OLEH Dr. Santer Sitorus, SH.,, M.Hum. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya Diselenggarakan KEMENPAN Pada Tanggal 5 Mei 2015 SURAKARTA 08/05/2015
ASAS UU AP Legalitas Mengedepankan dasar hukum B/PP yg menerbitkankan Kpts/tind hrs B/PP yg berwenang B/PP yg mengunakan W wajib berdasarkan Perun dan AAUPB ASAS UU AP Perlindungan HAM AAUPB B/PP dilarang menyalahgunakan gewenang Tidak boleh melanggar hak-hak dasar warga masy 1. Kepastian hukum 2. Kemanfaatan 3. Ketidakberpihakan 4. Kecermatan 5. Tidak menyalahgunakan kewenangan 6. Keterbukaan 7. Kepentingan umum 8. Pelayanan Yang Baik 9. AAUPB lain sepanjang dijadikan dasar penilaian hakim dlm putusan
SUMBER KEWENANGAN Diatur dlm UUD/UU Wewenang baru yang sebelumya belum ada Tj berada pada B/PP yang menerima Tidak dpt didelegasikan lagi Kecuali diatur Dlm lingkungan pem sendiri Ditetapkan berdasarkan Perun Diberikan oleh B/PP kepada B/PP lainnya DELEGAS I Merupakan pelimpahan kewenangan yg sebelumnya telah ada Tdk dpt didelegasikan lagi Kecuali ditentukan lain Perun Dpt mengunakan sendiri yang telah diberikan Kecuali Perun Tdk efektif dicabut dpt ditarik kembali Ditugaskan atasan Pelaksanaan tugas rutin Penerima harus menyebutkan nama pemberi mandat Penerima mandat tdk berwenang mengambil kpts/tindakan strategis
PEMBATASAN WEWENANG BERDASARKAN MANDAT MANDAT PEJABAT YANG MELAKSANAKAN TUGAS RUTIN PELAKSANA HARIAN PELAKSANA TUGAS Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tidak berwenang mengambil Keputusan dan/atau Tindakan yang bersifat strategis yang berdampak pada perubahan status hukum pada ASPEK ORGANISASI, KEPEGAWAIAN, DAN ALOKASI ANGGARAN.
LARANGAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG 1. Melampaui W melampaui masa jabatan atau batas waktu melampaui batas wilayah Tidak Sah LARANGAN PENYALAHGUNA AN WEWENANG Mencampur adukkan W di luar cakupan bidang atau materi W bertentangan dengan tujuan W Dpt Dibatal kan 3. Bertindak Sewenang2 tanpa dasar Kewenangan bertentangan dengan Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap Tidak Sah
PENYELESAIAN SENGKETA ADA ATAU TIDAKNYA UNSUR PENYALAHGUNAAN KEWENANGAN INTERNAL PENYELESAIAN SENGKETA KEWENANGAN Hasil Pengawasan APIP Tdk ada kesalahan Ada kesalahan adm Kesalahan adm, menimbulkan kerugian keuangan negara Penyempurnaan adm Pengembalian paling lama 10 hk EKSTERNAL PENGADILAN
PENGUJIAN ADA TIDAKNYA PENYALAHGUNAAN WEWENANG Pasal 21 PENGADILAN? Permohonan - Tenggang wkt pengajuan - Objeknya - Pihak - Setelah APIP - Setelah APIP ada perbedaan pendapat antara hasil Pegawasan dgn B/PP - Apakah hasil APIP dpt dibatalkan B/PP Uji KeW PERUN FINAL DAN MENGIKAT PT TUN PTUN + ALAT UJI AAUPB 21 hk sejak diterima banding 21 hk sejak permohonan Kewenangan Prosedur Penggunaan Kewenangan Subtansi Penggunaan Kewenangan DISKRESI Tujuan Diskresi Prosedur Diskresi + MORAL BEJAT
Tujuan melancarkan penyelenggaraan pemerintahan mengisi kekosongan hukum Laporan memberikan kepastian hukum Mengatasi stagnasi pemerintahan Lapora n 1 Kptsn Mengatasi Persoalan 4 Psl 1 angka 9 Tindakan DISKRESI sesuai dengan tujuan Diskres tidak bertentangan Perun / AAUPB berdasarkan alasan objektif tidak menimbulkan Konflik Kepentingan 2 3 dilakukan dengan iktikad baik Tdk Ditanggapi 5 h 5 hk Ataran C7 / Tdk Diskresi/ Kebebasan Terbelenggu Sewenang W Tdk ber W Tj tdk sah
instrumen memecahkan masalah yang tidak dapat dijangkau oleh hukum, agar menjadi legality, rechtmatigheid mendorong kreativitas B/PP memecahkan masalah untuk mencapai tujuan DISKRESI KEBIJAKAN (beleidsvrijheid) RANAH HAN Mendorong dinamika kreativitas B/PP mencapai tujuan mensejahterakan masya (tanpa masalah) Merupakan kelengkapan/instumen yang secara inheren melekat pada setiap administrasi negara atau setiap pengelola organisasi Diskresi pada hakikatnya berada diantara hukum dan moral (etika dalam arti sempit) Roscoe Pound Kriminalisasi suatu kebijakan dapat diartikan memasang rantai belenggu atau memasung suatu organisasi sehingga tidak dapat bergerak memecahkan masalah atau mencapai tujuan
Hakekat Keluwesan utk bertindak demi kepentingan yang lebih besar tetapi tetap dalam bingkai hukum dan AAUPB Diskresi dapat bahkan mudah digunakan sebagai instrumen penyalahgunaan kekuasaan atau bertindak sewenang-wenang.
IMPERATIF Psl 76 (4) UPAYA ADMINISTRATIF PENYELESAIAN SENGKETA KPTS & TINDAKAN Pasal 75 Pasal 78 omunikasi langsung Interen Upaya Adm Warga Masy Psl 77 Psl 78 SOP Psl 7 h Tdk menunda pelaksanan Kecuali ditentukan lain Perun Menimbulkan kerugian lebih besar. Tdk dibebani biaya T d l D i t a n g g a p TUNTUTAN i Diubah Dicabut Batal/tdk sah Ganti Rugi Sanksi Adm Tindakan: Berbuat Tdk Berbuat unsur kelayakan keadilan keseimbangan Setelah Melalui Upaya Adm PTUN Penerbitan Kpts & Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan TUNTUTAN Dicabut Batal/Tdk Sah PMH Ganti rugi Sanksi Adm Dimumkan dimedia?
SAHNYA KEPUTUSAN ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dibuat sesuai prosedur Tdk Mempu Konflik Intres Sesuai SOP Sesuai Maksud & Tujuan
UNSUR KEPUTUSAN UU AP Psl 1 angka 7 + Psl 87
Pribadi Badan
JENIS SANKSI ADMINISTRATIF
SANKSI ADMINISTRATIF BERAT
SANKSI ADMINISTRATIF SEDANG
SANSKSI ADMINISTRATIF RINGAN
UU AP 1. Diskresi merupakan kreativitas 2. Perlindungan hukum (Dekriminalitas) Penyelenggaran urusan Pemerintahan 3. Mengutamakan penyelesaian internal 4. Tj Kerugian keuangan negara hrs dilihat dr penggunaan kewenangan 1. B/PP bertj atas kpts yg dibuatnya. 2. UU ini mengatur Tindakan shg kalau B/PP tdk melaksanakan suatu kewajib dpt digugat 3. Fiktif Positif 4. B/PP secara limitatif dikenai saksi adm apabila melanggar UU AP
RUANG LINGKUP OBJEK SENGKETA MENURUT UU AP REGELIN G di lingkungan pemerintah Eksekutif Legislatif Yudikatif Badan Penylenggara lain Semua Aktivitas B/PP Yg Menyelenggarakan Pemerintahan (FUNGSI) Gugatan Permohonan UJI KEWENANGA N good governance clean goverment rechtmatigeheid van bestuur > < onrechtmatig Pelayanan publik OBJEK SENGKETA TIDAK ADA PENGECUALIAN Psl 53
KONFLIK KEPENTINGAN Psl 43 1. Ada kepentingan pribadi/ bisnis 2. Hub kekerabatan dan keluarga Sampai derajat kedua lurus/ kesamping, Mertua dan ipar 3. Hub dengan wakil pihak yg terlibat 4. Hub perkerjaan dan mendapat gaji N E P O T I S M K E O L 5. Hub dgn pihak yg memberikan rekomendasi U 6. Hub dgn pihak-pihak lain yg dilarang Perun S 1. orang tua kandung/tiri/angkat 2. saudara kandung/tiri/angkat 3. suami/isteri 4. anak kandung/tiri/angkat 5. suami/isteri dr anak kandung/tiri/angkat 6. kakek/nenek kandung/tiri/angkat 7. cucu kandung/tiri/angkat 8. sdr kandung/tiri/angkat dr suami/isteri 9. suami/isteri dari sdr kandung/tiri/angkat 10. sdr kandung/tiri/angkat dari orang tua 11. mertua I