Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

dokumen-dokumen yang mirip
SOLUTION FOCUSED BRIEF GROUP THERAPY (SFBGT)

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

INTERVENSI DALAM PSIKOLOGI KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id

Rencana Perkuliahan Intervensi Kelompok (3 SKS) Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi. Ganjil 2013/2014

GROUP THERAPY. KBK BLOK KLINIS 8 April Widya Risnawaty, M.Psi., Psi., Psikoterapis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

Menggunakan bahasa yang selaras untuk membangun Rapport. Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi., Psikolog

Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem

METODE DAN JENIS PELATIHAN

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

KONSELING. Oleh: Muna Erawati

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

Intervensi Psikososial

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Group COUNSELING NANANG ERMA GUNAWAN

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Konseling Keluarga. Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB IV ANALISIS DATA

NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

Teori dan Teknik Konseling. Nanang Erma Gunawan

KONSELING REMAJA Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog Rumah Duta Revolusi Mental HP/WA :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERSPEKTIF DAN MAKNA PENDEKATAN KONSELING

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

Cognitive Behavior Modification. Disiapkan oleh : Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi

A. Identitas : Nissa (Nama Samaran)

PSYCHODINAMIC AND HUMANISTIC PSYCHOTHERAPY. Kuliah 6

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran

Asesmen, Mengembangkan Sasaran dan Terminasi dalam konseling. Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kunjung mampu dipecahkan sehingga mengganggu aktivitas.

MEMBIMBING MAHASISWA. Agus Taufiq Jurusan PPB FIP UPI 2010

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. gunakan dalam menghadapi situasi stressfull (dalam Smet, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

BAB III METODE PENELITIAN

Melakukan Pendampingan yang Efektif

BAB IV ANALISIS MODEL KONSELING KARIR TERHADAP SEORANG MANTAN PENDERITA SKIZOFRENIA LIPONSOS DI KEPUTIH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

TUGAS INSTRUMEN EVALUASI PROSES KONSELING MODEL STAKE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fase negatif pada masa remaja adalah social antagonism atau konflik

PENERAPAN MODIFIKASI PERILAKU. Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai interaksi antara dirinya dan lingkungannya. Keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. guru pembimbing kepada siswa yang menggunakan prosedur, cara dan bahan agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

ANNE HAFINA JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FIP UPI. ANNE HAFINA Jurusan PPB FIP UPI

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

Psikologi Konseling. Pengertian, Tujuan, Proses, dan Karakteristik Konselor. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

Psikologi Konseling. Review Materi dan Praktikum. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

MODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Disusun Oleh : Anggi Permana

Teknik Pembimbingan dan Dasar-dasar konseling. Ika Adita Silviandari, S.Psi., M.Psi Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi Ulifa Rahma, S.Psi., M.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONSEP DASAR. Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

Berikut adalah analisis dari hasil penelitian yang didapat dari wawancara dengan

APLIKASI KONSEP-KONSEP PSIKOANALAISIS DALAM KONSELING KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Profil Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa SMK Taruna

BAB IV ANALISIS DATA. Mahasiswa Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN. perolehan data pengembangan paket.

Transkripsi:

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Konseling Kelompok Salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar

Ciri-ciri Konseling Kelompok Ada konselor (bisa lebih dari satu) Bersifat terapiutik, dilaksanakan untuk memberikan dorongan, pemahaman dan membantu klien mengatasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari; klien dalam keadaan normal; yang sedang tidak mengalami gangguan fungsi-fungsi kepribadian Umumnya untuk jangka pendek atau menengah

JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK Efektif : 5 10 < dari 5: ada 1 orang yang mendominasi, dinamika kelompok kurang hidup > 10: terjadi anak kelompok di dalam kelompok; sulit dalam pengelolaan

WAKTU PELAKSANAAN Sesi: tergantung masalah Frekuensi: 1 3 kali seminggu Durasi: 60 90/sesi

TAHAP KONSELING KELOMPOK Pembentukan kelompok Orientasi dan eksplorasi Tahap transisi Tahap kohesivitas dan produktivitas Tahap konsolidasi dan terminasi Tindak lanjut

PEMBENTUKAN KELOMPOK Syarat anggota: Kesamaan permasalahan Minat/inisiatif sendiri Kemauan berpartisipasi dalam proses kelompok Mampu berpartisipasi dalam proses kelompok

ORIENTASI DAN EKSPLORASI Perkenalan Penggalian harapan Tujuan yang ingin dicapai Pembentukan aturan kelompok Peran konselor: membantu menegaskan tujuan & makna kelompok, mengajak anggota bertanggung jawab & berpartisipasi dalam kelompok

TAHAP TRANSISI Konselor mulai meminta setiap peserta untuk menceritakan problemnya masing-masing Anggota kelompok mulai terbuka; bisa terjadi kecemasan, resistensi, konflik, ambivalensi, keengganan

TAHAP KOHESIVITAS DAN PRODUKTIVITAS Pembukaan diri yang lebih besar, (kohesivitas terbentuk) Konselor mulai mendorong peserta untuk memikirkan alternatif-alternatif pemecahan masalah (produktivitas)

TAHAP KONSOLIDASI DAN TERMINASI Kesimpulan solusi Implementasi rencana tindakan

TINDAK LANJUT DAN EVALUASI Evaluasi setelah beberapa waktu masa pelaksanaan di lapangan

HAMBATAN KONSELING KELOMPOK Konselor harus mampu memberi perhatian pada setiap anggota Dapat terhenti bila proses kelompok tidak berjalan Informasi yang terbatas apakah sso lebih tepat masuk dalam konseling kelompok atau individual Rasa tidak percaya pada sesama anggota kelompok

KETERBATASAN KONSELING KELOMPOK Tidak cocok bagi individu yang: Dalam keadaan krisis Memiliki masalah yang sangat confidential Memiliki kecemasan berbicara yang sangat besar Sangat lemah dalam hubungan interpersonal Insight terbatas Membutuhkan perhatian yang sangat besar

MANFAAT KONSELING KELOMPOK Masalahnya terpecahkan Berbagi informasi Belajar bersosialisasi Modelling Belajar hubungan interpersonal Kesempatan katarsis Responsibility

FGD Diskusi yang tidak ditata ketat dan tidak formal yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan membahas suatu permasalahan yang ada dalam kelompok/masyarakat guna mendapatkan solusi

Karakteristik FGD Dipimpin seorang pemandu (fasilitator) Anggota kelompok: 6 10 orang Dapat dilakukan berulang pada beberapa kelompok peserta yang bermasalah sama Untuk intervensi biasanya dihadirkan narasumber (seorang ahli/profesional) yang akan membahas proses dan hasil diskusi

CONTOH FGD Bagaimana menyikapi teman-teman yang mengalami kenakalan remaja? Bagaimana strategi menghadapi tugastugas kuliah yang semakin banyak? Bagaimana sikap terhadap para penderita AIDS?

LANGKAH-LANGKAH FGD Menentukan peserta Menyusun panduan diskusi Menetapkan pemandu, pencatat, observer dan narasumber Menyiapkan form untuk pencatatan Melaksanakan diskusi Pembahasan oleh narasumber

MENYUSUN PANDUAN DISKUSI Perkenalan Membina keakraban Pendalaman Penutupan

PERKENALAN Pemandu menjelaskan maksud diskusi Menggambarkan apa yang akan dilakukan Meminta peserta memperkenalkan diri (agar peserta nyaman) Pemandu lebih banyak yang berbicara Waktu: 10 menit.

MEMBINA KEAKRABAN Pemandu mengajukan pertanyaan yang mudah dijawab peserta sehingga mendorong peserta untuk mulai bicara dalam suasana kelompok Pemandu hanya bicara sedikit, peserta mulai memainkan peran yang lebih aktif Waktu: 10 menit

PENDALAMAN Pemandu memusatkan pada materi pokok untuk diskusi Menghidupkan pembicaraan, menggali perasaan dan tanggapan peserta Peserta lebih banyak bicara dibanding pemandu Pemandu membimbing arah diskusi namun tidak bersikap menggiring Waktu: 60 menit

PENUTUPAN Pemandu merangkum persamaan dan perbedaan pendapat dari peserta Peserta diminta untuk mempertegas, memperjelas atau menambah Membuat kesimpulan Pemandu lebih banyak bicara Waktu: 10 menit

PERAN PEMANDU Mendorong peserta untuk bicara dan mengungkapkan pendapat serta perasaan tentang pokok masalah Memandu arah diskusi

KARAKTERISTIK PEMANDU Luwes, fleksibel, mudah beradaptasi dengan peserta Terampil berkomunikasi Menimbulkan rasa nyaman dan percaya bagi peserta Memahami pokok permasalahan Pendengar yang baik Tidak terjebak untuk memberikan nasehat, pendapat.

PENCATATAN Tentukan hal-hal apa saja yang perlu dicatat dan diobservasi Nama peserta Persamaan dan perbedaan kelompok Kesimpulan hasil

TEMPAT DAN PENGATURAN Pilih tempat yang menimbulkan rasa aman dan nyaman Saling mendengar satu sama lain Mudah dicapai peserta Tempat duduk yang memungkinkan pemandu bisa melihat seluruh peserta Para peserta bisa saling melihat

SELF HELP GROUP Kelompok yang berisi orang yang memiliki masalah yang sama yang bertujuan untuk self-improvement dalam rangka mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi Pertemuan rutin dari orang-orang yang memiliki permasalahan, simtom, kondisi yang sama yang saling berbagi & belajar satu sama lainnya untuk memperoleh perspektif baru mengenai problemnya.

FOKUS SHG Perubahan pikiran Perubahan perasaan Perubahan perilaku Perubahan proses-proses ketidaksadaran Mengembangkan ketrampilan baru

CONTOH SHG Kelompok alkoholik Kelompok ibu-ibu dengan kelahiran anak pertama Kelompok karyawan dengan stressor kerja tinggi

KARAKTERISTIK SHG Efektif: 6 10 orang dalam kelompok Lebih bersifat prevensi sekunder & tersier Berlangsung beberapa sesi Didampingi profesional bila diperlukan.

LANGKAH-LANGKAH SHG Menetapkan harapan/tujuan kelompok untuk self improvement Sharing pengalaman antar anggota (berat, lama dan frekuensi problem) Analisis problem Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang Membuat treatment plan Menjalankan rencana Mengevaluasi hasilnya

PHYSICAL CONDITION Ruangan rapi Ventilasi baik Suhu tidak terlalu dingin atau panas Pencahayaan Posisi duduk: U atau tapal kuda

Nilai Lebih SHG Memungkinkan untuk berbagi perasaan satu sama lain (marah, sedih kecewa, sakit hati). Adanya penderitaan yang sama memungkinkan terbentuknya rasa memiliki kelompok (kohesivitas). Atmosfir dalam SHG memungkinkan adanya unconditional acceptance.

Terapi Kelompok Fokus pada remediasi, treatment dan rekonstruksi kepribadian Terapi kelompok adalah suatu proses reedukasi terhadap kesadaran (concious) ataupun ketidak sadaran (unconcious) baik dimasa sekarang ataupun dimasa lalu. Tujuan dari terapi kelompok adalah suatu perubahan struktur kepribadian baik kecil ataupun besar. Anggota kelompok : orang-orang penderita gangguan emosi, nurotik, psikotik ataupun perilaku menyimpang.

Dalam terapi kelompok terapis menggunakan suatu kemampuan verbal, suatu teknik untuk terjadi regresi ke pengalaman awal, dinamika ketidaksadaran, atau juga membantu klien untuk mengalami kembali situasi traumatik. Sehingga dapat memungkinkan terjadinya katarsis. Membantu klien mengkoreksi pengalaman emosional dan belajar membuat keputusan.

Fokus : 1. Kejadian dimasa lampau 2. Dinamika katidaksadaran 3. Rekonstruksi kepribadian 4. Pengembangan pola baru perilaku

1. Gestalt Group therapy 2. Behavioral Group Therapy 3. Cognitive Behavioral Group Therapy 4. Rational Emotive Behavior Group Therapy 5. Reality Group Therapy, dll