MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 3 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member)

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 4 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Materi Pembelajaran : 10. WORKSHOP/PELATIHAN II PERENCANAAN DAN EVALUASI STRUKTUR.

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 7 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB III LANDASAN TEORI (3.1)

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

Materi Pembelajaran : WORKSHOP/PELATIHAN Perhitungan Tegangan Elastis Pada Penampang Komposit

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

MODUL STRUKTUR BAJA II 4 BATANG TEKAN METODE ASD

Struktur Baja 2. Kolom

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

h 2 h 1 PERHITUNGAN KOLOM LENTUR DUA ARAH (BIAXIAL ) A. DATA BAHAN B. DATA PROFIL BAJA C. DATA KOLOM KOLOM PADA PORTAL BANGUNAN

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

KATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

3.1 Tegangan pada penampang gelagar pelat 10

BAB 5 ANALISIS. Laporan Tugas Akhir Semester II 2006/ UMUM

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

32 Media Bina Ilmiah ISSN No

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

PERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA - BETON

Studi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

BAB II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

Sambungan diperlukan jika

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural

ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 500 X 200

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

3.1. Kuda-kuda Rangka Batang 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekuatannya yang besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah

Bab II STUDI PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kestabilan struktur dalam menahan segala pembebanan yang dikenakan padanya,

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. atas dan bawah dengan cara digeser sedikit kemudian dilas. Gagasan semacam ini pertama kali dikemukakan oleh H.E.

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

PERHITUNGAN KOLOM DARI ELEMEN TERSUSUN PRISMATIS

PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1729:2015

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

Daftar Tabel. Rasio tegangan lentur versus tegangan Leleh (F/F y ) profil-i Momen kritis Versus Momen Plastis Profil Castella Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tekan Pertemuan - 4

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

BAB II DASAR TEORI. baja yang dipakai adalah Baja Karbon (Carbon Steel) dengan sebutan Baja ASTM

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

FUNGSI PELAT KOPEL BAJA PADA BATANG TEKAN ALBOIN FERDINAND ARIADY TAMBUN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Permasalahan Yang Akan Diteliti 7

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

ANALISIS PENGARUH WILAYAH GEMPA DI INDONESIA TERHADAP BANGUNAN BAJA

VII. KOLOM Definisi Kolom Rumus Euler untuk Kolom. P n. [Kolom]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA STRUKTUR GEDUNG. Berat sendiri pelat = 156 kg/m 2. Berat plafond = 18 kg/m 2. Berat genangan = 0.05 x 1000 = 50 kg/m 2

Analisis Profil Baja Kastilasi. Ni Kadek Astariani

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Balok Lentur Pertemuan - 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL BIASA DAN PROFIL KASTELA PADA PROYEK GEDUNG PGN DI SURABAYA.

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

MODUL 5 STATIKA I MUATAN TIDAK LANGSUNG. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan memenuhi. Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil. Disusun Oleh :

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Jenis-Jenis Material Baja Yang Ada di Pasaran. Jenis material baja yang ada di pasaran saat ini terdiri dari Hot Rolled Steel

BAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk

Transkripsi:

STRUKTUR BAJA 1 MODUL 4 S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 1. Elemen Batang Tekan... Tekuk Elastis EULER. 3. Panjang Tekuk. 4. Batas Kelangsingan Batang Tekan. Contoh Soal 1. 5. Pengaruh Tegangan Sisa (Residual Stress). 6. Tahanan Tekan Nominal. Gaya Tekuk Elastis. Daya Dukung Nominal Komponen Struktur Tekan. Contoh Soal. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mengetahui dan memahami elemen batang tekan, tekuk elastis EULER, panjang tekuk, batas kelansingan batang tekan,pengaruh tegangan sisa dan tahanan tekan nominal. DAFTAR PUSTAKA a) Agus Setiawan, Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-179-00), Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 008. b) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku, Jilid 1, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990. c) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI), Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984. d) SNI 03-179 00. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung. e) William T. Segui, Steel Design, THOMSON, 007.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat. Wassalam Penulis Thamrin Nasution thamrinnst.wordpress.com thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 B A T A N G T E K A N (COMPRESSSION MEMBER) 1. Elemen Batang Tekan. Batang tekan yang hanya menerima gaya tekan secara sentris saja dijumpai pada struktur rangka atap, jembatan, menara dan struktur lain yang bersifat rangka. Pada struktur rangka atap dan jembatan umumnya dijumpai pada batang-batang tepi atas, sedikit pada batang-batang diagonal dan vertikal, lihat gambar berikut. Batang ini tidak mengalami momen dan gaya lintang, hanya ada gaya normal tekan yang bekerja sentris, tepat pada garis berat penampang, oleh karena sifat dari struktur rangka itu sendiri dimana buhul-buhulnya dapat berotasi sehingga gaya-gaya dalam yang lain seperti momen dan gaya lintang akan tereduksi dengan sendirinya. Batang tekan Batang vertikal Batang diagonal Gambar 1 : Struktur rangka atap. Sumber : STEELROOFTRUSS, 011. Pada struktur portal, kolom merupakan elemen utama yang memikul gaya tekan, tetapi masih mengandung gaya dalam momen dan gaya lintang.. Tekuk Elastis Euler. Pada tekuk elastis, komponen struktur yang dibebani gaya tekan, masih dalam dalam keadaan elastis, akan melengkung secara perlahan-lahan, seperti gambar. Gaya yang bekerja sentris pada batang menyebabkan batang tersebut melentur sejauh y, sehingga terjadi momen lentur tambahan sekunder yang besarnya, Mx = P. y...(1) Garis lentur diberikan oleh persamaan berikut, d dx y Mx EI P EI. y...() 1

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 x P y P L Gambar : Kolom tekuk Euler. Dimana, E = modulus elastisitas baja I = momen inertia batang. Persamaan () diatas adalah persamaan homogen linear orde kedua (second-order homogeneous linear differential equation) apabila di integralkan akan menghasilkan persamaan beban kritis yang bekerja pada batang tekan, Dimana, Lk = panjang tekuk batang. Pcr. E. I Lk...(3) Gambar 3 : Batang tekan kolom struktur portal. Sumber : AISC Presentation

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 Tegangan kritis, fcr Pcr Ag...(4) Untuk jari-jari inertia, Maka, Untuk kelangsingan batang, Diperoleh,. E. I fcr Ag. Lk r fcr I Ag. E. r Lk Lk r. E fcr...(5)...(6)...(7)...(8)...(9) Pendekatan EULER diatas hanya terjadi pada batang tekan dalam kondisi elastis dengan kelangsingan yang besar ( > 110, batang panjang), artinya batang tekan sudah menekuk sebelum tegangan mencapai leleh. Untuk kelangsingan sedang ( < 110, batang sedang ) akan terjadi tekuk inelastis, yaitu pada sebagian penampang sudah leleh dan untuk batang pendek ( < 0) seluruh penampang leleh, seperti dilukiskan gambar 4 berikut, plastis inelastik Elastis (EULER) Gambar 4 : Kurva panjang batang/kolom versus kekuatan kritis. Pada daerah tekuk inelastik besaran modulus elastis E menurun menjadi Et (E > Et), dan kurva tegangan-regangan tidak lagi linear, dan rumus EULER diatas berubah menjadi,. Et fcr...(10) 3

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 Grafik yang menggambarkan hubungan tegangan kelangsingan seperti berikut, Gambar 5 : Kurva hubungan antara tegangan (f) versus kelangsingan (). Persamaan Euler diatas bergantung kepada anggapan berikut ini, a. Kolom/batang benar-benar lurus. b. Beban bekerja secara sentris, tanpa eksentrisitas gaya. c. Kolom/batang mempunyai perletakan sendi pada kedua ujungnya. d. Tidak terjadi puntir selama pelenturan. e. Kolom/batang tidak cacat. 3. Panjang Tekuk. Panjang tekuk (Lk) batang tekan sangat tergantung kepada jenis perletakannya, seperti kolom dengan tumpuan jepit dapat mengekang ujungnya dari berotasi dan translasi, sehingga mampu menahan beban yang lebih besar dibandingkan tumpuan sendi. Panjang tekuk dihitung seperti berikut, Rol tanpa rotasi Rol tanpa rotasi Jepit Sendi Sendi Lepas L Jepit Jepit Jepit Jepit Sendi Sendi Gambar 6 : Garis lentur akibat tekuk berdasarkan jenis perletakan. Apabila Lk = k. L, dimana k faktor panjang tekuk, maka nilai k dapat dilihat pada tabel berikut, 4

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 Jepit-jepit k teoritis 0,50 Jepit-sendi Tabel 1 : Faktor panjang tekuk (k) 1 Jepit-rol tanpa rotasi Sendi-sendi Jepit-lepas Sendi-rol tanpa rotasi 1,00 1,00,00,00 k desain 0,65 0,80 1,0 1,00,10,00 Sumber : SNI 03-179-00 Untuk kolom pada struktur portal, faktor panjang tekuknya (k) dipengaruhi oleh nilai G pada ujung-ujung kolom. Nilai G pada salah satu ujung adalah ratio jumlah kekakuan semua kolom terhadap jumlah kekakuan semua balok yang bertemu di ujung tersebut yang ditulis dengan rumus; G A ( I ( I ca ba / L / L ca ba ) )...(11.a) I b, L b I c, L c I b, L b G B ( I ( I cb bb / L / L cb bb ) )...(11.b) A I c, L c Lk = k. L...(1) I ca = Momen inertia kolom yang bertemu di titik A. I cb = Momen inertia kolom yang bertemu di titik B. L ca = Panjang kolom yang bertemu di titik A. L cb = Panjang kolom yang bertemu di titik B. I ba = Momen inertia balok yang bertemu di titik A. I bb = Momen inertia balok yang bertemu di titik B. L ba = Panjang balok yang bertemu di titik A. L bb = Panjang balok yang bertemu di titik B. Untuk tumpuan jepit nilai G = l Untuk tumpuan sendi nilai G = 10 I b, L b I c, L c I b, L b Faktor panjang tekuk (k) dihitung dengan memasukan nilai G kedua ujung-ujungnya pada nomogram gambar 8. Dari kedua titik nilai G tersebut ditarik garis yang memotong garis skala k. Titik potong ini menunjukan nilai k dari kolom tersebut. Perlu diperhatikan bahwa ada dua nomogram, yaitu untuk struktur tak bergoyang dan untuk struktur bergoyang. Struktur tak bergoyang artinya jika ujung-ujung dari kolom yang ditinjau tidak dapat berpindah kearah lateral. B Gambar 7 : Kolom dan balok portal. 4. Batas Kelangsingan Batang Tekan. Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap tekan, angka perbandingan kelangsingan, = Lk / r < 00. Dimana, Lk = panjang tekuk = k. L ; r = jari-jari inertia. 5

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 k k (a) portal tidak bergoyang. (b) portal bergoyang. Gambar 8 : Nomogram faktor panjang tekuk kolom portal. Contoh 1 : Hitunglah nilai k untuk masing-masing kolom pada struktur portal seperti gambar 9. Gambar 9 Penyelesaian : a). Kekakuan tiap elemen balok dan kolom, dihitung dalam tabel berikut, Tabel : Kekakuan elemen balok dan kolom. Elemen Fungsi Profil Ix L Ix / L cm 4 cm cm 3 AB Kolom WF 00.00.8.1 470 350 13.486 BC Kolom WF 00.00.8.1 470 300 15.733 DE Kolom WF 50.15.6.9 4050 350 11.571 EF Kolom WF 50.15.6.9 4050 300 13.500 GH Kolom WF 00.00.8.1 470 350 13.486 HI Kolom WF 00.00.8.1 470 300 15.733 BE Balok WF 450.00.9.14 33500 600 55.833 CF Balok WF 400.00.8.13 3700 600 39.500 EH Balok WF 450.300.11.18 56100 900 6.333 FI Balok WF 400.300.10.16 38700 900 43.000 6

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 b). Faktor G tiap titik buhul (Joint) Tabel 3 : Perhitungan faktor G tiap titik buhul (Joint). Joint G Ket. A - 10 Sendi B (Kolom AB + Kolom BC) / (Balok BE) (13.486 + 15.733) / 55.833 0.53 C (Kolom BC) / (Balok CF) (15.733) / 39.500 0.398 D 10 Sendi E (Kolom DE + Kolom EF) / (Balok BE + Balok EH) (11.571 + 13.500) / (55.833 + 6.333) 0.1 F (13.500) / (39.500 + 43.000) 0.164 G 10 Sendi H (Kolom GH + Kolom HI) / (balok EH) (13.486 + 15.733) / 6.333 0.469 I (Kolom HI) / (Balok FI) (15.733) / 43.000 0.366 b). Faktor panjang tekuk (panjang efektif) k masing-masing kolom, Tabel 4 : Faktor panjang tekuk, k. Kolom G A G B k AB 10 0.53 1.80 BC 0.53 0.398 1.15 DE 10 0.1 1.7 EF 0.1 0.164 1.07 GH 10 0.469 1.79 HI 0.469 0.366 1.18 Contoh memakai nomogram untuk portal bergoyang, kolom AB, Gambar 10. 7

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 5. Pengaruh Tegangan Sisa (Residual Stress). Tegangan sisa (Residual Stress), adalah tegangan yang tertinggal dalam suatu komponen struktur baja, pada proses pembuatannya maupun dalam pemakaiannya. Yang dapat diakibatkan oleh antara lain, a. Proses pendinginan yang tidak merata setelah profil struktural dibentuk dengan penggilingan panas. b. Lenturan atau lendutan dingin selama fabrikasi. c. Proses pelobangan dan pemotongan selama fabrikasi. d. Proses pengelasan. Pada penampang profil sayap lebar (wide flange) atau profil H yang digiling panas, sayap yang merupakan bagian yang lebih tebal mendingin lebih lambat daripada daerah badan (web). Ujung sayap yang lebih terbuka terhadap udara lebih cepat dingin daripada daerah pertemuan sayap dan badan, ini berakibat ujung-ujung sayap dan tengah-tengah badan mengalami tegangan residu tekan. Sedangkan pada daerah pertemuan sayap dan badan mengalami tegangan residu tarik. Distribusi tegangan residu dapat dilihat pada gambar 11 berikut. Gambar 11 : Pola tegangan residu yang umum pada profil giling. Gambar 1 : Pengaruh tegangan residu pada kurva tegangan-regangan rata-rata. Sumber : Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku, Jilid 1, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990. 8

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 Gambar 13 : Kurva kekuatan yang menunjukkan pengaruh tegangan residu (E = 9.000 ksi). Sumber : Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku, Jilid 1, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990. SNI 03-179-00, pada tabel 7.5.1, menetapkan pengaruh tegangan residu pada pelat sayap 70 Mpa untuk penampang yang dirol/digiling panas, dan 115 MPa untuk penampang yang dilas. Misal pada sayap profil dengan mutu baja BJ-34, dengan tegangan leleh fy = 10 MPa, harus dikurangi sebesar 70 MPa menjadi fy = 10 MPa 70 MPa = 140 MPa. 6. Tahanan Tekan Nominal (SNI 03-179-00). Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan sentris akibat beban terfaktor Nu menurut SNI 03-179-00, pasal 9.1, harus memenuhi : Nu < n. Nn Dimana, n = adalah faktor reduksi kekuatan (lihat SNI, Tabel 6.4-), = 0,85. Nu = beban terfaktor. Nn = kekuatan tekan nominal....(13) a. Gaya tekuk elastis. SNI pasal 7.6.1, gaya tekuk elastis komponen struktur ( N berikut: cr Ag. fy dengan parameter kelangsingan kolom, c, ditetapkan sebagai berikut: N c cr ) ditetapkan sebagai...(14) 9

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 L c r 1 k dengan L k k. L dan fy adalah tegangan leleh material. Dalam hal ini k adalah faktor panjang tekuk, dan L adalah panjang teoritis kolom. fy E...(15) b. Daya dukung nominal komponen struktur tekan Daya dukung nominal komponen struktur tekan dihitung sebagai berikut: Nn Ag. f f cr cr fy Ag. fy untuk c 0,5 maka 1 untuk 0, 5 c 1, maka 1,43 1,6 0,67c untuk c 1, maka 1,5c...(16)...(17)...(18.a)...(18.b)...(18.c) Keterangan: Ag = luas penampang bruto, mm f cr = tegangan kritis penampang, MPa fy = tegangan leleh material, MPa = koefisien tekuk. Contoh : Lalukanlah evaluasi terhadap komponen struktur tekan berikut dengan memakai profil WF 300.00.9.14. Kondisi perletakan jepit sendi. Beban aksial terfaktor Nu = 10 ton = 100 kn. Mutu baja BJ-37 (fy = 40 MPa, fu = 370 MPa). Panjang batang L = 4500 mm. DATA-DATA : WF 300.00.9.14 d = 98 mm b = 01 mm t = 14 mm f t w = 9 mm L = 4500 mm r = 18 mm Ag = 8336 mm r x = 16 mm r y = 47,7 mm h = d -.(t f + r) = 98. (14 + 18) h = 34 mm Sendi Jepit L Gambar 14. 10

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 E V A L U A S I a. Kelansingan batang. Faktor panjang tekuk, k = 0,80 (jepit-sendi, tabel 1) - Tekuk ke arah sumbu X, L kx = k. L = 0,8. (4500) = 3600 mm. Lkx 3600 x 8,57 < 00 (memenuhi). r 16 x - Tekuk ke arah sumbu Y, L ky = k. L = 0,8. (4500) = 3600 mm. Lky 3600 y 75,47 < 00 (memenuhi). r 47,7 y b. Kekuatan nominal terfaktor batang tekan. - Ke arah sumbu X, 1 Lkx fy cx r E x 1 40 cx.(8,57). 0,315 (untuk = 3,14) 00000 Untuk 0,5 cx 1, maka 1,43 x 1,6 0,67 cx 1,43 x 1,097 1,6 0,67.(0,315) Kekuatan nominal batang tekan, fy 40 MPa Nn Ag. fcr Ag. (8336 mm). 194935 N x 1,097 N n = 194,9 kn. Kekuatan nominal terfaktor, N u = n. N n = 0,85. (194,9) kn = 1651,5 kn > 100 kn. (memenuhi). - Ke arah sumbu Y, 1 L cy r ky y fy E 1 40 cy.(75,47). 0,836 (untuk = 3,14) 00000 Untuk 0,5 cy 1, maka 1,43 y 1,6 0,67 cy 1,43 y 1,37 1,6 0,67.(0,836) 11

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1, 011 Kekuatan nominal batang tekan, fy 40 MPa Nn Ag. fcr Ag. (8336 mm). 1457980 N 1,37 N n = 1458,0 kn. y Kekuatan nominal terfaktor, N u = n. N n = 0,85. (1458,0) kn = 139,3 kn > 100 kn. (memenuhi). 1