KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA UNTUK SIKLUS HIBAH 2

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA

RENCANA STRATEGIS

UNDANGAN UNTUK MENYAMPAIKAN PROPOSAL HIBAH KHUSUS PROGRAM FASILITASI MITRA TFCA- SUMATERA

INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

PERMOHONAN PROPOSAL PELUANG HIBAH. Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (SLP) Indonesia

KERANGKA ACUAN EVALUASI PROGRAM TFCA-SUMATERA 2017

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH

PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP. Bogor / Medan Juni 2014

PROYEK MODERNISASI PENGADAAN

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG

Mengelola Hutan Bersama Masyarakat

KERANGKA KERJA (SCOPE OF WORK) DAN UNDANGAN PENYAMPAIAN PROPOSAL PROGRAM KONSERVASI SPESIES KARISMATIK SUMATRA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATRA (PROGRAM TFCA-SUMATERA)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

PENGALAMAN MENDORONG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI INDONESIA OLEH BURUNG INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANGAN PENYAMPAIAN PROPOSAL PROGRAM KONSERVASI SPESIES KARISMATIK SUMATRA

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH REVISI 1

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

Stakeholder Advisory Committee (SAC) untuk Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (SFMP 2.0) APRIL

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN BURU DAN PERBURUAN. Oleh: Bambang Dahono Adji Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Jakarta, 18 September 2014

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada. Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 17/Menhut-II/2010 TENTANG PERMOHONAN, PEMBERIAN, DAN PENCABUTAN IZIN PENGUSAHAAN TAMAN BURU

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

SERI PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH REVISI 2

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.01/MENHUT-II/2004 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA

STANDAR BAKU BIAYA MAKSIMUM MEKANISME HIBAH KHUSUS

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

Siklus Hibah 4 TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATERA (PROGRAM TFCA- SUMATERA) UNDANGAN UNTUK MENYAMPAIKAN PROPOSAL

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

2016, No Kehutanan tentang Penyuluh Kehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

Perjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif:

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

IUWASH PLUS Penyehatan Lingkungan Untuk Semua

Perlindungan Hutan Tropis Berbasis Kearifan Lokal. Inisiatif Hutan Desa di Kabupaten Merangin

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Catatan informasi klien

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1 1. PENDAHULUAN Program TFCA- Sumatera merupakan program hibah bagi khususnya LSM dan Perguruan Tinggi di Indonesia untuk melaksanakan kegiatan konservasi hutan di Sumatera. Program ini didasarkan pada perjanjian antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Indonesia, dalam kerangka pengalihan utang Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Amerika Serikat yang dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembiayaan konservasi, perlindungan, restorasi (pemulihan) dan pemanfaatan sumberdaya hutan tropis secara lestari di Pulau Sumatera. Program TFCA- Sumatera menekankan pendekatan pengelolaan terpadu (antar komponen) dan kolaboratif (antar lembaga) serta mendorong partisipasi semua pihak pelaku pembangunan di berbagai sektor, untuk mewujudkan hutan yang lestari yang pada gilirannya berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi wilayah secara berkelanjutan. Pada siklus Hibah I telah terpilih lima penerima hibah yang menjalankan program sejak bulan Februari dan Maret 2011 untuk jangka waktu 3 tahun hingga 2014. Kegiatan di fokuskan di 4 bentang alam terpilih dengan para mitra penerima hibah sebagai berikut: 1. Yayasan Leuser International. Program yang diusulkan berjudul Pengamanan Kawasan Strategis Aceh Selatan Singkil bagi Konservasi yang Berbasis Masyarakat Secara Berkelanjutan di Propinsi Aceh. 2. Konsorsium Penyangga Tengah KEL (PTKEL), dengan program Kegiatan Konservasi Hutan Tropis di Taman Buru Linge Isaq dan Sekitarnya untuk Perbaikan Fungsi Kawasan Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Sekitar Hutan, di Propinsi Aceh. 3. Konsorsium Sahabat / PETRA (Perkumpulan Prakarsa Pengembangan Partisipasi untuk Rakyat dengan Program Inisiatif Konservasi dan Konektivitas Koridor Lansekap Hutan Batang Toru Taman Nasional Batang Gadis di Propinsi Sumatera Utara. 4. Konsorsium Warsi - SSS dengan program Mempertahankan Tutupan Hutan Tersisa pada Lansekap Ekosistem TNKS untuk Menjamin Kelestarian Keragaman Hayati, Mendukung Kehidupan Komunitas Lokal serta Menjadikannya Salah Satu Wilayah Utama Keragaman Hayati yang Penting di Sumatera, Propinsi Jambi. 5. JIKALAHARI (Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau) dengan program Perlindungan jangka Panjang dan Pengelolaan Secara Efektif Lansekap Kerumutan Semenanjung Kampar Senepis dan Ekosistemnya di Propinsi Riau. Evaluasi dilakukan dengan melakukan telaah terhadap laporan tahunan mitra, maupun pemantauan langsung di lapangan lalu dibandingkan dengan tujuan dan perencanaan yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi akan dijadikan acuan bagi penguatan dan pengembangan pelaksanaan serta pengelolaan program konservasi Saat ini pelaksanaan kegiatan 5 mitra tersebut telah memasuki akhir tahun ketiga dan merupakan akhir pelaksanaan program. Satu mitra (Jikalahari) telah berakhir pelaksanaan programnya pada Bulan November 2013, dan dua mitra lainnya (PT KEL dan Petra) akan berakhir pada Bulan Februari 2014. Sedangkan dua mitra lainnya, yaitu YLI dan Konsorsium Warsi- SSS dalam proses perpanjangan Halaman 1 dari 5

kegiatan dan kerjasama. Untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dilapangan dengan perencanaan yang telah disepakati (output), kesesuain hasil (outcome) dan target Program TFCA- - Sumatera, serta menilai dampak konservasi (impact) program terhadap bentang alam, masyarakat dan pemangku kepentingan lain, maka sekretariat TFCA- Sumatera perlu melakukan evaluasi akhir program. Selain itu, hasil evaluasi ini akan dipakai untuk melihat kemungkinan replikasi atau diperpanjang melalui skema hibah lainnya. Sebagai bagian dari prinsip akuntabilitas pelaksanaan program, proses evaluasi ini akan dilakukan oleh evaluator eksternal yang dipilih melalui mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan TFCA- Sumatera lewat proses pelelangan (bidding). 2. TUJUAN Evaluasi akhir program mitra Siklus Hibah 1 ini bertujuan untuk menilai kinerja, capaian, dan dampak pelaksanaan program baik pada tingkat masing- masing mitra maupun pada tingkat program secara keseluruhan. Tujuan- tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a. Mengidentifikasi Relevansi, yaitu sejauh mana intervensi yang dilakukan konsisten dengan kebutuhan konservasi hutan dan masyarakat lokal dan kebijakan pemerintah maupun kebijakan TFCA- Sumatera; b. Mengidentifikasi Efektivitas, yaitu untuk melihat apakah intervensi yang dilakukan adalah intervensi yang tepat dan benar, sesuai dengan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada butir a (doing right things); c. Mengidentifikasi Efisiensi yaitu untuk melihat apakah intervensi telah dilakukan secara benar (doing things right) baik dari sisi konsistensi dengen perencanaan, metode maupun pembiayaan; d. Mengidentifikasi Keberlanjutan (sustainability) proyek yaitu untuk melihat apakah fungsi proyek akan tetap berjalan setelah intervensi berakhir. Selain itu, evaluasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi kemungkinan skema- skema yang dapat diterapkan untuk keberlanjutan proyek; e. Mengidentifikasi Dampak yaitu melihat apakah ada indikasi ketercapaian dampak jangka panjang baik positif/negatif, langsung/tidak langsung yang dihasilkan dari pengembangan intervensi. 3. LUARAN Luaran yang diharapkan akan diperoleh dari Evaluasi Eksternal Program TFCA- Sumatera adalah dokumen hasil evaluasi tentang analisis sesuai dengan tujuan di atas, termasuk rekomendasi pelaksanaan program TFCA- Sumatera yang terbagi dalam tiga tingkat, yaitu: a. Tingkat Strategi: Informasi yang menggambarkan apakah intervensi yang dilakukan adalah tepat atau apakah intervensi baik di tingkat mitra maupun di tingkat program merupakan hal yang seharusnya dilakukan, seperti: Kegiatan proyek adalah rasional untuk memecahkan permasalahan yang ada (justified) Memberikan dampak nyata bagi konservasi hutan b. Tingkat Pelaksanaan: Apakah semuanya berjalan atau dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan, sesuai aturan dan sesuai dengan tujuan proyek, seperti: Sejauh mana efektivitas dalam mencapai dampak, hasil (outcome) atau luaran (output) yang diharapkan, termasuk gambaran keberhasilan serta kekurangan/kelemahan Efisiensi dalam mengoptimalkan sumberdaya Halaman 2 dari 5

Kepuasan mitra lokal, termasuk pemerintah dan masyarakat c. Tingkat Pembelajaran: Apa pembelajaran yang bisa dipetik dari kegiatan yang sudah berjalan oleh masing- masing mitra? Apakah ada jalan yang lebih baik sebagai alternatif? Pembelajaran apa yang bisa dipetik, termasuk untuk pelaksana proyek sendiri, pemerintah maupun masyarakat Apa rekomendasi terhadap kegiatan yang perlu dilakukan selanjutnya bila diperlukan? 4. METODE A. Evaluasi Akhir Program dilakukan khusus kepada : 1. Konsorsium Penyangga Tengah KEL (PTKEL), lokasi Taman Buru Linge Isaq, bentang alam Ekosistem Leuser, Propinsi Aceh 2. Konsorsium Sahabat (Petra), bentang alam TN Batang Gadis dan Blok Hutan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara 3. Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), ekosistem Semenanjung Kampar, Propinsi Riau. B. Pelaksanaan Evaluasi Akhir Program mencakup kegiatan- kegiatan: 1. Review dokumen dan laporan mitra. Evaluator melakukan review/pemeriksaan terhadap laporan- laporan yang disampaikan mitra, termasuk : Laporan perkembangan pelaksanaan program dan keuangan (Laporan Tiga Bulanan) Laporan akhir program 2. Diskusi dengan mitra dan pemangku kepentingan di lapangan, termasuk unsur pemerintah, masyarakat, swasta, dll. Dalam teknis pelaksanaan pengumpulan data untuk keperluan evaluasi mitra, Evaluator perlu melakukan diskusi dengan pihak- pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan oleh mitra. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam dan berimbang yang dapat dijadikan bahan analisis dan pemeriksaan silang (cross check) terhadap pelaksanaan dan pencapaian kegiatan oleh mitra. Diskusi perlu dilakukan dengan : Staf konsorsium, termasuk staf manajemen dan staf lapangan Unsur UPT Kemenhut terkait (Balai Taman Nasional, Balai KSDA, BPDAS) Unsur Pemerintah daerah terkait (Bappeda, Dinas Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan /KPH, dll) Unsur lembaga kolaboratif terkait (forum, komunitas, dll) Masyarakat penerima manfaat (masyarakat di tapak / lokasi kegiatan) Swasta Perguruan tinggi 3. Entry dan Exit Meeting. Evaluasi harus didahului dengan pertemuan pendahuluan (entry meeting) untuk mendiskusikan teknis evaluasi yang akan dilaksanakan, termasuk rencana verifikasi lapangan. Pertemuan penutup (exit meeting) dilakukan setelah selesai verifikasi lapangan untuk membahas hasil evaluasi termasuk opsi- opsi keberlanjutan program pasca pendanaan TFCA- Sumatera. Perwakilan dari Administrator TFCA- Sumatera akan hadir dalam entry atau exit meeting sebagai observer atau nara sumber. 4. Verifikasi lapangan untuk melakukan pemeriksaan luaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impact) di lapangan (melaui survei lapangan, pemeriksaan data sekunder, wawancara pihak terkait, dll). Verifikasi lapangan merupakan kegiatan kunjungan ke lapangan untuk melakukan verifikasi terhadap laporan mitra. Verifikasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data dan Halaman 3 dari 5

informasi faktual di lapangan terkait perkembangan pelaksanaan program, capaian dan hasil program, serta untuk mengetahui permasalahan yang terjadi 5. MEKANISME PEMILIHAN EVALUATOR Mekanisme pemilihan evaluator dan pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut; a. Pemilihan konsultan evaluator dilakukan melalui pemilihan secara terbuka dimana pengumuman akan dilakukan melalui situs jaringan TFCA- Sumatera, jejaring surat elektronik (mailing list) dan pemberitahuan kepada organisasi yang ada dalam daftar di KEHATI; b. Pertemuan briefing antara evaluator dengan TFCA- Sumatera untuk membahas mekanisme pelaksanaan dilapangan; c. Evaluasi lapangan dimana evaluator akan melakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan mitra maupun pihak- pihak terkait, termasuk masyarakat dampingan mitra. Pelaksanaan di lapangan dimungkinkan akan didampingi staf TFCA- Sumatera. d. Analisis hasil lapangan selama dan hasilnya akan dipresentasikan kepada TFCA- Sumatera. 6. TATA WAKTU PELAKSANAAN Tata watu pelaksanaan kegiatan evaluasi seperti pada lampiran 1. Halaman 4 dari 5

LAMPIRAN 1. Alur dan jadwal pelaksanaan Seleksi Konsultan dan Pelaksanaan Evaluasi Mitra 15 Jan Pengumuman / Undangan Bidding TFCA- Sumatera mengumumkan / mengundang peminat mengajukan proposal tender 4 Feb Batas Waktu Pengajuan Proposal Peminat mengajukan proposal tidak lebih dari tanggal 4 Feb 2014 5-19 Feb Registrasi Proposal oleh TFCA- Sumatera TFCA- Sumatera menilai dan menyeleksi awal proposal yang diajukan TFCA- Sumatera mengumumkan hasil seleksi awal dan undangan presentasi (19 Feb) 24-25 Feb Presentasi Peminat dan Pemilihan Konsultan OCTM Kandidat memaparkan proposal evaluasi TFCA- Sumatera menilai dan memutuskan Konsultan terpilih 26 Feb 5 Mar 7 Mar Pemberitahuan hasil seleksi dan proses negosisasi dan perbaikan proposal TFCA- Sumatera menyampaikan hasil seleksi kepada konsultan terpilih (26 Feb) Negosiasi dan perbaikan proposal Penandatanganan perjanjian Evaluasi Mitra antara TFCA- Sumatera dengan Konsultan TFCA- Sumatera dan Konsultan menandatangani kontrak evaluasi 7 Mar Persiapan dan Review Dokumen Konsultan bersama TFCA- Sumatera melakukan persiapan Evaluasi termasuk review dokumen terkait 10-24 Mar Evaluasi lapangan Mitra Konsultan melakukan evaluasi lapangan terhadap Mitra bersama TFCA- Sumatera 30 Mar 7 Apr Penyusunan dan penyampaian draft laporan Konsultan menyampaikan draft laporan awal Evaluasi Akhir Program (30 Mar) TFCA- Sumatera menyampaikan laporan awal kepada Mitra untuk diklarifikasi (1 Apr) Mitra menyampaikan klarifikasi terhadap laporan awal kepada TFCA- Sumatera (7 Apr) 9 Apr Presentasi Laporan Evaluasi Mitra oleh Konsultan Konsultan memaparkan laporan Evaluasi kepada TFCA- Sumatera 10-14 Apr Drafting Laporan akhir Konsultan menulis Laporan Final dengan memasukkan komentar dan saran Konsultan menyampaikan Laporan Final kepada TFCA- Sumatera (14 Apr) 15 Apr Pembahasan dan Persetujuan Laporan Akhir oleh OCTM TFCA- Sumatera membahas dan menyetujui Laporan Akhir Evaluasi Mitra Halaman 5 dari 5