1 TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG DAN CUKA KAYU ( Wood Venegar) N. JAOJAH, SP Penyuluh Kehutanan Kabupaten Cianjur 1. Pengertian Arang dan Cuka Arang merupakan hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon yang berbentuk padat dan berpori. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan hidro-karbon, ter dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari abu, air, nitrogen dan sulfur. Proses pengarangan akan menentukan dan berpenga-ruh terhadap kualitas arang yang dihasilkan (Sudradjat dan Soleh, 1994). Proses pembuatan arang dilakukan dengan cara memanaskan dalam suatu tempat tertutup (kiln) tanpa kontak dengan udara langsung pada suhu 400-600 0 C. Kiln dapat terbuat dari bata, logam atau tanah liat Cuka kayu adalah hasil destilasi pembakaran kayu yang banyak mengandung berbagai macam unsur hara mikro yang bermanfaat untuk tanaman. Manfaat Cuka kayu antara lain (1) Mempercepat tumbuh tanaman, (2) Mengatasi tumbuh tanaman liar (3) Menghilangkan bau tidak sedap (4) Menghambat pertumbuhan mikro organism (5) Mencegah tumbuh jamur-jamur (6) Menolak kehadiran binatang kecil (7) Sebagai Farmasi (obat-obatan). Pada saat ini hasil peralatan Alat Pendingin Asap dan proses untuk memproduksi cuka kayu dari pembuatan arang telah berhasil untuk mendapatkan Hak Paten dari Pemerintah Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Paten Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM dengan sertifikat Paten No ID.POO28528 tanggal 13 Juni 2011 dan pada tanggal 26 Nopember 2012 telah diselenggarakan promosi paten kepada pengguna di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta. Cuka kayu/wood vinegar, Cairan distilat, pyrolegneous acid, asap cair, cairan arang, miracle charcoal water (Jepang) berasal dari kondensat asap proses pembuatan
2 arang berupa cairan, warna hitam-kuning, bau menyengat, sifat asam, berbagai macam jenis komponen kimia. Berdasarkan Surat keterangan dari Puslitbang Hasil Hutan Bogor Nomor KT.9/VIII/P3KKPHH-6/2011, dan hasil uji laboratorium tingkat keasaman (ph) sebesar 3,89-3,92, kandungan asam asetat 1,36-1,44%, berat jenis 1,0152 dan phenol sebesar 0,0554-0,0611%. Hasil analis GCMS komponen kimianya terdiri dari asam asetat, phenol, furfril akohol. Kandungan hara Mn = 1,03-1,05 ; Na = 1,37-8,04; Mg = 7,94 13,37; Ca = 9,08-9,85; Fe = 337,40 344,75; K = 540,05 548,90 sesuai dengan surat Kepala Pustekolah Nomor KT.9/VIII/P3KKPHH-6/2011 bahwa Cuka kayu dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida dan bio fertilizer pada tanaman. 2. Proses Pembuatan Arang Dan Cuka Kayu Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan arang dengan metode karbonisasi telah dikenal baik ini dapat dibuktikan dengan data ekspor arang termpurung kelapa ke manca Negara. Hal yang baru dari proses adalah limbah asap proses karbonisasi yang selama ini di buang bebas ke udara, dimanfaatkan menjadi cairan cuka kayu sebagai produk tambahannya. Denngan cara mengatur proses karbonisasi secara terpadu dihasilkan selain arang kayu berkualitas baik dihasilkan juga cuka kayu yang banyak kegunaannya. Selain bahan kayu untuk produksi arang dan cuka kayu, pada tungku drum ini dapat pula digunakan bahan kayu atau potongan limbah kayu diameter kecil dan limbah seleberan dari industri penggergajian kayu. Bahan baku kayu yang berasal dari limbah pembukaan ladang, berupa kayu sisa potongan cabang yang sudah tidak bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, serta
3 berukuran diameter 5-10 cm dengan panjang 10-20 cm. Selain itu, potongan dolog berukuran besar juga dapat digunakan, namun perlu dipotong dan dibelah sesuai dengan ukuran yang dikehendaki serta sesuai dengan kapasitas tungku drum. Selain itu dapat digunakan bahan baku berupa tempurung kelapa, sekam padi, ranting daun, dsb. Proses Pembakaran a. Cara pembakaran Pada bagian dasar tungku drum diberi ganjal dengan bata setinggi ± 5-10 cm, pada 3 lokasi titik. Selanjutnya, di bawah tungku diberi potongan kayu bakar atau serutan kayu kering yang telah diberi sedikit minyak tanah. Setelah api dinyalakan, tunggu sampai nyala bara api merembet ke dalam tungku melalui lubang udara sehingga bahan baku kayu yang terdapat di dalam tungku dapat terbakar dengan sempurna. b. Pendinginan arang Proses pengarangan biasa memerlukan waktu selama ± 7 sampai 9 jam - bila kayu relatif basah. Apabila asap yang keluar sudah terlihat menipis putih atau bening kebiru-biruan, lubang udara di bagian bawah tungku
4 ditutup serapat mungkin dengan diberi pasir atau tanah. Untuk memulai proses pendinginan, di bagian atas penutup tungku diberi tanah atau pasir serta cerobong asap ditutup dengan kain basah atau rumput yang rapat dan kemudian dilapisi tanah, sehingga tidak ada udara yang masuk ataupun keluar. c. Pemanfaatan asap pembakaran untuk cuka Cuka kayu (wood vinegar) Asap hasil pembakaran pada proses pembuatan arang kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan cuka kayu (wood vinegar). Kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pembuatan arang dengan menggunakan metode tungku lubang tanah sertadrum. Beberapa manfaat dari cukakayu, antara lain dapat digunakan sebagai insektisida dan herbisida organik. Hal ini berarti pemanfaatan cuka kayu sebagai insektisida akan lebih aman bagi lingkungan. Batang bambu yang sudah dipotong dan dilubangi dipasangkan pada bagian atas cerobong asap, serta diusahakan agar sebagian besar asap masuk melewati batang bambu. Semakin panjang batang bambu yang digunakan, proses pendinginan akan menjadi lebih baik. Hal ini karena luas permukaan pada bambu bagian dalam untuk proses pendinginan semakin besar. Pembentukan Arang Dan Cuka Kayu Pengambilan cairan asap dilakukan dengan lima tahapan, yang pertama cairan asap ditampung mulai dari awal sampai suhu asap mencapai 80 o C, yang kedua cairan asap diambil pada suhu 100 o C, yamg ketiga diambil pada suhu 150 o C, yang ke empat pada suhu 125 o C dan yang terakhir pada suhu 180 0 C. a. Asap Cair/Cuka Kayu Asap cair pada umumnya tercampur dengan taringan yang mengapung dibagian atas cairan dan tar berat yang mengandung bagian bawah cairan. Asap yang baik
5 terbebas dari kedua jenis tar ini dan dapat dipisahkan dengan cara membiarkan 1-3 bulan atau dengan cara mendetilasi. Kualitas asap cair (wood vinegar) yang baik berwarna kuning, bau agak lemah, transparan atau tidak ada gumpalan atau suspensi kadar asap organic berkisar 1-18%, berat jenis lebih 1,001 gr/cm dan derajat keasaman (ph) 1,56-3,7. b. Hasil Arang Arang yang dihasilkan dengan cara tersebut sifat dan karakternya bersifat baik. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian kadar air, abu, zat terbang, karbon tertambat nilai kalor dan derajat kemurnian hasil pengujian arang yang telah dilakukan dari setiap hasil uji coba pembuatan arang. 3. Manfaat dan Aplikasinya Cuka kayu bagi tanaman dapat dimanfaat sebagai Biopestisida dan BioFertilzer Manfaat Cuka kayu, a) bagi tanaman 1) Merangsang pertumbuhan pokok dan sayuran. 2) Menguatkan akar dan daun. 3) Menyuburkan tanah. 4) Menanbah rasa asli kepada hasil pertanian dan juga produk-produk berkaitan 5) Menghalang pembiakan virus dan penyakit dalam tanah. 6) Menghalang virus dan seranggan perusak untuk memperbaiki keadaan tanah 7) Menambah kuantitas mikrob yang berguna. 8) Menghalau serangga perusak.
6 9) Mengelakkan penyakit yang disebabkan oleh bakteria. 10) Menambah baik kualits buah dan menambah kandungan gula dalam buah. 11) Sebagai pemangkin tumbesaran biji benih. 12) Sebagai bahan tambahan kepada baja kompos. Membantu hewan ternak lebih sehat dan melindungi dari penyakit. Menjadikan daging hewan dan susu lebih berkualitas b) Bagi Kesehatan, Cuka kayu bagi kesehatan dapat digunakan untuk mengurangi bau busuk, sebagai obat jerawat kudis dan Deodoran, aroma ikan, keperluan mandi, farmasi, laundry, pengusir rayap/binatang kecil dll. Aplikasi Cuka kayu telah diterapkan di Kawasan Wisata Terpadu Dewi Sri Bojongpicung, Kab. Cianjur Cuka Kayu ini sudah diaplikasikan pada tanam padi oleh KWT Dewi Sri Bojongpicung pada luasan 1400 M 2 ( 100 tumbak ) dan menghasilkan gabah kering panen sebanyak 1.200 Kg ( 12 kwt), juga telah di coba oleh Penyuluh Kehutanan dengan luasan 700 M 2 (50 tumbak) dan menghasilkan gabah kering panen sebanyak 550 Kg. Dosis untuk tanaman padi yaitu 1 ltr Cuka Kayu dengan 50 ltr air, waktu pemberian bisa 4 5 kali penyemprotan yaitu pada umur :30 hari setelah tanam. Penyemprotan cuka kayu dilakukan 4--5 kali pada konsentrasi 0,25% selang tujuh hari. Waktu penyemprotan antara pukul 7-10 pagi. Selain itu, cuka kayu berfungsi sebagai pupuk dan pestisida dapat diterapkan pada tanaman sayuran seperti buncis, kacang panjang, kubis, ketimun Tanaman sayuran yang dipupuk pada takaran yang biasa digunakan oleh penyuluh/petani sayur disemprot dengan cuka kayu konsentrasi 2% dilakukan pada umur sayuran satu bulan setelah tanam dengan selang tujuh hari sampai masa panen. Tanaman sayuran yang disemprot dengan cuka kayu tidak perlu disemprot dengan pestisida
7 Pemanfaatan cuka kayu pada tanaman stek pucuk dengan cara penambahan pada media hingga basah pada konsentrasi cuka kayu 0,5% dilakukan sebelum stek pucuk ditanam. Setelah satu bulan tanam disemprot pada tanah/media sebanyak 1 ml/polibag pada konsentrasi cuka kayu 1% dengan selang tujuh hari sampai mencapai tinggi yang diinginkan. Untuk tanaman bibit, penyemprotan cuka kayu dilakukan pada konsentrasi 1,5--2% dengan selang 7--10 hari. Sudah diaplikasikan pada bibit jati dan pinus di Persemaian Pongdok Landak Haurwangi KPH Cianjur. Aplikasi Cuka Kayu pada Jerawat & Bau Badan 1) Oleskan pada ketiak untuk menghilang bau tidak menyenangkan sebelum menggunakan pewangi biasa. 2) Oleskan pada muka berjerawat, biarkan 5 menit dan bilas dengan air bersih setiap hari Aplikasi Cuka Kayu pada Penyakit Kulit 1) Oleskan pada kaki yang bermasalah atau rendam kaki pada larutan 10% gred kosmetik. 2) Untuk masalah yang kritikal, basahkan kapas dengan cuka kayu asli gred kosmetik dan kepitkan di celah-celah jari kaki. 3) Oleskan pada kulit yang menghadapi masalah alahan, bilas selepas 5 menit atau bancuh 2 sendok teh cuka kayu asli ke tab mandi. Ini akan menghilangkan gatalgatal, alahan dan memulihkan penyakit kulit. 4) Sapu cuka kayu asli menggunakan putik kapas pada kutil/ketiak akan melembut dan mematikan sel-sel seterusnya menghaluskan kulit. 5) Kaedah mandian juga akan mematikan sel-sel ketiak secara jangka panjang. Aplikasi cuka kayu pada pembibitan Albazia dilaksanakan di Kecamatan Pegelaran dengan cara disemprotkan pada tanaman setiap seminggu sekali.
8 Lain-lain Aplikasi 1. Persiapan a) Alat - alat yang diperlukan : 1. Golok 2. Gergaji 3. Drum pembakaran lengkap dengan pendingin 4. Botol kemasan 5. Label b) Bahan-bahan yang diperlukan dalam keadaan basah : 1. Kayu limbah 2. Batok Kepala 3. Bambu 2. Langkah Kerja 1. Bahan-bahan dari kayu atau bambu di potong-potong ±20 cm ( Kayu atau bambu dalam keadaan basah) 2. Dimasukan kedalam drum sampai penuh 3. Pemetikan api dilakukan dari lubang yang sudah tersedia. 4. Api merambat ke atas maka terjadi pembakaran kayu di dalam drum. 5. Lalu tutup bagian atas drum 6. Hubungkan dengan alat destilasi /pendingin 7. Amati dan biarkan selama 9 jam (selama proses pembakaran cuka kayu keluar melalui alat destilasi 8. Setelah selesai pembakaran lalu tutup lubang api, biarkan 12 jam untuk proses pendinginan arang. 9. Setelah arang dingin lalu dibuka, kemudian diklasifikasikan yaitu arang yang utuh dan arang yang bubuk kemudian dimasukan ke dalam karung, arang yang bubuk bisa dijadikan briket arang.
9 10. Cuka kayu di saring dengan kain ata busa supaya hasilnya lebih bening kemudian di kemas dalam botol yang berukuran 1000 ml, 500 ml, dan 250 ml. 3. Kegunaan arang dan cuka kayu : a) Arang digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk menggantikan fosil b) Cuka kayu dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam bidang pertanian maupun industri, antara lain sebagai bahan pengawet, penggumpal getah karet, pembasmi hama dan penyubur tanaman, karbol, serta pengusir serangga. 4. Prospek Pasar a) Arang dijual kepada pengrajin pandai besi, tukang sate b) Cuka kayu dijual kepada masyarakat sekitar, para petani, koperasi rimbawan Hutbun, dan keluar daerah Cianjur, seperti Bogor dan Jakarta 5. Analisa Usaha Arang dan Cuka Kayu Biaya untuk 4 kali produksi yaitu : 1. Tenaga Kerja sebanyak 8 HOK x Rp. 40.000 = Rp. 240.000 2. Bahan Baku sebanyak 240 Kg x Rp. 300 = Rp. 72.000 3. Lisrtik = Rp. 20.00 4. Kemasan, Label @ 500x 600 = Rp. 300.000 Jumlah Biaya Produksi = Rp. 632.000 Biaya Penyusutan Alat jangka usia ekonomis 5 tahun, bunga Bank 2,5% per tahun, harga alat Rp. 10.000.000, jadi penyusutan alat per tahun Rp.1.250.000 dan per bulan Rp. 104.170,- Jadi biaya total pembuatan arang cuka kayu dan Rp. 632.000 + 104.170 = Rp. 736.170,- Penerimaan rata-rata satu kali produksi dapat menghasilkan arang 12 kg x Rp.2500 =Rp 30.000 kg arang, dan cuka mampu menghasilkan sebanyak 15
10 liter x Rp. 30.000 = Rp. 450.000. kalau dalam satu bulan melakukan pembakaran rata-rata 4 kali pembakaran maka diperoleh penghasilan sebagai berikut : 1. Arang 12 Kg x 4 kali Rp. 2500 = Rp. 120.000 2. Cuka 15 liter x 4 kali Rp 30.000 = Rp 1.800.000 Jumlah = Rp 1.920.000 Jadi penghasilan bersih dalam satu Bulan Rp. 1.920.000 Rp.736.170 = Rp. 1.183.830 6. Rekomendasi a. Kalau dikembangan di seluruh Indonesia sangat cocok sekali karena tersedianya limbah kehutanan dalam jumlah yang banyak b. Pestisida yang ramah lingkungan c. Membuka lapangan pekerjaan.