PROSIDING SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE-52 FAKULTAS PERTANIAN UNLAM

dokumen-dokumen yang mirip
HIDROLOGI LAHAN PASANG SURUT DI KALIMANTAN SELATAN UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN : PERUBAHAN KUALITAS AIR (KEMASAMAN DAN DAYA HANTAR LISTRIK)

POPULASI BAKTERI PENGOKSIDASI BESI DAN SULFUR AKIBAT PENGGENANGAN DAN PENGERINGAN PADATANAH SULFAT MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

PERANAN FITOREMEDIASI, AMELIORASI DAN PENGATURAN TINGGI MUKA AIR TERHADAP KELARUTAN BESI DAN ALUMINIUM DI LAHAN PASANG SURUT

I. PENDAHULUAN. tanahnya memiliki sifat dakhil (internal) yang tidak menguntungkan dengan

UJI SIFAT KIMIA TANAH BERPIRIT AKIBAT LAMA PENGERINGAN DAN KEDALAMAN MUKA AIR TANAH ABSTRAK

PENGARUH DIMENSI DAN JARAK SALURAN DRAINASE TERHADAP DINAMIKA LENGAS TANAH ABSTRAK

Reaksi Pemasaman Senyawa Pirit pada Tanah Rawa Pasang Surut

TEKNIK PENGAMBILAN EKSTRAK CONTOH AIR TANAH PADA BEBERAPA KEDALAMAN UNTUK ANALISIS DI LAHAN SULFAT MASAM1 RINGKASAN

Pengelolaan Air di Areal Pasang Surut. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

KARAKTERISTIK LAHAN PASANG SURUT DARI ASPEK TANAH. Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tumbuhan hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memiliki respon yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

PEMBAHASAN UMUM. Pembukaan tanah sulfat masam untuk persawahan umumnya dilengkapi

HUBUNGAN KEDALAMAN PIRIT DENGAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elais guineensis)

KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL DIKALIMANTAN TENGAH SERTA POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

PENETAPAN KEMASAMAN TANAH BAB I PENDAHULUAN

EFISIENSI METODE INKUBASI DAN PENAMBAHAN NAOHDALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN KAPUR UNTUK PERTANIAN DI LAHAN PASANG SURUT RINGKASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan

Pertemuan 10 : PERMASALAHAN LAHAN LEBAK UNTUK PERTANIAN. Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

Rizky Putri Sari M A

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENGURANGI PUPUK ANORGANIK DAN PENINGKATAN PODUKTIVITAS PADI DI LAHAN PASANG SURUT

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) & RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM)

PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

JENIS MINERAL LIAT DAN PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PROSES REDUKSI DAN OKSIDASI PADA LINGKUNGAN TANAH SULFAT MASAM

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN

BAB. VII. PEMBAHASAN UMUM. Konsentrasi Fe dalam Tanah dan Larutan Hara Keracunan Fe pada Padi

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN JAHE

Pengaruh Zeolit Alam Terhadap Kadar Fe-larut dan Al-dd Pada Tanah Sulfat Masam di Desa Sungai Rangas Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar

TRANSFORMASI BESI DAN MANGAN

Peningkatan Hasil Padi di Tanah Sulfat Masam melalui Kombinasi Perlakuan Lindi dan Olah Tanah

PENCEMARAN KUALITAS AIR DARI ADANYA POTENSI AIR ASAM TAMBANG AKIBAT PENAMBANGAN BATUBARA (Studi Kasus Pada Sungai Patangkep)

Pengaruh Kompos Jerami terhadap Kualitas Tanah, Kelarutan Fe 2+ dan SO4 2- serta Produksi Padi pada Tanah Sulfat Masam

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

Rizky Putri Sari M A


PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

Model Neraca Air Pola Padi-Padi dan Padi-Kedelai di Lahan Rawa Pasang Surut

PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN RAWA BERKELANJUTAN DAN LESTARI

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

PENGELOLAAN LAHAN BASAH DI INDONESIA YANG BERKELANJUTAN

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan gambut yang terdapat di daerah tropika diperkirakan mencapai juta hektar atau sekitar 10-12% dari luas

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat bahaya, pada waktu derajat keasaman 3.0. Tanah menjadi racun,

BAB I PENDAHULUAN an. Namun seiring dengan semakin menurunnya produktivitas gula

III. BAHAN DAN METODE

PEMBAHASAN UMUM. Sedangkan kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan kedelai 25 sampai 30 c

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Pengaruh Aerasi Tanah Sulfat Masam Potensial terhadap Pelepasan SO4 2-, Fe 2+, H +, dan Al 3+

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU

KAJIAN P-TERSEDIA PADA TANAH SAWAH SULFAT MASAM POTENSIAL. Study on P-Available at The Paddy Soil Potential of Acid Sulfate

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

PENAMPILAN GENOTIPE-GENOTIPE KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK DANGKAL ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

Urgensi Pemilihan Varietas untuk Meningkatkan Produktivitas Padi di Lahan Rawa

Kajian Pemberian Lumpur Sawit dan BFA Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Mains Nursery

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

PENILAIAN KERUSAKAN TANAH PADA PRODUKSI BIOMASSA PERKEBUNAN DI KECAMATAN KUALA CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL

Peningkatan ph Tanah Masam.. Vol. 8 No. 2 Desember 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan sulfat masam adalah lahan yang memiliki horizon sulfidik atau

TANGGAP TIGA VARIETAS JAGUNG TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN AL DI LAHAN PASANG SURUT SULFAT MASAH AKTUAL

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Australia (BP.2014). Sebagian besar pertambangan batubara di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

Pengaruh Pengeringan dan Pembasahan Terhadap Sifat Kimia Tanah Sulfat Masam Kalimantan

KEMASAMAN TANAH. Sri Rahayu Utami

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

PEMANFAATAN FOSFAT ALAM UNTUK LAHAN SULFAT MASAM

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001).

PENDAHULUAN. juta ha tersebar diwilayah tropik. Sebagian lahan gambut dangkal di Indonesia

BIOREMEDIASI AIR ASAM TAMBANG DENGAN INOKULUM BAKTERI PEREDUKSI SULFAT. Irma Devita A

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kedelai. Lingkungan Tumbuh Kedelai

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

Transkripsi:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE-52 FAKULTAS PERTANIAN UNLAM Banjarbaru, 28 September 2013 Pengelolaan Sumberdaya Lahan Sub Optimal untuk Produksi Biomassa Berkelanjutan FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2013

Pengelolaan Hidrologi Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan: Kajian Perubahan Kemasaman Tanah Akibat Penggenangan dan Drainase Zuraida Titin Mariana Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNLAM, Banjarbaru Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang perubahan ph tanah, kemasaman potensial total (total potential acidity) dan konsentrasi sulfat dalam tanah di lahan pasang surut akibat pengaruh penggenangan dan drainase pada kualitas air tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya perlakuan tinggi penggenangan berpengaruh sangat nyata terhadap ph tanah dan konsentrasi sulfat di dalam tanah, tetapi perlakuan waktu pengeringan dan interaksi antara keduanya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap ph tanah dan kemasaman potensial total (KPT). Drainase tanah menyebabkan penurunan ph tanah dan meningkatkan konsentrasi sulfat di dalam tanah. Kata kunci: Tanah pasang surut, penggenangan, drainase. Pendahuluan Kemasaman merupakan kendala utama di lahan rawa pasang surut karena umumnya ph tanah 3,5-4,5, sementara tanaman budidaya umumnya tumbuh baik pada ph 5-7. Kemasaman yang tinggi (ph<4,0) berimbas pada meningkatnya kelarutan Al, Fe, dan Mn(Las et al., 2007). Kemasaman tanah di lahan rawa pasang surut Kalimantan Selatan disebabkan karena adanya oksidasi senyawa pirit yang dibantu oleh bakteri pengoksidasi besi dan sulfur (Mariana, et al, 2007 dan 2012). Pengelolaan tanah masam di lahan pasang surut tentunya harus bersama-sama dengan pengelolaan yang memperhatikan aspek hidrologi (soil and water management) karena merupakan kunci utama untuk keberhasilan pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengkaji tentang perubahan ph tanah, kemasaman potensial total (KPT) dan

Zuraida Titin Mariana konsentrasi sulfat dalam tanah di lahan pasang surut akibat pengaruh penggenangan dan drainase pada kualitas air tertentu. Bahan dan Metode Penelitian ini merupakan percobaan rumah kaca dan laboratorium untuk mempelajari perubahan kemasaman tanah pasang surut yang terjadi setelah perlakuan pengeringan (drainase) dan penggenangan kembali secara kontinyu dengan intensitas tertentu pada masing-masing kolom tanah yang dilaksanakan di Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru. Sampel tanah diambil dari daerah pasang surut tipe B pada Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Propinsi Kalimantan Selatan pada lapisan tanah 0-50 cm secara komposit. Sampel tanah yang diambil dimasukkan ke dalam tabung percobaan (pipa PVC berdiameter 3 inci dan panjang 70 cm) setinggi 30 cm dari dasar tabung. Pipa PVC (berdiameter 3 inci) yang berisi tanah tersebut dimasukkan ke dalam pipa PVC berdiameter 4 inci, kemudian dilakukan penggenangan dan pengeringan sesuai dengan perlakuan (tinggi penggenangan dan waktu pengeringan) pada kualitas air tertentu (ph 7,28 dan daya hantar listrik 1,7 mmhos/cm). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 faktor yaitu tinggi penggenagan (G1: tinggi air 25 cm di atas permukaan tanah, G2 : tinggi air 0 cm tepat di atas permukaan tanah, dan G3: tinggi air 15 cm di bawah permukaan tanah, dan waktu pengeringan/drainase (W1: tergenang terus menerus selama 1 bulan, W2: 2 jam tergenang, 22 jam dikeringkan pelan-pelan setiap hari selama 1 bulan, dan W3 : 4 jam tergenang, 20 jam dikeringkan pelan-pelan setiap hari selama 1 bulan). Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan. Pengaruh perlakuan penggenangan dan pengeringan (drainase) terhadap phtanah, DHL (Daya Hantar Listrik) dan KPT (Kemasaman Potensial Total) dilakukan analisa ragam. Bila pengaruh perlakuan berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf uji 5 %. 46 Prosiding Seminar Nasional, Banjarbaru, 28 September 2013

Kajian Perubahan Kemasaman Tanah Akibat Penggenangan dan Drainase Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis ragam, hanya perlakuan tinggi penggenangan berpengaruh sangat nyata terhadap ph tanah dan konsentrasi sulfat di dalam tanah, tetapi perlakuan waktu pengeringan dan interaksi antara keduanya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap ph tanah dan kemasaman potensial total (KPT). Berdasarkan uji beda nilai tengah, perlakuan tinggi penggenangan 25 cm di atas permukaan tanah (G1) dengan tinggi penggenangan tepat diatas permukaan tanah (G2) tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap ph tanah, namun perlakuan tinggi penggenangan 15 cm di bawah permukaan tanah (G3) dapat menurunkan ph tanah. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam tanah terdapat senyawa pirit yang dapat teroksidasi menghasilkan ion H + dan SO 2-4 (Gambar 1) yang mengakibatkan ph tanah turun menurut reaksi (Konsten dan Sarwani, 1992; Hicks et al, 1999): FeS 2 + 15/4 O 2 + 7/2 H 2 O Fe (OH) 3 + 2 SO 4 2- + 4 H + Kecepatan penurunan ph akibat oksidasi pirit ditentukan oleh jumlah pirit, kecepatan oksidasi, kecepatan perubahan hasil oksidasi, dan kapasitas netralisasi. ph tanah 3,90 3,80 3,70 3,60 3,82 (a) 3,77 (a) 3,63 (b) SO 4 2- (ppm) 1100,00 1000,00 900,00 800,00 878,78 (a) 1051,44 (b) 1028,31 (b) 3,50 G1 G2 G3 Perlakuan Penggenangan 700,00 G1 G2 G3 Perlakuan Penggenangan Gambar1. Pengaruh perlakuan tinggi penggenangan terhadap ph tanah dan konsentrasi sulfat dalam tanah (G1: tinggi air 25 cm di atas permukaan tanah, G2 : tinggi air, 0 cm tepat di atas permukaan tanah, dan G3 : tinggi air 15 cm di bawah permukaan tanah). Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata menurut BNT 5%. Prosiding Seminar Nasional, Banjarbaru, 28 September 2013 47

Zuraida Titin Mariana Penurunan permukaan air tanah (G3) menyebabkan oksigen masuk ke dalam pori tanah dan akan mengoksidasi pirit membentuk asam sulfat, ion hidrogen dan Fe 3+. Apabila oksidasi pirit berlangsung cepat maka akan terbentuk mineral jarosit berupa bercak-bercak karatan berwarna kuning jerami (Dent, 1986; Hicks et al, 1999). Oksidasi senyawa pirit dibantu oleh bakteri Thiobacillus ferrooxidans dan Thiobacillus thiooxidans yang merupakan jasad aerobik dan autotrof (Dent, 1986; Konsten dan Sarwani, 1992; Hakim et al, 1986). Pada lahan pasang surut Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan ditemukan ratarata populasi bakteri Thiobacillus sp. setelah perlakuan penggenangan dan drainase (pengeringan secara perlahan-lahan) berkisar antara 1,50 x 10 14-2,50 x 10 14 sel/gr tanah dan rata-rata populasi bakteri Thiobacillus ferrooxidans berkisar antara 8,33 x 10 6-2,00 x 10 7 sel/gr tanah (Mariana, Z.T., et al, 2012). Bakteri Thiobacillus ferrooxidans mampu hidup pada ph 2 6 dan mampu mengoksidasi Fe (II) menjadi Fe (III) dan mengoksidasi senyawa-senyawa belerang tereduksi serta memanfaatkan oksidasi ini sebagai sumber energinya, sedangkan bakteri Thibacillus thiooxidans hidup pada lingkungan ph 2 5 (Schelegel, 1994). Simpulan 1. Perlakuan tinggi penggenangan berpengaruh sangat nyata terhadap ph tanah dan konsentrasi sulfat di dalam tanah, tetapi perlakuan waktu pengeringan dan interaksi antara keduanya tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap ph tanah dan kemasaman potensial total (KPT). 2. Drainase tanah menyebabkan penurunan ph tanah dan meningkatkan konsentrasi sulfat di dalam tanah. Daftar Pustaka Dent, D. 1986. Acid Sulphate Soils : A Baseline for Research and Development. Wageningan Irsal Las, Sukarman, Kasdi Subagyono, D.A. Suriadikarta, M. Noor, & Achmadi Jumberi. 2007. Grand design lahan rawa. Prosiding Seminar Nasional 48 Prosiding Seminar Nasional, Banjarbaru, 28 September 2013

Kajian Perubahan Kemasaman Tanah Akibat Penggenangan dan Drainase Pertanian Lahan Rawa. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kalimantan Tengah. Hakim. N., M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. Hicks W.S., G.M. Bowman and R.W. Fitzpatrick. 1999. East Trinity acid sulfate soils Part 1 : Enviromental hazards. Technical Report 14/99. CSIRO Land and Water. Queensland. Konsten, C.J.M. and M. Sarwani. 1992. Actual and potential acidity and related chemical characteristics of acid sulphate soils in Pulau Petak, Kalimantan. In Workshop on Acid Sulphate Soil in the Humid Tropic. Bogor. Indonesia. Mariana, Z.T., F. Razie, M. Septiana. 2007. Aktivitas bakteri asidofil pengoksidasi besi dan sulfur pada lahan pasang surut Kalimantan Selatan. Jurnal Agritek Vol 15 No.4 Agustus 2007, halaman 888-895. Mariana, Z.T., F. Razie, M. Septiana. 2012. Populasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur akibat penggenangan dan pengeringan pada tanah sulfat masam di Kalimantan Selatan. Jurnal Agritek Vol 19 No.1 April 2012, halaman 22-27. Schlegel, H.G and Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Terjemahan Prof. Dr. R.M. Tedjo Baskoro. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional, Banjarbaru, 28 September 2013 49