Raden Pardede No.118 l Tahun XXXII l Juli-Agustus 2015 Digital Banking: Meningkatkan Akses dan Pelayanan Irman A. Zahiruddin: Digitalisasi, Pengembangan Perbankan Masa Mendatang Mewaspadai Penurunan Kredit dan Lonjakan NPL
Kunci Peningkatan Akses PENERBIT Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) PELINDUNG Pengurus Pusat Perbanas PEMIMPIN REDAKSI Danny Hartono, Wakil Sekretaris Jenderal Perbanas WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Rita Mirasari, Ketua Bidang Humas Perbanas REDAKTUR PELAKSANA Eri Unanto SIRKULASI Wara Sri Indriani Adrian Burhan KONSULTAN Infobank Communication Redaksi menerima tulisan dari pihak luar. Panjang tulisan 3.000 6.500 karakter. TARIF IKLAN Cover Depan dalam dan belakang dalam/luar berwarna Isi Probank menerima pemasangan iklan dalam bentuk laporan keuangan, display produk, dan suplemen profil perusahaan. ALAMAT REDAKSI/IKLAN Jalan Perbanas, Karet Kuningan IZIN PENERBITAN KHUSUS 1
Dari Redaksi Perbanas Utama Wacana Liputan Khusus 2
Digital Banking: Meningkatkan Akses dan Pelayanan Berbagai upaya dilakukan segenap stakeholders untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan, termasuk perbankan. Salah satunya dengan pengembangan perbankan digital. Melalui upaya tersebut, diharapkan 3
4
Program Sejuta Rumah, Peluang bagi Bank Backlog perumahan di Indonesia trennya terus meningkat. Saat ini angkanya mencapai 15 juta rumah. Untuk menutupi kekurangan rumah, pemerintah telah mencanangkan program sejuta rumah. Selain mengusung tema digital banking, Perbanas pada Ibex 2015 mengangkat tema Program Sejuta Rumah. Pasokan hunian dan kebutuhan yang tidak seimbang mengakibatkan pemenuhan kebutuhan akan hunian di Indonesia tidak pernah tercapai. Hingga saat ini jumlah kekurangan pasokan atau backlog juta rumah. Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pokok akan hunian tersebut, pemerintah mencanangkan program prorakyat Sejuta Rumah yang merupakan wujud perhatian pemerintah untuk mengatasi masalah keterbatasan pemenuhan hunian di Indonesia. Berbagai strategi taktis dilakukan pemerintah melalui berbagai skema, mulai dari skema uang muka atau down payment (DP) bahwa problem hunian masih sama, yaitu mengenai keterjangkauan harga, lokasi, dan penyediaan lahan. Menurut Maurin Sitorus, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, program Sejuta Rumah merupakan kinerja dan tanggung jawab semua pihak, termasuk perbankan yang notabene berfungsi sebagai pelaksana lembaga pembiayaan. Karena itu, kesuksesan program tersebut akan bergantung pada kesiapan dan kerja keras semua pemangku kebijakan dan kepentingan, termasuk perbankan. Perbankan sebagai bank pelaksana KPR melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dapat menjalankan tugas yang diberikan pemerintah. Sebagai informasi, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan memberikan subsidi KPR-FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dana FLPP yang diusulkan pemerintah ialah Rencananya, skim KPR-FLPP ini nantinya akan dikombinasikan dengan skim subsidi selisih bunga (SSB). Tentu saja Program Sejuta Rumah ini bisa menjadi peluang bagi bank dalam mengucurkan kreditnya. Menurut Maryono, Direktur Utama BTN, Program Sejuta Rumah yang digagas pemerintah telah Program ini cukup meningkatkan demand rumah, terutama di kelas masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), jelasnya. Hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit BTN yang percepatan penyaluran kredit. Semester pertama tahun lalu kami optimistis untuk semester pertama tahun ini pun lebih tinggi juga, ujarnya. 5
Potensi Besar bagi Perbankan berdampak pada bisnis dan usaha yang dilakukan. 6
7
Menembus Batas, Memaksimalkan Peluang hal transaksi dan layanan perbankan. Ke depan, pengembangan digital banking diharapkan bisa meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan. 8
9
Irman A. Zahiruddin Ketua Steering Committee Ibex 2015 Digitalisasi, Pengembangan Perbankan Masa Mendatang kapitalisasi dan pangsa pasar, melainkan juga pengembangan layanan dan produk. Ke depan, pengembangan digitalisasi perbankan diharapkan mampu membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat dan meningkatkan layanan perbankan. 10
11
12
Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Melalui berbagai kebijakan yang dirilis, OJK berharap industri keuangan, termasuk perbankan, bisa menjadi lokomotif yang bisa menarik gerbong perekonomian nasional. 13
35 Kebijakan yang Dirilis OJK Sektor Perbankan Tagihan atau kredit yang dijamin oleh pemerintah pusat dikenai bobot risiko sebesar nol persen dalam perhitungan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) untuk risiko kredit. Bobot risiko untuk kredit kendaraan dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit. Penerapan penilaian prospek usaha sebagai salah satu persyaratan restrukturisasi kredit tanpa mempertimbangkan kondisi pasar maupun industri dari sektor usaha debitor. Pelaksanaan restrukturisasi kredit sebelum terjadinya penurunan kualitas kredit. Penurunan bobot risiko kredit beragun rumah tinggal nonprogram pemerintah mempertimbangkan nilai loan to value (LTV) dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit. Penurunan bobot risiko KPR rumah sehat sejahtera (RSS) dalam rangka program pemerintah pusat republik mempertimbangkan nilai LTV dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit. Penurunan bobot risiko Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dijamin oleh Jamkrida Penilaian kualitas kredit kepada satu debitor atau satu proyek hanya berdasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga menjadi paling tinggi Rp5 miliar hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan atau bunga. Penilaian kualitas kredit kepada UMKM dengan jumlah lebih dari Rp5 miliar yang dikaitkan dengan peringkat penilaian kualitas penerapan manajemen risiko (KPMR) dan peringkat komposit 14
tingkat kesehatan bank. Penetapan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasi. Penetapan kualitas kredit setelah dilakukan restrukturisasi dengan tenggat waktu pembayaran (grace period) pokok, selama masa grace period. Persyaratan peringkat komposit tingkat kesehatan bagi bank yang melakukan penyertaan modal dalam rangka Pendirian perusahaan yang akan mengambil alih aset kredit bermasalah dari bank yang sama tidak menjadi pengendali; atau Tambahan penyertaan untuk penyelamatan perusahaan anak berupa bank. Sektor Pasar Modal Pengembangan infrastruktur pasar repurchase agreement (Repo), mencakup pengaturan mengenai Repo, pengembangan produk Repo, serta layanan settlement transaksi Repo yang dilengkapi monitoring dan konsep 3rd party Repo. Pengembangan UKM untuk go public, mencakup penyusunan ketentuan untuk pengembangan UKM serta pembuatan papan khusus untuk UKM. Penetapan electronic trading platform (ETP), mencakup pengembangan trading platform surat utang terintegrasi yang digunakan oleh pelaku dan dimanfaatkan untuk kebutuhan pengawasan. Penggunaan bank sentral untuk penyelesaian transaksi, mencakup implementasi penggunaan bank sentral selain penggunaan bank pembayaran untuk layanan jasa penyelesaian dana di pasar modal. Rencana penerbitan produk derivatif Indonesia Government Bond Futures (IGBF), dalam rangka pengembangan Pasar Surat Berharga Negara (SBN). Pengembangan obligasi daerah dalam rangka mendukung program pemerintah terkait dengan pembangunan infrastruktur. Penggunaan Bond Index Surat Utang sebagai indikator acuan di pasar surat utang Indonesia yang digunakan secara luas oleh pelaku pasar. Perluasan produk investasi di pasar modal melalui penerbitan Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA- SP) untuk meningkatkan pertumbuhan pembiayaan perumahan di Indonesia serta membantu lembaga jasa keuangan dalam memperoleh likuiditas dari pasar modal sebagai sumber pembiayaan yang terjangkau bagi masyarakat menengah dan kecil. Peraturan segmentasi perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) yang meliputi tiga tingkatan, yaitu WPPE, WPPE khusus pemasaran, dan WPPE khusus agen pemasaran. Peraturan tentang sistem pengelolaan investasi terpadu dalam rangka mengoptimalisasi dan melakukan efisiensi atas proses transaksi dan operasional di dalam industri pengelolaan investasi. Penerapan Extensible Business Reporting Language (XBRL) dalam rangka penyediaan informasi yang akurat dan dapat diandalkan. Peningkatan BUMN dan anak BUMN yang go public dalam rangka membantu BUMN dalam penggalangan dana untuk kegiatan pengembangan usaha, sekaligus mendorong likuiditas pasar. Implementasi electronic book building dalam rangka meningkatkan transparansi dan fairness antarinvestor. Peraturan terkait dengan pasar modal syariah dalam rangka memberikan relaksasi pengaturan dan kepastian hukum terkait dengan efek syariah sehingga mempunyai level of playing field dengan efek konvensional. Penerbitan pedoman tata kelola emiten atau perusahaan publik dalam rangka mendorong perusahaan untuk mempraktikkan tata kelola perusahaan yang baik. Sektor IKNB Relaksasi kebijakan non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan piutang pembiayaan oleh industri perusahaan pembiayaan. Pengembangan asuransi pertanian untuk meningkatkan akses para petani ke sistem keuangan sehingga sektor pertanian nasional dapat terus tumbuh dan berkembang. Pembentukan rating agency usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam rangka mengurangi isu asymmetric information dalam pendanaan UMKM dan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pengembangan lembaga keuangan mikro, yang difokuskan pada upaya mendorong LKM yang belum berbadan hukum agar segera mengajukan permohonan pengukuhan menjadi LKM sesuai dengan UU LKM. Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Peningkatan budaya menabung dalam rangka mendukung peningkatan akses keuangan masyarakat. Edukasi dan akses keuangan UMKM dalam rangka mendorong peningkatan akses pembiayaan lembaga jasa keuangan (LJK) kepada UMKM dan mendorong capacity building UMKM di bidang pengelolaan keuangan. Pemberdayaan konsumen dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan maupun LJK. Pencegahan penghimpunan dana/investasi tanpa izin dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga jasa keuangan formal. 15
Tujuh Resep BI Stabilkan Rupiah pelemahan nilai tukar rupiah. 16
Usul Bankir untuk Atasi Pelemahan Rupiah Pelemahan rupiah menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah sektor industri, tak terkecuali perbankan. Ancaman kredit macet pun tampak di depan mata. Untuk itu, sejumlah bank kemudian memutuskan untuk membatasi kredit valas. Salah satunya, dengan selektif dalam memilih debitor. Namun, pelemahan rupiah memang sulit dibendung, mengingat sangat dipengaruhi faktor eksternal. Wakil Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, mengungkapkan, ada sejumlah usulan untuk menahan pelemahan rupiah. Misalnya, stabilisasi nilai tukar dapat dilakukan dengan cara bilateral swap, apakah dengan Tiongkok, Jepang, ataupun Amerika Serikat (AS). Dengan cara ini, supply dolar akan terbantu, terang Sunarso. Dua, meninjau kembali bea keluar ekspor komoditas. Sunarso menilai, perlu ada relaksasi kebijakan bea keluar untuk ekspor komoditas guna mendorong ekspor. Relaksasi kebijakan bea keluar ekspor komoditas ini untuk menguatkan devisa masuk, tambahnya. Tiga, melakukan buyback saham badan usaha milik negara (BUMN). Sebagai salah satu perusahaan pelat merah, BRI siap melakukan buyback saham karena modal BRI masih tebal. Namun, buyback saham hanya salah satu alternatif. Karena, langkah tersebut tetap harus memperhitungkan nilai kapitalisasi pasar. Sunarso me negaskan, jangan sampai mar ket kapitalisasi anjlok karena krisis yang belum tentu ber-impact secara langsung pada emiten BUMN. meningkatkan kepercayaan pasar dan mempercepat capital inflow. Dan, terakhir, mengefektifkan stand by loan dari luar negeri untuk menggantikan penerbitan obligasi. 17
Usul Perbanas untuk RUU Perbankan perbankan yang tengah dibahas bisa memberikan manfaat dan membangun industri perbankan 18
19
Ibex 2015, Berkembangnya Era Digital Banking Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pelaku industri perbankan juga ikut mengembangkan layanannya. Salah satunya, dengan mengembangkan digital banking. Indonesia Banking Expo (Ibex) penyelenggaraan sebelumnya, Ibex tahun ini juga menjadi ajang pertukaran ide antara masyarakat dan pelaku industri dalam mengembangkan digital banking sekaligus memperluas akses keuangan masyarakat. Ibex tahun ini mengusung tema Pengembangan Perbankan Digital dalam Memperluas Akses Keuangan dan Pelayanan Masyarakat. Sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, perbankan digital (digital banking) menjadi salah satu terobosan yang mampu menjawab dan menjadi sarana (untuk) mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, diskusi yang melibatkan para pemangku kepentingan, yakni para regulator dan pelaku perbankan, diharapkan menghasilkan terobosan-terobosan bermanfaat untuk peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di wilayah tertinggal, jelas Sigit Pramono, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), saat melakukan konferensi pers. Menurutnya, dengan hadirnya bank dan lembaga jasa memperoleh berbagai informasi tentang produk serta layanan lembaga jasa keuangan. Harapannya, masyarakat yang hadir di Ibex dapat lebih memahami produk dan layanan lembaga jasa keuangan. Berbekal pemahaman tersebut, mereka dapat memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengembangkan potensi diri. Dalam pelaksanaan Ibex kali ini akan digelar beberapa seminar dan workshop, antara lain pameran perbankan dan pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan bank anggota Perbanas. Sigit mengungkapkan, ada beberapa tema dalam seminar dan workshop tersebut yang tentu memiliki nilai cukup tinggi dalam pengembangan industri perbankan di Tanah Air. Misalnya, workshop tentang digital banking. Ini sangat penting dalam memahami proses transformasi digital yang mengubah pola pikir nasabah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian, ada seminar tentang smart city dan perbankan. Menurut Sigit, ini penting untuk mengetahui peran dan posisi perbankan sebagai bagian dari ekosistem smart city dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat perkotaan. Ada juga seminar bertema program sejuta rumah, yang sangat penting untuk diketahui masyarakat luas. Menurut Sigit, ini adalah program pemerintah yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia, di mana masyarakat diberikan kemudahan dalam memiliki rumah dengan harga murah dan (down payment atau DP Dari semua yang kami siapkan dalam Ibex ini, tentu saja tidak cukup untuk mendapatkan suatu langkah konkret dalam waktu cepat bagi kami, semua pelaku perbankan, dalam melakukan perbaikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, pungkas Sigit. 20
Mewaspadai Penurunan Kredit dan Lonjakan NPL Gejolak ekonomi global berdampak pada ekonomi domestik. Selanjutnya, berimbas pula pada menurunnya penyaluran kredit bank dan meningkatnya kredit bermasalah. Tahun ini bisa menjadi tahun yang lebih sulit bagi perbankan nasional. 21
KINERJA BANK UMUM KETERANGAN DESEMBER DESEMBER yoy APRIL APRIL yoy ytd Dalam Rp Triliun - - - Data kredit terdiri atas kredit kepada pihak ketiga dan kredit kepada bank lain 22
KREDIT BANK UMUM BERDASARKAN JENIS PENGGUNAAN *) (Rp Triliun) URAIAN DESEMBER DESEMBER yoy APRIL APRIL yoy - year on year - year to date 500 0 STRUKTUR DANA PIHAK KETIGA (Rp Triliun) Giro Tabungan Deposito 23
Menanti Belanja Pemerintah Belanja pemerintah akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi 24