya dan tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan produk. 4. Musiman Pola musiman menunjukkan suatu gerakan yang berulang dari satu periode ke periode berikutnya secara teratur. Pola musiman ini dapat ditunjukkan oleh datadata yang dikelompokkan secara mingguan, bulanan, atau kuartalan, tetapi untuk data yang berbentuk data tahunan tidak terdapat pola musimannya. Pola musiman ini harus dihitung setiap minggu, bulan, atau kuartalan tergantung pada data yang digunakan untuk setiap tahunnya, dan pola musiman ini dinyatakan dalam bentuk angka. Teknik yang digunakan untuk menentukan nilai pola musiman adalah metode II-5

II-6 rata-rata bergerak, pemulusan eksponensial dari Winter, dekomposisi klasik. Teknik peramalan time series terdiri atas : 1 Statistik a. Moving Average b. Exponential Smoothing c. Regresi d. ARIMA (Box Jenkins) 2 Kecerdasan Buatan a. Neural Network b. Algoritma Genetika c. Simulated Annealing d. Genetic Programming e. Klasifikasi f. Hybrid [10] 2.3 METODE ARIMA ARIMA (Autoregressive Integreated Moving Average) paling umum digunakan untuk meramalkan suatu data runtun waktu. Hal ini dikarenakan model ini dapat di aplikasikan pada pola data runtun waktu yang nonstationer atau non-linier dengan cara transformasi, seperti differencing dan lagging [1] Metode ARIMA pertama kali dikembangkan oleh George Box dan Gwilym Jenkins, oleh karena itu metode ini juga sering disebut dengan Box- Jenkins models. ARIMA mewakili tiga pemodelan, yaitu Autoregressive (AR), Moving Average (MA), dan Autoregressive Moving Average (ARIMA)

Tahapan Metode ARIMA 1. Metode diidentifikasi menggunakan autokorelasi dan parsial autokorelasi 2. Metode ditafsir dan diestimasi menggunakan data masa lalu 3. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan metode yang layak dipakai untuk penerapan peramalan 4. Penerapan, yaitu peramalan nilai dari deret berkala yang akan datang dengan metode yang telah diuji 2.3.1. Mengidentifikasi Model Kebanyakan deret berkala bersifat non-stasioner dan bahwa aspek pada AR dan MA dari model ARIMA hanya berkenaan dengan deret berkala yang stasioner. Stasioner berarti tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data. Data secara kasarnya harus horizontal sepanjang sumbu waktu. Suatu deret yang tidak stasioner harus diubah menjadi data stasioner dengan melakukan differencing. Differencing adalah menghitung perubahan atau selisih nilai observasi. Persamaan differencing sebagai berikut X t= Xt Xt-1 (2.1) X t : nilai deret berkala setelah differencing Xt : nilai deret berkala pada waktu t Persamaan diatas juga dapat ditulis kembali menjadi : X t = Xt- BXt (2.2) B : orde differencing Suatu deret berskala dikatakan stasioner atau menunjukkan kesalahan acak adalah jika koefisien autokorelasi untuk semua lag, yaitu angka yang II-7

II-8 ditunjukkan pada setiap interval secara statistic tidak berbeda dari nol atau berbeda dari nol hanyauntuk beberapa lag yang di depan. Suatu koefisien autokorelasi dikatakan tidak berbeda dari nol jika berada dalam interval. 0 ± Za/2(1/ n) (2.3) Keterangan Za/2: Nilai variable normal standar dengan keyakinan 1 α N : banyaknya data Setelah data stasioner, maka selanjutnya menentukan model ARIMA dengan cara dilihat melalui autokorelasi dan partial autokorelasi a. Autocorrelation Function (ACF) ACF adalah korelasi antara data pada periode waktu t dengan periode waktu sebelumnya t-1. Berikut langkah-langkah menghitung nilai ACF terdapat pada persamaan 2.4 dibawah ini r k = n k t=b (X t Xrata)(X t+k Xrata) n t=b(x t Xrata) 2 r k = Nilai sample ACF pada lag k. Xt = Nilai deret berkala pada waktu t Xrata = Rata-rata dari data berkala Nilai standar error ACF pada lag k dapat dilihat pada rumus 2.5 dibawah ini : S rk = (1 + 2 rk2 ) 1/2 k 1 j=1 (n b + 1) 1/2

S rk = Nilai standar error ACF pada lag k. rk = Nilai sample ACF pada lag k n = Banyaknya data b = Awal periode dari data ini : Nilai ACF pada lag k dapat dilihat pada rumus 2.6 dibawah t rk = r k s rk b. Partial Autocorrelation Function (PACF) Autokorelasi partial digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan antara Xt dan Xt-k, apabila pengaruh dari lag time dianggap terpisah. Satu satunya tujuan didalam analisis deret berkala adalah untuk membantu menetapkan model ARIMA yang tepat. Nilai sample PACF berorde k dapat di lihat pada rumus 2.7 : r kk = r k 1 k 1 r k 1,j r k j j=1 k 1 j=1 r k 1,j r j r kj =r k 1,j r kk r k 1,k j Untuk j = 1,2,3,.,k-1 rkk = nilai sample PACF pada ordo ke k rk = Nilai sample ACF pada lag ke k II-9

II-10 Nilai standar error PACF berorde k dapat dilihat pada rumus 2.8 : S rkk = 1 (n b+1) 1/2 Keterangan Srkk = nilai standar error PACF pada lag k n = jumlah data b = awal periode data. Nilai PACF berorde k dapat dilihat pada rumus 2.9 : t rkk = rkk srkk keterangan : 2.3.2 Penafsiran Parameter trkk = nilai statistic PACF pada ordo ke k rkk = nilai sample PACF pada ordo ke k. Srkk = nilai standart error PACF pada lag k. [2] Metode ARIMA dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu model autoregressive (AR), moving average (MA). Dan model campuran ARIMA (autoregressive moving average) yang mempunyai karakteristik dari dua model pertama 2.3.2.1 Autoregressive (AR) Bentuk umum dari model autoregresif dengan ordo p (AR(p)) atau model ARIMA(P,0,0) dinyatakan pada persamaan 2.10 sebagai berikut: X t = μ + 1 X t 1 + 2 X t 2 + + p X t p + e t

µ = suatu konstanta p = parameter autoregresif ke p e t = nilai kesalahan pada saat t maksud dari autoregresif yaitu nilai X dipengaruhi oleh nilai x periode sebelumnya hingga periode ke-p. jadi yang berpengaruh disini adalah variabel itu sendiri. [2] Pendugaan parameter AR dapat ditentukan dengan metode perkalian matriks yang ditunjukan pada Rumus 2.11. β = (Z Z) 1 Z Y Z = 1 X p X p (p 1) 1 X n 1 X n p Y = X p+1 X n p : orde model AR Xp : data ke p n : banyaknya periode pengamatan β : pendugaan persamaan parameter [3] II-11

II-12 2.3.2.2 Moving Average (MA) Bentuk umum dari model moving average dengan ordo q (MA(q)) atau model ARIMA(0,0,q) dinyatakan dalam persamaan 2.12 sebagai berikut: X t = μ θ 1 e t 1 + θ 2 e t 2 + + θ q e t k + e t keterangan : µ = suatu konstanta θ = parameter moving average et-k = nilai kesalahan pada saat t-k Maksud dari moving average yaitu nilai variabel x dipengaruhi oleh error dari varibel x tersebut. Pendugaan parameter MA dapat ditentukan dengan metode perkalian matriks yang ditunjukan pada Rumus 2.13. β = (Z Z) 1 Z Y Z = 1 X q+1 1 X q+1 X q+1 q X q+1 1 X n 1 X n X n q X n Y = X q+1 X n q : orde model MA Xq : data ke q

n : banyaknya periode pengamatan β : pendugaan persamaan parameter [3] 2.3.2.3 Autoregressive and Moving Average (ARIMA) Menurut Hanke & Wichern (2009), pada Metode ARIMA ordo p dan q (AR (p) dan MA(q)) adalah gabungan antara Autoregressive Model (AR) dan Moving Average (MA). Perusamaan 2.14 berikut merupakan rumus dari ARIMA:[2] X t = μ + 1 X t 1 + 2 X t 2 + + p X t p + e t θ 1 e t 1 θ 2 e t 2 θ q e t q 2.4 SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Model mengasumsikan bahwa data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang tetap, tanpa trend atau pola pertumbuhan yang konsisten. Persamaan 2.15 dibawah ini merupakan rumus untuk metode Single Exponential Smoothing adalah sebagai berikut : Ft + 1 = α * Xt + (1-α) *Ft Ft = peramalan untuk periode t Xt + (1-α) = nilai actual time series Ft + 1 = peramalan pada waktu t+1 α = konstanta perantara antara 0 dan 1 [4] II-13

II-14 2.5 PERHITUNGAN ERROR Menurut Makridakis, Wheelwright & Hyndman (1998), untuk menguji ukuran kesalahan peramalan bisa mengunakan beberapa metode. Salah satu cara yang digunakan yaitu MAPE (Mean Absolute Percentage Error). MAPE digunakan untuk melihat seberapa jauh (dalam %) hasil prediksi melenceng dari data sebenarnya. Semakin kecil MAPE yang dihasilkan dari sebuah metode prediksi maka akan semakin baik metode tersebut. Persamaan 2.16 berikut ini merupakan rumus MAPE: [6] MAPE = Xt = Nilai data periode ke t Ft = Nilai ramalan periode ke t N = Banyaknya data n X t F t t=1 X t n