BAB I PENDAHULUAN. tidaknya negara dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita negara serta menciptakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Good governance dalam sistem administrasi Indonesia diterapkan seperti dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep governance bukanlah konsep baru, konsep governance sama luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang sudah ditentukan. Saat ini good governance sangat ramai. yang dipimpin oleh seorang atasan terhadap pegawai-pegawainya.

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

BAB I PENDAHULUAN. good governance. Good governance merupakan salah satu alat reformasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya memberikan pelayanan yang responsif, transparan dan

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: GOOD GOVERNANCE. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan Pancasila sila ke

BAB I PENDAHULUAN. krisis adalah kurangnya kualitas governasi atau governance kita. Baik di sektor

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

I. PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan gerakan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

LANDASAN TEORI. Menurut Koiman (2009:273), governance merupakan serangkaian proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, permasalahan akuntabilitas publik menjadi sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menantang pemerintah daerah untuk. mewujudkan pemerintah yang akuntabilitas dan transparan.

Pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB VIII KELEMBAGAAN

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang serius. Orientasi pembangunan lebih banyak diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

BAB 1 LATARBELAKANG. adanya era reformasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

Good Governance dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

Independensi Integritas Profesionalisme

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara. Awalnya, para pendiri Negara ini percaya bentuk terbaik untuk masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Kebutuhan Pelayanan Publik

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. selaku pejabat publik dengan masyarakat. Dan komunikasi tersebut akan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan perekonomian suatu negara, karena berkaitan erat dengan mampu dan tidaknya negara dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita negara serta menciptakan kesejahteraan. Lemahnya sistem pengelolaan keuangan negara dan sistem hukum di negara kita adalah pemicu tindakan penyalahgunaan kekayaan dan keuangan negara serta maraknya tindakan KKN. Pengalaman bangsa Indonesia telah cukup membuktikan bahwa tindakan tersebut menyebabkan terpuruknya bangsa Indonesia dan sulitnya mewujudkan cita-cita bersama bangsa Indonesia. Pengelolaan keuangan negara memiliki tujuan untuk menjaga dan menjamin eksistensi negara dan membiayai pengelolaan negara untuk mewujudkan kesejahteraan. Semua negara dikelola secara tertib, sesuai dan taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan akuntabel. Agar segala kekurangan dalam laporan keuangan pemerintah dapat dideteksi secara akurat sebagai bahan dalam memperbaiki sistem pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan secara tepat maka diperlukan suatu lembaga negara khusus yang independen, obyektif, dan tidak memihak dalam memeriksa laporan keuangan pemerintah. lembaga yang dimaksud adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 1

Untuk mewujudkan tujuan negara, perlu dibangun suatu sistem pengelolaan keuangan negara yang bertumpu pada prinsip-prinsip ketertiban, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan akuntabel. Bagian dari sistem pengelolaan keuangan negara adalah sistem pengawasan dan pemeriksaan untuk memasukkan bahwa apakah keuangan negara telah dilaksanakan sesuai target dan tujuan yang hendak dicapai. BPK merupakan salah satu lembaga pengawasan eksternal dan sebagai suatu lembaga negara yang memiliki posisi sangat tinggi sesuai UUD 1945. Tugas BPK adalah pemberantasan KKN, memelihara transparansi dan akuntabilitas seluruh aspek keungan negara, untuk memeriksa semua asal-usul dan besarnya penerimaan negara dari mana pun sumbernya. BPK memiliki tugas untuk memeriksa untuk apa uang negara dipergunakan pada tiga lapis pemerintahan di Indonesia yaitu pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Keuangan negara Indonesia tercermin pada APBN, APBD, BUMN, BUMD, yayasan, dana pensiun, perusahaan yang terkait dengan kedinasan, serta bantuan atau subsidi kepada lembaga sosial milik swasta. Berdasarkan keputusan Ketua BPK No. 34/K/I-VIII.3/6/2007 tanggal 15 Juni 2007 Gambaran mengenai struktur organisasi BPK adalah sebagai berikut : Terdiri dari 1 orang ketua merangkap anggota, 1 orang wakil ketua merangkap anggota, dan 7 orang anggota BPK dimana 7 orang anggota ini dibagi untuk melakukan pembinaan atas suatu lingkup pemeriksaan, evaluasi, pembangunan, pendidikan dan latihan pemeriksaan keuangan negara, serta satu Direktorat Utama 2

Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara dan 7 auditorat Utama Keuangan Negara. BPK memiliki visi menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang bebas, mandiri dan profesional serta berperan aktif dalam mewujudkan tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan. Sedangkan misi BPK adalah memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam rangka mendorong terwujudnya akuntabilitas dan transparansi keuangan negara, serta berperan aktif dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan transparan. Tujuan Strategis BPK sebagai berikut : 1. Mewujudkan BPK RI sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang independen dan professional. 2. Memenuhi semua kebutuhan dan harapan pemilik kepentingan. 3. Mewujudkan BPK RI sebagai pusat regulator di bidang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. 4. Mendorong terwujudnya tata kelola yang baik atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK saat ini sudah memiliki kantor perwakilan diseluruh Indonesia. Salah satu tugas BPK Perwakilan Lampung Sesuai Keputusan BPK-RI Nomor 39/K/I- VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK RI bahwa Perwakilan BPK RI di Bandar Lampung mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung, Kota/Kabupaten di Provinsi Lampung, serta BUMD dan lembaga 3

terkait di lingkungan entitas tersebut di atas, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang dilimpahkan oleh AKN. Tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung, Kota/Kabupaten di Provinsi Lampung, serta BUMD dan lembaga terkait bertujuan untuk memastikan setiap organisasi mengelola keuangan dengan baik sehingga tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dapat tercapai. Perubahan paradigma organisasi dalam berbagai aspek, dari segi manajemen perubahan dari organisasi yang bersifat sentralisasi ke organisasi yang bersifat desentralisasi, gaya kerja organisasi yang kaku berubah menjadi lebih fleksibel, kekuatan organisasi yang sebelumnya dilihat dari tolak ukur stabilitas organisasi kini bergeser pada kemampuan organisasi untuk mengadaptasi perubahan. Faktor politik yang mempengaruhi perubahan peran organisasi dalam hal ini dimana organisasi publik dituntut untuk menerapakan good governance. Good governance yakni penyelenggaraan pemerintahan negara yang bersih atau pemerintahan yang baik. Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, menuntut pelaksanaan good governance ini berlaku pada setiap pemerintahan daerah yang sangat diperlukan dalam penyelenggaraan otonomi daerah. 4

BPK Perwakilan Lampung saat ini memiliki jumlah personil pemeriksa sebanyak sebanyak 57 orang dengan komposisi seperti pada Tabel1 berikut ini: Tabel 1. Jabatan Fungsional Pemeriksa No Jabatan Fungsional Jumlah (orang) 1 Pemeriksa Pertama 48 2 Pemeriksa Muda 9 Total 57 Sumber : BPK Perwakilan Lampung 2013 Tabel 1 berikut ini menunjukan tingkat jumlah pemeriksa yang ada di BPK Perwakilan Lampung berjumlah 57 orang terdiri dari 48 orang pemeriksa pertama dan 9 orang pemeriksa muda. Jabatan fungsional ini jika dilihat dari peran pemeriksa maka dapat dikomposisikan pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Peran Pemeriksa No Peran Pemeriksa Jumlah (orang) 1 Ketua Tim Senior 2 2 Ketua Tim Yunior 9 3 Anggota Tim Senior 22 4 Anggota Tim Yunior 24 Total 57 Sumber : BPK Perwakilan Lampung 2013 Seluruh pemeriksa pada BPK Perwakilan Lampung memiliki wilayah kerja di seluruh Propinsi Lampung dan pada Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung. Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur organisasi yang paling dinamis, artinya menginginkan perubahan, dengan demikian kedudukan manusia dalam organisasi tidak dapat disamakan dengan unsur unsur lain. Organisasi 5

pengelolaan manusia sebagai sumber daya organisasi dituntut memiliki kemampuan untuk mewujudkan good governance. Prinsip-prinsip good governance selama ini telah diterapkan di BPK Perwakilan Lampung. Prinsip-prinsip yang telah diterapkan adalah : 1. Transparansi, prinsip ini sebagian telah dilaksanakan dengan cara mengumumkan proses penunjukan pemeriksa yang akan melakukan pemeriksaan terhadap Kabupaten/kota di Propinsi Lampung. 2. Akuntabilitas, prinsip ini diterapkan dengan melakukan evaluasi pekerjaan yang telah dilakukan pemeriksa. Evaluasi ini penting dilakukan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan rencana pemerikasaan. 3. Keadilan, prinsip ini dilakukan dengan memberikan penugasan yang adil kepada para pemeriksa. 4. Partisipasi, prinsip ini dilakukan oleh BPK Perwakilan Lampung dengan melibatkan seluruh pegawainya dalam proses penanganan pekerjaan yang menjadi beban secara merata. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disebutkan bahwa good governance akan tercapai apabila prinsip-prinsip good governance dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan uraian di latar belakang maka penelitian ini mengambil judul: Analisis Penerapan dan Pengaruh Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Kinerja Pemeriksa BPK Perwakilan Lampung 6

1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan dan pengaruh prinsip-prinsip Good Governance dapat meningkatkan kinerja pemeriksa BPK Perwakilan Lampung? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good Governance di BPK Perwakilan Lampung 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pemeriksa BPK Perwakilan Lampung. 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Governance terhadap kinerja pemeriksa BPK Perwakilan Lampung. Penelitian ini diharapkan ada manfaatnya yaitu : 1. Bagi Penulis, untuk mengembangkan pengetahuan dalam meningkatkan kemampuan berpikir. 2. Sebagai masukan bagi BPK Perwakilan Lampung dalam mencapai efektivitas organisasi. 1.4 Kerangka Pemikiran Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teoriteori sebagai kerangka berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian 7

menyoroti masalah yang dipilih. Singarimbun (2005: 37) menyebutkan teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori adalah : 1. Pengertian Good Governance Istilah Good Governance berasal dari induk bahasa Eropa, Latin, yaitu Gubernare yang diserap oleh Bahasa Inggris menjadi govern, yang berarti steer (menyetir, mengendalikan), direct (mengarahkan), atau rule (memerintah). Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa Inggris adalah to rule with authority, atau memerintah dengan kewenangan. Governance pada dasarnya pertama kali digunakan adalah di dunia usaha atau korporat. Manajemen professional yang diperkenalkan pasca perang dunia II dengan prinsip dasar memisahkan kepemilikan dengan kepengelolaan benarbenar menjadikan setiap korporat menjadi usaha-usaha yang besar, sehat dan menguntungkan. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa perkataaan governance pada mulanya digunakan dalam dunia usaha dan konsep governance ini mempunyai arti yang penting dalam keberhasilan usaha, sehingga konsep good governance menjadi populer, dan lembaga-lembaga dunia seperti PBB, Bank Dunia dan IMF meletakkan good governance sebagai kriteria Negara-Negara yang baik dan berhasil dalam pembangunan, bahkan dijadikan semacam kriteria untuk 8

memperoleh bantuan optimal dan good governance dianggap sebagai istilah standar untuk organisasi publik hanya dalam arti pemerintahan. Tjokroamidjojo (2006: 72) memandang good governance sebagai suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut sebagai adminstrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang menjadi Agent of change dari suatu masyarakat berkembang/developing di dalam Negara berkembang. Agent of change karena perubahan yang dikehendakinya, menjadi planned change (perubahan yang berencana), maka disebut juga Agent of Development. Agent of Development diartikan sebagai pendorong proses pembangunan dan perubahan masyarakat bangsa. Pemerintah mendorong melalui kebijakan-kebijakan dan program-program, proyek-proyek,dan peran perencanaan dalam anggaran. Pengertian good governance menurut Mardiasmo (2009: 18) adalah suatu konsep pendekatan yang berorientasi kepada pembangunan sektor publik oleh pemerintahan yang baik. Lebih lanjut, menurut Bank Dunia yang dikutip Wahab (2002: 34) menyebut good governance adalah suatu konsep dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Selain itu Bank Dunia juga mensinonimkan good governance sebagai hubungan sinergis dan konsturktif diantara Negara, sektor swasta dan masyarakat. 9

Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2009; 17) menghasilkan temuan bahwa prinsip-prinsip good corporate governance yaitu : keterbukaan, akuntabilitas, keadilan dan partisipasi memberikan pengaruh sebesar 72,20% terhadap kinerja karyawan Bursa Efek Indonesia. Penelitian dengan topik yang hampir sama juga dilakukan oleh Widjaya (2008; 38). Variabel penelitian yang dilakukan adalah transparansi, akuntabilitas dan partisipasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai negeri dilingkungan Pemda DKI Jaya. Tingkilisan (2005:115) menyebutkan bahwa adanya hubungan sinergis konstruktif di antara negara, sektor swasta atau privat dan masyarakat yang disusun dalam empat pokok karakteristik good governance, yaitu: 1. Partisipasi (Participation) Setiap warga negara mempunyai suara dalam formulasi keputusan, baik secara langsung maupun intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. 2. Transparansi (Transparency) Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor. 3. Keadilan Semua warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan ataupun menjaga kesejahteraan mereka dan terlibat di dalam pemerintahan. 10

4. Akuntabilitas (Accountability) Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat sipil (civil society) bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi. Steers (2008; 89) mengukur kinerja, ada beberapa variabel yang biasa dipergunakan, yaitu: 1. Motivasi Kecenderungan seseorang individu melibatkan diri dalam kegiatan berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukanlah perasaan senang yang relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan sedia atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan. 2. Kepuasan kerja Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peran pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka merasa dihargai karena pekerjaan mereka. 3. Hasil Kerja Hasil kerja merupakan salah satu pengukuran efektivitas kerja yang sangat penting sebab dapat dilihat apakah hasil yang didapat sebanding dengan sumber daya yang digunakan sala suatu waktu tertentu. (Steers, 2008: 46). 11

Berdasarkan pendapat Tingkilisan (2005; 115) dan Steers (2008; 89) maka kerangka pemikiran dalam penulisan tesis ini sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Pemikiran Prinsip-Prinsip Good Governance Transparansi (X1) Akuntabilitas(X2) Keadilan (x3) Kinerja (Steers 2008 : 45) Partisipasi (X4) Sumber : Tingkilisan (2005;115) 1.5 Hipotesis Berdaskan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penerapan prinsip-prinsip good governance dapat meningkatkan kinerja pemeriksa BPK Perwakilan Lampung 12