RESTRUKTURISASI & REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN INDONESIA. Hasil Sintesis (Temuan dan Rekomendasi) dari Tiga Studi

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN BADAN LITBANG KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN

PENGEMBANGAN INDUSTRI KEHUTANAN BERBASIS HUTAN TANAMAN penyempurnaan P.14/2011,P.50/2010, P.38 ttg SVLK) dan update peta P3HP.

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI OLEH DIREKTUR JENDERAL BUK SEMINAR RESTORASI EKOSISTEM DIPTEROKARPA DL RANGKA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS HUTAN

RINGKASAN EKSEKUTIF AS AT SUPRIYANTO.

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DENGAN SWAKELOLA DI INDONESIA

RINGKASAN EKSEKUTIF AGUS RUSLI.

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

BABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

DAMPAK KEBIJAKAN LARANGAN EKSPOR KAYU BULAT TERHADAP SEKTOR KEHUTANAN INDONESIA. Oleh: E.G. Togu Manurung, Ph.D.

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hutan. Indonesia menempati urutan ketiga negara dengan hutan terluas di dunia

SISTEMATIKA PENYAJIAN :

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 1970-an, Indonesia mengandalkan hutan sebagai penopang

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSIAPAN DUKUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS KEHUTANAN. Oleh : Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

I. PENDAHULUAN. (DJR/DR) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH/IHH). Penerimaan ini

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

BAB: ANGGARAN KAS. Seratus Ribu Rupiah BANK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

V. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PENAWARAN DAN PERMINTAAN KAYU BULAT

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA

KERANGKA KERJA RPPI 4 SUMBER PANGAN ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya

Nilai Waktu dan Uang (Time Value of Money) deden08m.com

ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI, KEGUNAAN DAN NILAI TAMBAH KAYU DARI HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. Industri dikenal sebagai hutan tanaman kayu yang dikelola dan diusahakan

HASIL RUMUSAN LOKAKARYA MORATORIUM KONVERSI HUTAN ALAM DAN PENUTUPAN INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU SARAT HUTANG Jakarta, 8-9 Agustus 2000

DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN DI INDONESIA FOREST DEFORESTATION AND DEGRADATION IN INDONESIA

VI. DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI DI SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP OUTPUT SEKTORAL, PENDAPATAN TENAGA KERJA DAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Permintaan domestik dan internasional akan kayu jati untuk industri

POSTUR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN PRODUK KEHUTANAN

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi wilayah

Pembangunan Kehutanan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kayu merupakan produk biologi yang serba guna dan telah lama dikenal

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

PERTANIAN.

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

YOGYAKARTA, 9 SEPTEMBER 2017 FGD "P3GI" 2017

KAJIAN SISTEM DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Sejak awal tahun 1980-an peranan ekspor minyak dan gas (migas) terus

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KARET. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

PROGRAM KEHUTANAN UNTUK MITIGASI PERUBAHAN IKLIM & PENGUKURAN, PELAPORAN SERTA VERIFIKASINYA (MRV) Tindak Lanjut COP 15

Koordinator: Enny Widyati

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 24-34

PELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA. Makalah. Disusun Oleh : Imam Anggara

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di era otonomi daerah menghadapi berbagai

FUTURE VALUE, PRESENT VALUE,KONSEP ANUITAS

BAB I PENDAHULUAN. adalah sengon (Falcataria moluccana). Jenis ini dipilih karena memiliki beberapa

IV. KONDISI UMUM. Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map)

Hutan Desa Oleh: Arief Tajalli dan Dwi P. Lestari. Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan Swasta, Perusahaan Patungan. BUMN-Swasta, atau Koperasi untuk mengusahakan Hutan Tanarnan

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V ANALISIS PERILAKU MODEL

BAB I PENDAHULUAN. Deforestasi atau penebangan hutan secara liar di Indonesia telah menimbulkan

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati:

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PT. TOBA PULP LESTARI Tbk.

Forestry Options Launching, Feb 2007, p. 1

Transkripsi:

RESTRUKTURISASI & REVITALISASI INDUSTRI KEHUTANAN INDONESIA Hasil Sintesis (Temuan dan Rekomendasi) dari Tiga Studi Jakarta 1 Desember 2005 Partially funded by EC Asia Pro Eco Program Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 1

Sintesis dari 3 Studi: ITTO/FORDA: Strategies For Development of Sust. Wood-based Ind. USAID/NRM-Bappenas-DFID/MFP: Forest Future Scenarios Analysis CIFOR & WB: Generating Econ Growth, Rural Livelihoods, & Enviromental Benefits Tujuan Presentasi: Membuat Sintesis dari 3 Studi Mensosialisasikan rekomendasi dari hasil sintesis Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 2

Sintesis dari 3 Studi: Dasar Pendekatan & Model yang Digunakan 3 pendekatan yg berbeda; data & assumsi hampir sama Pendekatan model What if ; Periode perencanaan 25 tahun Parameter yang dapat disesuaikan untuk mengkaji intervensi Alternatif skenario masa depan: Status Quo, Optimistik Intervensi alternatif pasokan & kebutuhan; peran UKM Hasil temuan & rekomendasi: konsisten & sejalan Kesepakatan mengenai 2 skenario akan dipresentasikan hari ini Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 3

3 Studi Sepakat pada Hasil Utama TEMUAN REKOMENDASI Kesenjangan pasokan kayu yang legal dan lestari Kurangi konsumsi kayu dari hutan alam Luas dan kinerja hutan tanaman tidak memadai Bangun hutan tanaman lebih banyak, cepat, & efisien Jangka pendek: kurang cerah Jangka menengah lebih baik Ikuti strategi jangka menengah, lakukan langkah praktis Restrukturisasi industri perlu untuk daya saing (kompetitiveness) Mesin sudah tua, teknologi tidak efisien, limbah tinggi Modifikasi mesin & tambah investasi, perkecil limbah industri Data yang tersedia buruk, sulit untuk membuat keputusan Perbaiki pengumpulan dan pengelolaan data Praktek manajemen hutan yang buruk Perbaiki & Intensifkan pengelolaan htn alam; perbaiki akses Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 4

Kondisi dan Kecenderungan Saat Ini: (Skenario Status Quo) Eksploitasi hutan yang berlebihan (over-exploitation) & inefisiensi industri Tanpa usaha Intervensi yang Terpadu Berlanjutnya: Penebangan, pengolahan & perdagangan kayu ilegal Deforestasi & degradasi hutan (>1.8 jt ha/th + 51% LOA) Realisasi penanaman & produktivitas lahan hutan tanaman yang rendah (15 m3/ha) Hilangnya pendapatan pajak US$ 13 Milyar dalam 25 th Pabrik yg tidak efisien & sarat hutang beroperasi (2002) (110 HPH/HTI/Industri) Penurunan: Output industri & tenaga kerja Daya Saing internasional (pasar & produk) Jasa lingkungan & keanekaragaman hayati Peningkatan : masalah lingkungan konflik akibat kelangkaan SDH Skenario negatif ini akan terjadi bila tida ada intervensi Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 5

Harapan ke Depan : Revitalisasi Industri (s/d Thn 2020) Sumber Pasokan Kayu Yg Yg Beragam & Lestari: Hutan tanaman menjadi andalan Laju Lajudegradasi & perambahan hutan berkurang secara signifikan Sumber kayu alternatif seperti hutan rakyat & HKM dimanfaatkan Skenario Lebih baik baik :: realistis & dapat dicapai, tetapi tidak akan terjadi dgn dgn sendirinya Diperlukan Intervensi Pasokan & kebutuhan kayu kayuseimbang kebijakan dan danmanajemen SEGERA!! Industri Kayu Yang Efisien, Dibutuhkan usaha yang Kompetitif & Berkembang: sungguh-sungguh dari darisemua Mesin industri kayu kayuyang yang sesuai dgn dgnperkembangan PIHAK TERKAIT pasar pasar & produk, adaptif thdp thdpperubahan pasar pasar Produksi dari dariproduk yang yang BERNILAI TAMBAH TINGGI meningkat, & kompetitif Industri UKM UKM kayu kayuhilir hiliryg ygmenciptakan LAPANGAN KERJA BARU berkembang Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 6

Kehutanan di EraTransisi 80 Skenario Status Quo: Produksi Kayu Selama 20 Thn 70 Produksi Kayu, Juta M3 60 50 40 30 20 10 0 Permintaan Kayu Saat Ini: 50-60 Juta m3/tahun Pemanenan Tidak Lestari (tidak legal) Temuan Skenario Status Quo: Panen Hutan Alam: 8-9 J m3/thn Produksi HTI sekarang: 3-4 Juta m3/tahun Pasokan alternatif: 1-2 Juta m3/tahun Kesenjangan pasokan kayu: 25-30 Juta m3 Pasokan Kayu Lestari Sekarang - Terutama dari Hutan Alam - Termasuk Peningkatan Produktivitas Hutan Tanaman 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 7

Prospek Masa Depan 20 Tahun: Hutan Tanaman bisa menyeimbangkan Pasokan & Permintaan 80 Skenario Optimistik: Produksi Kayu Selama 20 Tahun Produksi Kayu, Juta M3 70 60 50 40 30 20 10 Kesenjangan bisa diturunkan dgn HTI setelah 8 tahun Skenario FFA Sepakat dalam proyeksi masa depan Skenario ITTO/FORDA Pasokan kayu yg lebih baik dicapai dgn asumsi: HTI Pulp dari 100,000 s/d 250,000 ha/tahun Produktivitas HTI dari 15 to 60 m3/ha Sbr alternatif mncapai 3-5 J m3/thn: HR, Karet, Impor Tekanan thd Hutan Primer dlm Jgk Pendek Pemanenan Hutan Sekunder dlm Jgk Panjang 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 8

Produksi Kayu, Juta M3 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Growing Cycle Hutan Tanaman Menciptakan Tiga Fase Alam pada 7 Tahun Skenario Optimistik: Produksi Kayu Selama 20 Tahun Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Menengah: Kesenjangan berkurang Kayu dari HTI bertambah Teknologi pengolahan baru Jangka Pendek: Terjadi Kesenjangan : Permintaan > Pasokan Harus mengendalikan forest crime Harus ada sumber yg baru & legal dlm jgk pdk Perlu penanaman untuk jangka panjang Jangka Panjang Jangka Panjang: Kayu dari HTI melimpah Industri berkembang Daya saing internasional 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 9

Produksi Kayu, Juta M3 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sintesis Rekomendasi: Strategi Intervensi 3 Fase - Restrukturisasi, Re-engineering, Revitalisasi Skenario Optimistik: Produksi Kayu Selama 20 Tahun Jangka Pendek Fase 1: RESTRUKTURISASI Sekarang s/d 2012 Intensifkan Penanaman Tingkatkan Produktivitas HTI Kurangi Forest Crime & Hutang Membangun Sumber Alternatif Kurangi Sementara Produksi Jangka Menengah Fase 2: RE-ENGINEERING 2013-2020 Retool Industri untuk Efisiensi Fokus pada High Value Produk Fase 3: REVITALISASI Sesudah 2020 Pertumbuhan Ind. berdasar HTI Tingkatkan Ekspor Legal, Lestari, Kompetitif Mendukung Kebijakan DepHut 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 10

Sintesis Temuan & Rekomendasi dari 3 Studi mengenai Proses Restrukturisasi & Revitalisasi Industri Banyak kesamaan dalam temuan pokok dan rekomendasi Atasi gap pasokan legal & lestari dalam jangka pendek Tingkatkan pembangunan & kinerja hutan tanaman Re-engineer pabrik utk mendapatkan manfaat dari trend pasar global Tingkatkan kualitas data bagi pengambilan keputusan Perbaikan dalam jgka menengah dimungkinkan dgn adanya intervensi Kembangkan rencana restrukturisasi bertahap utk kemakmuran ms dpn Membangun berdasarkan Prioritas, Rencana dan Aksi DepHut Melibatkan para pihak kunci DepHut dalam perencanaan Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 11

Sintesis Rekomendasi: Strategi Intervensi Bertahap - Menuju Restrukturisasi & Re-Engineering Fase 1: RESTRUKTURISASI Sekarang s/d 2012 Intensifkan Penanaman Tingkatkan Produktiviitas HTI Kurangi Forest Crime & Hutang Membangun Sumber Alternatif Kurangi Sementara Produksi Intensifkan Hutan HutanTanaman Rata2 Rata2 penanaman HTI HTI skrg: skrg: 100rb 100rb ha/thn ha/thn Tingkatkan Tingkatkanmenjadi menjadi250,000 ha/thn: ha/thn: 25 25 Juta Jutam3 lebih lebihpada2012 Gap Gap Kayu KayuPulp ~ berakhir berakhirpd pd 2012 2012 HTI HTI Perkakas Perkakas = 10% 10% dari dari62.000 menjadi menjadi 70.000 70.000 ha/th ha/th Tidak Tidakcukup cukupuntuk untukgap kayu kayuperkakas Sudah Sudahckp ckplahan lahandialokasikan(7,3jt ha) ha) LKA LKA untuk untukmengakselerasi pemb. pemb. HTanaman HTanaman Ciptakan Ciptakaninsentif insentifpenanaman Kembangkan UKM UKM & kemitraan kemitraankomunitas komunitasuntuk untuk bagi bagimanfaat Perecepatan penanaman tdk dpt menutup gap dlm wkt dekat Porsi bhn baku untuk Pulp & sawn wood akan meningkat Produk-produk ini akan memiliki daya saing di pasar global Industri perlu di restrukturisasi dan di re-engineer sesuai dgn pasokan (8-15 thn) Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 12

Sintesis Rekomendasi: Strategi Intervensi Bertahap - Menuju Restrukturisasi & Re-Engineering Fase 1: RESTRUKTURISASI Sekarang s/d 2012 Intensifkan Penanaman Tingkatkan Produktiviitas HTI Kurangi Forest Crime & Hutang Membangun Sumber Alternatif Kurangi Sementara Produksi Tingkatkan Produktivitas HTI HTI Praktek yg ygbaik HTI HTI = produktivitas 60m3 Praktek Biasa sekarang = prod. 15 15 m3 m3 Tingkatkan monitoring penggunaan lahan & penanaman Prshn HTI HTI hrs hrs melksnkn rencana yg ygdibuat Belajar dari dariindustri yang berhasil Gunakan spesies & sumber benih yg ygbaik Ciptakan insentif bagi bagipenggunaan lahan yang sesuai, efisien & bertanggung jawab Pencatatan data data dan danpelaporan Keuntungan dari daripemalsuan data data utk utk menghindari pajak Meningkatkan transparansi Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 13

Sintesis Rekomendasi: Strategi Intervensi Bertahap - Menuju Restrukturisasi & Re-Engineering Fase 1: RESTRUKTURISASI Sekarang s/d 2012 Intensifkan Penanaman Tingkatkan Produktiviitas HTI Kurangi Forest Crime & Hutang Membangun Sumber Alternatif Kurangi Sementara Produksi Membangun Sumber Alternatif Impor: lebih mahal Kebun kayu karet, HR, HKM Limbah kertas & kayu Kurangi Forest Crime & Hutang Perangi penebangan ilegal Tutup pabrik yg ygilegal: Stop Stop ekspor yang ilegal Target pada perusahaan yg ygterlilit hutang & mengunakan kayu illegal Pengurangan produksi sementara/temporer Voluntary dan danmandatory pengurangan Sisi industri Pasokan: tidak cukup untuk menutup gap Kebutuhan industri harus dikurangi 30-40% dari bahan baku Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 14

Sintesis Rekomendasi: Strategi Intervensi Bertahap - Menuju Restrukturisasi & Re-Engineering Fase 2: RE-ENGINEERING 2013-2020 Retool Industri untuk Efisiensi Fokus pada High Value Produk Modifikasi Industri untuk Efisiensi Investasi dalam teknologi baru agar efisien & limbah berkurang Investasi dalam produk bernilai tinggi (misalnya furniture, komponen rumah, 2ndry processing) Investasi jangka panjang dlm industri pulp & papan serat Fokus pada Produk Bernilai Tinggi Diversifikasi produk untuk mengimbangi pasar internasional yang berkembang cepat Mendukung UKM dalam pengolahan kayu sekunder untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan Mendukung UKM beradaptasi dengan perubahan dinamika pasar Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 15

Terima Kasih Sintesis: Restrukturisasi Industri Kehutanan & Skenario Masa Depan 16