Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI HYDARULIC FRACTURING SUMUR ID-18, ID-25, DAN ID-29 PADA LAPANGAN A

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI Halaman iv vii viii xiii 9

PERENCANAAN DAN EVALUASI STIMULASI PEREKAHAN HIDRAULIK METODA PILAR PROPPANT PADA SUMUR R LAPANGAN Y

EVALUASI HASIL APLIKASI HYDRAULIC FRACTURING PADA RESERVOIR KARBONAT SUMUR BCN-28 DI STRUKTUR APP

STUDI OPTIMASI DEASIN PEREKAHAN HIDRAULIK PADA RESERVOIR BATUAN PASIR DENGAN TENAGA DORONG AIR DARI BAWAH TUGAS AKHIR. Oleh: PRISILA ADISTY ALAMANDA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

LAMPIRAN 1 KUISIONER. 1. Menurut anda, apakah perangkat ajar ini menarik dari segi penampilan? a. Sangat menarik b. Cukup menarik c.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

PENENTUAN PANJANG REKAHAN SATU SAYAP PADA PEREKAHAN HIDROLIK TIP SCREEN OUT BESERTA ANALISIS KEEKONOMIANNYA

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

OPTIMASI PRODUKSI PADA LAPANGAN X DENGAN PEMODELAN PRODUKSI TERINTEGRASI

Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/fax. (0711) ; ABSTRAK ABSTRACT

Evaluasi Peningkatan Produksi Pada Formasi Sandstone Sumur #H Dan #P Dengan Perencanaan Stimulasi Pengasaman Matriks (Studi Kasus Lapangan Falih)

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

PENGARUH UKURAN BUTIR DAN PENEMPATAN PROPPANT TERHADAP OPTIMASI PEREKAHAN HIDRAULIK SUMUR MINYAK

Prabumulih KM 32,Indralaya, 30662, Indonesia Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, Aceh Tamiang, Indonesia

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

PERENCANAAN HYDRAULIC FRACTURING PADA SUMUR MAY#37 LAPANGAN BANGKO

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

ANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

HALAMAN PENGESAHAN...

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/Fax. (0711) ;

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

STUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL

EVALUASI KEBERHASILAN STIMULASI MATRIX ACIDIZING DENGAN MENGGUNAKAN FOAM DIVERTER PADA SUMUR KTA-1 DAN KTA-2 LAPANGAN X CNOOC SES Ltd.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

OFFSHORE, Volume 1 No. 2 Desember 2017 :33 38; e -ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN. memperbesar jari-jari pengurasan sumur sehingga seakan-akan lubang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

ANALISYS OF CRITICAL PRODUCTION RATE USING THE METHOD IN THE EVALUATION CHIERICI WATER CONING WELLS X Y PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Pengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

APLIKASI ANALISA AFTER-CLOSURE UNTUK MENENTUKAN PERMEABILITAS DAN TEKANAN FORMASI DI LAPANGAN TANJUNG

STUDY KASUS : APLIKASI HYDRAULIC FRACTURING DI AREA OPERASI RANTAU

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

ANALISIS PERENCANAAN PENGASAMAN SUMUR PADA SUMUR JRR-2 DAN JRR-4 DILAPANGAN Y

ISBN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

ISSN JEEE Vol. 6 No. 2 Novrianti. Studi Kelayakan Pekerjaan Pemilihan Zona Produksi dan Squeeze off Cementing pada Sumur MY05

EVALUASI MATRIX ACIDIZING PADA SUMUR I-04 LAPANGAN I DAN SUMUR W-06 LAPANGAN W CNOOC SES. Ltd

EVALUASI HASIL PEMBORAN SUMUR HORIZONTAL STRUKTUR RANTAU - DOH. RANTAU

KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam

Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember Makalah Profesional IATMI

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal

TEKNIK LIMITED ENTRY UNTUK SIMULASI PEREKAHAN HIDRAULIK MULTI LAPISAN

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

ANALISA PRESSURE BUILD-UP TEST DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORNER MANUAL UNTUK PENENTUAN KERUSAKAN FORMASI PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI

Mengatasi Kerusakan Formasi Dengan Metoda Pengasaman Yang Kompetibel Pada Sumur Minyak Dilapangan X

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

BAB II TINJAUAN UMUM SUMUR

EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN

PENGGUNAAN IPR-VOGEL PADA DESIGN ESP DI LAPANGAN RANTAU

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT

IATMI OPTIMASI PRODUKSI LAPISAN CONGLOMERATE DI STRUKTUR CEMARA DENGAN HYDRAULIC FRACTURING

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI

EVALUASI PENGGUNAAN INJEKSI AIR UNTUK PRESSURE MAINTENANCE PADA RESERVOIR LAPANGAN MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

ANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP

KELAKUAN PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR REKAH ALAMI

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

STUDI PENEMPATAN SUMUR HORIZONTAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN RECOVERY

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

KORELASI PI RATIO UNTUK MENGEVALUASI SUMUR DENGAN RADIAL DRILLING BERDASARKAN PARAMETER RESERVOIR

Evaluasi Formasi dan Estimasi Permeabilitas Pada Reservoir Karbonat Menggunakan Carman Kozceny, Single Transformasi dan Persamaan Timur

Transkripsi:

EVALUASI HYDARULIC FRACTURING SUMUR ID-18, ID-25, DAN ID-29 PADA LAPANGAN A Abstrak Apfia Grace Yolanda Murti Latumaerissa, Muh Taufiq Fathaddin, Christianto Widi Evaluasi Stimulasi hydraulic fracturing pada sumur ID-29, ID-25, ID-18 pada Lapangan A bertujuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pekerjaan stimulasi tersebut. Stimulasi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sumur yang mengalami penurunan produksi. Alasan dilakukannya hydraulic fracturing pada ketiga sumur ini adalah Kecilnya laju produksi Sumur, Harga Permeabilitas sumur yang kecil <5mD, nilai skin yang positif menunjukkan formation damage. Stelah dilakukannya perekahan hidrolik sumur ID-29 terjadi peningkatan permeabilitas sebesar 777%, sumur ID-25 terjadi peningkatan permeabilitas sebesar 260% dan sumur ID-18 terjadi peningkatan permeabilitas sebesar 371.2%. Terdapat dua parameter yang di evaluasi, yaitu evaluasi geometri rekahan dan evaluasi produksi. Evaluasi geometri rekahan disini, penulis melakukan analisa terhadap perbedaan antara hasil desain dengan hasil aktual yang terbentuk di lapangan. Penulis juga melakukan perhitungan ulang geometri rekahan secara manual dengan model PKN dan KGD 2D.Dari segi produksi sumur ID-29 terjadi penurunan laju produksi minyak dari sebelum perekahan sebesar 18.67 BOPD menjadi 7.92 BOPD, sedangkan sumur ID-18 mengalami peningkatan produksi dari sebelum perekahan sebesar 7.32 BOPD dan setelah perekahan menjadi sebesar 114.05 BOPD. Produksi minyak pada sumur ID-25 dengan dilakukannya perekahan hidrolik yaitu sebesar 177.97 BOPD. Kata kunci: perekahan hidrolik, permeabulitas kecil, kenaikkan produksi minyak. Pendahuluan Kerusakan formasi di sekitar lubang sumur sebagai akibat operasi pemboran dan aktivitas produksi akan menyebabkan terhambatnya atau menurunnya aliran fluida produksi dari formasi ke lubang sumur. Tentunya penurunan laju alir ini akan menyebabkan turunnya produktivitas formasi.untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan stimulasi guna memperbesar harga permeabilitas di sekitar lubang sumur. Dalam perkembangannya perekahan hidrolik dianggap sebagai teknik komplesi yang efektif untuk memproduksikan hidrokarbon dari resevoir yang unconsolidated (reservoir yang memiliki kerapatan antar butiran kurang kuat), tidak terlalu dalam, tetapi mempunyai cadangan hidrokarbon yang menjanjikan. Tujuan lain adalah untuk mengurangi problem kepasiran yang muncul pasca pekerjaan, dengan teknik komplesi konvensional, tujuan-tujuan tadi sulit untuk dicapai. Dengan teknik komplesi perekahan hidrolik, bukan hanya dapat memperbaiki kerusakan formasi (salah satunya kenaikan harga skin setelah direkahkan), dapat pula menaikkan harga permeabilitas yang nantinya akan mempengaruhi laju produktivitas sumur tersebut. Perekahan hidrolik (hydraulic fracturing) merupakan metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan permeabilitas batuan formasi sehingga diharapkan produktivitas sumur juga akan meningkat keberhasilan perekahan hidrolik yang telah dilaksanakan. Adapun Tujuannya ialah untuk mendapatkan harga parameterparameter yang dapat mengindikasikan perekahan yang dilakukan berhasil atau tidak dan meminimalisasi kesalahan apabila nantinya akan dilakukan pekerjaan hidrolik pada sumur sekitarnya. Pengumpulan data-data yang mencakup data reservoir, fluida perekah, dan data produksi sumur sebelum dan sesudah stimulasi, dilakukan sebelum evaluasi perekahan hidrolik. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan geometri rekahan dengan PKN dan KGD, perhitungan peningkatan permeabilias rata-rata (Kavg) dengan metode Howard & Fast, Perhitungan %PAD menggunakan metode konvensioal dan agresif, Perbandingan produktivitas formasi (PI) dengan metode Prats, Metode McGuire-sikora 548

dan juga Metode Cinco Ley & Samaniago. Sedangkan untuk analisa produksi (IPR) dilakukan perhitungan kenaikan laju produksi sebelum dan sesudah perekahan dengan menggunakan metode Vogel. Operasi Perekahan Hidrolik Operasi perekahan hidrolik meliputi alur kerja sebagai berikut: 1. Desain perekahan hidrolik. 2. Eksekusi mainfrac dengan pumping schedule yang telah di desain, 3. Perhitungan volume PAD aktual 4. evaluasi geometri rekahan aktual dan data produksi aktual. Dalam kasus ini, sumur yang distimulasi dan dievaluasi adalah Sumur ID-29, ID-25 dan ID- 18. Data Formasi pada Sumur ID-29, ID-25 dan ID-18 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 dalam Lampiran. 1. Desain Perekahan Hidrolik Geometri rekahan mencakup tinggi rekahan, setengah panjang rekahan, dan lebar rekahan. Estimasi tinggi rekahan dilakukan dengan menganalisis grafik insitu stress dari data tes injektivitas 2. Eksekusi Mainfrac Formasi target direkahkan dengan menggunakan menggunakan fluida perekah dan proppant dengan mengacu pada pumping schedule yang telah didesain sebelumnya. Tekanan dan geometri rekahan aktual dimonitor selama operasi berlangsung dengan bantuan perangkat lunak FracCADE. 3.Evaluasi volume PAD aktual Perhitungan persen volume pad terbagi atas dua metode yaitu metode konvensional dan metode aggressive. Pada pekerjaan fracturing ketiga sumur ini diperlukan fracture sepanjang mungkin karena permeabilitas yang rendah sehingga %PAD yang dijadikan tolak ukur sesuai PAD konvensional. %PAD ini mempengaruhi laju produksi, jika %PAD aktual > %PAD teoritis konventional maka dapat menyebabkan early screen out atau bridging. Dikarenakan permebalitas formasi kecil. Maka metode yang digunakan adalah perhitugan metode konvensional Metode konvensional : %PAD = % 4. Evaluasi Geometri Rekahan Aktual dan Data Produksi Aktual Setelah geometri rekahan aktual diketahui melalui perangkat lunak FracCADE, beberapa perhitungan panjang rekahan lebih besar daripada tinggi rekahan maka perhitungan manual pada sumur ini menggunakan metode PKN. Untuk sumur ID-25 dikarenakan panjang rekahan lebih kecil daripada tinggi rekahan maka metode yang digunakan untuk perhitungan manual yaitu metode KGD. Metode yang digunakan untuk menghitung kenaikan produktivitas sumur adalah Metode Prats, Metode McGuire & Sikora dan MetodeCinco-Ley & Samaniego. Perhitungan pertama adalah mencari Dimensionless Fracture Conductivity (Cfd). 549

kenaikkan produktivitas atau fold of increase (J/Jo) formasi dapat dicari. Kenaikkan produktivitas formasi dapat ditampilkan dalam bentuk Inflow Performance Curve. Performa produksi sumur setelah perekahan hidrolik dipantau dan di rekam untuk melihat jika ada peningkatan laju alir produksi. Perbandingan antara laju alir produksi minyak setelah dan sebelum perekahan hidrolik akan menghasilkan oil gain. Sumur ID-29 Perekahan hidrolik pada Sumur ID-29 menciptakan rekahan dengan tinggi 68.21 ft, panjang 398.64 ft,, dengan laju alir minyak setelah perekahan sebesar 7.92 BOPD dengan peningkatan permeabilitas sebesar 777%. Sumur ID-25 Perekahan hidrolik pada Sumur ID-25 menciptakan rekahan dengan tinggi 119.62 ft, panjang 382.35 ft,, dengan laju alir minyak setelah perekahan sebesar 177.97 BOPD dengan peningkatan permeabilitas sebesar 260%. Sumur ID-18 Perekahan hidrolik pada Sumur ID-18 menciptakan rekahan dengan tinggi 61.76 ft, panjang 193.90 ft,, dengan laju alir minyak setelah perekahan sebesar 114.05 BOPD dengan peningkatan permeabilitas sebesar 371.2%. Batasan Masalah Batasan masalah pada kasus Sumur ID-29, ID-25 dan ID-18 adalah sebagai berikut: 1.Perhitungan secara manual geometri rekahan aktual dengan metode PKN dan KGD. 2.Perhitungan volume PAD aktual.cinco-ley & Samaniego. Pembahasan Pada perhitungan manual ini, tinggi rekahan diasumsikan sama dengan tinggi rekahan yang sebenarnya, dan memperhitungkan pengaruh fluida non-newtonian dan fluid loss. Perbedaan geometri rekahan antara hasil aktual software MFrac 3D terhadap hasil perhitungan manual model KGD dan PKN 2D disebabkan karena model 3D memperhitungkan variasi sifat fisik batuan seperti modulus young, poisson ratio, insitu stress, rock toughness dan lainnya, sedangkan pada perhitungan manual model 2D tidak memperhitungkan variasi sifat fisik batuan diatas (harga-harga sifat fisik batuan dianggap sama untuk setiap lapisan batuan). Selain itu model 3D juga memperhitungkan perkembangan rekahan ke arah vertikal, sedangkan pada model 2D hanya mengasumsikan tinggi rekahan konstan. Selain faktor tersebut, pada pelaksanaan di lapangan rate pemompaan yang digunakan juga tidak selalu konstan, sedangkan pada perhitungan manual rate pemompaan dianggap konstan selama proses perekahan berlangsung. Berdasarkan laju alir produksi yang dilihat dari data produksi aktual, untuk ketiga sumur tersebut mengalami peningkatan laju alir fluida. Fluida itu sendiri dalam hal ini terdiri dari air dan minyak. Tujuan dari perekahan hidrolik dari sisi petroleum engineering hasil yang diharapkan adalah kenaikan laju alir minyak bukan air. Maka dari itu hal yang menjadi suatu tolak ukur keberhasilan perekahan hidrolik dari sisi petroleum engineering adalah kenaikan laju alir minyak yang didapatkan setelah perekahan dilakukan. Pada sumur ID-29 terjadi penurunan laju produksi minyak dari sebelum perekahan sebesar 18.67 BOPD menjadi 7.92 BOPD setelah perekahan. Sedangkan untuk produksi air terjadi peningkatan produksi dari sebelum perekahan sebesar 30 BLPD menjadi 80 BLPD. Dari hasil evaluasi produksi yang telah dilakukan dapat terlihat bahwa Sumur ID-29 550

memiliki nilai peningkatan productivity index paling tinggi dari ketiga metode yang dipakai dibandingkan kedua sumur lainnya yaitu sumur ID-25 dan sumur ID-18. Namun dari hasil evaluasi produksi didapati bahwa sumur ID-29 mengalami penurunan produksi minyak setelah dilakukannya fracturing, namun lain halnya dengan produksi airnya yang meningkat drastis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan produksi minyak pada sumur ID-29 tersebut. Sumur ID-29, ID-25, dan ID-18 terdapat pada lapisan yang sama yaitu Lapisan H tetapi tiap sumur ini memiliki kedalaman yang berbeda yaitu untuk sumur ID-29 memiliki kedalaman sumur sedalam 3963.448 ft, untuk sumur ID-25 memiliki kedalaman sumur sedalam 3780.532 m, dan sumur ID-18 memiliki kedalaman sumur sedalam 3853.534 m. Untuk nilai Water cut yang dimiliki masing masing sumur yaitu untuk sumur ID-29 memiliki nilai water cut 68%, untuk sumur ID-25 38% dan untuk sumur ID-18 memiliki nilai water cut sebesar 40%. Dapat terlihat bahwa sumur ID-29 memiliki nilai water cut yang tinggi. Nilai Water cut yang besar yaitu 68%. semakin tinggi nilai water cut maka resiko masalah produksi yang disebabkan oleh air seperti water coning akan semakin besar, kemudian nilai saturasi air yang besar mengindisakan volume pori batuan banyak terisi oleh air. Kedua, pengerjaan perekahan pada sumur ID-29 yang mengenai batas OWC yaitu ( Oil Water Contact). Air memiliki mobilitas lebih besar daripada minyak, sehingga jika area perekahan mengenai batas OWC hal ini menyebabkan laju alir air yang meningkat dan dikarenakan mobilitas minyak lebih kecil daripada air sehingga yang terproduksikan hingga keatas yaitu air dan minyak terhambat dibawah dan tidak dapat mengalir keatas. Kenaikan jumlah produksi air dan penurunan produksi minyak seiring dengannya naiknya nilai watercut hingga 100% dapat dilihat pada gambar A.12 pada lampiran A. Kemudian untuk sumur ID-29 dari sisi perhitungan volume PAD didapati bahwa volume PAD aktual melebihi dari volume PAD secara teoritis yang seharusnya, dikarenakan perekahan hidrolik pada sumur ini mengenai batas OWC dan menimbulkan terproduksinya air dalam jumlah yang banyak, Jika PAD yang point dari PAD tersebut. PAD itu sendiri berfungsi untuk memulai perekahan dan mengantisipasi jumlah leak off (kebocoran) pada slurry dan screen out premature, sehingga jika yield point dari PAD itu sendiri sudah menurun kualitasnya dikarenakan tercampur dengan air maka dapat berakibat kepada saat pemompaan slurry yang membawaproppant masuk kedalam formasi. Jika dilihat Profil Geometri Rekahan Aktual Sumur ID-29,ID-25 dan ID-18 Dengan MFrac jika dilihat diantara gambar ketiga sumur tersebut, lebar rekahan dari sumur ID-25 dan ID-18 cendrung simetris sedangkan untuk sumur ID-29 cendrung tidak simetris. Hal ini berhubungan dengan kedalam perforasi dari masing-masing sumur yang berbeda, dimana pada sumur ID- 29 zona perforasi yang dilakukan perekahan hidrolik mengenai batas OWC sehingga mengakibatkan prodil geometri yang kurang simetris, Panjang dan Lebar rekahan cendrung kebawah yang mengindikasikan adanya sesuatu yang mendesak rekahan sehingga rekahan yg terbentuk cendrung kecil. Dari hasil analisa didapati bahwa air yang mendesak rekahan pada sumur ID-29 cendrung kebawah, dikarenakan zona perforasi pada sumur ini mengenai batas OWC. Sehingga dari hasil yang didapatkan berdasarkan evaluasi geometri rekahan dan evaluasi produksi didapati bahwa dari segi pengerjaan perekahan hidrolik sumur ID-29, ID-25, dan ID-18 tidak mengalami kendala atau dapat dikatakan sukses. Sedangkan dari segi kenaikan laju alir produksi fluida pada ketiga sumur ini dinyatakan sukses dikarenakan adanya kenaikan produksi fluida pada ketiga sumur ini, Namun dari segi petroleum engineering itu sendiri, dimana perekahan ini dilakukan untuk meningkatkan laju alir minyak, dilihat dari produksi minyak untuk sumur ID-29 mengalami penurunan sehingga dapat dikatakan tidak sukses tetapi untuk sumur ID-25 dan ID-18 terjadi peningkatan laju produksi minyak sehingga dapat dikatakan sukses. 551

Kesimpulan sumur ID-29,ID-25 dan ID-18, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : Berdasarkan perhitungan permeabilitas rata- rata (Kavg) dengan metode Howard and Fast, untuk sumur ID-29 terjadi peningkatan permeabilitas setelah perekahan sebesar 777%, d a n sumur ID-25 terjadi peningkatan permeabilitas sebesar 260% sedangkan untuk sumur ID-18 terjadi peningkatan permeabilitas sebesar 371.2 %. Perhitungan peningkatan productivity index dengan menggunakan metode Prats untuk sumur ID-29 memperoleh peningkatan PI sebesar 0.6093 kali, dengan metode McGuire- Sikora diperoleh kenaikan sebesar 4.9 kali, Perhitungan Metode Cinco-Ley, Samaniego dan Dominique sebesar 4.5 kali s u m u r ID-25 dengan menggunakan metode Prats diperoleh peningkatan PI sebesar 0.6833 kali, dengan metode McGuire-Sikora diperoleh kenaikan sebesar 3.1 kali, sebesar sebesar 2,87 kali. Dan sumur ID-18 dengan metode Prats diperoleh peningkatan PI sebesar 0.6479 kali, dengan metode McGuire-Sikora diperoleh kenaikan sebesar 3.995 kali, Kenaikan peningkatan PI sebesar sebesar 3.1672 kali. ID-29 dan harga skin yang sebelum perekahan +1 menjadi -6.77 sesudah perekahan. Untuk sumur ID-25. harga skin dari +2 sebelum fracturing menjadi -5.47 setelah fracturing. sedangkan untuk sumur ID-18 didapatkan harga skin dari +1 sebelum fracturing menjadi -6.13 setelah fracturing Pada sumur ID-29 pengerjaan hidrolik fracturing mengenai batas OWC ( Oil Water Contact), sehingga menyebabkan penurunan produksi minyak dan meningkatnya produksi air. Batas OWC perlu diperhatikan agar zona perekahan tidak mengenai batas tersebut agar tidak terjadinya penurunan produksi minyak dikarenakan air yang terproduksikan yang disebabkan oleh mobilitas air yang lebih besar daripada minyak. Produksi minyak pada sumur ID-25 dengan dilakukannya perekahan hidrolik yaitu sebesar peningkatan produksi dari sebelum perekahan sebesar 7.32 BOPD dan setelah perekahan menjadi sebesar 114.05 BOPD. Dari segi pengerjaan perekahan hidrolik sumur ID-29, ID-25, dan ID-18 dikatakan sukses dan begitupula dari sisi kenaikan laju alir fluida. Namun dari segi petroleum engineering dimana perekahan ini dilakukan untuk meningkatkan laju alir minyak, dilihat dari produksi minyak untuk sumur ID-29 mengalami penurunan sehingga dapat dikatakan tidak sukses tetapi untuk sumur ID-25 dan ID-18 terjadi peningkatan laju produksi minyak sehingga dapat dikatakan sukses Daftar Simbol A = Luas Permukaan (inc 2 ) Ct = Total leak-off coefficient (ft/min 0.5 ) E = Modulus young (psi) E = Plain strain modulus (psi) ε = Strain F = Gaya yang bekerja (lb) FCD = Konduktivitas rekahan (md-ft) FE- Fluid Efficiency ( %) G = Shear modulus (Psi) h = Ketebalan lapisan produktif (ft) Hf = Tinggi rekahan (ft) K = Permeabilitas formasi (ft) K = Konsistensi indeks (lbf-sec n ft 2 /) Kf = Permeabilitas rekahan (md) n = Flow behavior index PI = Productivity index (bbl/day/psi) Pnet = Net pressure (psi) 552

Pc = Closure pressure (psi) Pext = Extension pressure (psi) Pr = Tekanan reservoir (psi) Pwf = Tekanan alir dasar sumur (psi) q = Laju produksi (bbl/day) 3 qi = Laju pemompaan ( sec) re = Jari-jari pengurasan (ft) rw = Jari-jari sumur (ft) S = Skin faktor Sp = Spurt loss (gall/100ft 2 ti = Waktu pemompaan (min) ν = Poisson ratio Wo = Lebar rekahan di muka perfo (in) w= Lebar rekahan rata-rata (in) Xf = Panjang rekahan (ft) ή = efisiensi fluida µo= Viskositas minyak (cp) m / ) Daftar Pustaka Bukitapit Bumi Persada, Fracturing Design Proposal, Jakarta, 2014. Bukitapit Bumi Persada, Fracturing Post Job Report, Jakarta, 2014. Economides, Michael, J., Daniel H, Petroleum Production System, PTR Prentice Hall, 4. Englewood Cliffs, New Jersey, 1994. Economides, J. Michael., Kenneth G. Nolte, Reservoir Stimulation, Third Edition, New Jersey, 1989. Iatmi, Struktur Gebang. Bandung. 18 November 2005. http://www.iatmi.or.id/assets/bulletin/pdf/2005/2 005-12.pdf Ir. Christianto Widi D.MT, Bahan Kuliah Stimulasi Reservoir, Universitas Trisakti, 2014. PT.Pertamina EP Region Jawa, Struktur Gebang asset 1 Pangkalan Susu, Jakarta, 2013.PT. Pertamina EP Region Jawa, Production Data File, Jakarta, 2014 Tabel 2 Harga laju alir produksi sesudah perekahan,sumur ID-25Qo (bopd) Pwf (psia) PT. Pertamina EP Region Jawa. Well Production File, Jakarta, 2015. Tjondrodipoetro, R. B.: Stimulation, Acidizing Qo (bop 0 0.0079436 0 0 0. 0 4 7 2 9 5 4 2 3 7 6 Pwf (psi6a0)0 598.77 600 5 5 7 9 8 8.. 9 7 9 7 3 and Hydraulic Fracturing, Yayasan IATMI, Yogyakarta, 2005 553

Lampiran Sumur ID-290.42527 578.993 0.8426 558.199 0.8426 558.199 1.25993 537.21 1.25993 537.21 1.67726 516.001 2.09459 494.546 2.51192 472.8083.34658 428.301 3.76391 405.403 4.18124 381.947 4.59857 357.79 5.43322 306.321 5.85055 277.903 5.85055 277.903 6.26788 245.58 6.26788 245.58 6.68521 198.822 7 6. 5 6 1 8 9 5 8 2 7 1 7 7.. 5 9 1 3 9 7 8 2 7 7 1 7 9. 8 4. 1 8 6 2 9 2 1 7 5 7. 6 4 3 16 7 9 7.79.39722 15.60367 7.92 0 Tabel 4.13 Qo (bopd) Pwf (psia) 0 600 0.018747 599.095 1.00367 580.947 1.98859 561.973 2.97351 542.697 3.95843 523.088 4.94335 503.11 5.92828 482.716 7.89812 440.455 8.88304 418.434 9.86796 395.681 10.8529 372.048 12.8227 321.223 13.8076 293.259 Tabel 1 Harga laju alir produksi sebelum perekahan 554

Harga laju alir produksi sesudah perekahansumur ID-18 Qo (bopd) Pwf (psia) 0 642.42 9.62848 621.809 19.0771 601.298 28.5257 580.478 37.9744 559.317 47.423 537.775 56.8716 515.806 66.3202 493.353 75.7689 470.347 85.2175 446.696 94.6661 422.285 104.115 396.957 113.563 370.491 123.012 342.563 132.461 312.655 141.909 279.848 151.358 242.16 160.807 193.063 170.255 108.034 179.704 0 Gambar 1Kurva IPR Sebelum dan sesudah perekahan hidrolik sumur ID-29 Gambar 2Kurva IPR Sesudah perekahan hidrolik sumur ID-25 555

Gambar 4.11Kurva IPR Sebelum dan sesudah perekahan hidrolik sumur ID-188 556