Novel Remaja Masa Kini
Novel Remaja Masa Kini SEBUAH KISAH CINTA DI SEKOLAH Anastasya magenta Publishing House Name
Copyright c 2013 by Author Name. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, distributed or transmitted in any form or by any means, including photocopying, recording, or other electronic or mechanical methods, without the prior written permission of the publisher, except in the case of brief quotations embodied in critical reviews and certain other noncommercial uses permitted by copyright law. For permission requests, write to the publisher, addressed Attention: Permissions Coordinator, at the address below. Author/Publishing Company Name Street Address City, State/Province Postal-Code www.website-url.com Book Layout c2013 BookDesignTemplates.com Ordering Information: Quantity sales. Special discounts are available on quantity purchases by corporations, associations, and others. For details, contact the Special Sales Department at the address above. Book Title/ Author Name. 1st ed. ISBN 978-0-0000000-0-0 iii
Persembahan untuk Kekasihku
Daftar Isi Berlian 1 Mawar 12 Kartu as 24 Bintang 36 Pedang 43 Kunci 55 Dadu 78
Hatiku pilu dan rasa sakitku lenyap dalam letih Rasaku pudar, seolah racun yang telah kuteguk Atau hampa dalam jemu pipa candu Semenit berlalu, dan tenggelam dalam ruang ketiadaan Bukanku cemburu dengan limpahan bahagiamu, Namun terlalu senang dalam kerianganmu Adalah kau peri pohon bersayap ringan Dalam rancangan melodi cemara hijau dan bayang tak terbilang Bersenandunglah musim panas dengan kidung indahmu John Keats
Nama Penulis Berlian Sebelum istriku menjadi vegetarian, aku selalu menganggapnya sangat biasa dalam segala hal. Jujur, pertama kali aku bertemu dengannya aku bahkan tidak tertarik padanya. Tinggi menengah; potongan rambutnya tidak panjang tidak juga pendek; kulitnya seperti orang yang punya penyakit kuning; tulang pipi agak menonjol; sikap malu-malunya, juga betapa pucatnya dia sudah cukup mengatakan semua yang perlu kutahu. Saat ia datang ke meja tempatku menunggu, aku tidak bisa apa-apa selain melihat sepatunya sepatu hitam sederhana yang sangat biasa. Serta cara berjalannya tidak cepat juga tidak lambat, tidak dengan langkah panjang juga tidak pendek yang tergesa. Namun, meski tidak ada keistimewaan menarik apapun, juga karena tidak ada kekurangan tertentu yang berarti, oleh sebab ini tidak ada alasan untuk kami berdua untuk tidak menikah. Kepribadian pasif wanita yang bisa kudeteksi ini bukan karena kekurangajaran bukan juga untuk menampilkan pesona tertentu, atau apapun yang menawan, begitu cocok denganku. Tidak perlu susah-susah menampilkan kecerdasan intelektual untuk memenangkan hatinya, atau khawatir bahwa ia bakal membandingkanku dengan para lelaki cemerlang yang berpose di majalah mode, dan dia tidak peduli jika aku kebetulan terlambat saat kami janjian bertemu. Perut buncit yang mulai muncul di pertengahan usia dua puluhan, kaki dan lengan kerempeng yang menolak untuk membesar sehebat apapun aku berupaya, serta rasa rendah diri akan ukuran penisku aku bisa yakin bahwa aku tak harus terlalu khawatir tentang hal-hal tersebut jika aku bersamanya. Aku cenderung selalu memilih jalan tengah dalam hidup. Saat sekolah aku memilih untuk main perintah di sekitar mereka yang dua atau tiga angkatan di bawahku, dan dengan siapa aku bisa bertindak sebagai pemimpinnya, ketimbang mengambil kesempatanku dengan orang-orang seusiaku sendiri, dan kemudian aku memilih jurusan kuliah berdasarkan peluang paling besar aku bisa memperoleh beasiswa untuk kebutuhanku. Pada akhirnya, aku mendapat pekerjaan di mana aku diberi gaji bulanan yang layak sebagai imbalan atas tugas-tugas yang kuselesaikan secara disiplin, bekerja di sebuah perusahaan yang ukurannya menengah berarti mereka akan menghargai kemampuan biasabiasaku. 9
Judul buku Dan sangat alamiah jika aku akan menikah dengan wanita paling biasa di dunia. Adapun wanita yang cantik, cerdas, memikat secara sensual, anak dari keluarga kaya mereka hanya akan hadir untuk mengganggu ketentraman eksistensiku. Sesuai dengan ekpektasiku, dia benar-benar istri biasa yang berlaku tanpa perlu hal-hal tidak menyenangkan. Setiap pagi dia bangun pukul enam pagi untuk mempersiapkan nasi dan sup, biasanya ditambah ikan. Sejak masih remaja ia memberikan kontribusi untuk pendapatan keluarganya melalui berbagai pekerjaan paruh waktu. Dia mendapat pekerjaan sebagai asisten instruktur di kursus komputer grafis yang dia ikuti selama satu tahun, serta dikontrak oleh penerbit manhwa untuk bekerja menulisi percakapan pada balon bicara, yang bisa dia kerjakan dari rumah. Dia seorang wanita yang irit bicara. Sangat jarang baginya untuk menuntut apa-apa dariku, dan setelat apapun aku pulang dia tidak pernah meributkannya. Bahkan ketika ada hari libur kami yang terjadi bertepatan, dia tidak akan menyarankan agar kami pergi berlibur ke suatu tempat bersama-sama. Sementara aku malas-malasan saat siang hari, dengan remote TV di tangan, dia akan mengurung diri di kamarnya. Kemungkinan besar dia akan menghabiskan waktu dengan membaca, satusatunya hobi yang ia punya. Untuk beberapa alasan, membaca adalah sesuatu yang bisa benar-benar membenamkan dirinya membaca buku-buku yang tampak begitu membosankan yang bahkan aku tidak bakal tahan hanya dari melihat sampulnya saja. Hanya pada waktu makan dia akan membuka pintu dan diam-diam muncul untuk menyiapkan makanan. Yang pasti, dengan istri semacam itu, dengan gaya hidup semacam itu, bukan berarti bahwa aku tidak mungkin bisa mendapat hari yang begitu bergairah. Di sisi lain, jika aku punya istri yang ponselnya terus berdering sepanjang hari karena panggilan dari teman atau rekan kerjanya, atau istri yang suka mengomel bahkan cekcok hingga berteriak dengan suaminya, aku akan bersyukur ketika istri semacam itu capek sendiri. Satu-satunya yang membuatku segan pada istriku adalah bahwa dia tidak suka pakai bra. Ketika aku masih muda yang baru saja keluar dari masa remaja, saat istriku dan aku kencan, aku kebetulan meletakkan tanganku di punggungnya dan mendapati bahwa aku tidak bisa merasakan tali bra di balik sweaternya, dan ketika aku menyadarinya aku menjadi cukup terangsang. Dalam rangka untuk menilai apakah dia mungkin bakal mencoba untuk mengatakan sesuatu, aku menunggu satu dua menit memandangnya dengan tatapan berbeda, mempelajari sikapnya. Hasil dari pengamatanku adalah bahwa pada kenyataannya dia tidak mencoba untuk mengirim isyarat apa pun. Jadi jika bukan karena bentuk kemalasan, apakah itu hanya kurangnya perhatian belaka? Aku tidak bisa mendapat kepastian. Yang pasti, itu bukan karena dia punya payudara indah yang mungkin enak dilihat tanpa bra. Aku lebih suka agar dia pergi keluar mengenakan bra yang tebal serta empuk, sehingga aku bisa menyelamatkan muka di depan kenalanku. 10