PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA. Heny Subandiyah Universitas Negeri Surabayal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

KONSEP KURIKULUM 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pemodelan)

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB 5 RANCANGAN BAHAN AJAR DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

KERANGKA BERPIKIR PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN GURU BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR INPUT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada pokok bahasan segiempat sebagai berikut:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

Sejalan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada Materi Bilangan Bulat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses interaksi mengajar yang melibatkan

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP)

Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa Melalui Pendekatan Problem Based Learning dengan Setting Numbered Heads Together

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 25 B. TUJUAN 25 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 25 D. UNSUR YANG TERLIBAT 26 E. REFERENSI 26 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

Transkripsi:

PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Heny Subandiyah Universitas Negeri Surabayal (heny_sentul@yahoo.co.id) ABSTRAK Kemampuan literasi pada awalnya diartikan sebagai keterampilan membaca dan menulis, tetapi pada saat ini pengertiannya mengalami perkembangan. Dalam ranah pembelajaran, kemampuan literasi merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa untuk menguasai berbagai mata pelajaran. Sejalan dengan penjelasan dalam Kurikulum 2013 bahwa bahasa adalah penghela ilmu pengetahuan maka bahasa Indonesia merupakan sarana penyampai ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, keterampilan berbahasa anak terutama membaca dan menulis yang diperoleh melalui pelajaran bahasa Indonesia, sangat menentukan keberhasilan mereka dalam menguasai berbagai mata pelajaran lain. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pengertian literasi lebih dipumpunkan pada keterampilan informasi. Kemampuan informasi mengacu pada beberapa aktivitas, yaitu mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan informasi. Ketiga aktivitas tersebut tidak dapat dilepaskan dari keterampilan membaca dan menulis, yang dilaksanakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Aktivitas semacam ini sesuai dengan tuntutan proses pembelajaran menurut Kurikulum 2013 yang dikenal dengan istilah pendekatan saintifik. Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran literasi maka guru harus memperhatikan empat aspek, yaitu sumber belajar, bahan ajar, strategi pembelajaran, dan penilaian. Kata-kata kunci: pembelajaran, literasi, bahasa Indonesia, pendekatan saintifik A. Pendahuluan Kemampuan literasi pada awalnya adalah kemampuan membaca dan menulis (Edisi ke-7 Oxford Advanced Learner s Dictionary, 2005:898, dalam Usaid Prioritas, 2014). Dan pada awalnya pendidikan di Indonesia lebih mengenal dengan istilah pengajaran bahasa atau pelajaran bahasa. Namun, sesuai dengan perkembangan zaman yang sangat cepat maka makna literasi juga ikut berkembang sehingga maknanya tidak sekadar membaca dan menulis. Meskipun pengertian literasi berkembang pesat, tetapi masih berkaitan dengan bahasa. Dengan demikian, makna literasi berkembang dari sederhana menjadi lebih kompleks. 111

Pada saat ini kata literasi disandingkan dengan kata-kata lain, misalnya literasi informasi, literasi media, literasi komputer, dan literasi mata pelajaran. Masing-masing istilah pada dasarnya memiliki kesamaan, yaitu dipentingkannya kemampuan membaca dan menulis. Selanjutnya, makna yang terbaru dari literasi adalah berpikir kritis, dapat menghitung, memecahkan masalah, cara mencapai tujuan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan potensi seseorang. Perlu diketahui bahwa dalam ranah pembelajaran, kemampuan literasi adalah kemampuan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Kemampuan literasi sangat dibutuhkan siswa dalam rangka menguasai berbagai mata pelajaran. Agar siswa dapat mencapai tujuan setiap mata pelajaran (meliputi penguasaan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap) maka mereka harus memiliki kemampuan literasi. Dengan demikian, jelaslah bahwa kemampuan literasi tidak terbatas pada kemampuan kognitif, melainkan kemampuan yang bersifat lebih kompleks karena mencakup aspek sosial, aspek kebahasaan, dan aspek psikologis. B. PEMBAHASAN 1. Literasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkaitan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia, Kurikulum 2013 menjelaskan bahwa bahasa adalah penghela ilmu pengetahuan. Artinya, bahasa adalah sarana penyampai ilmu pengetahuan. Semua siswa akan membutuhkan kemampuan berbahasa sebagai alat belajar untuk menguasai berbagai mata pelajaran lain. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa. Hal ini karena setiap mata pelajaran pada dasarnya bertujuan menanamkan informasi kepada siswa, dan informasi itu berupa bahasa. Sejumlah informasi yang tertuang dalam sejumlah indikator harus dikuasai oleh siswa dalam kurun waktu tertentu yang disebut dengan tujuan pembelajaran. Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran maka siswa harus memiliki penguasaan berbahasa. Dengan kata lain, siswa harus menemukan sejumlah informasi melalui berbagai sumber. Sumber-sumber itu berupa teks, baik teks lisan maupun teks tulis. Di pihak guru, mereka dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Ketercapaian itu berupa penguasaan siswa terhadap sejumlah 112

informasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Ketika guru meminta siswa menyampaikan hasil informasi secara lisan, maka siswa harus memiliki kemampuan berbicara yang memadai. Begitu pula ketika guru memintanya untuk membuktikan penguasaan sejumlah informasi dalam bentuk tulis, maka siswa harus memiliki kemampuan menulis yang memadai. Tuntutan semacam ini tidak hanya dimiliki oleh mata pelajaran bahasa Indonesia melainkan seluruh mata pelajaran. Pengajaran bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, memiliki dua peran penting dalam kurikulum yaitu: 1) meningkatkan penguasaan berbahasa, dan 2) membentuk kompetensi literasi. Yang pertama, melalui pembelajaran dapat ditingkatkan kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Yang kedua, meningkatkan penguasaan keterampilan membaca dan menulis (tanpa menafikan keterampilan menyimak dan berbicara). Kompetensi membaca dan menulis yang diperoleh siswa dari belajar bahasa Indonesia selain berguna dalam lingkup pelajaran bahasa juga dibutuhkan untuk menguasai bermacam informasi yang terdapat dalam mata pelajaran lain. Berdasarkan urian tersebut, pengertian literasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia lebih dipumpunkan pada kemampuan informasi. Kemampuan informasi mengacu pada beberapa aktivitas, yaitu mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan informasi. Ketiga aktivitas tersebut tidak dapat dilepaskan dari keterampilan membaca dan menulis. Pengertian ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa mata pelajaran apa pun, akan menuntut siswa untuk menguasai berbagai informasi yang dicapai melalui membaca dan menulis. Aktivitas membaca dan menulis adalah kunci utama keberhasilan siswa dalam menguasai informasi yang dituntut dalam setiap mata pelajaran. Penguasaan atau kemampuan literasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada saat ini sudah banyak sekolah yang berusaha untuk meningkatkan kemampuan literasi para siswanya. Secara umum, upaya yang dilakukan adalah mengadakan pembiasaan atau lebih dikenal dengan istilah pembudayaan literasi. Upaya pembiasaan ini dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yakni 1) pembiasaan melalui pengembangan atau penciptaan budaya literasi, dan 2) 113

pembiasaan melalui pembelajaran di kelas melalui berbagai mata pelajaran. Kedua jenis/bentuk kegiatan ini memiliki tujuan yang sama yaitu menanamkan kebiasaan membaca dan menulis pada diri siswa. Berbicara tentang pembelajaran literasi, Axford (2009:9) mengatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran literasi adalah membantu siswa memahami dan menemukan strategi yang efektif dalam hal kemampuan membaca dan menulis, termasuk di dalamnya kemampuan menginterpretasi makna teks yang kompleks dalam struktur tata bahasa dan sintaksis (dalam www.prioroitaspendidikan.org). Tujuan ini sangat sinkron dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, antara lain agar siswa mampu membaca dan menulis berbagai bentuk teks. Dalam kaitannya dengan kemampuan membaca, siswa harus dapat memahami dan mengenali struktur teks, isi teks, dan unsur kebahasaannya. Dalam kaitannya dengan kemampuan menulis, siswa harus dapat mengungkapkan informasi yang diperoleh dalam berbagai ragam teks yang ada. Selanjutnya, informasi yang diperoleh tersebut dapat juga disampaikan secara lisan yang berarti dituntut kemampuan siswa dalam berbicara (mengemukakan pendapat). Dan dalam kaitannya dengan kemampuan berbicara maka kemampuan lain yang dituntut pada diri siswa adalah kemampuannya dalam hal mennyimak. Dapat disimpulkan bahwa keempat keterampilan berbahasa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran literasi yang berfokus pada membaca dan menulis. 2. Model-model Pembelajaran Literasi Bahasa Indonesia Dari berbagai teori tentang pembelajaran literasi, berikut secara ringkas disajikan beberapa model yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajarannya. Beragam model pembelajaran yang bersifat kooperatif lebih disarankan karena model ini lebih mengedepankan pemanfaatan kerja sama antarkelompok siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Beberapa contoh model pembelajaran literasi yang dimaksudkan antara lain model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization), STAD (Student Teams Achievment Division), Two Stay Two Stay, dan STL (Student Team Learning). Khusus untuk pembelajaran menulis, contohnya antara lain model Jigsaw, menulis berputar (Write Around), model pembelajaran TPS (Think Pairs 114

Share). Model TPS dapat dipilih karena lebih mengedepankan kekuatan perenungan atau kontemplasi siswa dalam berpikir dan menuliskan apa yang direnungkannya terhadap sederet persoalan, pertanyaan, serta jawaban dari masalah yang dihadapi. Produk tulisan yang baik dapat dihasilkan jika siswa sudah mampu menghayati dan merenungkan suatu masalah secara mendalam. Selanjutnya diharapkan muncul intuisi dalam diri mereka dan mulai menuangkannya dalam bentuk tulisan. 3. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Pembelajaran Literasi Bahasa Indonesia Setiap pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek yang mendukung ketercapaian tujuannya termasuk pelajaran bahasa Indonesia. Secara garis besar terdapat empat faktor yang harus diperhatikan, yang meliputi: 1) sumber belajar, 2) bahan ajar, 3) strategi pembelajaran, dan 4) penilaian. Berikut diuraikan keempat aspek tersebut. a. Sumber Belajar Yang dimaksudkan dengan sumber belajar adalah dari mana materi atau informasi itu diperoleh siswa atau berupa apakah informasi itu tersimpan. Secara umum, sumber belajar berupa cetak maupun noncetak. Contoh untuk cetak berupa buku, majalah, surat kabar, buletin, makalah, artikel di jurnal, dan sebagainya. Contoh untuk noncetak berupa radio, tape recorder, cassete, CD, DVD, VCD, TV, internet, benda-benda (misalnya candi-candi), orang atau yang dikenal dengan sebutan narasumber (misalnya guru, polisi, dokter, dan ahli lainnya), bahkan lingkungan sekitar (kelas, sekolah, pasar, perpustakaan, taman, dan sebagainya). Dalam pelaksanaan pembelajaran literasi bahasa Indonesia, diharapkan guru tidak hanya menggunakan satu sumber melainkan mengajak siswa menggunakan berbagai sumber. Hal ini dilandasai keyakinan bahwa jika siswa membaca dari berbagai sumber, informasi yang diperoleh akan lebih lengkap jika dibandingkan dengan jika mereka hanya mengacu pada satu sumber. Tentu saja yang dimaksudkan dengan istilah berbagai sumber di sini adalah sumber belajar yang relevan dengan materi atau informasi yang akan dipelajari oleh siswa. Guru 115

dituntut untuk dapat lebih kreatif dalam hal pemilihan sumber belajar bagi siswanya. Selain agar informasi yang diperoleh siswa lebih lengkap, alasan pemilihan berbagai sumber dimaksudkan agar pembelajaran lebih menarik karena siswa melakukan aktivitas lebih banyak. b. Bahan Ajar Bahasa Berkaitan dengan pembelajaran bahasa, Tomlinson (2007) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu yang digunakan guru atau siswa untuk memudahkan belajar bahasa, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman berbahasa. Definisi lain menyebutkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Dalam melaksanakan pembelajaran literasi, guru membutuhkan seperangkat bahan ajar yang dapat mendorong siswa belajar secara optimal. Idealnya, seorang guru harus dapat mengembangkan sendiri bahan ajarnya. Pengembangan bahan ajar adalah proses pemilihan, adaptasi, dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu (Nunan, 1991). Tujuan utamanya adalah membantu siswa dalam mempelajari informasi yang dibutuhkan. Di samping itu, diharapkan pembelajaran akan lebih mudah dilaksanakan oleh guru sehingga prosesnya lebih menarik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran literasi, Bentuk bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : a) Bahan ajar cetak (printed), seperti handout, buku, modul, lembar kerja, foto, gambar, tabel, dan grafik. b) Bahan ajar dengar (audio), seperti kaset, radio, CD, dan DVD c) Bahan ajar pandang-dengar (audio-visual), seperti film, dan VCD. d) Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk (CD) interaktif. c. Strategi Pembelajaran Yang dimaksud dengan strategi pembelajaran adalah pola tindakan pengajaran yang berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Berkait 116

dengan pembelajaran bahasa Indonesia, siswa harus memiliki kemampuan utama dalam hal membaca dan menulis agar dapat menyerap materi pembelajaran. Faktanya, masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menanamkan kemampuan membaca dan menulis. Oleh karena itu diperlukan pemilihan dan penguasaan strategi pembelajaran yang benar-benar efektif. Strategi yang tepat dalam pembelajaran membaca dan menulis akan memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan literasi siswa. Dalam pembelajaran literasi bahasa Indonesia, strategi pembelajaran hendaknya dipertimbangkan antara strategi pembelajaran membaca dan strategi pembelajaran menulis. Dalam pembelajaran membaca, dapat dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu tahap sebelum membaca/pre-reading (dalam rangka membangun konteks), tahap saat membaca (while reading), dan tahap setelah membaca (post reading). Berikut diuraikan ketiga tahap yang ada dalam strategi membaca tersebut tersebut. 1) Tahap Sebelum Membaca (Pre Reading) Tahap ini dalam proses pembelajaran biasanya disebut juga dengan istilah apersepsi. Tujuan apersepsi adalah dalam rangka membangun konteks sebelum kegiatan membaca dilakukan. Tahap ini sangat penting dalam kegiatan pembelajaran karena dapat menyiapkan persepsi siswa pada materi atau topik yang akan dipelajari pada hari itu. Beberapa strategi yang dapat digunakan guru dalam rangka membangun konteks antara lain: a) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi atau topik yang akan dipelajari siswa pada hari itu dalam rangka menggali pengalaman dan pengetahuan awal siswa b) Guru memberi kesempatan kepada sisiwa untuk bertanya tentang halhal yang berkaitan dengan materi atau topik c) Guru menayangkan gambar atau film yang memiliki keterkaitan tinggi dengan materi atau topik 117

d) Guru bercerita singkat tentang sesuatu yang berkaitan dengan materi atau topik dan dapat menghubungkan dengan lingkungan sekitar sekolah e) Guru meminta siswa menyebutkan kosakata yang berkaitan dengan materi atau topik f) Guru memperdengarkan rekaman yang isinya berkaitan dengan materi atau topik 2) Tahap Saat Membaca (While Reading) Yang dimaksudkan dengan tahap ini adalah tahap ketika siswa membaca teks atau bahan ajar yang mengantarkan siswa pada pemahaman tentang materi. Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa pada saat membaca teks antara lain: a) Siswa membaca sekilas beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan teks b) Siswa membaca teks dalam hati dengan waktu yang sudah ditentukan c) Sambil membaca, siswa diminta menandai kosakata sulit yang belum dipahami d) Siswa mencari makna kosakata dari sumber (misalnya kamus) e) Siswa mendiskusikan makna kata yang ditemukan f) Siswa menjawab pertanyaan tentang isi teks (meliputi 5W+1H, yaitu what, where, when, who, why, dan how) g) Siswa menemukan ide utama setiap paragraf dan tema teks h) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang kaitan isi teks dengan kehidupan sehari-hari. i) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melengkapi jawaban atas semua pertanyaan dari sumber-sumber lain yang relevan, misalnya ke perpustakaan, membuka internet, mewawancarai narasumber, membaca koran, membaca artikel yang ada di jurnal, dan sebagainya. 3) Tahap Setelah Membaca (Post Reading) Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahap ini antara lain: a) Siswa mempresentasikan hasil atau jawabannya 118

b) Siswa lain memberikan komentar atas jawaban temannya c) Siswa membuat ringkasan dengan bahasa sendiri d) Siswa membuat teks serupa dengan contoh yang dibaca e) Siswa memajangkan hasil karyanya di tempat yang disediakan f) Siswa dapat menggunakan pajangan temannya sebagai sarana untuk menguatkan pengetahuan atau hasil karyanya d. Penilaian Dalam proses pembelajaran, tahapan penilaian merupakan rangkaian proses belajar mengajar yang harus dilakukan guru selain tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta refleksi. Penilaian berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran. Dengan penilaian guru dapat mengetahui pencapaian kompetensi siswa dan mengetahui ketercapaian guru dalam melaksanakan suatu program. Terdapat beberapa jenis penilaian yang dapat diterapkan oleh seorang guru. Menurut Kurikulum 2013 selain menekankan proses pembelajaran pada pendekatan saintifik dalam penilaiannya lebih ditekankan pada jenis penilaian autentik. Daniels dan Biza (1998) menyarankan enam strategi dalam melaksanakan penilaian autentik, yaitu: 1) portofolio, 2) percakapan dengan siswa, 3) catatan anekdot, 4) ceklis, 5) penilaian kinerja, dan 6) tes. Khusus untuk tes, instrumennya berupa soal objektif (pilihan ganda, isian, menjodohkan) dan soal subjektif (uraian/esei). Perlu diketahui bahwa setiap jenis penilaian memiliki kelebihan dan kekurangan. 4. Contoh Pembelajaran Literasi Bahasa Indonesia Dalam melaksanakan pembelajaran apa pun, guru harus memperhatikan beberapa tahap kegiatan. Terdapat tiga tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh guru termasuk guru bahasa Indonesia, yang meliputi: a) tahap perencanaan, b) tahap pelaksanaan, dan c) tahap refleksi. Ketiga tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut.. a. Tahap Perencanaan Yang dilakukan guru pada tahap ini adalah: 119

1) Menentukan kompetensi dasar (KD 3 dan KD 4) 2) Mengidentifikasi jenis teks dan kompetensi yang dituntut dalam KD (misalnya kumemahami, membedakan, menanggapi, meringkas, menyusun/membuat teks, dan sebagainya) 3) Menentukan materi pokok yang tersirat dalam KD 4) Merumuskan sejumlah indikator 5) Berdasarkan materi pokok dan sejumlah indikator, guru mengembangkannya menjadi bahan ajar lengkap yang diperoleh dari berbagai sumber yang relevan 6) Memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang cocok 7) Menyiapkan media pembelajaran yang dianggap sesuai 8) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) 9) Menyusun alat evaluasi pembelajaran yang sesuai 10) Menyusun kegiatan (a-h) dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggambarkan tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal (apersepsi), kegiatan inti, dan kegiatan penutup (refleksi). b. Tahap Pelaksanaan Yang dimaksudkan dengan tahap pelaksanaan adalah tahap ketika guru melaksanakan rencana pembelajaran yang disusun dalam RPP. Guru melakukan kegiatan belajar mengajar dengan siswa di dalam maupun di luar kelas. Dalam tahap ini guru membawa semua media, bahan ajar, dan alat evaluasi yang sudah dirancang sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan kegiatan yang terbagi atas tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut diuraikan contoh ketiga tahap kegiatan pembelajaran tersebut. 1) Kegiatan Awal Siswa mengamati gambar-gambar yang berkaitan dengan fenomena pemakaian hand phone di abad ini Siswa menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan gambar, yaitu fenomena pemakaian HP Siswa menyampaikan pendapat tentang pemakaian HP bagi siswa di 120

Guru dapat menulis secara ringkas jawaban-jawaban siswa Guru mengajak siswa menyimpulkan topik apa yang akan dipelajari 2) Kegiatan Inti Penggalan kegiatan 1: Guru membagikan contoh salah satu jenis teks yang akan dipelajari Guru menyampaikan tugas siswa yang berkaitan dengan teks tersebut (misalnya menandai kosakata sulit atau mengidentifikasi isi teks) Siswa membaca (dalam hati) teks, dengan waktu yang telah ditentukan Guru membentuk kelompok dengan cara yang kreatif Guru membagikan LK kepada siswa Guru mengajak siswa memahami cara mengerjakan LK Siswa mengerjakan LK secara berdiskusi dalam kelompok (tentang struktur, isi teks, dan unsur kebahasaan) Guru melaksanakan bimbingan kepada siswa yang bekerja kelompok Siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian dan antarkelompok saling memberikan masukan Guru memberikan feed back atas jawaban siswa Siswa merevisi jawaban berdasarkan masukan dari guru dan temannya Penggalan kegiatan 2 Guru menentukan satu tema besar yang berkaitan dengan topik dalam teks yang sudah dibaca (misalnya tentang penyakit masyarakat) Guru memberikan satu topik kepada satu kelompok (misalnya, gelandangan, penyalahgunaan narkoba, pencurian) Guru membagikan beberapa teks untuk satu topik Siswa membaca beberapa teks tersebut (secara individu dalam kelompok) Siswa mencatat berbagai informasi penting yang terdapat dalam teksteks yang dibaca (secara individu) Siswa mendiskusikan hasil temuannya dari dalam teks untuk menyempurnakan jawabannya di penggalan kegiatan 1 121

Siswa secara individu membuat ringkasan dari teks yang dibacanya dengan bahasanya sendiri (pada saat ini teks-teks harus ditutup/disimpan) Siswa dalam kelompok saling membacakan hasil ringkasannya, kemudian ketua kelompok memilih satu karya yang akan dibacakan di depan kelas sebagai wakil kelompok Siswa secara bergantian membacakan hasil ringkasannya, anggota kelompok lain memberikan masukan Guru memberikan masukan (feed back) dan penguatan-penguatan atas hasil ringkasan siswa Siswa secara individu merevisi tulisannya berdasarkan masukan dari guru 3) Kegiatan Penutup Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran Siswa menyampaikan pendapat tentang pelaksanaan pembelajaran Guru memberikan tugas pengayaan berupa meminta siswa membaca di internet tentang topic yang sudah dipelajari. c. Tahap Refleksi Yang dimaksud dengan tahap refleksi adalah tahap yang dilakukan guru pada saat pembelajaran sudah selesai dilaksanakan. Refleksi berupa upaya melihat kembali segala yang telah dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran dan tingkat keberhasilannya. Refleksi dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu nilai yang diperoleh siswa, hasil karya siswa, dan hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Dari nilai yang diperoleh siswa, dapat direfleksi tingkat ketuntasannya secara klasikal maupun individual. Secara individual dapat digunakan guru untuk melakukan tindak lanjut kepada siswa, yakni memberikan pengayaan ataukah memberikan remedi. Dari karya siswa dapat digunakan untuk bahan pajangan yang selanjutnya dapat dipakai untuk penilaian portofolio. Dari hasil observasi dapat digunakan guru untuk melakukan tindakan introspeksi atas keberhasilan, kegagalan, ataupun kekurangtepatan strategi, langkah pembelajaran, media, LKS, sumber belajar, bahan ajar, atau alat evaluasinya. 122

Evaluasi atas semua aspek ini dapat digunakan untuk rencana perbaikan pembelajaran berikutnya. 5. Penutup Kemampuan literasi pada awalnya adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat ini maknanya sudah berkembang dan lebih kompleks. Mata pelajaran bahasa adalah penghela pengetahuan, maka bahasa Indonesia merupakan sarana penyampai ilmu pengetahuan. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia terutama membaca dan menulis, siswa dapat menguasai mata pelajaran yang lain. Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa. pengertian literasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia lebih dipumpunkan pada kemampuan informasi. Kemampuan informasi mengacu pada beberapa aktivitas, yaitu mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan informasi. Secara garis besar terdapat empat faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran, yang meliputi sumber belajar, bahan ajar, strategi pembelajaran, dan penilaian. DAFTAR PUSTAKA Kemendikbud. 2014. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Usaid Prioritas. 2014. Praktik Pembelajaran yang Baik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Modul II. Jakarta. Usaid Prioritas. 2015. Pembelajaran Literasi di Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta. www.literasimedia.org/literasi-media/ www.prioritaspendidikan.org 123