BAB II KAJIAN PUSTAKA. dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil

dokumen-dokumen yang mirip
HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup

BAB II LANDASAN TEORI. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB II LANDASAN TEORI. logoterapi. Kata logoterapi berasal dari kata logos yang artinya makna

Seluk-beluk HIV/AIDS

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

BAB I PENDAHULUAN. dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani,

Makalah Biologi. Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tersebut. Perkembangan tersebut juga merambah ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia

Oleh: Logan Cochrane

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS

HIV/AIDS dapat menyerang setiap orang tanpa membedakan usia, ras, latar belakang kebudayaan ataupun agama.

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

ANDA DAN HIV/AIDS, IMS

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. the purpose in life. Bila hal ini berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan

BAB II Tinjauan Pustaka

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat

PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS. HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina,

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia menginginkan kesejahteraan hidup dimana kesejahteraan

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

Peranan Logoterapi terhadap Pencapaian Makna Hidup Wanita Dewasa Awal (Studi pada Wanita Dewasa Awal yang Terdiagnosa HIV karena Tertular Suami)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 88 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB II LANDASAN TEORITIS

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit

Transkripsi:

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebermaknaan Hidup 2.1.1. Pengertian Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia (happiness) (Frankl, dalam Bastaman, 2007). Makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan, keadaan bahagia, dan penderitaan. Ungkapan seperti Makna dalam Derita (Meaning in Suffering) atau Hikmah dalam Musibah (Blessing in Disguise) menunjukkan bahwa dalam penderitaan sekalipun makna hidup tetap dapat ditemukan. Bila hasrat ini dapat dipenuhi maka kehidupan yang dirasakan berguna, berharga, dan berarti (meaningful) akan dialami. Sebaliknya bila hasrat ini tak terpenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan tidak bermakna (meaningless) (Bastaman, 2007).

10 2.1.2. Sumber Menemukan Makna Hidup Menurut Frankl (dalam Bastaman, 2007) kehidupan ini terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidup di dalamnya yaitu : 1) Creative Values (nilai-nilai Kreatif) Nilai-nilai kreatif adalah kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Menekuni suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha untuk mengerjakannya dengan sebaik-baiknya merupakan salah satu contoh dari kegiatan berkarya. Melalui karya dan kerja kita dapat menemukan arti hidup dan menghayati kehidupan secara bermakna. 2) Experiential Values (nilai-nilai Penghayatan) Nilai-nilai penghayatan adalah keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, dan keagamaan, serta cinta kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan seseorang berarti hidupnya. Tidak sedikit orang-orang yang merasa menemukan arti hidup dari agama yang diyakininya, atau ada orang-orang yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menekuni suatu cabang seni tertentu. 3) Attitudinal Values (nilai-nilai Bersikap) Nilai-nilai bersikap adalah menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin

11 dielakkan lagi, seperti sakit yang tidak dapat disembuhkan, kematian dan menjelang kematian. Dalam hal ini yang diubah bukan keadaannya, melainkan sikap (Attitude) yang diambil dalam menghadapi keadaan tersebut. Selain tiga nilai yang dikemukan oleh Frankl, menurut Bastaman (2007) terdapat nilai yang menjadikan hidup ini lebih bermakna, yaitu harapan (hope). Harapan adalah keyakinan akan terjadinya hal-hal yang baik atau perubahan yang menguntungkan di kemudian hari. Harapan memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru yang menjanjikan dapat menimbulkan semangat dan optimisme. 2.1.3. Karakteristik Makna Hidup Menurut Bastaman (2007) ada beberapa sifat khusus dari makna hidup: 1) Makna hidup sifatnya unik, pribadi dan temporer, artinya apa yang dianggap berarti oleh seseorang belum tentu berarti pula bagi orang lain. Mungkin pula apa yang dianggap penting dan bermakna pada saat ini bagi seseorang, belum tentu sama bermaknanya bagi orang itu pada saat lain. Dalam hal ini makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi dirinya biasanya sifatnya khusus, berbeda dan tak sama dengan makna hidup orang lain. 2) Sifat lain dari makna hidup adalah spesifik dan nyata, dalam artian makna hidup benar-benar dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan sehari-hari. Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapa

12 pun, melainkan harus dicari, dijajagi, dan ditemukan sendiri. Orangorang lain hanya dapat menunjukkan hal-hal yang mungkin berarti, akan tetapi pada akhirnya akan terpulang pada orang yang ditunjuki untuk menentukan apa yang dianggap dan dirasakan bermakna. 3) Makna hidup memiliki sifat memberi pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan kita, sehingga makna hidup itu seakan-akan menantang kita untuk memenuhinya. Dalam hal ini begitu makna hidup ditemukan dan tujuan hidup ditentukan, kita seakan-akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya. 2.1.4. Ciri-ciri Individu yang Mencapai Kebermaknaan Hidup Frankl (1992) menjelaskan bahwa individu yang mampu menghayati hidup bermakna memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh semangat dan gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa. 2) Memiliki tujuan hidup yang jelas, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Kegiatan-kegiatan menjadi terarah. 4) Tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari merupakan sumber kepuasan dan kesenangan tersendiri sehingga mengerjakannya dengan penuh semangat dan bertanggungjawab. 5) Mampu menemukan beranekaragam pengalaman baru dan hal-hal menarik yang semuanya menambah pengalaman hidup.

13 6) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dalam arti menyadari batasan-batasan lingkungan, tetapi dalam batasan-batasan itu mereka tetap dapat menentukan sendiri apa yang paling baik untuk mereka lakukan. 7) Menyadari bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri, betapa pun buruknya keadaan. 8) Ketika berada dalam situasi yang tak menyenangkan atau mengalami penderitaan tetap dihadapi dengan sikap tabah. 2.1.5. Ciri-ciri Individu yang mengalami Kehampaan Hidup Bastaman (dalam Prita, 2008) menggambarkan individu yang mengalami kehampaan hidup yaitu : 1) Terbiasa berkeluh kesah dan merasakan hidup serba bosan, hampa, dan penuh keputusasaan. 2) Kehilangan minat dan inisiatif, serta merasakan bahwa hidup tidak berarti. 3) Kehidupan sehari-hari dirasakan rutin dan tidak ada variasinya. Tugas dan pekerjaan akan dianggap sebagai hal yang menjemukan dan menyakitkan hati, sehingga semangat dan kegairahan kerja pun menjadi hilang dan akan menimbulkan rasa malas dalam menyelesaikan tugas. 4) Merasa bahwa dirinya tidak pernah mencapai kemajuan hidup apapun, bahkan prestasi yang didapatkan menjadi tidak berharga.

14 5) Acuh tak acuh dan tidak memiliki rasa tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya. 6) Menganggap bahwa lingkungan membatasi gerak-geriknya dan merasa tidak mampu menentukan dan mengambil keputusan sendiri secara bebas. Individu sama sekali tidak menyadari bahwa dalam keadaan apapun sebenarnya seseorang masih bisa menentukan sikap dan memilih apa yang ingin dilakukan. 7) Sering menanyakan kepada diri sendiri mengapa dirinya sampai dilahirkan. Terhadap kematian, individu memiliki sikap mendua. Di satu pihak individu merasa takut dan tidak siap untuk mati, tetapi di lain pihak individu beranggapan bahwa bunuh diri merupakan jalan yang paling tepat untuk keluar dari kehidupan yang serba hampa. 2.1.6. Tahap untuk Mencapai Kebermaknaan Hidup Menurut Frankl (dalam Prita, 2008) tahap yang dilalui seseorang menuju kebermaknaan hidup antara lain : 1) Tahap Derita Pada tahap derita, seseorang dihadapkan pada pengalaman hidup yang tragis dan penderitaan. Pengalaman tragis dan penderitaan tersebut membawa seseorang pada kehidupan tanpa makna yang ditandai dengan perasaan hampa, bosan, tidak berarti, tidak memiliki tujuan hidup, putus asa dan lain-lain. 2) Tahap Penerimaan Diri

15 Pada penerimaan diri terjadi proses pemahaman diri dan pengubahan sikap. Seseorang mulai dapat memahami dirinya, menerima apa adanya dan merubah sikapnya terhadap penderitaan. 3) Tahap Penemuan Makna Tahap penemuan makna ditandai dengan kemampuan individu dalam memaknai peristiwa hidup yang dialami dan mulai menentukan tujuan hidup. 4) Realisasi Makna Individu melakukan kegiatan-kegiatan yang terarah untuk penemuan makna hidup dan pemenuhan tujuan hidup. Ini berarti seseorang harus bersedia melakukan keikatan diri (self commitment) terhadap makna dan tujuan hidup serta melibatkan diri (self involvement) dalam merealisasikannya. Tanpa keikatan diri, makna hidup hanya sekedar citacita indah yang semata-mata tidak akan berubah dalam kehidupan nyata khususnya dalam pengembangan diri. 5) Kehidupan Bermakna Pada tahap ini, seseorang telah mencapai kehidupan bermakna yang ditandai dengan gairah hidup, semangat hidup, tujuan hidup jelas, kegiatan terarah, dan lain-lain. Penghayatan kehidupan bermakna tersebut dapat dicapai apabila seseorang telah berhasil menemukan makna dan merealisasikannya sehingga akan menimbulkan kebahagiaan. 2.2. HIV/AIDS 2.2.1. Pengertian HIV/AIDS

16 AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrom, yang secara harafiah berarti kumpulan gejala menurunnya kekebalan tubuh yang diperoleh (Yatim, 2001). Spiritia (2003) menjelaskan lebih lanjut bahwa AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul bahkan penyakitnya bisa menjadi lebih parah daripada biasanya. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (Spiritia, 2003). Biasanya berbagai jenis infeksi bisa diatasi orang sehat karena tubuh mempunyai sel-sel darah putih yang bertugas mempertahankan diri orang tersebut. Sel-sel darah putih ini akan memerangi setiap serangan dari luar dengan menggerakkan sebagian sel untuk melakukan serangan balik terhadap kuman, virus dan penyakit yang masuk ke tubuh. HIV ini justru menyerang sel-sel darah putih kita yang merupakan bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh. Akibatnya jumlah sel darah putih kita berkurang dan lama-kelamaan sistem kekebalan tubuh melemah (Yatim, 2001). 2.2.2. Penularan HIV/AIDS Yatim (2001) menjelaskan bahwa HIV hanya ditularkan dari orang satu kepada yang lainnya melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Oleh karena itu HIV menular melalui :

17 1) Hubungan seks. 2) Penggunaan jarum suntik yang pernah dipakai orang lain, yang tertular HIV. 3) Transfusi darah yang mengandung HIV. 4) Hubungan perinatal, yakni dari ibu hamil kepada janin atau bayi yang disusuinya. 2.2.3. Perjalanan HIV menjadi AIDS Yatim (2001) menjelaskan setelah orang tertular HIV, tubuhnya baru akan menghasilkan antibodi dalam selang waktu dua atau tiga bulan. Kemudian berdasarkan tes darah baru bisa dipastikan apakah dia HIV positif atau negatif. Bila orang tersebut HIV+, dia masih tetap sehat dan tidak menampakkan gejala sakit apa-apa. Spiritia (2003) menjelaskan lebih lanjut bahwa walaupun tetap ada virus di dalam tubuh, kita tidak mempunyai masalah kesehatan akibat infeksi HIV. Karena tidak ada gejala penyakit pada tahun-tahun awal terinfeksi HIV, sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak tahu ada virus tersebut di dalam tubuhnya. Setelah melewati masa laten, barulah dia merasakan gejala-gejala AIDS, dan secara bertahap kesehatannya menurun. Hidup orang tersebut hanya dapat berlangsung dalam waktu rata-rata dua tahun setelah menunjukkan gejala AIDS. Menurut Spiritia (2003) menjalani cara hidup yang baik dan seimbang sangat bermanfaat bagi kesehatan serta dapat memperpanjang kesehatan penderita HIV/AIDS. Cara hidup ini termasuk

18 makan makanan yang bergizi, kerja dan istirahat yang seimbang, olahraga yang teratur tetapi tidak berlebihan, serta tidur yang cukup. 2.2.4. Gejala-gejala HIV/AIDS Gejala AIDS timbul setelah 5-10 tahun terinfeksi HIV (LEPIN, 1996). Gejala terinfeksi HIV/AIDS yang terlihat antara lain : 1) Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat. 2) Demam berkepanjangan selama lebih dari satu bulan. 3) Diare berkepanjangan selama lebih dari satu bulan 4) Batuk berkepanjangan selama lebih dari satu bulan 5) Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, yang teraba di bawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha. 2.2.5. Pengobatan untuk HIV/AIDS Spiritia (2003) menjelaskan bahwa pada saat ini terdapat obat untuk penderita HIV/AIDS yang berfungsi memperlambat kegiatan HIV menginfeksikan sel yang masih sehat. Obat ini disebut sebagai obat antiretroviral. Untuk mengobati HIV, tidak boleh memakai satu jenis obat ini sendiri, sedikitnya harus memakai kombinasi dua jenis obat, tetapi agar terapi ini dapat efektif untuk jangka waktu yang lama, sebaiknya memakai kombinasi tiga obat. Terapi ini disebut sebagai terapi antiretroviral atau ART.

19 ART hanya berhasil jika dipakai secara patuh, sesuai dengan jadwal, biasanya dua kali sehari. Kalau dosis terlupa, keefektifan terapi akan cepat hilang. Beberapa orang mengalami efek samping ketika memakai ART, terutama pada minggu-minggu pertama penggunaannya seperti rasa mual, sakit kepala, sakit perut, anemia, sakit otot dan lain-lain. 2.3. Ibu Rumah Tangga 2.3.1. Peran Ibu Rumah Tangga Menurut Noor keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal. Tumbuh dan berkembangnya aspek manusia baik fisik, psikis atau mental, sosial dan spiritual, yang akan menentukan keberhasilan bagi kehidupannya, sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Selain ayah, ibu juga memliki pengaruh yang besar bagi keberhasilan anggota keluarganya. Ibu memainkan peran penting di dalam keluarga, peran dan tugas ibu dalam keluarga secara garis besar dibagi menjadi peran wanita sebagai ibu, ibu sebagai istri, dan anggota masyarakat. 1) Peran perempuan sebagai ibu Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya terutama pada saat masa balita. Pendidikan disini tidak hanya dalam pengertian yang sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman, moral, fisik atau jasmani, intelektual, psikologis, sosial dan pendidikan seksual.

20 2) Peran perempuan sebagai istri pendamping suami Berbicara masalah peran perempuan sebagai istri pendamping suami tentunya tidak lepas dari peran perempuan sebagai ibu rumah tangga. Istri dapat sebagai teman atau partner hidup yang bisa diajak berdiskusi tentang masalah yang dihadapi suami. Sehingga apabila suami mempunyai masalah yang cukup berat, istri dapat memberikan suatu sumbangan pemecahannya maka beban yang dirasakan suami berkurang. Istri juga dapat sebagai penasehat yang bijaksana, ketika suami sedang menghadapi masalah yang rumit, nasehat seorang istri sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah suami. 3) Peran wanita dalam masyarakat Secara kodrati, wanita sebagai manusia tidak dapat melepaskan diri dari keterikatannya dengan manusia lain. Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya berhubungan dengan individu lain merupakan suatu usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Dari hubungan antar pribadi ini, tumbuhlah perasaan diterima, ditolak, dihargai-tidak dihargai, dan diakui-tidak diakui. Suatu kenyataan bahwa pada dewasa ini keikutsertaan wanita dalam mencapai tujuan pembangunan sangat diharapkan. Berbagai peran serta tugas di tawarkan bagi wanita dan hal tersebut membuka kesempatan bagi wanita untuk dapat menyatakan diri dan mengembangkan kemampuannya.