KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan luas 3.707,84 km². Sedangkan luas Pulau Panjang adalah 1.438,83 km². Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari 7 kecamatan dan 78 desa/ kelurahan, dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara, berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Bengkalis - Sebelah Timur, dengan Kabupaten Karimun. - Sebelah Selatan, dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan. - Sebelah Barat, dengan Kabupaten Bengkalis. Lokasi Penelitian berada di dalam dan sekitar areal kerja PT. National Timber and Forest Product di Kecamatan Tebing Tinggi, yang secara geografis terletak pada 0 0 32-1 0 08 LU dan 101 0 43 103 0 08 BT dan secara administratif areal PT. National Timber And Forest Product menempati beberapa desa, yaitu beberapa desa yaitu Desa Tanjung Sari, Desa Lukun, Desa Kayu Ara, Desa Sungai Pulau, Desa Kepau Baru, Desa Teluk Buntal, Desa Sungai Tohor dan Desa Tanjung Gadai. Areal HTI Sagu ini dilewati oleh beberpa aliran sungai, yaitu; Sungai Mukum (7 Km), Sungai Pulau (7,5 KM), Sungai Suir Kiri (13,6 Km) dan Sungai Buntal (3 Km) (NTFP, 1997). Luas total kawasan hutan HTI- Murni Sagu PT. National Timber And Forest Product sebesar 19.900 ha. Dari areal seluas 19.900 ha tersebut menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan terdiri atas Hutan Produksi Terbatas 18.100 ha dan Hutan Konversi seluas 1.800 ha. Keadaan Iklim dan Tanah Iklim Berdasarkan data dari Pemerintahan Provinsi Riau, suhu udara minimum 260 C-320 C dan curah hujan rata-rata antara tahun 1.971-2.000 sebesar 2.191 mm atau 280 hari/ tahun. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara antara 25-32 Celcius, dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi.
26 Musim hujan terjadi sekitar bulan September-Januari, dan musim kemarau terjadi sekitar bulan Februari hingga Agustus. Curah hujan dilokasi penelitian berkisar antara 2.095 mm sampai 2.294 mm dengan rata-rata 2.208 mm. dilihat dari distribusi curah hujan bulanannya, maka bulan Mei merupakan bulan yang paling kering, sedangkan bulan September dan Oktober merupakan bulan yang paling basah. Namum lokasi penelitian merupakan kawasan yang lembab karena curah hujan bulanannya lebih dari 100 mm (Tabel 4.) Hari hujan tahunannya cukup tinggi, yaitu sekitar 118 hari hujan sampai 149 hari hujan sedangkan suhu dan kelembaban udara berkisar antara 26 0 C sampai 27,40 0 C dan 82% sampai 88% (Bintoro et al. 2008). Tabel 4. Rata-rata Curah Hujan, Suhu udara dan Kelembaban Udara Bulanan dan Tahunan (periode pengamatan dari Tahun 1988-1997). No. Bulan Curah Hujan Hari Hujan Kelembaban Suhu Udara (mm) (hari ) udara (%) 1. Januari 194 12 26,3 88 2. Februari 219 12 26,6 81 3. Maret 233 13 26 87 4. April 117 7 27,4 85 5. Mei 70 9 27,2 86 6. Juni 134 6 27,3 84 7. Juli 159 10 27,3 82 8. Agustus 151 10 27,3 85 9. September 254 9 26,5 84 10. Oktober 254 12 26,6 86 11. November 198 13 26,1 84 12. Desember 112 10 26,7 88 Rata-rata 174,58 10.25 26,77 85 No. Tahun Curah Hujan Hari Hujan Kelembaban Suhu Udara (mm) (hari) udara (%) 1. 1997 2.095 125 26,7 85 2. 1996 2.191 118 26,4-3. 1995 2.161 120 26,5-4. 1994 2.198 130 26,2-5. 1993 2.254 141 26,2-6. 1992 2.267 143 26,2-7. 1991 2.215 133 26,2-8. 1990 2.189 129 26,2-9. 1989 2.225 137 26,2-10. 1988 2.294 149 26,4 - Raia-rata 2.208 132,5 26,32 - Sumber : Bintoro et al. 2008
27 Tanah pada areal HTI sagu PT. National Timber and Forest Product secara keseluruhan adalah jenis tanah organosol dan gley humus. Derajat keasaman (ph) yang sangat masam yaitu 3,1 4,0.. Menurut Laporan Utama Analisis Dampak Lingkungan dalam PT. NTFP (1997) lapisan gambut di areal PT. NTFP memiliki ketebalan kurang lebih 3 m. Susunan batuan terdiri atas jenis batuan endapan aluvium muda berumur holosen dan litologi lempung, lanau, kerikil kecil dan sisa tumbuhan rawa gambut. gambut riau tergolong dalam oligotropik, yaitu gambut dengan dengan sedikit kandungan mineral. Jenis tanah yang terdapat di areal PT. National Timber And Forest Product terdiri atas jenis tanah organosol seluas 19.820 hektar (99,6 %) dan jenis tanah alluvial seluas 80 hektar (0,4 %) dengan dengan topografi datar kemiringan lahan termasuk kelas lereng LI (kelerangan antara 0 8 %). Karakteristik tanahnya memiliki konsistensi tanah lekat, porositas tanah sedang, dan reaksi tanah yang sangat masam dengan ph berkisar 3,1 4,0 (NTFP, 1997). Luas Areal dan Keadaan Tanaman Penanaman sagu di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu dilakukan dalam tiga periode. Penanaman sagu di Divisi 1, 2, 3, 4 dilakukan pada tahun 1996-1997, Divisi 5, 6, 7, 8 dilakukan pada 1999/2000, dan Divisi 9, 10, 11, dan 12 dilakukan pada tahun 2003/2004. Kondisi pertumbuhan sagu di Divisi 1, 2, 3, dan 4 lebih baik dibandingkan yang lainnya. Jumlah tanaman yang tumbuh pada keempat divisi tersebut juga lebih banyak dibandingkan Divisi 5-12. Penggunaan Lahan dan Potensi Sumberdaya Alam Gambaran umum Kabupaten Kepulauan Meranti adalah sebagi berikut : memiliki potensi sumber daya alam, baik sektor Migas maupun Non Migas, di sektor Migas berupa minyak bumi dan gas alam, yang terdapat di daerah kawasan pulau Padang. Di kawasan ini telah beroperasi PT Kondur Petroleum S.A di daerah Kurau desa Lukit (Kecamatan Merbau). Sektor Non Migas kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi beberapa jenis perkebunan seperti sagu (Metroxylon sp) dengan produksi 440.309 ton/tahun (2006), kelapa 50.594,4
28 ton/tahun, karet 17.470 ton/tahun, pinang 1.720,4 ton/tahun, kopi 1.685,25 ton/tahun. Potensi perkebunan hanya diperdagangkan dalam bentuk bahan baku keluar daerah Riau dan belum dimaksimalkan menjadi industri hilir, sehingga belum membawa nilai tambah yang mendampak luas bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Sementara di sektor kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan: 2.206,8 ton/tahun. Selain itu masih ada potensi dibidang kehutanan, industri pariwisata, potensi tambang dan energi. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di dalam dan sekitar Areal HTI, meliputi Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI sagu. Lokasi penelitian seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta lokasi penelitian di sekitar dan didalam Areal HTI Sagu. 28