METODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF (Agustina Bidarti)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

TERMINOLOGI PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial

Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. kawasan Asia terutama yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

Jurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN:

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN (ESL 327 ) Ko-Manajemen. Kolaborasi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

Kebijakan Desentralisasi dalam Kerangka Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah di Tengah Tantangan Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

PERUMUSAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Oleh : Suyanto SMK 2 Wonosobo. Faktor keberhasilan pendidikan di SMK yang dapat dilihat secara umum

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Mempersiapkan Generasi Muda yang Kompetitif, Produktif dan Inovatif dalam Menghadapi Tantangan Global di Era MEA 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

Pancasila Nilai Karakter Bangsa

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

PERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

KAJIAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. terjadi reformasi yang mengakibatkan pergantian sistem sentralisasi dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Indonesia di Tangan Kaum Muda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju

BAB V PENUTUP. Kelompok Tani Lestari Indah di Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, Bontang adalah:

INDONESIA NEW URBAN ACTION

Konsep Sistem dan Sistem Informasi pada Organisasi dan Manajemen Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

Konsep Sistem dan Sistem Informasi pada Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

INOVASI PEMBELAJARAN CALON GURU SD DI SEKOLAH LAPANGAN. Qoriati Mushafanah Diana Endah Handayani. Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

Transkripsi:

METODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF (Agustina Bidarti)

BAB I 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan masalah 1.3. Tujuan Kita sering membanggakan diri sebagai bangsa yang berbudaya majemuk, tetapi dalam kemajemukan itu terdapat permasalahan dalam pengembangan sebuah inovasi yang memang sangat dibutuhkan, baik utuk kesejahteraan pribadi, golongan dan yang pasti untuk kemajuan bersama dalam lingkup sebuah bangsa. Banyak tantangan dalam penerapan serta penyampaian inovasi tersebut dan selama NKRI dapat kita pertahankan hal tersebut memang suatu kenyataan.

1.1. Latar Belakang BAB I Ada tiga faktor yang khas di Indonesia yang berpengaruh pada tatanan, kelembagaan dan perilaku masingmasing suku bangsa yang menurut ahli anthropologi berjumlah kurang lebih 500. Pertama Indonesia adalah negara kepulauan yang terbesar didunia. Perkiraan mencakup sekitar 17.000 pulau besar dan kecil belum tentu tepat, karena kita belum mempunyai peta nasional berskala dibawah 1:10.000.

1.1. Latar Belakang BAB I Ada tiga faktor yang khas di Indonesia yang berpengaruh pada tatanan, kelembagaan dan perilaku masingmasing suku bangsa yang menurut ahli anthropologi berjumlah kurang lebih 500. Akibat dari jumlah pulau yang banyak itu juga penduduk tersebar, bahkan ada pulau-pulau kecil yang tidak berpenduduk. Faktor kedua ini yang menyebabkan negara tetangga kita menuntut pulau-pulau kecil itu seakan berada dalam wilayah kedaulatan mereka.

1.1. Latar Belakang BAB I Ada tiga faktor yang khas di Indonesia yang berpengaruh pada tatanan, kelembagaan dan perilaku masingmasing suku bangsa yang menurut ahli anthropologi berjumlah kurang lebih 500. Faktor ketiga yang khas/unik ialah bahwa penduduk Indonesia terdiri atas ratusan kelompok ethnik atau suku bangsa, sehingga jumlah kebudayaan lokal itu menimbulkan istilah multikulturisme. Bahkan sering dipertanyakan: Apa sebenarnya kebudayaan Indonesia? Untung ada bahasa Indonesia yang memungkinkan lebih dari 90% penduduk Indonesia saling berkomunikasi. Akibatnya memang mayoritas penduduk kita paling tidak menguasai dua bahasa (bilingual) yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia.

1.1. Latar Belakang BAB I Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan keikutsertaan (partisipasi) masyarakat terhadap pembangunan. Namun apa yang terjadi, setiap program-program yang telah di sosialisasikan oleh pemerintah kepada masyarakat tidaklah mendapat tanggapan positif mungkin hanya segelintir orang yang bisa paham dan terjun langsung dalam kegiatan tersebut. Melihat sejarah ke belakang mengenai program pembangunan jangka panjang, dimana tujuannya sudah jelas yaitu untuk melaksanakan, mengembangkan serta melestarikan program inovatif pembangunan ekonomi khususnya perekonomian pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para petani. Isu yang santer terdengar mengenai gagalnya program tersebut adalah kurangnya keikutsertaan (partisipasi) masyarakat terhadap program tersebut karena berbagai faktor di antaranya adalah rendahnya respek dan kualitas masyarakat itu sendiri.

BAB I 1.2. Rumusan masalah Dari peristiwa di atas timbul pertanyaan : mengapa peran serta masyarakat dalam pembangunan sulit sekali diwujudkan?. Bukankah kita memiliki lembaga yang secara khusus membimbing, mengarahkan, dan memotivasi masyarakat untuk dapat berpartisipasi?

BAB I 1.3. Tujuan bertujuan untuk mengenal dan memahami konsep partisipasi, serta mengetahui cara-cara partisipasi yang telah diterapkan ADB (Asian Development Bank) dalam menjalankan programnya sehingga dapat diserap dan diterapkan dalam pengembangan didaerah sekitar.

2.1. Pengertian Partisipasi 2.2. Pendekatan Dalam Metode Partisipasi 2.3. Proses Partisipasi 2.4. Mengikutsertakan Pendekatan dan Metode partisipatif 2.5. Pola Peran Serta Masyarakat

2.1. Pengertian Partisipasi Menurut Rogers, partisipasi adalah tingkat keterlibatan anggota dalam mengambil keputusan, termasuk dalam perencanaan. Namun pada dasarnya Partisipasi berarti ikut serta, tetapi dalam bahasa kita hampir tidak ada perbedaan antara kata tersebut sebagai kata kerja (to participate) atau kata benda (participation).

2.1. Pengertian Partisipasi Saat ini masalah peran serta masyarakat (partisipasi) dalam pembangunan menjadi topik utama dimana kegagalan dalam setiap program pemerintah disebabkan oleh kurangnya keikutsertaan masyarakat. Alasan mengapa keikutsertaan (partisipasi) masyarakat dikatakan penting pada masa pembangunan sekarang, antara lain : 1) Kita sedang berada dalam masa transisi dalam pembangunan era pertanian ke era industri 2) Terciptanya demokrasi dan keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3) Sebanyak 27 juta rakyat Indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan 4) Berkembangnya etos kerja yang negatif 5) Masih terjadi pemisahan golongan antara kaum elite dan kaum bawahan.

2.2. Pendekatan Dalam Metode Partisipasi Pendekatan dalam metode partisipatif, yaitu: 1. Pendekatan CETAK BIRU (blue print approach). suatu metode pendekatan pembangunan yang mengasumsikan atau beranggapan bahwa sekali suatu metode atau mode berjalan dan berhasil baik di suatu daerah, maka diasumsikan metode tersebut bisa di pakai atau di terapkan secara menyeluruh untuk semua daerah atau wilayah tanpa mempertimbangkan aspek sosisl, budaya, serta kondisi alam sekitar.

2.2. Pendekatan Dalam Metode Partisipasi 2. Pendekatan Arus balik Beberapa keuntungan dari metode arus balik, diantaranya: 1. Lebih mudah mengoptimalisasikan potensi sumber daya alam, 2. Pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dalam mmenyusun, melaksanakan, dan merasakan manfaat dari program tersebut, 3. Pemerintah beserta masyarakat dapat mempelajari bersama-sama mengenai penggalian potensi yang ad adi lingkungan sekitar, 4. Akan terciptanya button up planning,

2.2. Pendekatan Dalam Metode Partisipasi 2. Pendekatan Arus balik Ada enam kondisi yang harus di ketahui dan dipahami dalam menggunakan pendekatan pembangunan arus balik, yaitu: 1. Meningkatkan mutu pengawas secara vertikan maupun horizontal 2. Mewujudkan pola kerja koordinasi, intergrasi, singkronisasi dan simplikasi 3. Semua kalangan harus berperan serta dalam setiap program baik itu bawah, menengah dan atas 4. Kerjasama adalah kunci kesuksesan 5. Memperhatikan kesejahteraan penyuluh atau inovator (gaji, lingkungan, pelayanan serta transportasi) 6. Kemampuan petugas lapangan harus ditingkatkan.

2.2. Pendekatan Dalam Metode Partisipasi 3. pendekatan interaktif atau social learning process. merupakan paradigma baru yang dikembangkan dalam perencanaan pembangunan yang menekankan aspek keikutsertaan(partisipatif) masyarakat. Sedangkan dalam pendekatan yang kedua tidak hanya peran serta masyarakat dalam hal tenaga dan material untuk merealisasikan suatu rencana melainkan lebih luas yaitu melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan dari hasil program tersebut.

2.3. Proses Partisipasi Analisis proses partisipasi atau keikutsertaan masyarakat ini menjadi sangat penting karena dengan demikian usaha komunikasi program pemabangunan ke dalam masyarakat akan memperoleh hasil yang maksimal. Analisis yang di maksud adalah : 1. Tahapan penumbuhan ide untuk membangun dan perencanaan 2. Tahap pengambilan keputusan 3. Tahap pelaksanaan dan evaluasi 4. Tahap pembagian keuntungan

2.3. Proses Partisipasi Selain analisis proses partisipasi diatas, dalam partispasi juga terdapat caracara dalam merealisasikan keikutsertaan yang efektif yang diterapkan ADB (Asian Development Bank) dalam kegiatan yang mereka laksanakan, diantaranya: 1. Partisipasi dengan Berbagi/Mengumpulkan Informasi 2. Partisipasi melalui Konsultasi/Mendapatkan Umpan balik 3. Partisipasi melalui Pemberdayaan/Kendali Bersama 4. Partisipasi melalui Kolaborasi/Pembuatan Keputusan Bersama

2.4. Mengikutsertakan Pendekatan dan Metode partisipatif Partisipasi berkisar dari yang dangkal sampai yang dalam dari pertukaran informasi yang pasif sampai komitmen penuh (Gambar 1). Para stakeholder dapat dilibatkan dalam banyak hal, dari sekadar diberitahu bahwa pembangunan sedang berlangsung sampai mengambil bagian dalam proyekproyek yang membantu mereka bertanggung jawab atas pembangunan mereka sendiri. Gambar 1: Tingkat Partisipasi Berbagi Informasi Konsultasi/ Mendapatkan Umpan Balik Kolaborasi/ Pembuatan Keputusan Bersama Pemberdayaan/ Kendali Bersama Dangkal Dalam

2.5. Pola Peran Serta Masyarakat Dalam perkembangannya partisipasi terbagi kedalam dua pola, yaitu pola patisipasi secara individu dan partisipasi secara kelompok. Seseorang yang aktif dan inovatif dalam setiap pembangunan akan sangat membantu dirinya setra keluarganya untuk meningkatkan taraf kehidupannya secara ekonomis dan spiritual. Namun sebagai mahluk sosial maka pola individu harus dikembangkan kepada anggota lainnya sehingga tercipta pola partisipasi kelompok. Berbagai pedekatan pembangunan saat ini lebih banyak menggunakan pertisipasi kelompok. Oleh karena itu pola partisipasi harus dilihat secara kelompok karena setiap kelompok memiliki elemen-elenem yang bekerjasama dimana antara elemen satu dengan elemen lainnya akan asaling berinteraksi yang akan menimbulkan suatu dinamika kelompok yang akan menjadikan karakter bersikap dan bertindak sehingga menimbulkan kemampuan anggota kelompok untuk perpartisipasi dalam setiap program pembangunan.

2.5. Pola Peran Serta Masyarakat Dalam mengembangkan partisipasi anggota secara kelompok perlu menggunakan pendekatan partisipation action model (PAM) yang dikembangkan oleh Prof. S. Chamala untuk pengembangan Group Skill Management Forland Care. Metode ini di kembangkan atas pertimbangan : 1. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kemanpuan anggota khususnya dan masyarakat umunnya 2. Masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pembangunan 3. Melalui pendekatan PAM masyarakat dapat mengembangkan dirinya dan siap ikut dalam partisipasi pembangunan 4. PAM dibutuhkan karena : a. Pembangunan dimasa sekarang semakin komplek b. Pemerintah memiliki keterbatasan dalam hal sumbernya c. Membutuhkan pengetahuan masyarakat yang mampu menerima inovasi denagn cepat dan tepat.

2.5. Pola Peran Serta Masyarakat Metode PAM ini berlandaskan pada filosofi sebagai berikut : telling adults provokes reaction, showing them triggers the imagination, involving them gives them understanding, empowering them leads to commitment and action, memberitahu orang dewasa dapat memprovokasi reaksi, sedangkan menunjukkan kepada mereka dapat memicu imajinasi, melibatkan mereka memberi mereka pemahaman, memberdayakan mereka mengarah ke komitmen dan tindakan.

I KESIMPULAN Dimasa dewasa ini partisipasi (keikut sertaan) masyarakat dalam program pembangunan sudah ada kemajuan dibanding dengan pada zaman era orde lama. Dimana sekarang masyarakat dapat dengan leluasa mengeluarkan pemikiranpemikiran yang nantinya akan di pertanggungjawabkan pada dirinya agar dapat berperan serta dengan aktif dalam pembangunan. Dan tujuan pemerintah untuk pelakuan sistem button up planning dan top dwon planning dapat terwujud karena masyarakat yang pro-aktif dalam setiap kegiatan pembangunan pemerintah. Metode-metode partisipasi dapat digunakan oleh lembaga pembangunan untuk pengumpulan data, konsultasi, kolaborasi atau pembuatan keputusan bersama, atau pemberdayaan melalui kendali bersama. Metode-metode tersebut dapat digunakan pada berbagai tahap, sejak penyusunan konsep awal sampai ke evaluasi keseluruhan. Sering kali, satu prakarsa saja melibatkan berbagai kelompok dan organisasi di beberapa tingkat partisipasi publik selama interaksi mereka dengan lembaga pemerintah.