PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Manfaat dalam melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori antara lain :

LAPORAN KKP FAKULTAS PERTANIAN 2010 DESA CIPETUNG KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

PEMBUATAN LUBANG BIOPORI DI TAMAN PEMBIBITAN TEBET

Dr. Zulkifli Rangkuti, MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos Melalui Resapan Lubang Biopori Oleh Dwi Sayekti

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

TEKNOLOGI BIOPORI UNTUK MENGURANGI BANJIR DAN TUMPUKAN SAMPAH ORGANIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

III. BAHAN DAN METODE

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

KUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG

PT MUTUAGUNG LESTARI

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II RANCANGAN KEGIATAN

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

BIOPORI TANAH SEBAGAI RESAPAN AIR DI DESA BUKIT RATA DUSUN MELUR KUALA SIMPANG: ACEH TAMIANG

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Olah Tanah Konservasi (olah tanah minimum dan tanpa olah tanah)

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. Diusulkan oleh: Rizki Muzammil Asnawati Angga Wiranda Rizqi Via Utami

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

Pencegahan Banjir dengan Penerapan Teknologi Biopori pada SDN 07 dan SDN 13 Pagi Cawang

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

LAPORAN AKHIR KKS PENGABDIAN LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2017

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

IV. ANALISIS KEBERHASILAN HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PURWAKARTA. Tingkat Keberhasilan Hutan Rakyat di Kabupaten Purwakarta

LAPORAN AKHIR PKM M JEJAK PETARUNG RIMBA EDUKASI CERDAS BANGKITKAN GENERASI EMAS BERWAWASAN LINGKUNGAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II PENERAPAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA BANDUNG

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

Degradasi lahan & ancaman bagi pertanian

ADOPSI TEKNOLOGI M-BIO

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

TEKNOLOGI PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO. Oleh. Ir. Azri, MSi.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Transkripsi:

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KERJA KKP 2010 KABUPATEN BREBES, KECAMATAN PAGUYANGAN Upaya Peningkatan Teknologi serta Sistem Budidaya Pertanian Untuk Menciptakan Pertanian yang Maju dan Berkelanjutan Mengetahui, Dosen Pembimbing KKP (1) Dosen Pembimbing KKP (2) Ir. Hermanu Wijaya, Msc Dr. Ir. Hariyadi, MS NIP : 19640830 199003 1003 NIP : 19611008 198601 1001 Ketua Kelompok Muhammad Sofyan NIM : A14070039

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kuliah kerja profesi (KKP) merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat mengamati dan merasakan secara langsung aktivitas pekerjaan yang relevan, khususnya di bidang pertanian. KKP yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan atau mengaplikasikan sistem pertanian terpadu yang dapat membantu mengembangkan sumberdaya yang terdapat di daerah tujuan. Kegiatan KKP ini dilaksanakan di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Daerah ini memiliki potensi sumber daya alam yang masih alami dalam jumlah cukup banyak, namun karena keterbatasan dari masyarakat setempat, sumber daya alam yang terdapat di daerah ini belum dimanfaatkan secara optimal. Secara umum dapat digambarkan bahwa potensi utama yang belum dikembangkan secara maksimal pada daerah Paguyangan adalah pada sektor pertanian, baik pertanian secara khusus maupun secara umum. Teknik pertanian yang digunakan di Kecamatan Paguyangan pada umumnya masih sederhana dan konvensional. Para petani menggunakan tradisi secara turun-temurun, selain itu keberadaan kelompok tani di kecamatan tersebut kurang efektif sehingga para petani tidak bisa mendapatkan informasi tentang halhal yang berhubungan dengan pertanian. Selain itu, masalah yang ada pada kecamatan ini adalah kurang terkelolanya system pengairan sehingga masyarakat menjadi sulit memperoleh air. 1.2 Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menerapkan ilmu dan teknologi pertanian yang tepat guna, serta menerapkan sistem pertanian yang berkelanjutan di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

1.3 Perumusan masalah Berdasarkan permasalahan yang telah kami paparkan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut : Masalah di desa : 1. Kurangnya informasi yang didapatkan oleh petani 2. Sistem pengairan yang kurang efektif 3. Minimnya pengetahuan petani tentang teknologi usaha tani 4. Minimnya sarana dan prasarana yang tersedia 1.4 Keluaran yang diharapkan Dengan adanya Program Kuliah Kerja Profesi ini, yang berupa pelatihan dalam pembuatan pupuk cair organik diharapkan dapat memperoleh luaran sebagai berikut : 1. Petani Paguyangan dapat memperoleh informasi secara rinci mengenai teknologi usahatani 2. Dapat mengaplikasikan teknologi tersebut dalam kegiatan pertanian guna meningkatkan produksi dan pendapatan para petani. 3. Dapat mensosialisasikan kembali kelompok tani yang ada di Kecamatan Paguyangan dengan mengadakan kegiatan rutin oleh para petani. 4. Mengelola system pengairan dengan baik agar tidak berdampak besar bagi kehidupan serta system pengairan ke lahan sawah.

II. LINGKUP DAN RENCANA KEGIATAN KEGIATAN 1 Pengolahan tanah dengan konsep konservasi tanah dan air Pemanfaatan teras gulud dalam system pertanian - lahan dengan keadaan topografi miring kurang lebih mencapai 45% yang dikonversi atau pun dimanfaatkan sebagai lahan pertanian biasanya menggunakan pola penanaman yang kurang baik yaitu dengan pola penanaman yang tak melawan arah kontur yakni searah dengan arah lereng. Ada pun pula dalam pola penanaman tersebut akan menimbulkan tingkat erosi yang dapat menggerus tanah sehingga top soil sebagai tanah yang subur hilang karena tererosi. Satu hal yang nyata terjadi adalah tak adanya pemanfaatan air terhadap tanaman tersebut. Sehingga air yang semestinya masuk ke dalam tanah sebagai simpanan air tak terjadi. Karena aliran permukaan (runn off) terjadi lebih besar sehingga kehilangan air begitu besar dan erosi pun terjadi. - Teras gulud merupakan salah satu metode pemanfaatan pengolahan tanah untuk system pertanian dengan keadaan lahan yang miring hingga mencapai 45%. Metode ini memanfaatkan aliran dan topografi kemiringan lahan tersebut. Dengan menggunakan metode ini air yang hilang melalui aliran permukaan dapat diminimalisir karena metode ini memanfaatkan bentukan lahan yang dirubah atau modifikasi. lahan yang dibawah dimodifikasi dibentuk suatu guludan dan disamping guludan tersebut dibuat lubang yang berguna sebagai simpanan air tersebut. Ada pun hal yang dapat dilakukan untuk menambah fungsi dari system teras gulud ini adalah pada lubang disamping guludan yang berpereran sebagai pemberhentian air yang bergerak ditambahkan sisa-sisa tanaman. Sisa-sisa tanaman tersebut dapat berbentuk apa saja, baik yang masih segar atau pun yang belum segar. Hal ini berguna untuk pembentukan biopori. Dengan terbentuknya biopori pada lubang tersebut,maka air akan tersimpan dengan baik pada lubang tersebut. Sehingga kehilangan air melalui aliran

permukaan dapat dihindarkan karena air masuk kedalam tanah dan tersimpan dengan baik nantinya dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pemanfaatan biopori untuk lingkungan - Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Cara Pembuatan 1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 20 cm. 2. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50-100 cm 3. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang. 4. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput 5. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan. 6. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

Jadwal Kegiatan No. Kegiatan 1. Survey desa 2. Pengolahan hasil survey 3. Pelaksanaan kegiatan Juli 1 2 3 4 Rincian biaya Pemanfaatan teras gulud dalam system pertanian Bahan, alat dan rincian biaya - Cangkul 3x@40.000 = Rp.120.000 - Sisa- sisa tanaman = 0 - Total Biaya Rp 120.000 Pemanfaatan biopori untuk lingkungan Bor biopori 2x@200.000 = 400.000 Sisa-sisa tanaman = 0 Air = 0 Ember = 0 Total Biaya Rp 400.000 KEGIATAN 2 Insect Teaching Anak-anak mengembangkan pemahaman awal mereka tentang serangga dari buku, film, dan orang dewasa dalam hidup mereka. Sayangnya, serangga di dalam karya fiksi tidak selalu digambarkan dengan akurasi ilmiah, dan orang dewasa mungkin mewariskan kesalahpahaman mereka sendiri tentang serangga. Dalam proposal ini direncanakan akan diadakan INSECT TEACHING dalam kegiatan ini akan diuraikan berbagai kesalahpahaman yang paling umum tentang serangga. Tujuan akan adanya kegiatan ini adalah mengenalkan secara lebih jauh pemahaman umum mereka tentang serangga dan hubungannya dengan pertanian,

sehingga mereka dapat mengaplikasikan dan memanfaatkan pengetahuan mereka tentang serangga hama maupun serangga non hama. Sasaran Sasaran dalam kegiatan ini adalah anak-anak Sekolah Dasar kelas 4 dan 5 yang ada di salah satu desa, Kecamatan Paguyangan. Jadwal Kegiatan Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tiga Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Paguyangan. Teknis kegiatan yang akan dilakukan yaitu melakukan pembelajaran bersama-sama mahasiswa KKP beserta murid-murid Sekolah Dasar kelas 4 dan 5. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut: Waktu Acara Keterangan 08.00-08.30 Persiapan peragaan Mahasiswa KKP berbagai macam serangga 08.30-09.30 Insect teaching, Mahasiswa KKP Demonstrasi berbagai macam serangga, dan Diskusi 09.30-10.00 Insect Games & Simulasi Siswa SD pengawetan serangga 10.00-10.15 Penutupan Mahasiswa kepada Pihak sekolah Macam games (terlampir) Jadwal Kegiatan no Kegiatan 1 Survey sekolah 2 Pengolahan hasil survey 3 Pelaksanaan Juli 1 2 3 4

Rincian Biaya Penyewaan Display serangga: Rp.300.000,00 Selebaran Games :Rp.100.000,00 Styrofoam :Rp.100.000,00 Jarum serangga :Rp.20.000,00 Jaring serangga :Rp.100.000,00 (2 x 50.000,00) Pencarian spesimen :Rp.100.000,00 Spidol :Rp. 50.000,00 Flipchart :Rp. 50.000,00 Kertas A4 :Rp. 40.000,00 White board :Rp. 100.000,00 Tinta spidol :Rp. 20.000,00 Tinta print :Rp. 100.000,00 + Total Biaya Rp. 1.080.000,00 KEGIATAN 3 Pemberdayaan Pestisida Nabati dan Penyuluhan bahaya Pestisida Kimia terhadap Lingkungan dan Kesehatan Manusia di Kecamatan Paguyangan Pestisida merupakan salah satu hasil tekhnologi modern dan telah terbukti mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena telah menjadi unsur utama dalam meningkatkan hasil pertanian. Pestisida selain berdampak positif dapat juga berdampak negatif. Bila tidak dikelola dengan baik dan bijaksana dampak negatif pestisida antara lain keracunan pada manusia, ternak, satwa liar, tanaman, kasus resistensi dan pencemaran lingkungan. Memperhatikan manfaat dan dampak negatifnya maka pestisida harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak negatif yang sekecil-kecilnya. Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses dan perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dengan

demikian dapat diartikan sebagai suatu sistem pendidikan yang bersifat nonformal di luar sistem sekolah yang biasa. Pendidikan masyarakat juga mengandung pengertian usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian, ketrampilan, dan pengetahuan agar dapat diserap atau dipraktekkan oleh masyarakat. Dengan mengacu pada pengertian di atas penyuluhan pertanian adalah usaha mengubah prilaku petani dan keluarganya agar mereka mengetahui, menyadari, mempunyai kemampuan dan kemauan, serta tanggung jawab untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam rangka kegiatan usaha tani dan kehidupannya (Kartasapoetra, 1994). Dengan penyuluhan diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara praktek yang biasa dijalankan oleh para petani dengan pengetahuan dan tekhnologi yang selalu berkembang menjadi kebutuhan para petani tersebut. Sasaran Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat desa setempat di Kecamatan Paguyangan khususnya para petani. Dalam kegiatan ini akan dilakukan penyuluhan terhadap Kelompok Tani di Kecamatan Paguyangan, Brebes. Kegiatan ini akan dilakukan pada waktu malam hari pukul 18.30. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi adanya petani yang sibuk bekerja di siang hari. Acara yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Waktu Acara Keterangan 18.30-19.00 Pembukaan dan Sambutan-sambutan MC 19.00-19.15 Pengisian Kuisioner 1 Mahasiswa KKP 19.15-20.15 Penyuluhan Pemberdayaan Pestisida Nabati dan Penyuluhan bahaya Pestisida Kimia terhadap Lingkungan dan Kesehatan Manusia Masyarakat Desa

20.15-20.55 Sharing dan Ramah Tamah Mahasiswa dan Masyarakat Desa 20.55-21.00 Penutupan MC Jadwal Kegiatan No. Kegiatan 1. Survey kelompok tani 2. Pengolahan hasil survey 3. Penyuluhan Juli Agustus 2 3 4 1 2 3 4 Rincian Biaya Pembuatan kuisioner : Rp. 60.000,00 Konsumsi : Rp. 240.000,00 (4000 x 60) Undangan : Rp. 100.000,00 Sarana Prasarana : Rp. 200.000,00 Total Biaya : Rp. 600.000,00 KEGIATAN 4 Penyuluhan Kelompok Tani Pada dasarnya para petani di kecamatan Paguyangan sudah mempunyai kelompok tani, akan tetapi kelompok tani di kecamatan ini kurang efektif atau belum berjalan dengan baik karena tidak ada kegiatan rutin yang diadakan. Hal ini mengakibatkan beberapa petani menjadi tidak tahu atau kekurangan informasi mengenai teknik atau cara pertanian terbaru. Kondisi pertanian di kecamatan Paguyangan pada umumnya masih dilakukan secara konvensional. Varietas yang digunakan petani sebagian besar berdasarkan kesukaan petani dan pola tanam yang digunakan juga masih sangat konvensional sesuai dengan ilmu yang diwariskan dari generasi-generasi

sebelumnya. Hal ini mengakibatkan hasil panen rata-rata yang diperoleh petani juga tidak maksimal dan kualitas yang dihasilkan tidak terlalu baik. Selain permasalahan teknis budidaya serta pola tanam,masalah lain yang dihadapi para petani adalah minimnya pengetahuan petani tentang pemupukan serta dan hama penyakit. Petani lebih sering menggunakan pupuk anorganik daripada memanfaatkan pupuk organic yang ada di alam. Selain itu, para petani tidak menggunakan dosis pupuk sesuai dengan rekomendasi yang di anjurkan yang akan mengakibatkan padi-padi di lahan sawah menjadi kekurangan atau kelebihan hara. Dengan adanya penyuluhan pada kelompok tani mengenai masalah pertanian serta pemakaian bibit unggul, diharapkan kondisi pertanian di kecamatan paguyangan menjadi lebih baik dan lebih terkondisi keadaannya. Sasaran Kelompok petani di Kecamatan Paguyangan serta masyarakat kecamatan setempat. Jadwal Kegiatan No. Kegiatan 1. Survey kelompok tani 2. Pengolahan hasil survey 3. Penyuluhan Juli Agustus 2 3 4 1 2 3 4 Rincian Biaya Transportasi 5 orang ( @Rp.30.000,00) : Rp. 150.000,00 Proposal 5 buah (@Rp.10.000,00) : Rp. 50.000,00 Spidol : Rp. 10.000,00 Kapur : Rp. 5.000,00 Dokumentasi : Rp. 100.000,00 Total biaya : Rp. 315.000,00

SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIP : Pangkat/Golongan : Jabatan : Menyatakan bahwa setelah mendiskusikan topik yang diajukan, dengan ini menyatakan bahwa telah menyetujui diusulkannya proposal dengan judul: Untuk mendapatkan dana kegiatan pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa IPB yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.